You are on page 1of 14

DIODA SEBAGAI PENYEARAH

(E.1)

Nama : Made Baruna Jayadilaga

NIM : 0908105022

Kelompok :V

Tanggal :14 April 2010

Dosen pengajar : Ida Bagus Paramarta,S.Si, M.Si

Pengawas/Pembimbing : Gede Guntur Aditya Mertha

Desak Putu Risky Vidika Apriyanthi

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana

2010
DIODA SEBAGAI PENYEARAH

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah

II. DASAR TEORI

Dioda

Dioda adalah komponen semikonduktor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua (2)
elektroda yaitu katoda dan anoda. Ujung badan dioda biasanya diberi bertanda, berupa gelang
atau berupa titik, yang menandakan letak katoda. Dioda hanya bisa dialiri arus DC searah saja,
pada arah sebaliknya arus DC tidak akan mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC ialah
arus listrik dari PLN, maka yang mengalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda
berupa arus DC. Bila anoda diberi potensial positif dan katoda negatif, dikatakan dioda diberi
forward bias dan bila sebaliknya, dikatakan dioda diberi reverse bias. Pada forward bias,
perbedaan voltage antara katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Bila
dioda diberi reverse bias (yang beda voltagenya tergantung dari tegangan catu) tegangan tersebut
disebut tegangan terbalik

Dioda Zener adalah suatu dioda yang mempunyai sifat bahwa tegangan terbaliknya
sangat stabil, tegangan ini dinamakan tegangan zener. Di atas tegangan zener, dioda ini akan
menghantar listrik ke dua arah. Dioda ini digunakan sebagai voltage stabilizer atau voltage
regulator. Bentuk dioda ini seperti dioda biasa, perbedaan hanya dapat dilihat dari type yang
tertulis pada bodynya dan zener voltage dilihat pada vademicum. Suatu jenis dioda yang lain
adalah Light Emiting Diode (LED) yang dapat mengeluarkan cahaya bila diberikan forward bias.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai indikator dan display. Misalnya dapat digunakan untuk
seven segmen (display angka). Dioda foto mempunyai sifat lain lagi, yang berkebalikan dengan
LED ialah akan menghasilkan arus listrik bila terkena cahaya. Besarnya arus listrik tergantung
dari besarnya cahaya yang masuk. Untuk membuat penyearah pada power supply, di pasaran
banyak terjual dioda bridge. Dioda ini adalah dioda silicon yang dirangkai menjadi suatu bridge
dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Di pasaran terjual berbagai bentuk dioda bridge
dengan berbagai macam kapasitasnya. Ukuran dioda bridge yang utama adalah voltage dan
ampere maksimumnya. Banyak sekali penggunaan dioda dan secara umum dioda dapat
digunakan antara lain untuk: Pengaman, Penyearah, Voltage regulator, Modulator, Pengendali
frekuensi, Indikator, Switch. Rangkaian alat sebagai berikut :

Rangkaian Dioda: Penyearah Tegangan


Sebagai penyearah tegangan, dioda digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik
menjadi tegangan searah. Penyearah tegangan ini ada 2 yaitu :

1. Penyearah setengah gelombang


Saat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang, dioda menyearahkan tegangan
AC yang berbentuk gelombang sinus menjadi tegangan DC hanya selama siklus positif
tegangan AC saja. Sedangkan pada saat siklus negatifnya, dioda mengalami panjaran
balik (reverse bias) sehingga tegangan beban (output) menjadi nol.
2. Penyearah gelombang penuh
Saat digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dioda secara bergantian
menyearahkan tegangan AC pada saat siklus positif dan negatif. Penyearah gelombang
penuh ada 2 macam dan penggunaannya disesuaikan dengan transformator yang dipakai.
Untuk transformator biasa digunakan jembatan dioda (dioda bridge) sementara untuk
transformator CT digunakan 2 dioda saja sebagai penyearahnya.

III.PERALATAN
1. Rangakaian penyearah
2. Osiloskop
3. Voltmeter

IV. CARA KERJA

T P

D1 D4

D3 C
D2
R
Q

Gambar percobaan

A. Penyearah Setengah Gelombang


1. Penyearah setengah gelombang tanpa perata dihubungkan dan bentuk gelombang pada
osiloskop diamati. Tegangan diukur dengan voltmeter.
2. Perata dihubungkan dan bentuk gelombang pada osiloskop diamati. Tinggi
puncak(simpangan tertinggi) dan lembah gelombang (simpangan terendah) pada
osiloskop dibaca serta dibandingkan mengukur tegangan dengan voltmeter.

B. Penyearah Satu Gelombang


1. Penyearah satu gelombang tanpa perata dihubungkan dan bentuk gelombang pada
osiloskop diamati. Tegangan diukur dengan voltmeter.
2. Perata dihubungkan dan bentuk gelombang pada osiloskop diamati. Tinggi
puncak(simpangan tertinggi) dan lembah gelombang (simpangan terendah) pada
osiloskop dibaca serta dibandingkan mengukur tegangan dengan voltmeter.

