Professional Documents
Culture Documents
ISBN : 978‐979‐98010‐6‐7
PEMBUATAN ALAT EKSPERIMEN SEDERHANA
UNTUK PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR
Abstrak
Telah dibuat alat eksperimen sederhana untuk menentukan momen inersia benda tegar
dengan bentuk sembarang menggunakan konsep kekekalan energi mekanik. Momen inersia
alat telah diukur dan diperoleh nilai 0,0021 ± 3,3 % kg.m2. Eksperimen pengukuran
momen inersia telah dilakukan untuk benda tegar dengan bentuk teratur di antaranya
balok, batang panjang, silinder pejal, silinder berongga, bola pejal kuningan dan bola
berongga. Beberapa benda tegar dengan bentuk sembarang yaitu batu, kunci leter T,
celengan juga telah diukur momen inersianya.
I. PENDAHULUAN
Praktikum momen inersia benda tegar di sekolah biasanya terbatas hanya pada
benda tegar dengan bentuk beraturan. Sementara untuk benda tegar yang tidak teratur tidak
dilakukan di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan untuk momen inersia benda tegar dengan
bentuk beraturan dapat ditentukan dengan mengukur massa dan dimensi fisiknya,
sedangkan untuk benda tegar yang bentuknya tak beraturan, pengukuran momen inersia
sulit dilakukan secara langsung melalui pengukuran dimensi fisik benda. Salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah melalui pengukuran dinamik. Oleh karena itu guru sebaiknya
bisa melakukan riset mengenai alat eksperimen sederhana untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang terdapat dalam pembelajaran secara eksperimen. Pada makalah ini
diuraikan tentang pembuatan alat eksperimen sederhana untuk penentuan momen inersia
benda tegar. Alat yang dibuat, kemudian diujicobakan untuk penentuan momen inersia
benda tegar dengan bentuk teratur maupun bentuk tak teratur.
Rancangan alat eksperimen sederhana ini bekerja ketika alat berotasi yang
dipengaruhi oleh gerak translasi (GLBB) beban gantung dengan percepatan dianggap
konstan dapat menentukan momen inersia sistem. Momen inersia sistem adalah gabungan
dari momen inersia alat dan momen inersia benda ( I s = I a + I b ) . Berdasarkan hubungan
tersebut maka momen inersia alat dapat diketahui dan secara tidak langsung pengujian
459
460 Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010
validitas dan reliabilitas alat eksperimen juga dapat dilakukan. Sebagai pembanding
momen inersia alat dapat diperoleh dari perhitungan matematis bahan yang digunakan.
Dengan momen inersia alat yang telah diketahui tersebut maka besar momen inersia benda
tegar dapat ditentukan.
Dengan menggunakan konsep kekekalan energi mekanik dan dengan menganggap tali
ideal maka diperoleh hubungan seperti di bawah ini[3]:
1 2 1 1 1 1 1
mv A + mghA + I sω A2 + I k ω A2 = mvB2 + mghB + I sω B2 + I k ω B2 (2)
2 2 2 2 2 2
Yati Susanah, dkk., Pembuatan Alat Eksperimen Sederhana Untuk Penentuan 461
di mana m adalah massa beban B (kg), vA adalah kecepatan translasi benda A (m/s), hA
adalah ketinggian benda A terhadap acuan (m), ωA adalah kecepatan rotasi benda A (rad/s),
vB adalah kecepatan translasi benda B (m/s), hB adalah ketinggian benda B terhadap acuan
(m), ωB adalah kecepatan rotasi benda B (rad/s), Is adalah momen inersia sistem (kg.m2)
dan Ik adalah momen inersia sistem (kg.m2).
Dengan memasukkan syarat awal benda B diam dan menggunakan hubungan
persamaan:
vt2 = v02 + 2 ⋅ a ⋅ h (3)
dan dengan asumsi bahwa gerakan tali pada alat A tidak mengalami slip, benda A dan
benda B terhubung oleh tali yang sama serta jari-jari alat A dan katrol sama maka
diperoleh hubungan
V
ω= (4)
R
di mana R adalah jari-jari katrol / alat A dengan mensubstitusikan persamaan 2,3 dan 4
diperoleh hubungan
⎛ gt 2 ⎞
I s = mR 2 ⎜⎜ − 1⎟⎟ − I k (5)
⎝ 2h ⎠
dengan t adalah waktu yang diperlukan untuk ketinggian tertentu (s), g adalah percepatan
grafitasi besarnya 9,8 m/s2 , h adalah ketinggian yang telah ditentukan (m), m adalah massa
beban yang digantung (kg), R adalah jari-jari katrol dan jari-jari meja putar (m), Ik adalah
momen inersia katrol (kg.m2), Is adalah Momen inersia sistem (kg.m2).
Bila dibuat grafik linier t2 terhadap h/g maka nilai I dapat diperoleh dari gradien
garis tersebut.
⎧ ⎛I +I ⎞⎫ h
t 2 = ⎨2 + 2⎜ s 2 k ⎟⎬ (6)
⎩ ⎝ mR ⎠⎭ g
dari persamaan 6 gradiennya adalah
⎛ Is + Ik ⎞
β = 2⎜ 2 ⎟
(7)
⎝ mR ⎠
Jika sistem diberi tambahan beban maka perumusan untuk momen inersia benda
adalah I sistem dikurangi I alat ( I b = I s − I a ) [3]
.
461
462 Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010
dengan keterangan gambar A adalah silinder pejal berbahan dasar kayu yang dilapisi
Styrofoam, B adalah silinder berongga berbahan plastic, C adalah katrol berbahan dasar
plastic, D adalah benang jahit bermassa 0,00015 kg, E adalah beban gantung, F adalah besi
penahan bagian dalam, G adalah body alat berbahan dasar kayu dan I adalah meja.
