Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Maulya Arfi Syahputra
Nasti Susanti
Restu Yuslida
Wantoso
1.2. Tujuan
Praktikum lapangan ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragan dan kekayaan
hewan vertebrata di Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber : http://www.mail-archive.com
b. Fauna
Dengan berbagai ragam floranya, kawasan taman wisata alam Pangandaran
merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar. Jenis satwa liar yang
dapat dijumpai pada kawasan ini antara lain yaitu Tando (Cynocephalus variegatus),
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis cristata), Kalong
(Pteropus campyrus), Banteng (Bos sondaicus), Rusa (Cervus timorensis), Kancil
(Tragulus javanica), dan Landak (Hystrix javanica). Sedangkan jenis-jenis burung yang
dapat dijumpai antara lain burung Canghegar (Gallus varius), Tlungtumpuk (Magalaema
javensis), Cipeuw (Aegitina tiphia), Larwo (Copsychus malaharicus) dan Jogjog
(Pycnonotus plumosus). Jenis Amphibi yang dapat ditemui diantaranya adalah Katak
pohon (Rhacopnorus leucomistak), Katak buduk (Bufo melanostictus), dan Bancet (Rana
limnocharis). Sedangkan jenis Reptilia yang dapat ditemui diantaranya adalah Biawak
(Dracopolon sp), Tokek (Gecko gecko) dan beberapa jenis ular, antara lain Ular pucuk
(Dryopsis prasinus).
Sumber : http://www.ngarumatpangandaran.org
2.2. Vertebrata
2.2.1. Pengertian Vertebrata
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata dengan ciri umum memiliki tulang
belakang(vertebrae). Multiselular yang embrionya memiliki tiga lapisan jaringan
(lembaga) yaitu disebelah luar disebut ektoderm, ditengah mesoderm, dan didalam
membatasi rongga usus dinamakan entoderm.Badan bersifat bilateral simetri, terdapat
rongga tubuh atau solom, yang dibatasi oleh mesoderm.Saluran pencernaan
sempurna.Otak pada vertebrata sudah terbagi-bagi menjadi beberapa gelembung(lobus),
yang menyelenggrakan kontrol dan koordinasi terhadap gerak batas syaraf tubuh.
Memiliki struktur ranggka tengkorak yang melindungi dan menunjang otak.
2.2.2. Asal-Usul Vertebrata
Menurut Djuhanda.( 1983) Dalam pembahasan struktur yang disajikan sebagian
para ahli ada yang menerima vertebrata berkerabat lebih dekat dengan
Cephalochordata(contonhnya ampioxus) dari pada Urochordata(Hewan yang memiliki
ekor dan chordata) namun sebagian ahli lain ada yang berpendapat vertebrata lebih dekat
dengan Echinodermata(contohnya karang).
2.2.3. Klasifikasi vertebrata
Menurut Djuhanda.( 1983) vertebrata di klasifikasikan menjadi :
A. Kelas Agnata : Vertebrata yang tidak berahang
Subkelas Ostacodermi.
Subkelas Cyclostomata
B. Kelas Placodermi : termasuk Arthrodira, Antiarchi, Acantodi
C. Kelas Chondrichthyes : ikan berangka rawan.
Subkelas Elasmobrancii:
Subkelas Holocephali
D. Kelas Osteichthyes : ikan-ikan berangka tulang
Subkelas Acanthodii
Subkelas : Actinopterigii
Infra kelas Chonrostei:
Infra kelas Holostei
Subkelas Sarcoteryygii
Infra kelas Dipnoi
Infra kelas Crossopterygii
E.kelas Amphibia
Subkelas Labyrinththodontia
Subkelas Lissamphibia
F Kelas Reptilia
Subkelas napsida
Subkelas Archosauria
Subkelas Euruapsida
G.Kelas Aves
Subkelas Archaeornithes
Subkelas Neornites
H. Kelas Mamalia
Subkelas Prototheria
Subkelas Theria
Infrakelas matatheria
Infrakelas Eutheria
Kimball, 1983 mengklasifikasikan vertebrata menjadi:
1. Kelas Ikan tak berahang ( Agnata)
2. Kelas Plakodermi
3. Kelas Chonrichthyes
4. Kelas Osteichhthyes
5. Kelas Amfibia
6. Kelas Reptilia
7. Kelas Burung
8. Kelas Mamalia
2.3. Pisces
2.3.1. Kelas Agnatha (ikan tak berahang)
Menurut Kimball, (1983) Merupakan Salah satu vertebrata pertama yang
ditemukan dalam bentuk fosil. Agnatha bentuk pipih, relatif kecil, diperkirakan hidup
dengan menghisap zat-zat organik dari dasar sungai tempat mereka hidup. Pertkaran gas
terjadi pada pasangan-pasangan insang interna, dengan tiap insang ditunjang oleh suatu
lengkungan tulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar melalui
serangkaian kantung insang yang bermuara di permukan, tidak terdapat sirip: ikan
tersebut berenang dengan gerakan undulasi.(kimball, 1983)
Djuhanda, 1983 memabagi kelas Agnatha menjadi beberapa subkelas:
a. Subkelas Ostracodermi
Tubuhnya kecil, hidup didalam aliran air dibeberapa benua. Tidak berahang dan
tubuh ditutupi sisik yang kuat atau pelat-pelat tulang(ostracodermi = cangkang kulit).
