You are on page 1of 25

TES PENGUKURAN DAYA TAHAN EROBIK

DALAM MULTISTAGE FITNESS TEST

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : DESTI INDAH HASANAH


NIM : 2007. 151. 350
SEMESTER : 6.i
JURUSAN : PENDIDIKAN OLAHRAGA
MATA KULIAH : EVALUASI DAN TES PENGUKURAN
OLAHRAGA
DOSEN PENGASUH : Drs.SYAMSUDDIN,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN 2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah,

untuk memenuhi persyaratan perkuliahan evaluasi dan tes pengukuran olahraga dengan

judul TES PENGUKURAN DAYA TAHAN EROBIK PADA MAHASISWA PGRI

PALEMBANG DI KELAS I DALAM MULTISTAGE FITNESS TES.

Dengan selesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak

Drs.Syamsuddin, M.Pd. sehingga proses penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan

lancar.

Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya

mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari pembaca

dalam rangka lebih menyempurnakan lagi makalah ini dimasa mendatang.

Palembang, April 2010

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1

1.2. MASALAH .......................................................................................... 2

1.3. TUJUAN .......................................................................................... 3

BAB II ISI ......................................................................................................... 4

2.1. PENGERTIAN DAYA TAHAN EROBIK ....................................... 4

2.2. FAKTOR-FAKTOR DAYA TAHAN EROBIK ................................. 6

2.3. PENGERTIAN MULTISTAGE FITNESS TEST .............................. 7

2.4. HAL-HAL DALAM MULTISTAGE FITNESS TEST ..................... 7

2.4.1. TINDAKAN PENCEGAHAN ................................................ 7

2.4.2. PERLENGKAPAN .................................................................. 8

2.4.3. PERSIAPAN PELAKSANAAN TEST ................................. 9

2.4.4. PELAKSANAAN TEST ......................................................... 9

2.4.5. PENILAIAN ........................................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18

3.1. KESIMPULAN .................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20


DAFTAR TABEL

TABEL 1 PENYESUAIAN JARAK LARI BOLAK-BALIK BERDASARKAN

KECEPATAN PEMUTARAN KASET ........................................... 10

TABEL II PREDIKSI AMBILAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL DENGAN

TES LARI BOLAK-BALIK ............................................................. 13

TABEL III PENILAIAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI BERDASARKAN

KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL ............................................ 14

TABEL IV NORMA KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL (dalam milliliter O2 / kg

bb / per menit) ................................................................................... 15

TABEL V FORMAT HASIL PENILAIAN TES DAYA TAHAN EROBIK DALAM

MULTI TAHAP (LARI BOLAK BALIK)........................................ 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tes adalah instrument atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi

tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus

dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan,

jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus

dirancang menurut kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan

untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus.

Selain itu, aspek yang diteskan pun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes yang satu dan

tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang

unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain.

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara

objektif. Melalui kegiatan pengukuran segala program yang menyangkut perkembangan

dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Hasil pengukuran berupa

kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, dan ukuran dan sebagainya. Hasil dari

pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik.

Daya tahan erobik dilakukan dalam sistem latihan yang mendorong kerja jantung,

darah dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-

perbaikan dan keadaan tubuh. Daya tahan, pada banyak kegiatan fisik seperti fisik
seperti sepak bola, bola basket, lari jarak jauh, renang, bersepeda dan sebagainya.,

dibatasi oleh kapasitas system sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan darah) dan

system respirasi (paru) untuk menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja dan

mengangkut limbah dari otot-otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai

daya tahan kardiorespiratori, daya tahan kardiovakuler, atau daya tahan erobik.

Daya tahan erobik pada multistage fitness test ini dilaksanakan untuk mengukur

seberapa besar konsumsi oksigen maksimal yang disingkat VO2max, artinya VO2

menunjukkan volume oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan dalam liter atau

milliliter, dan tanda titik di atas V merupakan tanda yang menyatakan bahwa volume

oksigen tersebut dinyatakan dalam satu waktu, biasanya per menit. Jadi kalau ada

pernyataan VO2 max = 3 L/menit, artinya seseorang dapat mengkonsumsi oksigen

secara maksimal 3 liter per menit.