V. DATA PENGAMATAN
A. Penyearah Setengah Gelombang
1. Bentuk Gelombang pada Osiloskop tanpa Perata
 Tegangan dengan voltmeter

Tegangan
Pengukuran
(volt)
I 4,5

II 4,5

III 4,4

IV 4,5

V 4,5
2. Bentuk Gelombang pada Osiloskop dengan Perata
 Tegangan dengan voltmeter

Tegangan
Pengukuran
(volt)
I 11

II 11,5

III 11,5

IV 11,4

V 11,5

B. Penyearah Satu Gelombang


1. Bentuk Gelombang pada Osiloskop tanpa Perata
 Tegangan dengan voltmeter

Tegangan
Pengukuran
(volt)
I 9

II 9

III 9

IV 9

V 9

2. Bentuk Gelombang pada Osiloskop dengan Perata


Tegangan
Pengukuran
(volt)  Tegangan dengan voltmeter
I 13,5

II 13

III 13,4

IV 13,4

V 13,5
VI. PERHITUNGAN

A. Penyearah Setengah Gelombang


1. Bentuk Gelombang pada Osiloskop tanpa Perata
 Tegangan (V) dengan voltmeter

Tegangan (volt) V́ (volt) V- V́ (volt) (V- V́)2 (volt)


4,5 0,02 4.10-4
4,5 0,02 4.10-4
4,4 4,48 -0,08 64.10-4
4,5 0,02 4.10-4
4,5 0,02 4.10-4

∑ ¿¿ ¿ 80.10-4

∑ (V- V́)2
∆V =
√ n(n-1)
−4
∆V = 80.10
√ 20
∆V = √ 4.10−4
∆V =2.10-2 volt

V́ ± ∆V = 4,48 + 2.10-2

2. Bentuk Gelombang pada Osiloskop dengan Perata


 Tegangan (V) dengan voltmeter

Tegangan (volt) V́ (volt) V- V́ (volt) (V- V́)2 (volt)


11 -0,38 1444.10-4
11,5 0,12 144.10-4
11,5 11,38 0,12 144.10-4
11,4 0,02 4.10-4
11,5 0,12 144.10-4

∑ ¿¿ ¿ 1880.10-4

∑ (V- V́)2
∆V =
√ n(n-1)

−4
∆V = 1880.10
√ 20

∆V = √ 9 4.10−4

∆V = 9,7.10-2 volt

V́ ± ∆V = 11,38+ 9,7.10-2

B. Penyearah Satu Gelombang


1. Bentuk Gelombang pada Osiloskop tanpa Perata
 Tegangan (V) dengan voltmeter

Tegangan (volt) V́ (volt) V- V́ (volt) (V- V́)2 (volt)


9 0 0
9 0 0
9 9 0 0
9 0 0
9 0 0
∑ ¿¿ ¿ 0

∑ (V- V́)2
∆V =
√ n(n-1)
0
∆V =
√ 20
∆V = √ 0
∆V = 0 volt
V́ ± ∆V = 9 + 0

2. Bentuk Gelombang pada Osiloskop dengan Perata


 Tegangan (V) dengan voltmeter

Tegangan (volt) V́ (volt) V- V́ (volt) (V- V́)2 (volt)


13,5 0,14 196.10-4
13 -0,36 1296.10-4
13,4 13,36 0,04 16.10-4
13,4 0,04 16.10-4
13,5 0,14 196.10-4
∑ ¿¿ ¿ 1720.10-4

∑ (V- V́)2
∆V =
√ n(n-1)

