Professional Documents
Culture Documents
Jakarta,
i
DAFTAR ISI
B. Kompetensi .................................................................................... 1
ii
B. Masalah-Masalah Terkait Dengan Penyusunan RAPBS ............. 21
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6 Contoh-contoh rumusan tujuan dan hasil yang diharapkan ................. 64
Tabel 3.7 Contoh Uraian Ruang Lingkup Untuk Beberapa Komponen Anggaran 65
iv
Tabel 3.9 Contoh Jadwal Persiapan Pelatihan .................................................... 68
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Kompetensi
Secara umum, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini para peserta
akan memiliki kompetensi untuk melakukan perencanaan pengembangan
sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, yang meliputi Rencana
Operasional, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, Proposal
Pengembangan Sekolah, dan Kerangka Acuan atau Term of Reference (TOR)
kegiatan.
1
C. Indikator Ketercapaian Kompetensi
D. Alokasi Waktu
Alokasi waktu diklat ini adalah 4 hari @ 10 jam, pelajaran @ 45 menit, atau
40 jam pelajaran/45 menit.
2
E. Mata Pendidikan dan Pelatihan
F. Skenario Pembelajaran
3
BAB II
RENCANA OPERASIONAL
Renop disusun oleh unit-unit atau individu staf yang ada dalam struktur
organisasi sekolah dan mengacu pada program yang relevan dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing. Renop pengembangan kegiatan kurikuler,
renop pengembangan kegiatan kesiswaan, renop peningkatan kerjasama
dengan masyarakat, dan sebagainya merupakan contoh-contoh Renop yang
dapat dikembangkan di SD/MI. Renop berfungsi sebagai alat yang digunakan
oleh masing-masing unit penyusunnya sebagai: (1) penjamin bahwa program
pengembangan akan terealisasi dalam kegiatan operasional sekolah sehari-
hari, (2) pedoman pelaksanaan kegiatan semesteran, bulanan, mingguan, dan
harian, dan (3) justifikasi rinci penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja
tahunan.
4
rincian dari masing-masing komponen itu. Komponen-komponen Renop
meliputi:
2. Sasaran:
3. Indikator Kinerja:
4. Rancangan Kegiatan:
6. Jadwal Kegiatan:
5
Berikut diuraikan penjelasan rinci masing-masing komponen Renop tersebut.
6
Argumen/alasan tersebut dapat didasarkan pada pembenahan
faktor-faktor yang berpengaruh pada akar permasalahan
tersebut atau dapat berdasarkan teori ilmiah dan pengalaman
dalam menghadapi akar permasalahan tersebut.
2. Sasaran (Objective)
7
d. Sasaran harus mengacu pada masalah-masalah yang
teridentifikasi dalam telaah diri dan merupakan upaya yang
dikembangkan untuk menjawab isu-isu stratejik.
3. Indikator Kinerja
8
a. Memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan
dilaksanakan.
9
berupa kualitas siswa baru, kelekatan persaingan dalam seleksi
siswa baru, relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja,
kualitas Renstra yang disusun sekolah, dan sebagainya.
10
jumlah siswa yang mendaftar sebagai siswa baru akibat dari
banyak nya siswa yang diterima di perguruan tinggi unggulan,
cepatnya promosi atau perkembangan karir lulusan di dunia
kerja merupakan contoh-contoh indikator akibat tersebut.
Metode
Sasaran Indikator Base-line Target
Pengukuran
Meningkatnya Rata-rata nilai 6,75 8,00 Rata-rata nilai
relevansi hasil Uji semua peserta
kompetensi siswa Kompetensi uji kompetensi
di bidang TIK yang dilakukan
dengan Asosiasi Profesi
kebutuhan dunia (output)
kerja Jumlah siswa 65% 100% Jumlah yang
yang lolos Uji lulus dibagi
Kompetensi jumlah peserta
oleh Asosiasi uji kompetensi
Profesi (output)
Jumlah lulusan Tidak 100% Studi sampling
yang bekerja di diketahui setelah mereka
bidang TIK lulus
(outcomes)
11
4. Rancangan Kegiatan
12
f. Keterkaitan antar bagian kegiatan/sub-kegiatan harus terlihat
dengan jelas.