Dalam istilah konsumsi oksigen maksimal mempunyai pengertian yang sama

dengan maximal oxygen intake, dan maximal oxygen power, yang menunjukkan

perbedaan yang terbesar antara oksigen yang dihisap masuk kedalam paru dan oksigen

yang dihembuskan ke luar paru (Lamb, 1984, Nieman CD,1993).

1.2. MASALAH

Masalah adalah suatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan (Depdikbud, 1990).

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah “Berapa

Besar Kemampuan Daya Tahan Erobik seseorang dalam Multistage Fitness Test”.
1.3. TUJUAN

Dari permasalah yang ditemukan tersebut, maka tujuannya adalah : “Untuk

mengetahui berapa besar kemampuan daya tahan erobik seseorang dalam multistage

fitness test”.
BAB II

ISI

2.1. PENGERTIAN DAYA TAHAN EROBIK

Daya tahan, pada banyak kegiatan fisik seperti fisik seperti sepak bola, bola

basket, lari jarak jauh, renang, bersepeda dan sebagainya., dibatasi oleh kapasitas

system sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan darah) dan system respirasi (paru) untuk

menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja dan mengangkut limbah dari otot-

otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai daya tahan kardiorespiratori,

daya tahan kardiovakuler, atau daya tahan erobik. Oksigen diangkut dari atmosfir ke

sel-sel tubuh dengan system paru jantung. Selama melakukan olahraga system ini

berfungsi mendukung metabolisme erobik. Dengan meningkatnya aktivitas olahraga,

semakin banyak pula oksigen yang dialirkan ke otot yang aktif. System paru-jantung

dari empat komponen yaitu paru, jantung, pembuluh darah, dan darah. Komponen

tersebut tersusun dalam suatu system pembuluh tertutup dan organ-organ yang

menyediakan sirkulasi darah secara tetap kepada paru dan kepada seluruh jaringan

tubuh lainnya.

Faktor-faktor utama yang membatasi sebagian terbesar bentuk latihan yang

bersifat erobik adalah kapasitas jantung, paru dan sirkulasi untuk menyampaikan

oksigen ke otot yang sedang bekerja (aktif). Oleh karena itu sebagai seorang guru

olahraga atau pelatih yang bermaksud hendak mengukur kemampuan seseorang dalam

melakukan olahraga yang bersifat erobik harus menilai kemampuan maksimal fungsi

jantung, paru, dan sirkulasi murid atau atletnya. Kemampuan maksimal fungsi paru-
jantung merupakan penilaian yang terbaik untuk mengukur kemampuan seseorang

untuk mengukur konsumsi oksigen maksimal.

Konsumsi oksigen maksimal yang disingkat VO2max, artinya VO2 menunjukkan

volume oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan dalam liter atau milliliter, dan

tanda titik di atas V merupakan tanda yang menyatakan bahwa volume oksigen tersebut

dinyatakan dalam satu waktu, biasanya per menit. Jadi kalau ada pernyataan VO2 max

= 3 L/menit, artinya seseorang dapat mengkonsumsi oksigen secara maksimal 3 liter per

menit. Istilah konsumsi oksigen maksimal mempunyai pengertian yang sama dengan

maximal oxygen intake, dan maximal oxygen power, yang menunjukkan perbedaan

yang terbesar antara oksigen yang dihisap masuk kedalam paru dan oksigen yang

dihembuskan ke luar paru (Lamb, 1984, Nieman CD,1993). Di dalam materi ini

selanjutnya disebut konsumsi oksigen maksimal.

