Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Gisela Ryani 2007420214
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis
pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk
pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini belum dilirik oleh
arsitek untuk memanfaatkannya sebagai sarana penghasil listrik pada bangunan di
Indonesia. Kalau dilihat besarnya angin di Indonesia ternyata Indonesia masuk ke dalam
kategori nomor 1 dengan kecepatan angin <5,9 m/s artinya energi listrik yang dihasilkan
masih cukup memadai untuk dimanfaatkan namun tidak optimal berdasarkan hasil survey
yang dilakukan oleh galileoscientific.
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik
Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan
turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar
turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin,
sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Jenis energi ini akan mengubah tenaga
kinetik dari angin menjadi energi bentuk lain (listrik, windmill, dan pompa). Faktor yang
sangat berperan dalam pembangkitan energi angin adalah kecepatan, luasan turbin (sudu),
dan efisiensi. Hal yang menarik adalah kecepatan angin yang tidak stabil. Sebagaimana
diketahui, kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di Indonesia
misalnya kecepatan angin di siang hari bisa lebih kencang dibandingkan malam hari. Di
beberapa lokasi bahkan pada malam hari tidak terjadi gerakan udara yang signifikan.
Sehingga lokasi yang memungkinkan adalah pesisir pantai dimana terdapat angin darat dan
angin laut yang berhembus cukup konsisten.
Pemanfaatan energi angin pada bangunan akan mempengaruhi masa serta bentuk
arsitekturnya yang berusaha untuk menangkap angin semaksimal mungkin agar dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik.
1.2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih merupakan bangunan yang berlokasi di pesisir pantai
dengan kebutuhan akan energi listrik yang cukup besar yaitu fungsi hunian. Obyek tersebut
dipilih untuk mengaplikasikan konsep wind turbine pada bangunan sebagai embedded
object dalam arsitektur. Karena potensinya yang besar untuk dapat memanfaatkan energi
angin sebagai sumber listriknya.
Faktor lingkungan :
Kecepatan Angin Pengaruh aplikasi wind turbine terhadap fasad, masa, dan bentuk a
Konsistensi Angin bertiup
Pergerakan arah angin
1.6. Hipotesa
Energi angin dapat dimanfatkan sebagai energi penghasil listrik dengan menggunakan
Wind Turbine yang dapat mengkonversi energi angin menjadi energi listrik. Wind Turbine
menjadi elemen yang menyatu dengan bangunan yang mempengaruhi tatanan massa,
bentuk serta fasade bangunan.
Kualitatif
Studi literatur mengenai wind turbine
Mengumpulkan teori, dan studi literatur yang berhubungan dengan pemanfaatan energi
angin yang dapat dikonversikan sebagai energi listrik.
Dokumentasi digital berupa foto
Kuantitatif
Pengamatan dan pengukuran kecepatan dan arah langsung di lapangan dilakukan
dengan cara menggunakan instrumen-instrumen yang mendukung.
Pengadaan simulasi dari aplikasi wind turbine terhadap bangunan dengan program-
program yang mendukung.
BAB 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan
tujuan penelitian, kerangka konseptual, hipotesa, ruang lingkup
penelitian, kerangka penelitian, metodologi penelitian, populasi dan
sample penelitian, pembatasan istilah dan sistematika pembahasan.