Professional Documents
Culture Documents
Perundang-
undangan
Posted on Juli 24, 2010 by saepudin
MODUL 1
Kegiatan Belajar 1
Istilah dan Pengertian Perundang-undangan
1. bersifat tertulis
2. mengikat umum
3. dikeluarkan oleh Pejabat atau Lembaga yang berwenang
Berdasarkan kriteria ini, maka tidak setiap aturan tertulis yang dikeluarkan Pejabat
merupakan Peraturan perundang-undangan, sebab dapat saja bentuknya tertulis tapi
tidak mengikat umum, namun hanya untuk perorangan berupa Keputusan
(Beschikking) misalnya. Atau ada pula aturan yang bersifat untuk umum dan
tertulis, namun karena dikeluarkan oleh suatu organisasi maka hanya berlaku untuk
intern anggotanya saja. Dalam sistem pemerintahan Negara Indonesia berdasarkan
UUD 1945, misalnya dapat disebutkan bentuk perundang-undangan, yang jelas-
jelas memenuhi tiga kriteria di atas adalah “Undang-undang”.
Kegiatan Belajar 2
Tempat (Lokus) Proses dan Teknik Penyusunan Perundang-undangan dalam
Kerangka Keilmuan
a. Proses perundang-undangan
b. Metode perundang-undangan dan
c. Teknik perundang-undangan.
Berdasarkan pandangan Krems inilah kita dapat menyimpulkan bahwa mata kuliah
ini merupakan bagian dari Ilmu Perundang-undangan, sedangkan ilmu perundang-
undangan, menurut Krems, Maihofer, dan van der Velden, termasuk dalam cabang
Ilmu Hukum dalam arti luas.
Mengenai hubungan antara mata kuliah ini dengan disiplin ilmu lain pertama
penting dikemukakan pandangan F. Isjwara, bahwa ilmu tidak dapat dipisah-
pisahkan dalam kotak-kotak yang terpaku mati (compartementization). Oleh
karena itu tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama lainnya
tanpa adanya pengaruh dan hubungan. Demikian halnya mata kuliah ini yang
dipengaruhi dan mempunyai hubungan dengan disiplin ilmu lain, terutama dengan
cabang ilmu-ilmu sosial yang mempunyai objek kehidupan ‘Negara’. Misalnya
dengan Ilmu Politik, Ilmu Sosial, Ilmu Hukum, dan juga dengan Ilmu
Pemerintahan. Hubungannya adalah bahwa ilmu perundang-undangan lebih sempit
karena objeknya khusus tentang pembentukan peraturan hukum oleh Negara,
sedangkan ilmu perundang-undangan dikatakan lebih luas karena menggunakan
permasalahan, paradigma, dan metode dari disiplin ilmu-ilmu yang lain. Karena itu
Krems menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan perundang-undangan
(Gesetzgebungswissenchaft) secara eksplisit merupakan ilmu interdisipliner yang
berdiri sendiri.
MODUL 2
ASAS DAN KAIDAH HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Asas-asas Perundang-undangan
Kegiatan Belajar 2
Kaidah Hukum Peraturan Perundang-undangan
Aturan hukum sebagai pedoman perilaku yang dibuat oleh para pengemban
kewenangan hukum memiliki struktur dasar yang terdiri atas unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Kaidah Perilaku, adalah jenis kaidah yang menetapkan bagaimana kita harus
atau boleh berperilaku. Fungsinya untuk mengatur perilaku orang-orang
dalam kehidupan masyarakat.
2. Kaidah Kewenangan, adalah jenis kaidah hukum yang menetapkan siapa
yang berhak atau berwenang untuk menciptakan dan memberlakukan kaidah
perilaku tertentu. Fungsinya adalah untuk menetapkan siapa yang berwenang
untuk mengatur perilaku orang, menentukan dengan prosedur bagaimana
kaidah perilaku itu ditetapkan dan sekaligus menentukan bagaimana suatu
kaidah harus ditetapkan jika dalam suatu kejadian tertentu terdapat
ditidakjelasan.
3. Kaidah Sanksi, adalah jenis kaidah yang memuat reaksi yuridis atau akibat-
akibat hukum tertentu jika terjadi pelanggaran atau ketidakpuasan terhadap
kaidah tertentu. Secara umum kaidah sanksi memuat kewajiban untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4. Kaidah Kualifikasi: adalah jenis kaidah yang menetapkan persyaratan-
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk dapat
melakukan perbuatan hukum tertentu atau sebaliknya dibebaskan dari
kewajiban untuk melakukan suatu perbuatan hukum tertentu.