Untuk mengetahui besarnya konsumsi oksigen maksimal, harus diketahui terlebih

dahulu berapa banyak oksigen yang dihisap dan yang dihembuskan, perbedaan di antara

keduanya itulah merupakan jumlah oksigen yang dikonsumsi dan digunakan oleh

system transpot electron pada mitochondria untuk menghasilkan energi yang diperlukan

oleh jaringan-jaringan yang aktif. Dalam keadaan istirahat, konsumsi oksigen maksimal

sekitar 0,25 L/menit, jumlah ini dapat meningkat sebanyak 10 bahkan 20 kali (menjadi

2,5 – 5 L/menit) apabila seseorang melakukan latihan daya tahan yang berat

(Lamb,1984). Ketika melakukan latihan maksimal, seseorang perempuan dewasa muda

mengkonsumsi oksigen 2,3 L/menit, sedangkan laki-laki dewasa muda sekitar oksigen

23,4 L/menit. Meningkatnya konsumsi oksigen maksimal bergantung kepada beberapa

factor, seperti sifat latihan fisik, umur dan jenis kelamin.


Karena oksigen dipergunakan oleh semua jaringan tubuh orang yang memiliki

ukuran tubuh lebih besar, juga memiliki konsumsi oksigen maksimal yang lebih besar

jika dibandingkan dengan orang yang memiliki tubuh lebih kecil, baik pada waktu

istirahat maupun latihan. Karena itu ukuran tubuh merupakan dasar bagi pengukuran

nilai konsumsi oksigen maksimal, dan biasanya dinyatakan dalam milliliter oksigen per

kilogram berat badan. Jadi kalau seseorang mamiliki berat badan 70 kg dan konsumsi

oksigen maksimal 2,8 L/menit (2800 ml/menit) juga dapat dikatakan dia dia memiliki

konsumsi oksigen maksimal 2800/70 = 40 ml/kg bb/menit.

2.2. FAKTOR-FAKTOR DAYA TAHAN EROBIK

Faktor-faktor daya tahan erobik yang menentukan konsumsi oksigen maksimal,

antara lain :

a. Jantung, paru, dan pembuluh darah harus berfungsi dengan baik, sehingga

oksigen yang dihisap ke dalam paru selanjutnya sampai ke darah.

b. Proses penyampaian oksigen ke jaringan-jaringan oleh sel-sel darah merah

harus normal, yakni fungsi jantung harus normal, dan konsentrasi

hemoglobin harus normal, jumlah sel drah merah harus normal, dan

konsentrasi hemoglobin harus normal, serta pembuluh darah harus mampu

mengalirkan darah dari jaringan-jaringan yang tidak aktif ke otot yang

sedang aktif yang membutuhkan oksigen lebih besar.

c. Jaringan-jaringan terutama otot, harus mempunyai kapasitas yang normal

untuk mempergunakan oksigen yang disampaikan kepadanya.

Dengan kata lain harus mempunyai metabolisme yang normal, demikian juga

dengan fungsi mitokhondriannya.


2.3. PENGERTIAN MULTISTAGE FITNESS TEST

Multistage fitness tes merupakan tes yang dilakukan di lapangan, sederhana

namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi oksigen

maksimal untuk berbagi kegunaan atau tujuan. Pada dasarnya tes ini bersifat langsung

yaitu tes berlari secara bolak-balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur

sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang berupa bunyi “tut” yang

terekam dalam kaset. Waktu tanda “tut” tersebut pada mulanya berdurasi sangat lambat,

tetapi secara tertahap menjadi lebih cepat sehingga akhirnya makin sulit testi untuk

menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda

tersebut. Testi berhenti apabila ia tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya, dan

tahap ini menunjukkan tingkat konsumsi oksigen maksimal testi tersebut.