Kegiatan Investasi
13
Kegiatan Investasi
Penambahan peralatan
laboratorium.
Perluasan daya tampung
laboratorium komputer
14
e. Dimungkinkan adanya juga kegiatan yang tidak membutuhkan
penambahan sumber daya baru, tetapi menggunakan sumber
daya yang sudah ada, sehingga pada bagian ini tidak ada
sumber daya yang dibutuhkan.
Sumber Daya
Kegiatan/Sub- Sumber
Yang Investasi Jumlah Biaya
kegiatan Dana
dibutuhkan
Peningkatan
keefektifan
pembelajaran
TIK
15
Sumber Daya
Kegiatan/Sub- Sumber
Yang Investasi Jumlah Biaya
kegiatan Dana
dibutuhkan
Peningkatan 2 orang guru Lokakarya Rp. 2.500.000 DIK
Rancangan yang kompeten
pembelajara dalam
n TIK penyusunan
Silabus dan
RPP TIK yang
efektif
Silabus dan Supervisi - -
RPP Penyusunan
Pembelajaran Silabus/RPP
TIK yang efektif
Peningkatan 2 orang guru Pelatihan Rp.10.000.000 DPP
keefektifan yang kompeten
kegiatan di bidang Web
praktikum Master,
Jaringan, dan
PC Hardware
15 Unit Perbaikan Rp.10.000.000 Blockgrant
Komputer yang sudah
berkecepatan komputer
tinggi dan
jaringan
20 set Pengadaan Rp.40.000.000 Pemkab
Komponen PC Barang
untuk kegiatan
praktikum
16
C. Jadwal Pelaksanaan
Bulan
Kegiatan/Sub-kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Peningkatan keefektifan
pembelajaran TIK
Peningkatan
Rancangan
pembelajaran TIK
Peningkatan
keefektifan kegiatan
praktikum
Evaluasi kompetensi
berskala industri
17
BAB III
18
untuk melibatkan diri dalam penyusunan RAPBS, dan ini dapat berdampak
terkuranginya konsentrasi guru terhadap tugas profesionalnya.
19
sasaran; dan jika tidak, untuk membantu menentukan prosedur,
proses, atau program lain.
Tampak pada Tabel 2.1 bahwa PPBS memberi penekanan yang sangat
besar pada perumusan dan evaluasi tujuan program dan pada keterkaitan
pendanaan dengan kebutuhan yang diajukan sekolah untuk mencapai tujuan-
tujuan itu, dari pada mementingkan item-item yang akan didanai.
20
Persoalan yang paling sering dihadapi sekolah dalam penerapan PPBS
adalah kebutuhan waktu yang cukup panjang. Selain itu, penekanan hubungan
antara alokasi anggaran dengan tujuan yang dapat dirumuskan dengan jelas
serta penentuan tujuan-tujuan pendidikan terbukti bukan hal yang mudah untuk
dilakukan dan bahkan sering mendatangkan keputus-asaan. Persoalan lainnya
terkait dengan sulitnya dicapai kesepakatan di antara pihak yang terlibat
mengenai data dan proses yang harus dilalui dalam proses pelaksanaannya
dan juga keterbatasan kemampuan pimpinan sekolah terkait dengan teknik-
teknik pengambilan keputusan yang beorientasi sistem tersebut. Namun
demikian, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa PPBS tetap memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pendekatan tradisonal. Di era yang dilingkupi
keterbatasan sumber dana dan tuntutan akuntabilitas yang terus meningkat saat
ini, tidak ada pilihan lain bagi sekolah kecuali menerpkan sistem penganggaran
yang sistematis seperti ditawarkan dalam PPBS tersebut.
