You are on page 1of 10

Thalasemia

Samuel Pola Karta Sembiring

MorphostLab
http://www.morphostlab.com
Thalasemia
Samuel Pola Karta Sembiring

MorphostLab E-BookPress
© 2010 Medan – Indonesia

Cover, designed by MorphostLab


Image’s cover, cropped from http://medicinenet.com ‘s posting.

Mei 2010 Medan, Indonesia

Samuel Pola Karta


MorphostLab E Sembiring
E-BookPress
MorphostLab 2007 - 2010
THALASEMIA
 Thalasemia
 Thalasemia-α
 Thalasemia-β
 Komplikasi Thalasemia
 Tanda dan Gejala Thalasemia
 Penatalaksanaan

THALASEMIA
Thalasemia merupakan penyakit genetik yang ditandai dengan defisiensi hemoglobin dalam eritrosit.
Keadaan ini disebabkan oleh defisiensi atau tidak adanya sintesis rantai globin.

Thalasemia dapat mempengaruhi tubuh dengan menurunkan kadar sel darah merah dan hemoglobin
dari angka normal. Hemoglobin merupakan protein kaya
kaya-besi
besi yang terdapat pada sel darah merah dan
berperan dalam
m distribusi oksigen maupun karbondioksida dalam tubuh.

Orang yang menderita thalasemia dapat mengalami anemia berat ataupun ringan. Hal ini dikarenakan
rendahnya jumlah sel darah merah atau tidak cukupnya hemoglobin pada sel darah merah.

Sederhananya, thalasemia
halasemia terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi rantai protein hemoglobin
yang cukup. Hal ini menyebabkan sel darah merah gagal terbentuk dengan baik dan tidak dapat
membawa oksigen yang cukup. Gen memiliki peran dalam mensintesis rantai protein hemoglobin.
hem Jika
gen-gen
gen ini hilang atau diubah atau terganggu maka thalasemia dapat terjadi.

Talasemia diturunkan secara genetik


berdasarkan alelnya baik itu satu atau
lebih gen globin yang terletak pada
kromosom 11 (untuk rantai β , γ, ε dan δ)
atau pada kromosom 16 (untuk rantai α
dan ζ ).

Berdasarkan rantai globulinnya, thalasemia


dapat dibagi dua, yaitu thalasemia-α
thalasemia dan
thalasemia-β.β. Pada thalasemia-α
thalasemia terjadi
defisiensi rantai α (α+) atau bisa juga tidak
ada sintesis rantai globulin α (αo). Yang
jelas pada thalasemia-α, α, jumlah rantai α
yangg dibutuhkan dibawah normal.
Sedangkan pada thalasemia-β
thalasemia terjadi
+
defisiensi rantai β (β ) atau bisa juga tidak
ada sintesis rantai globulin β (βo).
Tipe thalasemia tiap globulinnya dapat dibedakan
Thalasemia-αα umumnya ditemukan pada penduduk Cina, dengan pangkat “+” dan pangkat “o”.
Pangkat “+” berarti terjadi defisiensi, sedangkan
Afrika, dan Malaysia sedangkan thalasemia
thalasemia-β terdapat di pangkat “o” berarti tidak terjadi sintesis rantai
Mediterania. globin.

MorphostLab E-BookPress
E
THALASEMIA-α
Tubuh membutuhkan empat gen (masing
(masing-masing
masing 2 dari setiap orang tua) untuk membuat rantai globin
alpha. Jika satu atau lebih dari gen ini hilang, maka suatu individu berpotensi menderita penyakit
thalasemia atau bisa juga thalasemia trait.
• Jika tubuh kehilangan satu gen, maka individu tersebut dapat dikatakan silent carrier atau
biasanya asimtomatik.
• Jika tubuh kehilangan dua gen, maka individu tersebut disebut thalasemia alpha trait (atau dari
referensi lain biasa disebut thalasemia alpha minor). Tipe thalasemia ini sudah mulai
menunjukkan anemia ringan.
• Jika tubuh kehilangan tiga gen, maka individu tersebut dapat dikatakan menderita penyakit
Hemoglobin H (HbH). Tipe thalasemia ini biasanya menyebabkan anemia moderat ataupun ataupu
berat.
• Jika tubuh kehilangan empat gen, maka individu tersebut dapat dikatakan thalasemia alpha
mayor atau hydrops fetalis. Bayi
Bayi-bayi
bayi dengan hydrops fetalis umumnya langsung meninggal di
dalam rahim.