2.4. HAL - HAL DALAM MULTISTAGE FITNESS TEST

Dalam multistage fitness test, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh

tester maupun testi, antara lain :

2.4.1. TINDAKAN PENCEGAHAN

Tindakan – tindakan pencegahan yang harus diperhatikan sebelum

melakukan multistage fitness test, yaitu:

a. Apabila testi mengalami cidera atau menderita suatu penyakit, atau

apabila sedang tidak berada dalam kondisi sehat, sebaiknya testi

berkonsultasi kepada dokter sebelum melaksanakan tes ini.

b. Sebelum melakukan tes, testi harus melakukan pemanasan.

c. Sebelum melaksanakan tes, testi dlarang makan selama 2 jam.


d. Testi dianjurkan mengenakan pakaian olahraga dan alas kaki yang

dapat mengurangi kemungkinan tergelincir.

e. Sebelum melakukan tes, testi dilarang minum alkohol, obat atau

merokok jangan melakukan tes setelah selesai melakukan latihan berat

pada hari yang sama.

f. Hindari kondisi udara lembab atau cuaca panas.

g. Setelah menyelesaikan tes lari multitahap, testi harus melakukan

pendinginan misalnya dengan berjalan dan kemudian dilanjutkan

peregangan.

2.4.2. PERLENGKAPAN

Ada beberapa perlengkapan yang diperlukan dalam melakukan tes ini,

yaitu :

a. Halaman, lapangan, atau permukaan datar dan tidak licin dengan

panjang 22 meter.

b. Mesin pemutar kaset (tape recorder).

c. Kaset audio yang telah tersedia.

d. Pita pengukur atau meteran untuk mengukur jalur sepanjang 20 meter.

e. Kerucut sebagai tanda batas jarak.

f. Lebar lintasan kurang lebih 1 hingga 1,5 meter untuk tiap testi.

g. Stopwatch.
2.4.3. PERSIAPAN PELAKSANAAN TES

Sebelum dilaksanakan tes, maka sebaiknya lebih dahulu persiapan dalam

pelaksanaan tes. Persiapan pelaksanaan tes, antara lain :

a. Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter dan berilah tanda pada

kedua ujungnya dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda jarak.

b. Masukkan kaset rekaman ke dalam tape recorder kemudian pastikan

bahwa pita telah tergulung kembali kepermukaan sisinya (kedua belah

sisi pita kaset tersebut sama isinya).

2.4.4. PELAKSANAAN TES

a. Mulailah menghidupkan tape recorder. Pada bagian permulaan pita

tersebut, jarak antara dua tanda “tut” menandai suatu interval 1 menit

yang telah terukur secara tepat. Pergunakan saat permulaan ini untuk

memastikan bahwa pita dalam kaset itu belum mengalami peregangan

(molor), dan juga bahwa kecepatan mesin pemutar kaset bekerjanya

dengan benar. Ketelitian sekitar 0,5 detik kearah (sisi) yang manapun

dianggap cukup memadai. Apabila waktunya berselisih lebih besar dari

0,5 detik maka jarak tempat berlari perlu di ubah (periksa tabel 1 untuk

koreksi jarak).
Tabel 1
Penyesuaian Jarak Lari Bolak Balik Berdasarkan Kecepatan Pemutar Kaset
Periode Waktu Periode Waktu
Jarak Lari (Meter) Jarak Lari (Meter)
Standar (Detik) Standar (Detik)
55,0 18,333 60,5 20,166
55,5 18,500 61,0 20,333
56,0 18,666 61,5 20,500
56,5 18,833 62,0 20,688
57,0 19,000 62,5 20,833
57,5 19,166 63,0 21,000
58,0 19,333 63,5 21,166
58,5 19,500 64,0 21,333
59,0 19,666 60,5 20,166
59,5 19,833 61,0 20,333
6,0 20,000 64,5 21,500
65,0 21,666

b. Beberapa petunjuk kepada testi telah tersedia dalam pita kaset

rekaman. Pita tersebut berlanjut dengan penjelasan ringkas mengenai

pelaksanaan tes, yang mengantarkan pada perhitungan mundur selama

5 detik menjelang pelaksanaan dari permulaan tes tersebut. Setelah itu,

pita kaset mengeluarkan tanda suara “tut” tunggal pada beberapa

interval yang teratur. Para testi diharapkan berusaha agar dapat sampai

ke ujung yang berlawanan (diseberang) bertepatan dengan saat “tut”

yang pertama berbunyi. Kemudian testi yang harus meneruskan berlari

pada kecepatan seperti ini, dengan tujuan agar dapat sampai ke salah

satu dari kedua ujung tersebut bertepatan dengan terdengarnya bunyi

“tut” berikutnya.