Bagian A digunakan bahan kayu yang dilapisi Styrofoam. Pemberian Styrofoam
dimaksudkan agar benda tidak tergelincir dan benda bisa berputar tepat di pusat. Untuk
benda yang masih belum stabil diberi tambahan menggunakan selotip sampai benda bisa
stabil dan kedudukannya tidak mengganggu gerak rotasi alat seperti ditunjukkan pada
gambar 4a. Katrol yang digunakan adalah katrol yang dapat berputar dengan bebas seperti
ditunjukkan pada gambar 4b. Agar bisa diamati untuk variasi ketinggian maka digunakan
statif yang panjang untuk katrol dan kursi-kursi atau alat lainnya untuk menyimpan alat
agar posisi alat sejajar dengan katrol, kemudian alat putar dan beban B dihubungkan oleh
463
464 Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010
tali yang sama melalui katrol seperti ditunjukkan pada gambar 4c. Maka alat yang telah
disusun ditunjukkan
a b c
Gambar 4. (a) bola pejal kuningan (b) katrol dan (c) alat yang telah disusun
Data yang diperoleh tersebut kemudian diplot ke dalam grafik t2 (waktu tempuh
kuadrat) terhadap h/g (ketinggian per percepatan gravitasi) sebagaimana ditunjukkan pada
gambar 7. Kemiringan grafik tersebut merupakan nilai gradien sistem sehingga momen
inersianya dapat diperoleh. Ialat bisa diperoleh dengan cara Isistem dikurangi Ibenda beraturan
Gambar 7. Grafik t2 terhadap h/g dengan penambahan beban bola pejal kuningan
Dengan mengulangi langkah di atas untuk benda tegar beraturan lainnya diperoleh
momen inersia alat sebagai berikut: Grafik t2 terhadap h/g untuk benda beraturan lainnya
disajikan pada gambar 8.
Tabel 1. Momen inersia alat dengan benda tegar
Momen inersia Momen inersia alat
Bentuk benda
No. benda beraturan Ialat
beraturan
Ibenda (kg.m2) (kg.m2)
1 Balok 3,42960.10-4 0,002138
2 Silinder Pejal 3,89519.10-6 0,002362
3 Bola pejal kuningan 2,35716.10-5 0,002221
4 Batang panjang 1,30584.10-3 0,002007
5 Bola Berongga 2,94845.10- 4 0,002021
Rata-rata Ialat = 0,002149 kg.m2
465
466 Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010
Rata-rata Ialat dengan menggunakan benda tegar beraturan dan tanpa menggunakan
beban besarnya hampir sama dengan Ialat secara manual. Dengan demikian momen inersia
alat (Ialat) dari hasil percobaan relatif terhadap besar momen inersia hasil pengukuran
langsung adalah 0,0021 kg.m2 3,3% . Hasil ini kemudian dijadikan sebagai acuan besar
I alat untuk menentukan momen inersia (I) benda-benda yang tidak beraturan dengan
menggunakan alat tersebut.
Berdasarkan hasil diatas jelaslah ada kesesuaian antara teori untuk menentukan
momen inersia benda yang beraturan dengan hasil praktikum yang dilakukan dengan
perhitungan secara manual. Terjadinya sedikit perbedaan dimungkinkan karena kurangnya
tingkat ketelitian praktikan dalam mensinkronkan antara yang menggerakan alat dengan
dimulainya penentuan waktu, faktor kalibrasi dan faktor paralaks. Hal lain yang
menyebabkan adanya perbedaan nilai adanya koreksi alat diakibatkan ada beberapa hal
yang diabaikan, diantaranya gesekan alat, gesekan katrol dan massa tali diabaikan.
grafik pada gambar 8 diperoleh regresi yang hampir mendekati satu (0,99). dengan
mensubstitusi momen inersia alat sebesar 0,0021 kg.m2 diperoleh momen inersia benda
tegar beraturan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Data momen inersia benda tak beraturan
Momen inersia (I)
No. Jenis benda tidak beraturan
(kg.m2)
1 Batu, m = 0,239 kg 0,0007
2 Kunci T, m = 0,1471 kg 0,0003
3 Celengan, m = 0,16526 kg 0,0004
467
468 Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010
V. KESIMPULAN
Telah berhasil dibuat alat eksperimen sederhana untuk penentuan momen inersia
benda tegar dengan bentuk beraturan dan tak beraturan dengan menggunakan konsep
kekekalan energi mekanik tranlasi dan rotasi serta hubungan gerak GLBB. Kalibrasi
momen inersia alat dengan menggunakan grafik t2 terhadap h/g, dan eksperimen tanpa
beban dibandingkan dengan pengukuran secara langsung (manual) diperoleh Ialat sebesar
0,0021 kg.m2 ± 3,3 %. Dengan mengggunakan nilai Ialat = 0,0021 kg.m2 ± 3,3 % diperoleh
nilai momen inersia benda tegar beraturan sesuai dengan perhitungan secara langsung dan
untuk benda tegar tak beraturan diperoleh : Ibatu= 0,0007 kg.m2, IkunciT = 0,0003 kg.m2 dan
Icelengan = 0,0004 kg.m2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fishbane, Paul M., (1993), Physics for Scintists and Engineers, Prentice-Hall
International, Inc,.
2. Sears & Zemansky,(2002), Fisika Universitas, Erlangga.
3. Physics Lab X, Moment of Inertia and Rotational Energi, diakses tanggal 29 April
2010.
469