Professional Documents
Culture Documents
A. XL tetap , R tetap
B. XL menjadi besar , R tetap
C. XL tetap , R menjadi besar
D. XL menjadi besar , R menjadi besar
E. XL menjadi kecil , R tetap
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
05 Berikut ini adalah upaya untuk mengubah reaktansi
induktif.
(1) memperbesar tegangan
(2) memperbesar arus
(3) memperkecil induktansi induktor
(4) memperkecil frekuensi arus
Upaya yang benar adalah …
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2), (3) dan (4)
C. (1) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
09 Suatu hambatan 10√11 ohm dirangkaikan seri dengan
induktor 1,25 H kemudian dihubungkan pada tegangan
beramplitudo 120 volt yang berfrekuensi 40 rad/s. Arus
yang timbul dalam rangkaian beramplitudo …
A. 2 A
B. 2,4 A
C. 3 A
D. 40 A
E. 96 A
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
13 Perhatikan rangkaian di bawah ini:
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
LATIHAN
01
A. P - R
B. R - S
C. S - T
D. T - U
E. U – W
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
05 Perhatikan rangkaian percobaan pengukuran tegangan
dan arus listrik berikut :
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
07 Sebuah kumparan berinduktansi 0,5 H dihubungkan
dengan tegangan listrik 110 volt, dengan frekuensi 50
Hz. Berapa kuat arus dalam kumparan……. A
A. 1,1 /
B. 2,2 /
C. 3,3 /
D. 4,4 /
E. 5,5 /
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
12 Pada frekuensi 103 Hz reaktansi induktif induktor
adalah 200 Ω dan reaktansi kapasitif kapasitor adalah 5
× 103 Ω. Bila induktor dan kapasitor tersebut dirangkai
seri dengan sumber tegangan AC, maka resonansi
terjadi pada frekuensi …
A. 250 Hz
B. 500 Hz
C. 1000 Hz
D. 1250 Hz
E. 5000 Hz
KAJI LATIH UN 2011 SMA DWIWARNA (Boarding School ) TOTO SURYO SUPRAPTO, S.Si
BAB -17
RANGKAIAN R, L, C
Vm V V
= 0 ( V & i sefase )
i
im
Grafik :
t
Lambang tegangan :
V,i
Bandingkan dengan tegangan DC :
V
VDC
V = konstan
t
t
V
Misal : Phasor :
900 i
Pengatur waktu : a s/cm
V,i Z V
Arus rangkaian : i = V / Z
V
Tegangan sumber : V V R 2V C 2
VC = i . X C
t
cos = R / Z = VR / V
Phasor ; i
L C
(3). Rangkaian LC
V = VC – VL , jika VL < VC
Impedansi : Z R 2 X L 2
R V = 0 , jika VL = VC
VR i
Arus rangkaian : i = V / Z (resonansi)
VR = i . R , VL= i . XL
(4). Rangkaian RLC b. i (maksimum)
c. VL = VC
Diagram Phasor : d. V = VR
e. = 00
Impedansi
XL VL
Tegangan f. V sefase dengan i
XL-XC Z VL-VC V
C. Daya AC
XL > XC VL > VC
P = daya rata-rata AC (watt)
Tegangan sumber : V V R 2(V LV C) 2
= beda fase antara arus dan tegangan
Cos = R / Z = VR / V
cos = faktor daya
X L X C V LV C
Tg = = efisiensi daya
R VR
Ps = Vef . ief
Ps = daya semu ( V . A)
1 1
Resonansi : XL = XC fres = Selisih daya rata-rata (daya aktif) dan daya semu
2 LC
disebut daya reaktif.
Akibatnya : a. Z = R ( minimum )