c. Setelah mencapai waktu selama satu menit, interval waktu diantara

kedua bunyi “tut” akan berkurang, sehingga dengan demikian

kecepatan lari harus makin ditingkatkan. Kecepatan lari pada menit

pertama disebut level 1, kecepatan pada menit kedua disebut level 2,


dan seterusnya. Masing-masing level berlangsung meningkat sampai

ke level 21. Akhir tiap lari bolak-balik ditandai dengan bunyi “tut”

tunggal, sedangkan akhir tiap level ditandai dengan sinyal “tut” tiga

kali berturut-turut serta oleh pemberi komentar dari rekaman pita

tersebut. Penting untuk diketahui bahwa kecepatan lari pada permulaan

tes lari multitahap ini amat lambat. Pada level 1, para testi diberi waktu

9 detik harus sudah satu kali lari sepanjang jarak 20 meter.

d. Testi harus selalu menempatkan satu kaki tepat pada atau di belakang

tanda meter ke 20 pada akhir tiap kali lari. Apabila testi telah mencapai

salah satu ujung batas lari sebelum sinyal “tut” berikutnya, testi harus

berbalik (dengan bertumpu pada sumbu putar kaki tersebut) dan

menunggu isyarat bunyi “tut” kemudian melanjutkan kembali lari dan

menyesuaikan kecepatan lari pada level berikutnya.

e. Tiap testi harus meneruskan lari selama mungkin, sampai tidak mampu

lagi mengikuti dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita rekaman,

sehingga testi secara suka rela harus menarik diri dari tes yang sedang

dilakukan. Dalam beberapa hal, pelatih yang menyelenggarakan tes ini

perlu menghentikan testi apabila mulai ketinggalan di belakang

langkah yang diharapkan. Apabila testi gagal mencapai jarak dua

langkah menjelang garis ujung pada saat terjarak dua langkah

menjelang garis ujung pada saat terdengar bunyi “tut”, testi masih

diberi kesempatan untuk meneruskan dua kali agar dapat memperoleh

kembali langkah yang diperlukan sebelum ditarik mundur. Tes lari

muli-tahap ini bersifat maksimal dan progresir, artinya cukup mudah


pada masa permulaanya, tetapi makin meningkat dan makin sulit

menjelang saat-saat terakhir. Agar hasil cukup sahih, testi harus

mengerahkan kerja maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan oleh

karena itu testi harus berusaha mencapai level setinggi mungkin

sebelum menghentikan tes.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lari multi

tahap, antara lain :

a. Ingatkanlah kepada testi bahwa kecepatan awal harus lambat dan testi

tidak boleh memulai pelaksanaan lari ini terlampau cepat.

b. Pastikanlah bahwa setelah satu kaki testi telah menginjak tepat pada

atau dibelakang garis batas akhir tiap kali lari.

c. Pastikan kepada testi agar berbalik dengan membuat sumbu putar pada

kakinya, dan jangan sampai testi berputar dalam lengkungan yang

lebar.

d. Apabila testi mulai tertinggal sejauh dua langkah atau lebih sebelum

mencapai garis ujung putaran, atau dua kali lari bolak-balik dalam satu

baris, tariklah testi tersebut dari pelaksanaan tes ini.


2.4.5. PENILAIAN

Penilaian tes lari Multi Tahap, yaitu :

a. Untuk mengetahui konsumsi oksigen maksimal testi gunakan tabel

dibawah ini.