21
yang tidak benar-benar membutuhkan apa yang mereka minta atau tidak
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai barang-barang itu atau
bagaimana mereka akan menggunakannya. Banyak guru, misalnya,
mengusulkan produk-produk baru komputer yang mereka ketahui hanya
melalui cerita dari mulut ke mulut bahwa produk itu efektif membantu
kegiatan belajar siswa.
22
pengurangan anggaran pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.
Selain beberapa kondisi eksternal itu, penurunan anggaran juga sering
terjadi karena faktor internal sekolah. Penurunan jumlah siswa merupakan
kondisi internal yang paling dominan penurunan anggaran sekolah.
Kemungkinan terjadinya pengurangan semacam ini sangat beragam
antara satu daerah dengan daerah yang lain, antara satu sekolah dengan
sekolah yang lain. Namun demikian tidak ada satu daerahpun yang dapat
menjamin terbebas dari hal itu.
23
Dengan kata lain, dalam penerapan ZBB, sekolah harus melakukan
justifikasi yang ketat terhadap setiap butir anggaran yang diusulkan setiap
tahun. Justifikasi itu harus mencakup rasional, tujuan dan sasaran, kriteria
evaluasi, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi level-level alternatif
layanan pada masing-masing program. Langkah-langkah umum ZBB
meliputi:
d. Pengalokasian anggaran.
24
c. Fungsi-fungsi layanan non-pembelajaran. Karena terjadi
pengurangan anggaran, perlu dilakukan pengkajian kembali
terhadap kegiatan-kegiatan non-pembelajaran seperti
pemeliharan, transportasi, premi asuransi, prosedur pengadaan
yang lebih efisien, tanpa mengurangi program pembelajaran.
25
Untuk mengurangi dampak negatif dari keterbatasan tersebut, kepala
sekolah dapat melakukan satu atau lebih dari alternatif-alternatif berikut.
Pertama, kepala sekolah dapat meminta guru yang memiliki keahlian yang
cukup untuk membantu melakukan justifikasi usulan yang kepala skeolah
tidak memiliki cukup pengetahuan. Dampak negatif dari alternatif ini adalah
kepala sekolah dapat dipandang hanya sebagai tukang stempel atas
usulan anggaran yang dibuat guru.
26
Untuk mengatasi hal itu, pengusul anggaran harus berusaha keras
agar barang yang diperoleh terjaga kualitas, keawetan, dan
kebermanfaatanya dengan cara menyebutkan secara rinci spesifikasi
barang atau jasa yang diusulkan. Selain itu keterlibatan para pengguna
dalam penentuan usulan anggaran juga merupakan cara yang dapat
membantu mengatasi permasalahan merek tersebut. Keterlibatan
pengguna ini juga akan mendorong optimalisasi pemanfaatan ketika
barang itu telah tersedia.
27
lainnya. Bahkan sering dialami sampai dengan saat tahun pelajaran telah
berlangsung, pihak sekolah belum mendapatkan gambaran yang pasti
mengenai informasi-informasi tersebut. Sekolah juga sering menerima
informasi yang penuh ketidak-pastian mengenai kebijakan anggaran
daerah atau pusat.
28
segala pengeluaran yang dilakukan sekolah dalam bentuk uang atau setara
uang dalam satu tahun anggaran.