5. Kaidah Peralihan, adalah jenis kaidah hukum yang dibuat sebagai sarana
untuk mempertemukan aturan hukum tertentu sebagai akibat kehadiran
peraturan perundang-undangan dengan keadaan sebelum peraturan
perundang-undangan itu berlaku. Kaidah peralihan ini fungsinya untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kekosongan hukum; menjamin
kepastian dan memberi jaminan perlindungan hukum kepada subjek hukum
tertentu.
MODUL 3
LANDASAN HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Landasan Hukum Peraturan Perundang-undangan di Tingkat Pusat
Kegiatan Belajar 2
Landasan Hukum Peraturan Perundang-undangan di Tingkat Daerah
MODUL 4
LEMBAGA NEGARA DAN PEMERINTAH SERTA PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN YANG DIHASILKAN
Kegiatan Belajar 1
Lembaga Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945
Kegiatan Belajar 2
Lembaga dan Badan Pemerintahan Republik Indonesia
Kegiatan Belajar 1
Jenis-jenis Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
I. Perundang-undangan di Pusat.
1. Undang-Undang Dasar dan Ketetapan MPR (S)
2. Undang-Undang
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Keputusan Presiden
6. Keputusan Menteri
7. Keputusan Kepala Lembaga Pemerintah Non-Departemen
8. Keputusan Direktur Jenderal Departemen
9. Keputusan Kepala Badan Negara
II. Perundang-undangan di Daerah
1. Peraturan Daerah Provinsi
2. Keputusan Gubernur
3. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
4. Keputusan Bupati/Walikota
5. Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa
Kegiatan Belajar 2
Fungsi Aturan Perundang-undangan dalam Sistem Hukum Indonesia
MODUL 6
PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Proses Penyusunan Perundang-undangan di Pusat
Kegiatan Belajar 2
Proses Penyusunan Perundang-undangan di Daerah
Peraturan Desa dibuat oleh Kepala Desa dengan musyawarah Badan Perwakilan
Desa, dan tidak perlu mendapatkan persetujuan Bupati/Walikota, tetapi wajib
disampaikan kepadanya selambat-lambatnya dua minggu setelah ditetapkan
dengan tembusan kepada Camat. Sedangkan Keputusan Kepala Desa dibuat oleh
Kepala Desa tanpa perlu persetujuan siapa pun, fungsinya untuk menjalankan
Peraturan Desa.
MODUL 7
PENGUNDANGAN DAN RANGKA DASAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kegiatan Belajar 1
Pengundangan dan Daya Ikat Peraturan Perundang-undangan
Kegiatan Belajar 2
Rangka Dasar Peraturan Perundang-undangan
Kegiatan belajar satu ini menguraikan tentang rangka dasar yang memuat bagian-
bagian penting yang terdapat dalam suatu peraturan perundang-undangan dengan
merujuk pada ketentuan dalam Lampiran I Keputusan Presiden Nomor 188 Tahun
1998 tentang Teknik Penyusunan Perundang-undangan. Kerangka peraturan
perundang-undangan terdiri atas:
1. Judul
2. Pembukaan
3. Batang Tubuh
a. Ketentuan Umum
b. Ketentuan yang mengatur materi muatan
c. Ketentuan Pidana
d. Ketentuan Peralihan
e. Ketentuan Penutup
4. Penutup
5. Penjelasan (jika diperlukan)
6. Lampiran (jika diperlukan)
MODUL 8
PENJELASAN DAN PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kegiatan Belajar 1
Penjelasan Peraturan Perundang-undangan
a. Isi penjelasan tidak bertentangan dengan materi pokok yang diatur dalam
batang tubuh;
b. Isi penjelasan tidak memperluas atau menambah norma yang ada dalam
batang tubuh;
c. Isi penjelasan tidak melakukan pengulangan atas materi pokok yang diatur
dalam batang tubuh;
d. Isi penjelasan tidak mengulangi uraian kata, istilah, atau pengertian yang
telah dimuat di dalam Ketentuan Umum.
e. Apabila suatu pasal tidak memerlukan penjelasan, hendaknya diberikan
keterangan “Cukup Jelas”.
Jika Lembaran Negara digunakan sebagai tempat mengundangkan “isi” atau teks
peraturan perundang-undangan, maka Tambahan Lembaran Negara untuk memuat
Penjelasan Undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, dan
Peraturan Pemerintah.
Kegiatan Belajar 2
Perubahan Peraturan Perundang-undangan
MODUL 9
LATIHAN PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kegiatan Belajar 1
Bentuk Rancangan Undang-Undang, Ranncangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Peraturan Daerah