Tabel 2
Prediksi Ambilan Konsumsi Oksigen Maksimal dengan Tes Lari Bolak-Balik
Prediksi Prediksi VO2
Level Shuttle Level Shuttle
VO2 Max Max
4 2 26,8 7 2 37,1
4 4 27,6 7 4 37,8
4 6 28,3 7 6 38,5
4 9 29,5 7 8 39,2
7 10 39,9
5 2 30,2 8 2 40,5
5 4 31,0 8 4 41,1
5 6 31,8 8 6 41,8
5 9 32,9 8 8 42,4
8 11 43,3
6 2 33,6
6 4 34,3 9 2 43,9
6 6 35,0 9 4 44,5
6 8 35,7 9 6 45,2
6 10 36,4 9 11 46,8

10 2 47,5 15 2 64,6
10 4 48,0 15 4 65,1
10 6 48,7 15 6 65,6
10 18 49,3 15 8 66,2
15 10 66,7
11 2 50,8 15 13 67,5
11 4 51,4
11 6 51,9 16 2 86,0
11 8 52,5 16 4 68,5
11 10 53,1 16 6 69,0
11 12 53,7 16 8 69,5
16 10 69,9
12 2 54,4 16 12 70,5
12 4 54,8 16 14 70,9
12 6 55,4
12 8 56,0 17 2 71,4
12 10 56,5 17 4 71,9
12 12 57,1 17 6 72,4
17 8 72,9
13 2 57,6 17 10 73,4
13 4 58,2 17 12 73,9
13 6 58,7
13 8 59,3 18 2 74,8
13 10 59,8 18 4 75,3
13 12 60,6 18 6 75,8
18 8 76,2
14 2 61,1 18 10 76,7
14 4 61,7 18 12 77,2
14 6 62,6 18 15 77,9
14 8 62,7
14 10 63,2 19 2 78,3
14 13 64,0 19 4 78,8
19 6 79,2
20 2 81,8 19 8 79,7
20 4 82,2 19 10 80,2
20 6 82,6 19 12 80,6
20 8 83,0 19 15 81,3
20 10 83,5 21 2 85,2
20 12 83,9 21 4 85,6
20 14 84,3 21 6 86,1
20 16 84,8 21 8 86,5
21 10 86,9
21 12 87,4
21 14 87,8
21 16 88,2

b. Setelah diketahui komsumsi oksigen maksimal test, gunakanlah tabel

dibawah ini untuk mengetahui kategori kesegaran jasmaninya.

Tabel 3
Penilaian Tingkat Kesegaran Jasmani Berdasarkan Konsumsi Oksigen Maksimal
Konsumsi Oksigen Maksimal (ml/kg bb/ menit)
Kategori
< 30 Tahun 30 – 39 Tahun 40 – 49 Tahun > 50 Tahun
Sangat Buruk < 25,0 < 25,0 < 25,0
Buruk 25,0 – 33,7 25,0 – 30,1 25,0 – 26,4 < 25,0
Sedang 33,8 – 42,5 30,2 – 39,1 26,5 – 35,4 25,0 -33,7
Baik 42,6 – 51,5 39,2 – 48 35,5 – 45,0 33,8 – 43,0
Sangat Baik > 51,6 > 48 >45,1 > 43,1
Tabel 4
Norma Konsumsi Oksigen Maksimal (dalam milliliter O2 / kg bb / per menit)
Age Low Fair Average Good High Athletic Olympic
Women
20 – 29 < 28 29 – 34 35 - 43 44 – 48 49 - 53 54 – 59 60 +
30 – 39 < 27 28 – 33 34 – 42 42 – 47 48 – 52 53 – 58 59 +
40 – 49 < 25 26 – 31 32 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 56 57 +
50 - 65 < 21 22 – 28 29 – 36 37 - 41 42 – 45 46 - 49 50 +
Men
20 – 29 < 38 39 – 43 44 - 51 52 – 56 57 – 62 63 – 69 70 +
30 – 39 < 34 35 – 39 40 – 47 48 – 51 52 – 57 58 – 64 65 +
40 – 49 < 30 31 – 35 36 – 43 44 – 47 48 – 53 54 – 60 61 +
50 - 59 < 25 26 – 31 32 – 39 40 – 43 44 – 48 49 - 55 56 +
60 - 69 < 21 22 – 26 27 – 35 36 – 39 40 – 44 45 - 49 50 +