Dari keempat tipe thalasemia di atas, dapat dituliskan sebagai berikut:


1. Silent carrier atau thalasemia trait α2 (-α/αα)
2. Thalasemia trait α1 (-α/-α)) atau ((--/αα)
3. Penyakit HbH (Hemoglobin H) ((--/-α)
4. Hb Bart’s hydrops fetalis (--
--/--)

Di samping ini adalah gambar diagram


penurunan thalasemia-α. α.
Pada diagram tersebut, ditunjukkan satu
contoh bagaimana thalasemia alpha dapat
diturunkan dari kedua orang tua. Gen
globin alpha terletak pada kromosom 16,
sedangkan pada kromosom 11 gen globin
alpha tidak ditemukan.

Seorang anak dapat menerima 4 gen


globin alpha dari kedua orang tuanya
(masing-masing
masing 2 gen dari setiap orang
tua). Pada contoh diagram tersebut, si
ayah kehilangan 2 gen globin alphanya
sedangkan si ibu kehilangan 1 gen globin
alphanya.

Sehingga dapat dipastikan setiap anak


memiliki peluang 25% untuk:
- Dua gen hilang dan dua gen normal (thasemia trait)
- Tiga gen hilang dan satu gen normal (Hemoglobin H disease)
- Satu gen hilang dan tiga gen normal (silent carrier), dan
- Empat gen normal

MorphostLab E-BookPress
E
Sindrom Hydrops Fetalis (Hb-Barts)
Barts)
Kondisi ini terjadi dimana keempat gen globin alpha dalam keadaan absen atau keempat gen globin
alpha tidak ditemukan. Hemoglobin Fetal (HbF) dan Hemoglobin Adult (HbA) sangat membutuhkan
rantai globin alpha, sehingga jika rantai globin alpha tidak ada maka kemat
kematian
ian pun dapat terjadi.
Keadaan ini disebut hydrops fetalis.

Penyakit Hemoglobin H
Gangguan ini dapat terjadi dikarenakan delesi tiga dari empat gen globin alpha. Ciri-ciri
ciri klinisnya dapat
bermacam-macam.
macam. Mulai dari anemia sedang hingga anemia berat dan disertai sertai peningkatan kadar
retikulosit kira-kira
kira 5% hingga 10%
10%.. Dan biasanya pasien dengan penyakit HbH ini sering didapati
mengalami anemia hemolitik kronik dengan splenomegali dan kadang
kadang-kadang
kadang hepatomegali.

Pada pasien HbH ditemukan morfologi sel darah m merah mikrositik (menurunnya MCV) hipokromik
dengan poikilositosis, polikromasia dan target cells.

Silent Carrier atau thalasemia α2 trait


Pasien silent carrier biasanya tidak menunjukkan gejala yang spesifik atau bahkan bisa disebut
asimtomatik. Pada gangguan
gguan ini terjadi delesi satu dari empat gen globin alpha.

Thalasemia α1trait
Tipe thalasemia ini terjadi dikarenakan delesi pada dua gen globin alpha dan umumnya pasien
thalasemia trait α1 ini mengalami anemia ringan.
Thalasemia α1trait dapat terjadi dengan dua cara:
1. Delesi dua gen globin alpha yang terjadi pada satu kromosom 16 ((--/αα)
2. Delesi satu gen globin alpha yang terjadi pada masing
masing-masing kromosom 16 (-α/
α/-α)

THALASEMIA-β
Ketika salah satu dari dua gen globin β terganggu, maka akan terjadi anemia ringan (dimana kadar
hemoglobin-nya
nya 11 g/dl), mikrositosis dan menurunnya MCV (mean corpuscular volume). Selain itu
kadar hemoglobin A2 akan meningkat (lebih dari 4%) dan jumlah hemoglobin F juga akan naik.
Umumnya keadaan yang seperti ini bersifat asimtomatik.