1. Pendapatan Sekolah
a. Sumber Pendapatan
Sumber Pendapatan
Anggaran
Sekolah*
Pemerintah APBN
APBD Propinsi
APBD Kabupaten/Kota
Orang Tua Siswa/Komite Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan (SPP)
Sekolah
Bantuan Pengembangan Pendidikan (BPP)
Biaya Pendaftaran Murid Baru
Biaya Ujian Akhir Semester
Biaya Ujian Akhir Sekolah
Iuran Ekstra Kurikuler
Iuran Perpustakaan
Bantuan-bantuan lain yang ditentukan sekolah
29
Sumber Pendapatan
Anggaran
Sekolah*
Yayasan Penyelenggara Biaya Operasional Sekolah
Biaya Pengembangan Sekolah
Donatur Bantuan sukarela masyarakat umum insidental
Bantuan sukarela masyarakat umum rutin
Bantuan alumni
Hasil Usaha Sekolah Kantin Sekolah
Koperasi Sekolah
Unit Usaha sekolah
Penyewaan gedung dan fasilitas milik sekolah
Lain-lain Bunga tabungan sekolah
Sesuai dengan kebijakan dan ketentuan sekolah
maisng-masing
*) Penentuan sumber pendanaan SD/MI harus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
30
Tabel 2.3 Perhitungan Anggaran Pendapatan Sekolah
Jumlah Jumlah
Besaran Frekwensi
Uraian Wajib Bayar Penerimaan
No Satuan Pembayaran
Penerimaan (Siswa/ Per Tahun
Penerimaan per Tahun
Donatur/dst) (Kol 3 x 4 x 5)
1 2 3 4 5 6
1. SPP
1.1 SPP Klas A
1.2 SPP Klas B
1.3 dst
2. BPP
2.1 BPP Klas A
2.2 BPP Klas B
dst.
3. Biaya PMB
4. Biaya Ujian
5.1 Ujian
Semestar
5.2 Ujian Akhir
Klas 6
5. dst.
31
Kolom 3: Diisi besaran atau jumlah yang harus dibayar oleh wajib
bayar setiap satu kali pembayaran
2. Belanja Sekolah
32
1) Biaya Investasi Sekolah
33
2) Biaya Operasi atau Biaya Rutin
34
implementasi program dan efisiensi penggunaan anggaran harus
juga dipertimbangkan pada saat melakukan perhitungan belanja
sekolah untuk dituangkan dalam RAPBS. Dalam bahasa yang
sederhana, anggaran biaya yang dialokasikan untuk setiap kegiatan
yang diusulkan harus cukup namun sama sekali tidak dibenarkan
terjadi pemborosan. Ketepatan dan kecermatan perhitungan
anggaran dalam RAPBS menjadi pra-syarat terwujudnya prinsip-
prinsip itu. Beberapa langkah berikut dapat membantu sekolah untuk
mendapatkan hasil perhitungan yang tepat itu.
35
4) Biaya-biaya tambahan seperti pajak, kenaikan harga
karena inflasi, biaya pengiriman, biaya pemasangan, dan
lain-lain harus diperhitungkan dengan cermat. Hal ini
penting karena harga yang ditawarkan oleh penyedia
barang atau jasa biasanya belum termasuk biaya-biaya ini.
36
Tabel 2.4 dapat membantu sekolah menghitung anggaran operasi dalam
penyusunan RAPBS, Tabel 2.5 dapat digunakan untuk menyusun anggaran
investasi pengembangan sekolah.
Biaya Sumber
No Uraian Satuan Volume Jumlah Ket.
Satuan Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Biaya Operasi
1.1 Gaji dan JB
Tunjangan-
Tunjangan
1.1a Tunjangan Jabatan OB
Kasek
1.1b Tunjangan OB
Wakasek
1.1c Honor lembur OJ
37
Biaya Sumber
No Uraian Satuan Volume Jumlah Ket.
Satuan Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
Langsung
(rekening-
rekening)
1.3a Listrik Bulan
1.3b Air Bulan
1.3c Telepon Bulan
1.3d Internet Bulan
38
dapat diisi “Paket”
Kolom 6: Diisi jumlah biaya dalam satu tahun dan merupakan hasil
kali dari 4 dan 5
Program/ Jumlah
Komponen Biaya Sumber
Kegiatan Satuan Volume Biaya
Anggaran Satuan Dana
dalam Renop (4x5)
1 2 3 4 5 6 7
Program 1 Pengembangan OB
Staf
Peralatan Unit
Bahan ajar Eksp.