Penyesuaian jarak lari bolak-balik berdasarkan kecepatan pemutar

kaset. Waktu standar adalah 60 detik. Dengan menggunakan sebuah

stopwatch (dengan tingkat ketelitian hingga 1/10 detik), periksalah apakah

durasi periode waktu standar benar-benar selama 60 detik. Apabila durasi

tersebut lebih pendek atau lebih lama dari 60 detik, koreksilah jarak

lintasan sejauh 20 meter.


TABEL 5

FORMULIR PENCATATAN LARI BOLAK-BALIK

LAVEL NO SHUTTLE
1 1 2 3 4 5 6 7
2 1 2 3 4 5 6 7 8
3 1 2 3 4 5 6 7 8
4 1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

TABEL 6
FORMAT HASIL PENILAIAN
TES DAYA TAHAN EROBIK DALAM MULTI TAHAP (LARI BOLAK-BALIK)

NO NAMA MAHASISWA NIM JENIS VO2 MAX HASIL


KELAMIN
1 ADI SAPUTERA 2007 151 322 L 27,6 Kurang
2 ADI WIJAYANTO 2007 151 347 L 31,8 Kurang
3 AHMAD YUNUS 2007 151 341 L - -
4 ANDI MARANTIKA 2007 151 339 L 37,1 Cukup
5 ANDI PUTRA 2007 151 354 L 33,6 Kurang
6 ANJAR APRIANTO 2007 151 349 L 27,6 Kurang
7 APRIDA SUHANA 2007 151 338 P 25,7 Kurang
8 CEASAR MATIAS 2007 151 360 L - -
9 DAVID BRAM 2007 151 125 L 32,9 Kurang
10 DEDY KURNI IRAWAN 2007 151 356 L 27,6 Kurang
11 DIAN PURNAMA 2007 151 600 P 28,3 Cukup
12 DONI MAHABRATA 2007 151 355 L 26,8 Kurang
13 ELIANA 2007 151 592 P 26,8 Cukup
14 FANDI PURBAYA 2007 151 323 L 31,0 Kurang
15 FENI WIJAYA 2007 151 353 L 31,0 Kurang
16 GANJAR TRI DIANTORO 2007 151 348 L - -
17 GERRY ANDREAN 2007 151 335 L 25,0 Sangat Kurang
18 HERI BUDIANTARA 2007 151 329 L 31,8 Kurang
19 IDA OKTANISA 2007 151 590 P 30,2 Cukup
20 IIN MERISKA 2007 151 576 P 27,6 Cukup
21 INDRA ANGUNG 2007 151 326 L 31,0 Kurang
22 MEIRI MARYANTI 2007 151 333 P 22,5 Kurang
23 M. ABI PRATAMA 2007 151 344 L - -
24 MUHARDIYANTO 2007 151 345 L 39,2 Cukup
25 M. IRZAN 2007 151 000 L 29,5 Kurang
26 PURWITI NINGSIH 2007 151 337 P 23,6 Kurang
27 PUSPITO ARI HANDOKO 2007 151 000 L - -
28 RAHMADI 2007 151 346 L 25,0 Sangat Kurang
29 ROMEYDON 2007 151 325 L 32,9 Kurang
30 RICKY ADYTIA FELANI 2007 151 334 L 37,1 Cukup
31 WIDYA APRYATI 2007 151 358 P 23,6 Kurang
32 WIWIN FITRIYANTI 2007 151 587 P 29,5 Cukup
33 YUIZAMRIS 2007 151 342 L - -
34 RAHMAD FAJAR 2007 151 351 L 26,8 Kurang