Sementara jika kedua gen globin β terganggu, efeknya lebih berat dan serius. Jika efeknya
mengakibatkan produksi hemoglobin terganggu, maka kondisi ini disebut thalasemia
thalasemia-β mayor. Biasanya
thalasemia jenis jini ditandai dengan an
anemia
emia berat yang membutuhkan transfusi darah pada usia dini.
Umumnya morfologi sel darah merahnya hipokromik dan ditemukan adanya ““targeted
targeted red cells.”
cells

Apabila efek dari abnormalitas kedua gen globin β hanya penurunan hemoglobin (thalasemia gen β+),
maka dampaknya
ampaknya tidak begitu berat. Biasanya pasien dengan kondisi seperti ini membutuhkan transfusi
yang intervalnya lebih jarang dibanding thalasemia
thalasemia-β mayor.

Kini, terapi untuk thalasemia β mayor yang paling sering Transfusi pada thalasemia-β
thalasemia mayor dilakukan
dilakukan adalah transfusi. Dengan dilakukannya transfusi untuk menghambat terjadinya komplikasi.
diharapkan kadar hemoglobin si penderita me mendekati normal Komplikasi yang terjadi umumnya antara lain
hipersplenisme, splenomegali, dan bony
agar komplikasi dari penyakit ini dapat dihambat. deformities.
Selain transfusi, transplantasi sumsum tulang juga dapat
dijadikan pilihan (HLA si penderita cocok dengan HLA si pendonor).

MorphostLab E-BookPress
E
Thalasemia-β Mayor
Karakteristik utama dari thalasemia jenis ini d
ditemukannya
itemukannya anemia berat yang disebabkan kelebihan
rantai globin α. Hal ini menyebabkan hemolisis dan eritropoiesis yang tidak efektif.

β mayor tergolong penyakit yang berat. Umumnya bayi thalasemia


Thalasemia-β thalasemia-ββ mayor terlahir dengan
kondisi yang normal. Namun saat si bayi telah berumur 6 bulan, akan muncul gejala-gejala
gejala penyakit
seperti anemia hemolitik dengan anisositosis dan poikilositosis, serta polikrom
polikromasia.
asia. Hal ini diakibatkan
kegagalan produksi rantai globin β atau defisiensinya sekaligus peningkatann rantai globin α.

Jumlah retikulosit tidak lebih dari 5% - 10% karena destruksi secara besar-besaran
besaran pada prekursor
eritroid di sumsum tulang. Umumnya transfusi sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti ini untuk
mempertahankan kadar hemoglobin. Dan transf
transfusi
usi harus dilakukan secara teratur setiap 4 sampai 8
minggu.

Anak-anak
anak yang menderita thalasemia ini dapat mengalami hepatosplenomegali kegagalan
pertumbuhan, anemia progresif. Pertumbuhan yang terhenti, penonjolan tengkorak yang bundar
(bossing of the skull) dan tulang-tulang
tulang maksila serta frontal yang menonjol. Jika dilihat melalui foto
sinar-X,
X, pada tengkorak penderita thalasemia ini terlihat pelebaran diploe yang nyata dengan trabekula
yang tersusun
ersusun dalam barisan vertikal, sehingga memberikan gambaran “sinar matahari” (“sunray”
(“ atau
“hair on end” appearance). Dari beberapa referensi lain disebutkan juga bahwa gambaran ini
kemungkinan disebabkan kelebihan intramedullary hematopoiesis.. Selain itu, pada kondisi seperti ini
juga terlihat massa jaringan extramedullary
amedullary hematopoiesis.

Pasien thalasemia mayor sangat sering mengalami overloading besi. Dengan menumpuknya banyak
besi, granul-granul
granul hemosiderin akan terbentuk dan tersimpan dalam jaringan. Keadaan ini akan
menyebabkan deposit besi yang bebas tidak terikat dengan transferitin sehingga akan timbul kerusakan
toksik. Overloading besi yangg terjadi pada jantung, pankreas, hati dan organ lainnya dapat menyebabkan
kerusakan jaringan dan juga mengakibatkan gagal jantung, aritmia, diabetes melitus dan gagal hati. Dan
biasanya sebagian besar pasien akan meninggal akibat overloading besi pada jantung.

Thalasemia-β Intermedia
Gejala klinik thalasemia-β
β intermedia lebih ringan dibanding thalasemia
thalasemia-β
β mayor. Pasien thalasemia
jenis ini masih dapat mempertahankan hemoglobinnya pada level 8 sampai 10 g/dl (meski belum
mencapai level normal (referensi lain menyebutkan 6 sampai 10 g/dl)
g/dl)).

Tidak seperti pasien thalasemia-β


β mayor, pasien dengan thalasemia tipe ini memiliki pertumbuhan yang
masih dianggap normal. Overloading juga dapat terjadi setelah periode waktu yang lama.