Renovasi m2
Gedung
Mebelair Unit/paket
Biaya PTK Judul
39
Program/ Jumlah
Komponen Biaya Sumber
Kegiatan Satuan Volume Biaya
Anggaran Satuan Dana
dalam Renop (4x5)
untuk guru
Beasiswa SB
Promosi sekolah Paket
Dst
Program 2 Pengembangan
Staf
Peralatan
Bahan ajar
Renovasi
Gedung
Mebelair
Biaya PTK
untuk guru
Beasiswa
Promosi sekolah
Dst
Dst.
Jumlah
40
Kolom 4: Diisi volume yang akan dibayar.
Kolom 6: Diisi jumlah biaya dalam satu tahun dan merupakan hasil
kali dari 4 dan 5
Dari Rencana Belanja yang disajikan dalam Tabel 2.4 dan 2.5 biasanya
masih diperlukan beberapa justifikasi atau spesifikasi yang lebih rinci mengenai
barang atau jasa yang diadakan. Sebagai contoh, Pelatihan Guru dalam Tabel
2.5 hanya dicantumkan biaya satuan untuk tiap “Paket”. Dalam penentuan biaya
per paket ini, penyusun RAPBS harus sudah memperhitungkan juga biaya
perjalanan dan biaya hidup peserta selama mengikuti pelatihan. Untuk
pembangunan fasilitas fisik, biaya yang dicakup meliputi biaya perencanaan,
biaya pengawasan, dan biaya pelaksanaan pembangunan.
41
BAB IV
42
Proposal sebenarnya merupakan dokumen yang berisi paparan tertulis
yang dimaksudkan untuk meyakinkan pihak lain sehingga bersedia
memberikan dukungan (biasanya berupa dana) terhadap implementasi program
atau kegiatan yang diusulkan. Proposal penelitian mahasiswa, misalnya,
biasanya diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari pimpinan jurusan atau
dosen pembimbing untuk kemudian menjadi proyek penelitian dalam rangka
menyelesalaikan skripsi, tesis, atau disertasi. Disamping untuk mendapatkan
persetjuan, proposal juga diajukan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak-
pihak yang berkepentingan dengan kegiatan yang diusulkan. Kegiatan untuk
pengembangan sekolah biasanya diusulkan kepada pemerintah, komite
sekolah, yayasan, atau pihak donor yang lain untuk disetujui dan untuk
mendapatkan pendanaan.
Proposal diajukan atas dasar permintaan pihak lain (penyedia dana) atau
atas inisiatif dari pembuat proposal itu sendiri. Porposal yang dibuat atas dasar
permintaan pihak lain biasanya telah disertai ketentuan mengenai substansi
dan format yang harus diikuti oleh sekolah pengusul. Sekolah tidak banyak
mengalami kesulitan berkaitan dengan isi dan format yang harus dituangkan
dalam proposal.
43
1. Prinsip-Prinsip Penyusunan Proposal
44
tujuan, kebijakan dan program pengembangan yang tertuang dalam
Rencana Stratejik Sekolah harus menjadi rujukan utama dalam
penyusunan proposal pengembangan sekolah. Tujuan dan kegiatan yang
diusulkan dalam sebuah proposal harus mencerminkan kebutuhan sekolah
untuk mencapai tujuan-tujuan stratejik sekolah tersebut. Tujuan-tujuan
stratejik sekolah tersebut harus digunakan sebagai pijakan dan tolak ukur
(benchmark) utama dalam identifikasi dan analisis masalah atau peluang
yang merupakan cikal-bakal disusunnya sebuah proposal pengembangan.
45
c. Deskripsi kegiatan harus sesuai dan terkait dengan tujuan yang
akan dicapai dan harus merupakan pilihan terbaik dari sekian
alternatif kegiatan yang mungkin dapat dilaksanakan.