KESIMPULAN DARI HASIL TES DAYA TAHAN EROBIK DALAM MULTI


TAHAP (LARI BOLAK-BALIK)
Jumlah mahasiswa di semester 6.i ada 34 orang. Tetapi dalam pelaksanaan tes

daya tahan erobik dalam multi tahap atau lari bolak balik yang dilakukan pada tanggal

20 April 2010, jumlah yang mengikuti tes yang ada di semester 6.i sejumlah 28 siswa

yang terdiri dari 10 Perempuan dan 18 Laki-laki. Tes daya tahan erobik dalam multi

tahap (lari bolak balik) da mendapat VO2max cukup, kurang, dan bahkan ada yang

sangat kurang. Yang mendapat VO2max cukup ada 8 mahasiswa, VO2max kurang ada

18 mahasiswa, dan VO2max sangat kurang ada 2 masiswa. Jadi dari hasil tes tersebut
VO2max mahasiswa lebih banyak kurang dari pada cukup, dikarenakan mahasiswa

melakukannya tidak bersungguh-sungguh dan kurang latihan.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah

instrument untuk mencari informasi dari seseorang atau objek untuk tujuan tertentu.

Pengukuran merupakan suatu proses pengambilan data untuk mendapatkan data bersifat

atau secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur yang baku yang sebaiknya di tera.

Daya tahan erobik dilakukan dalam sistem latihan yang mendorong kerja jantung, darah

dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-

perbaikan dan keadaan tubuh. Daya tahan, pada banyak kegiatan fisik seperti fisik

seperti sepak bola, bola basket, lari jarak jauh, renang, bersepeda dan sebagainya.,

dibatasi oleh kapasitas system sirkulasi (jantung, pembuluh darah, dan darah) dan

system respirasi (paru) untuk menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja dan

mengangkut limbah dari otot-otot tersebut. Kegiatan semacam ini dikategorikan sebagai

daya tahan kardiorespiratori, daya tahan kardiovakuler, atau daya tahan erobik. Daya

tahan erobik pada multistage fitness test ini dilaksanakan untuk mengukur seberapa

besar konsumsi oksigen maksimal yang disingkat VO2max, artinya VO2 menunjukkan

volume oksigen yang dikonsumsi, biasanya dinyatakan dalam liter atau milliliter, dan

tanda titik di atas V merupakan tanda yang menyatakan bahwa volume oksigen tersebut

dinyatakan dalam satu waktu, biasanya per menit.

Multistage fitness tes merupakan tes yang dilakukan di lapangan, sederhana

namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi oksigen

maksimal untuk berbagi kegunaan atau tujuan. Pada dasarnya tes ini bersifat langsung

yaitu tes berlari secara bolak-balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur

sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang berupa bunyi “tut” yang

terekam dalam kaset. Waktu tanda “tut” tersebut pada mulanya berdurasi sangat lambat,

tetapi secara tertahap menjadi lebih cepat sehingga akhirnya makin sulit testi untuk
menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda

tersebut. Testi berhenti apabila ia tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya, dan

tahap ini menunjukkan tingkat konsumsi oksigen maksimal testi tersebut. Dalam

multistage fitness test, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh tester

maupun testi, antara lain : Tindakan Pencegahan, Perlengkapan, Persiapan Pelaksanaan

Tes, Pelaksanaan Tes, dan Penilaian. Jadi dengan adanya penjelasan itu tes multi tahap

ini dapat dilaksanakan dengan baik, benar dan dapat diketahui seberapa besar

kemampuan daya tahan erobik.

DAFTAR PUSTAKA

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran OLahraga. Surakarta : Lembaga Pengembangan

Pendidikan UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS.


Internet : www. Bleep Test. Com. Kamis, 1 april 2010, pukul 19.00 WIB.

You might also like