−4
∆V = 1720.10
√ 20

∆V = √ 86 .10− 4
∆V = 9,3.10-2 volt

V́ ± ∆V = 13,36+ 9,3.10-2

VII. RALAT
 Ralat keraguan untuk tegangan setengah gelombang tanpa perata
∆V
Ralat nisbi = x 100 %

0,02
= x 100 %
4,48
= 0,447 %
Kebenaran praktikum = 100 % - 0,447%
= 99,553 %

 Ralat keraguan untuk tegangan setengah gelombang dengan perata


∆V
Ralat nisbi = x 100 %

0,097
= x 100 %
11,38
= 0,85 %
Kebenaran praktikum = 100 % - 0,85%
= 99,15 %

 Ralat keraguan untuk tegangan satu gelombang tanpa perata


∆V
Ralat nisbi = x 100 %

0
= x 100 %
9
=0 %
Kebenaran praktikum = 100 % - 0 %
= 100 %

 Ralat keraguan untuk satu gelombang dengan perata


∆V
Ralat nisbi = x 100 %

0,093
= x 100 %
13,36
= 0.7 %
Kebenaran praktikum = 100 % - 0,7 %
= 99,3 %

VIII. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini menggunakan penyearah arus setengah gelombang dan penyearah
arus saru gelombang atau gelombang penuh. Data yang diperoleh pada penyearah setengah
gelombang baik dengan menggunakan perata maupun tidak, didapat hasil yang berbeda. Ini
menunjukkan bahwa perata sangat berpengaruh terhadap arusnya. Ini terbukti dengan
pengukuran pada voltmeter dengan hasil yang berbeda antara yang menggunakan perata dengan
yang tidak menggunakan perata. Hasil pengukuran dengan menggunakan perata lebih besar
daripada yang tidak menggunakan perata. Tanpa perata didapat hasil pengukuran pada voltmeter
dengan rata-rata hasil pengukuran 4.48 volt, sedangkan dengan menggunakan perata didapat
hasil dengan rata-rata pengukuran pada voltmeter yaitu 11.38 volt.

Untuk data yang kedua dengan penyearah gelombang penuh baik yang menggunakan
perata maupun yang tidak menggunakan peratapun diperoleh hasil yang berbeda. Hasil
pengukuran tanpa menggunakan perata yaitu dengan rata-rata 9 volt, sedangkan dengan
menggunakan perata dengan hasil rata-rata 13.36 volt.

Sementara pada ralat keraguan, ralat nisbi yang diperoleh tidak pernah lebih besar dari
satu persen. Sehingga kebenaran praktikumnya rata-rata lebih dari 99%. Ini bisa didapat karena
data yang diperoleh tidak terlalu melenceng jauh, sehingga ralat nisbi yang diperoleh juga kecil.
Oleh sebab itu ΔV menjadi kecil, dengan nilai rata-rata tegangan yang tetap mengakibatkan nilai
ini menjadi kecil. (Semakin kecil ΔV perhitungan semakin kecil pula hasil ralat nisbi yang
diperoleh). Perbedaan hasil perhitungan tegangan pada voltmeter yang telah didapat mungkin
disebabkan karena kekurangtelitian praktikan saat mengamati atau melihat angka pada voltmeter.
Sehingga terjadi beberapa perbedaan hasil yang didapat dalam 5 kali pengulangan. Sedangkan
semakin besar ΔV yang diperoleh semakin besar pula nilai ralat nisbi yang didapatkan pada nilai
rata-rata tegangan pada voltmeter yang tetap. Ini tentunya mengakibatkan nilai kebenaran
praktikum semakin kecil. Sesuai dengan hasil yang diperoleh bahwa nilai ΔV yang kecil,
sehingga ralat nisbi pun menjadi kecil yang berpengaruh juga terhadap hasil kebenaran
praktikumnya yang bernilai besar pula. Kurang teliti dalam melakukan pengamatan dapat
menyebabkan kekurangsempurnaan praktikum yang telah kami lakukan.

IX. KESIMPULAN

Dalam percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).
2. Hasil pengukuran yang diperoleh pada voltmeter berbeda dengan menggunakan perata
dan yang tidak menggunakan perata.
3. Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-
benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi
mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada
teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan.
4. Semakin kecil ΔV perhitungan yang diperoleh semakin kecil pula hasil ralat nisbi yang
diperoleh pada nilai rata-rata voltmeter yang tetap.
5. Diode hanya dapat mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka
dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus listrik (rectifier). Pada kenyataanya
memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC.
6. Kelebihan system jembatan daripada trafo CT yaitu adanya diode yang terhubung seri,
sehingga masing-masing diode dapat menahan tegangan balik maksimumnya.
7. Karena diode hanya dapat menghantarkan arus searah saja, maka pemasangan multimeter
harus dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Terminal positif multimeter dihubungkan dengan kaki katoda.
 Terminal negatif multimeter dihubungkan dengan kaki anoda.
8. Karena penyearah setengah gelombang hanya menggunakan setengah dari gelombang
input AC, maka penggunaannya terbatas pada aplikasi daya rendah
9. Dioda diberi bias maju ketika tegangan masing-masing lin menjadi positif dan diberi bias
mudur ketika tegangan menjadi negatif. Karena tegangan dari tiap lin tiga-fase menjadi
positif, arus mengalir melalui beban ke tap pusat transformator, untuk melengkapi
rangkaian.
10. Oleh karena sifat hanya dapat mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu
saja,maka dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus listrik (rectifier). Pada
kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai penyearah tegangan AC menjadi
tegangan DC.

X. DAFTAR PUSTAKA

 http://yosmedia.com/2009/01/rangkaian-dioda-penyearah-tegangan.html'>Rangkaian
 Holman. J.P. Fisika Dasar.Erlangga : Jakarta. 1998
 Ruwanto, Bambang . 2003. Asas-asas Fisika DASAR.Yogyakarta:Yudhistira.
 http://fugue.multiply.com/reviews/item/4
 http://sidikpurnomo.net/dioda-direct-current.html

You might also like