Thalasemia-β Trait (minor)


Thalasemia jenis ini terkadang disebut juga dengan β+ atau β0 heterozigot. Tipe ini umumnya
asimtomatik dengan morfologi sel darah merah mikrositik hipokromik serta penurunan hemoglobin
yang ringan.

Kadar HbA2 meningkat sekitar 4% hingga 7% (re


(referensi lain menyebutkan 3,5% - 7%). Sedangkan kadar
HbF dapat normal ataupun meningkat.

MorphostLab E-BookPress
E
Yang perlu diperhatikan disini adalah penurunan penyakit thalasemia tipe ini. Meski ringan namun dapat
menyebabkan thalasemia yang berat. Sebab jika kedua orang tua m menderita
enderita thalasemia-β
thalasemia trait maka ada
kemungkinan 25% anak mereka menderita thalasemia
thalasemia-β mayor.

Thalasemia HB Lepore
Hb Lepore merupakan varian hemoglobin yang mengandung sebuah rantai fusi δβ.. Kemungkinan besar
diduga bahwa terjadi crossing ove
over non homolog antara rantai terpaut-δ dengan gen β saat proses
meiosis terjadi.

Rantai fusi δβ disintesis secara tidak efisien dan menimbulkan gejala klinis penyakit thalasemia δβ.
Selain menghasilkan rantai fusi δβ,, persilangan abnormal ini juga me
menimbulkan
nimbulkan suatu kromosom yang
mengandung gen globin α dan β. Produk
Produk-produk ini kemudian akan bergabung membentuk anti lepore.

KOMPLIKASI THALASEMIA
Sebenarnya, penderita thalasemia dapat hidup lebih lama dan baik jika mendapat pengobatan yang
tepat. Dan tentunya mereka ini dapat terhi
terhindar dari komplikasi-komplikasi berikut:

Penyakit jantung dan hati


Transfusi darah secara teratur sebenarnya sangat dibutuhkan bagi penderita thalasemia.
thalasemia Namun,
terkadang dapat terjadi overloading besi akibat transfusi berlebihan. Besi
esi semakin banyak dibentuk
dalam darah.. Hal ini dapat mengakibatkan penyakit jantung yang menjadi salah satu penyebab kematian
penderita thalasemia. Penyakit jantung yang dimaksudkan di sini meliputi gagal jantung, aritmia, dan
serangan jantung.

Infeksi
Penderita thalasemiaa yang sudah mendapat terapi splenektomi umumnya mudah terkena infeksi. Sebab
mereka tidak lagi memiliki organ infection
infection-fighting.

Osteoporosis
Kebanyakan pasien thalasemia memiliki masalah tulang, termasuk osteoporosis.

TANDA DAN GEJALA THALASEMIA


Tanpa Gejala
Pasien thalasemia silent carrier umumnya tidak memiliki gejala. Meskipun tubuh kerkurangan satu gen
globin alpha, namun hemoglobin masih dapat bekerja dengan normal.

Anemia Ringan
Sebagian besar pasien thalasemia trait α1 atau thalasemia-β trait
ait memiliki gejala anemia ringan. Namun
terkadang banyak juga penderita tipe
tipe-tipe thalasemia tersebut tidak memiliki gejala.

Anemia Ringan hingga Anemia Sedang


Umumnya gejala ini diderita oleh pasien thalasemia intermedia. Selain itu, gejala-gejala
gejala lain yang
mungkin diderita antara lain:
- Pertumbuhan lambat dan pubertas tertunda
- Masalah tulang.. Tulang penderita thalasemia intermedia umumnya lebih mudah rusak.

MorphostLab E-BookPress
E
- Pembesaran limfa. Akibat kerja dari limfa yang berlebih menyebabkan limfa menjadi berukuran
lebih besar. Sehingga pengobatan pun dilakukan dengan splenektomi.

