You are on page 1of 4

Teori dan Konsep Mengajar

Oleh Emi Listiyani, 0906510804

Manusia selalu mengalami proses belajar di sepanjang rentang hidupnya.


Proses belajar dapat diperoleh mandiri secara tiba-tiba atau melalui sebuah proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran inilah terdapat dua aspek penting yakni
belajar dan mengajar. Proses belajar adalah proses untuk menerima dan
memahami pengetahuan baru yang diberikan, sedangkan proses mengajar adalah
salah satu faktor penunjang seseorang dalam pengajarannya. Mengajar merupakan
suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat.
Berhasilnya  pendidikan pada orang yang diajar sangat bergantung pada
pertanggungjawaban orang yang mengajar dalam melaksanakan tugasnya. Oleh
karena itu, pengajar perlu tahu mengenai teori-teori mengajar dan konsep megajar.
Hal tersebut sangat penting diketahui, agar proses pembelajaran menjadi lebih
efektif dan lancar.
Ada banyak teori yang berkembang dan mempengaruhi proses mengajar,
antara lain teori assosiasi (teori tanggapan), teori Gesalt, dan teori kognitif. Teori
Assosiasi (dikemukakan oleh Herbart) mengajar adalah memberikan tanggapan
atau pengetahuan seluas-luasnya kepada anak. Tujuannya adalah berfikir, yaitu
membuat hubungan antara tanggapan dengan pengetahuan baru ( bahan yang akan
diajarkan), dan agar pengajaran dapat diterima maka pengajaran harus tahap demi
tahap. Langkah mengajar dengan teori ini, sebagai berikut (1) persiapan; (2)
presentasi (penyajian); (3) mengadakan perbandingan dan asosiasi bahan; (4)
perumusan/ penyimpulan; (5) aplikasi/penerapan.
Teori gestalt atau lebih dikenal dengan teori totalitas berpandangan bahwa
manusia menghayati sesuatu perangsang ditanggapi secara keseluruhan, bukan
bagian-bagian dari perangsang itu. Mengajar berdasar teori ini adalah
memperjelas dan memperinci perangsang totalitas menjadi jelas bagian-bagiannya
dan ikatan bagian-bagian itu. Dengan begitu sistematik pengajaran menurut teori
ini ialah dari hal yang spesifik menuju pengetahuan yang menyeluruh.
Teori kognitif pembelajaran menurut teori belajar kognitif adalah cara
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal
dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar
menurut aliran kognitif yang menekankan pada kemampuan mengenal pada
individu yang belajar. Pada umumnya teori ini diterapkan dengan
eksperimen/percobaan langsung terhadap hal-hal yang sedang dipelajari.
Teori Daya, menurut teori ini jiwa manusia terdiri atas berbagai macam
daya, yaitu daya mengenal, merasa., menghayal, mengamati, menyimpan,
mereproduksi, mengasosiasikan tanggapan, berkehendak, mengingat dan berfikir.
Daya yang dimaksud disini adalah kemampuan di dalan diri individu. Tiap daya
dapat dididik dan dilatih sendiri-sendiri secara terpisah. Karenanya menurut teori
ini bahan /tugas/ latihan apa saja yang diberikan tidak menjadi problem, maka
mengajar berdasarkan teori ini orientasinya memberikan bahan/tugas/latihan
sebanyak-banyaknya. Tujuan latihan-latihan itu diberikan sebagai faktor yang
mendukung berkembangnya kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
hidupnya.
Teori Behaviorik (Teori Tingkah Laku), menekankan bahwa
pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan
menyediakan lingkungan (stimulus). Mengajar juga merupakan suatu kegiatan
yang dilaksanakan secara langsung dan teratur yang dilaksanakan agar tercipta
kondisi belajar (Billings&Halstead, 1998). Lingkungan yang mendukung dalam
proses belajar dapat mengubah pola kebiasaan orang itu dalam belajarnya
(Rankin&Stallings, 2001). Sebagai contoh, pengajar menciptakan situasi belajar
diskusi (stimulus) agar murid dapat menyelesaikan masalah dengan berbagai
sudut pandang (respon yang diinginkan).
Teori Vygotsky, menekankan pada hakekat sosiokultural dari
pembelajaran. Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun
masih berada dalam jangkauan kemampuan (zone of proximal development).
Daerah ini terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih mampu. Oleh karenanya, teori ini juga disebut teori
perancahan (scaffolding). Tidak hanya mendapatkan bantuan dari orang yang
lebih tua, atau teman sebaya, namun diharapkan murid mendapatkan kemampuan
bertanggung jawab untuk melakukan tugasnya sendiri melalui proses belajar
(Kozier, 1995).

Selain teori-teori mengajar yang disebutkan diatas, dikenal juga konsep


mengajar. Biggs, seorang ahli psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga
pengertian. Pertama, pengertian kuantitatif atau transmission of knowledge.
Dalam hal ini pengajar memiliki dua tugas utama yaitu memahami materi
kemudian menyampaikan kepada peserta didik. Sedangkan keberhasilan dan
pemahaman peserta didik bukanlah tanggung jawab dari pengajar. Kedua,
pengertian institusional atau the efficient orchestration of teaching skills yakni,
penataan segala kemampuan mengajar. Pengajar dalam hal ini dituntut untuk
selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap peserta didik yang
memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan
kebutuhannya. Ketiga, pengertian kualitatif (the facilitation of learning) yakni
upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri. Dalam hal ini pengajar sebagai fasilitator yang membantu
dan mendorong peserta didik untuk membuka fenomena-fenomena yang dipelajari
serta menemukan makna yang dipelajari sendiri.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar bukanlah hal
yang mudah untuk mentranmisikan materi pembelajaran kepada peserta didik
yang memiliki bakat, kemampuan serta kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan untu mencari jalan
keluar yang tepat agar peserta didik dapat memhami apa yang sedang
dipelajarinya. Dengan begitu, proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Referensi:

Adrian. (2004). Metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa. [Online]


Tersedia: http://www.artikel.us_art05-65.html [22 Septenber 2010]

Billings, D. M & Halstead, J.A. (1998). A Guide for faculty. USA: W.B. Saunders
Company

Kozier, B. Erb, G. (1995). Fundamental of nursing: concepts, process, and


practices. 5th edition. California: Addisson Wesley Publishing Company,
Inc
Rankin, Sally H. & Stallings, Karen D. (2001). Principles and Practice 5th ed.
Philadelphia: Lippincott William&Wilkins.

You might also like