46
kapan, dan dengan sumber daya apa sebuah kegiatan akan dilaksanakan.
Namun demikian, pada umumnya setiap proposal pengembangan selalu
mencakup bagian-bagian pokok sebagai berikut.
d. Indikator keberhasilan
g. Lampiran-lampiran
a. Informasi Umum
3) Status akreditasi;
4) Jumlah siswa;
47
5) Jumlah guru;
48
5) Kebijakan, program, kegiatan yang belum atau masih
harus dilanjutkan, serta masalah-masalah yang timbul dan
perlu penanganan dengan segera;
1) Latar Belakang
49
informasi yang diperoleh dari sumber-sumber itu digunakan,
serta seberapa besar keterlibatan dan kontribusi dari semua
warga sekolah dalam penyusunan Telaah Situasi.
2) Kondisi Eksternal
4) Program Pembelajaran
5) Manajemen Sumberdaya
50
6) Permasalahan dan Alternatif Penyelesaiannya
Program
Alternatif Sumber
Masalah Yang Keterangan
Pemecahan Pembiayaan
Diusulkan
1 2 3 4 5
51
Keterangan:
Kolom 1 diisi masalah-masalah yang teridentifikasi dalam telaah situasi;
52
telaah tersebut dimungkinkan berbeda karena dilaksanakan pada
waktu dan fokus yang berbeda.
d. Indikator keberhasilan
53
digunakan sebagai landasan awal atau baseline, saat pertengahan
implementasi program atau midterm, dan saat program telah berakhir
atau final. Penyajian itu dapat dilakukan dalam bentuk tabel
sebagaimana Tabel 3.2.
Awal Akhir
Capaian
Indikator Program Program
Tengah (Mid)
(Baseline) (Final)
Idikator Kunci
Kelulusan Ujian akhir (%)
Rata-Rata NUN
Jumlah Siswa yang diterima
di PT Favorit
Persentase Kenaikan kelas
(%)
Lama tunggu mendapatkan
pekerjaan pertama (bulan)
dst.
Indikator
Pendukung/Tambahan
Penggunaan laboratorium
IPA untuk per minggu (jam)
Tingkat kehadiran siswa
dalam kelas (%)
Rata-rata transaksi bahan
pustaka dengan siswa (per
hari)
Dst
54
e. Rencana Implementasi Program
1) Organisasi Program
55
Tabel 3.3 Program dan Penjadwalan
Jadwal Pelaksanaan*
Sub-Program atau Tahun 2008 Tahun 2009
Program
Kegiatan TW TW TW TW TW TW TW TW
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Program 1.1 Sub-Program 1.1
1
1.2 Sub-Program 1.2
1.3 Sub-Program 1.3,
dst.
2. Program 2.1 Sub-Program 2.1
2
2.2 Sub-Program 2.2
2.3 Sub-Program 2.3,
dst.
Catatan:
TW = Triwulan
56
f. Rangkuman kebutuhan sumber daya dan anggaran biaya
57
Tabel 3.4 Rekapitulasi Anggaran Biaya Berdasarkan Program/Sub-
Program
Kebutuhan
Sub- Sumber Daya Biaya Sumber
Program Satuan Volume Total Biaya
Program (Komponen Satuan Biaya
Anggaran)
Program Sub- 1.1.1 Orang- 15 120.000 1.800.000 Komite
1 Program Pelatihan hari (OH)
1.1 guru
1.1.2 Unit 7 1.750.000 12.250.000 Pemda
Pembelian
alat lab
Sub- 1.2.1 Kegiatan 2 3.000.000 6.000.000 Pemda
Program Lokakarya
1.2 dengan
komite
1.2.3 Seminar Kegiatan 1 3.000.000 3.000.000 Pemda
1.2.3 Studi OH 50 200.000 10.000.000 Komite
banding
Sub- 1.3.1
Program Renovasi
1.3 gedung
Program Sub- 2.1.1 Pemb.