Anemia Berat dan Gejala lain


Pasien dengan hemoglobin H atau thalasemia beta mayor tergolong thalasemia yang berat. Dalam kurun
waktu dua tahun biasanya pasien
pasien-pasien
pasien ini sudah mulai menunjukkan gejala yang signifikan. Selain
anemia berat, gejala lain yang mungkin ditemukan antara lain:
- Pucat dan lesu
- Nafsu makan kurang
- Urin berwarna gelap
- Pertumbuhan yang lambat dan penundaan pubertas
- Jaundice
- Pembesaran limfa, hati dan penyakit jantung
- Masalah tulang (terutama tulang pada wajah)

PENATALAKSANAAN THALASEMIALASEMIA
Pengobatan untuk penyakit thalasemia tergantung pada tipe thalasemia
thalasemia-nya
nya dan berat tidaknya
thalasemia yang diderita. Penderita dengan thalasemia yang ringan atau bersifat asimtomatik biasanya
hanya mendapat sedikit perawatan/pengobatan bahkan ti tidak
dak mendapat pengobatan sama sekali.

Ada tiga pengobatan yang paling sering digunakan oleh dokter. Ketiganya itu antara lain transfusi darah,
terapi iron chelation,, dan suplemen asam folat.

Tranfusi Darah
Tranfusi darah sangat dibutuhkan ppada
ada penderita thalasemia sedang ataupun berat. Dengan transfusi
darah, kadar sel darah merah dan kadar hemoglobin dapat dipertahankan.

Untuk thalasemia
halasemia intermedia, transfusi dapat diberikan dengan jangka waktu yang lebih jarang
dibanding thalasemia
ia yang berat. Misalnya saat si penderita mengalami infeksi atau saat si penderita
mengalami anemia berat sehingga menyebabkan kelelahan.

Sebaliknya, untuk thalasemia berat seperti thalasemia beta mayor, transfusi darah sangat dibutuhkan.
Dan transfusi
ansfusi dilakukan secara reguler (kira
(kira-kira setiap 2 sampai 4 minggu).

Terapi Iron Chelation


Dampak dari transfusi darah adalah overloading besi. Hal ini dikarenakan hemoglobin yang ada di dalam
sel darah merah merupakan protein kaya besi. Sehingga dengan transfusi darah yang sering dapat
menyebabkan
bkan kelebihan besi pada darah. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada hati, jantung,
dan organ-organ
organ lainnya yang ada di dalam tubuh.

Untuk mencegah kerusakan ini, dibutuhkanlah terapi iron chelation untuk membuang kelebihan besi
dari tubuh. Ada dua obat yang paling sering digunakan dalam terapi ini.
- Deferoxamine (Desferal), merupakan obat cair yang diberikan di bawah kulit. Biasanya obat
ob ini
diberikan dengan menggunakan alat semacam portable pump. Efek samping obat ini adalah
berkurangnya kemampuan
emampuan mendengar dan melihat.
- Deferasirox, merupakan pil yang dimakan sekali dalam sehari. Efek samping obat ini antara lain,
sakit kepala, nausea, muntah, diare, dan lelah.

MorphostLab E-BookPress
E
Suplemen Asam Folat
Asam folat sangat berperan dalam proses pematangan sel darah merah. Biasanya suplemen asam folat
ini dibutuhkan dalam terapi iron chelation dan transfusi darah.

PENCEGAHAN THALASEMIA
Muncul pertanyaan. Apakah thalasemia dapat dicegah?
Dari suatu referensi disebutkan bahwa thalasemia ini tidak dapat dicegah karena sifatnya diturunkan.
Mau tidak mau, individu yang diwarisi thalasemia pasti menderita thalasemia.
Dari referensi yang lain dikatakan bahwa thalasemia dapat dicegah karena bukan penyakit menular
melainkan penyakit genetik.

Tergantung anda mau setuju yang mana.

MorphostLab E-BookPress
E
REFERENSI

Andreoli, Benett, Carpenter, and Plum. Cecil Essentials of Medicine Fourth Edition. W.B. Saunders
Company. Philadelphia. 1997: 386 – 387.
Howard, Martin R., and Peter J. Hamilton. Haematology Third Edition. Elsevier. 2008: 32
3 – 33.
Sodeman, William A., and Thomas M. Sodeman. Patofisiology – Pathologic Physiology Mechanism of
Disease.. Hipokrates. 1995: 277 – 278 dan 333 – 335.
Spivak, Jerry L. Fundamentals of Clinical Hematology Second Edition. Harpers
arpers & Row Publisher. USA.
1984: 62 – 67.
Supandiman, Prof. dr. Iman, DSPD. H. Hematologi Klinik.. Penerbit Alumni. Bandung. 1997: 67.
http://medicinenet.com
http://morphostlab.com

MorphostLab E-BookPress
E

You might also like