2 program Gedung baru
2.1
2.1.2 Bahan
pustaka
2.1.3
Sub- 2.2.1
program
2.2
Jumlah
Komite
Pemda
Lain-lain
58
Dari Tabel 3.4 di atas, anggaran perlu dikelompokkan menurut komponen
anggaran dan jadwal realisasi anggaran sebagaimana Tabel 3.5.
59
Kolom 3 : diisi jumlah volume komponen yang bersngkutan dari masing-
masing program yang diusulkan
Kolom 4dan 6 : diisi volume yang akan direalisasikan pada tahun yang
bersangkutan
Kolom 5 dan 7 : diisi jumlah biaya yang dibutuhkan pada tahun yang
bersangkutan
g. Lampiran-Lampiran
60
4) Data pendukung justifikasi anggaran biaya: spesifikasi rinci
komponen anggaran yang diusulkan, spesifikasi barang
atau jasa yang diadakan, atau kerangka acuan kegiatan
yang menjabarkan secara rinci komponen anggaran
tertentu seperti pelatihan guru, loka karya dan seminar,
studi banding, dan sebagainya.
61
Sebenarnya tidak ada format baku dalam penyusunan TOR. Penanggung
jawab kegiatan harus mengembangkan sendiri TOR untuk masing-masing
kegiatan sedemikian rupa sehingga siapapun yang diberi tugas melaksanakan
kegiatan akan merealisaikan kegiatan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Secara umum TOR berisi komponen-komponen sebagai berikut.
1. Judul
3. Tujuan
7. Jadwal kegiatan
62
1. Judul TOR
63
tersebut atau dapat berdasarkan teori ilmiah dan pengalaman
dalam menghadapi akar permasalahan tersebut.
3. Tujuan
Komponen
Tujuan Hasil Yang diharapkan
Anggaran
Pelatihan Guru Meningkatkan Tiga orang guru memiliki
kompetensi guru di kompetensi di bidang .... yang
bidang ... sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh
lembaga/instansi ...
Lokakarya KTSP Meningkatkan Dihasilkannya KTSP beserta
pemahaman warga semua perangkat
sekolah terhadap pendukungnya (Silabus, RPP,
KTSP Kalender Pendidikan, dsb) yang
Mengembangkan sesuai dengan Visi, Misi,
KTSP sesuai dengan Tujuan dan karakteristik
Visi, Misi, Tujuan, dan Sekolah
karakteristik Sekolah
64
5. Ruang Lingkup Kegiatan
65
6. Biaya
Biaya yang dicantumkan dalam TOR harus cukup rinci dan sesuai
dengan ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan. Estimasi
anggaran biaya harus diperhitungkan secara cermat dan detail sehingga
tidak ada satupun kebutuhan yang terlewatkan sehingga akan
mengganggu tercapainya tujuan dan hasil yang diharapkan. Namun
demikian, prinsip efisien penggunaan anggaran harus tetap diperhatikan.
Agar dapat melakukan estimasi anggaran yang demikian itu, penyusun
TOR harus cermat dalam mengidentifikasi jenis kebutuhan serta biaya
yang diperlukan untuk masing-masing kebutuhan. Paparan ruang lingkup
kegiatan yang cermat dan rinci dan diskusi dengan sesama anggota tim
penyusun TOR akan sangat membantu memudahkan estimasi biaya ini.
Tabel 3.8 menyajikan contoh uraian biaya untuk komponen anggaran
Pelatihan Guru yang bertugas di sebuah SMA di Malang. Pelatihan
dilaksanakan di Surabaya selama 2 minggu.
Biaya
Uraian Kebutuhan Biaya Satuan Volume Total Biaya
Satuan
a. Perjalanan negosiasi:
Transport Malang- PP 1 100.000 100.000
SBY
Lumpsum OH 1 300.000 300.000
b. Biaya pelatihan Paket 3 1.000.000 3.000.000
c. Biaya Perjalanan:
Transport PP 3 100.000 300.000
Uang saku/lumpsum OH 6 300.000 1.800.000
(3 org @ 2 hari)
d. Biaya Hidup (3 Org @ OH 39 100.000 3.900.000
13 hari)
66
Biaya
Uraian Kebutuhan Biaya Satuan Volume Total Biaya
Satuan
e. Bahan pelatihan Paket 3 250.000 750.000
f. Perjalanan Biaya:
Transport Malang- PP 1 100.000 100.000
SBY
Lumpsum OH 1 300.000 300.000
g. Penggandaan Laporan Paket 1 150.000 150.000
Jumlah 10.700.000
Keterangan:
PP = Pergi-pulang
OH = Orang Hari
7. Jadwal Kegiatan
67
Tabel 3.9 Contoh Jadwal Persiapan Pelatihan
Waktu
No Kegiatan Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan TOR
2. Persetujuan TOR oleh Kepala
Sekolah
3. Seleksi peserta pelatihan
4. Negosiasi dengan tempat
penyelenggara pelatihan
5. Kontrak
6. Pelaksanaan pelatihan
7. Monitoring pelatihan
8. Pelaporan oleh peserta
9. Pelaporan oleh penangung jawab
kepada kepala sekolah
Bagian ini memuat prosedur dan teknik monitoring dan evaluasi yang
akan dilaksanakan selama dan setelah kegiatan dilaksanakan. Monitoring
dan evaluasi dilakukan untuk menjamin bahwa kegiatan berjalan
sebagaimana rencana yang telah dibuat. Monitoring dilakukan untuk
mengidentifikasi kemajuan pelaksanaan kegiatan dan kendala-kendala
yang timbul mungkin selama berlangsungnya kegiatan. Dengan demikian
setiap hambatan yang timbul dapat segera diatasi sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.
68
mengidentifikasi apakah semua target kegiatan telah tercapai sesuai
dengan rencana dan juga untuk mengidentifikasi berbagai kendala yang
tidak teratasi untuk digunakan sebagai dasar penentuan langkah pada
kegiatan serupa di lain waktu. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh
penanggungjawab kegiatan atau oleh pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
Kedua, evaluasi terhadap kesesuaian hasil yang dicapai dengan yang
direncanakan. Untuk kegiatan pelatihan, misalnya, evaluasi ini dapat
dilakukan oleh pihak pelaksana pelatihan. Laporan tertulis merupakan
sumber informasi yang efektif untuk kepentingan evaluasi kegiatan.
69
DAFTAR RUJUKAN
Canavan, N. & Monahan, L. (2000). School Culture and Ethos: Releasing the
Potential. A resource pack to enable schools to access articulate and
apply ethos values. Dublin: Marino Institute of Education,
70
Duke, Daniel L. & Canady, Robert L. (1991). School Policy. New York:
MacGraw-Hill, Inc.
Furlong, C. & Monahan L. 2000. School Culture and Ethos. Dublin: Marino
Institute of Education
71
Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website:
http://www.wmich.edu/ nonprofit/Resource/index.html)
Mintzberg, H. (1994). The Rise and Fall of Strategic Planning. New York, NY:
The Free Press.
Morrison, James L., Renfro, William L., and Boucher, Wayne I. 1984. Futures
Research And The Strategic Planning Process: Implications for
Higher Education. ASHE-ERIC Higher Education Research Reports
Rowley, D. J., Lujan, H. D., & Dolence, M.G. (1997). Strategic Change in
Colleges and Unviversities. San Francisco, CA: Jossey-Bass
Publishers.
72
School Development Planning Initiative. (1999). School Development
Planning: Draft Guidelines for Second Level Schools. Dublin: SDPI,
73