Ostracodermi dibagi menjadi menjadi beberapa ordo:
- Ordo Cephalasidomorpha, merupakan vertebrata yangtidak berahang yang kepalanya
gepeng dan mempunyai mata dorsal.
- Ordo Anaspida, adalah vertebrata tanpa rahang, bentuk badannya ramping, dan hanya
ostracodermi inilah yang mempunyai pelat sisik dan perisai kepala yang kecil-
kecil(Anaspida = Tanpa perisai)
- Ordo Pteraspidomorpha, mempunyai perisai-perisai besar dari tulang yang melindungi
kepala dan bagian anterior tubuhnya. Moncongnya selalu menonjol kedepan dari mulut,
dan sering sekali mempunyai duri-duri ganjil pada perisainya atau sepanjang
punggungnya ( pterospid = sayap + perisai)
b. Subkelas Cyclostomata
Bersifat semiparasit terhadap ikan-ikan berangka tulang. Mulut dan Lidahnya
disesuaikan untuk melekat pada tubuh dan memarut daging mangsanya (Cyclostome =
Bulat + Mulut). Contoh subkelas ini adalah Hagfish dan Lamprey
2.3.2. Kelas Placodermi (Ikan Pelat kulit)
Memiliki rahang dan sirip yang berpasangan, sirip yang pertama membantu dalam
memangsa hewan yang lebih kecil secara aktif ; sedangkan yang kedua membantu
lokomosi dengan menstabilkan ikan tersebut didalam air.(Kimball, 1983)
Djuhanda, 1983 membagi placodermi menjadi bebrapa ordo:
Ordo Antiarchi, anggota pektoralnya sangat khusus ( antiarch = berlawanan + tangan)
Ordo Atrhrodira, mempunyai rahang yang kuat dengan pinggirannya bergerigi,
mempuyai perisai kepala dan dada yang dirangkai bersama engsel (arthrodira = sendi +
leher)
2.3.3. Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan)
Tidak memiliki rangka tulang sama sekali baik didalam maupun sisiknya
(Chondrichthyes = rawan + ikan).Ikan bertulang rawan dapat dibedakan dari ikan-ikan
lainnya, karena kotak otaknya pepat, struktur siripnya, pola percabangan dari pembuluh
darah berhubungan dengan insan, dan sisik yang seperti duri-duri kecil.(djuhanda, 1983)
Djuhanda, 1983 membagi Chondrichthyes kedalam beberapa subkelas:
a. Subkelas Elasmobranchii
Mempunyai lubag insang luar berbentuk celah(Elasmobranchii = Pelat + insang),
terbagi menjadi beberapa ordo :
- Ordo Pleuracanthodii, ikan air tawar, panjang tubuhnya hampir satu meter yang menjadi
punah sekitar zaman perkembangan mamalia.
- Ordo Cladoselachii, banyak terdapat pada zaman carbon, Ikan laut ini hampr
menyerupai hiu yang besar kecuali mulut letaknya hampir terminal.
- Ordo Selachii, Terdiri dari hiu dan pari, mempunyai serangkaian celah-celah insang dan
sisik kecil-kecil yang kasap.
b. Subkelas Holocephali
Hanya terdapat sedikit sisk atau tidak sama sekali. Notokor tetap ada, spirakulum
tidak ada.Hewan jantan mempunyai alat pemeluk tunggal berbentuk gada pada ujung
kepala.
2.3.3. Kelas Osteichthyes ( ikan bertulang keras)
Kebanyak ikan dari kelas ini mempunyai tengkorak, vertebrae, gelsng snggots,
penyokong sirip, dan sisik kesemuanya dari tulang.(Djuhanda, 1983)
Djuhanda, 1983 membagi kelas ini menjadi beberapa subkelas:
a. Subkelas Achantodii(acanthodii = duri + bentuk)
Mempunyai bentuk tubuh ramping, mata lateral yang besar, dan mulut yang lebar dengan
ditumbuhi banyak gigi. Kepala dibangun oleh tulang dan sisik-sisiknya yang kecil yang
tebal dan keras.Sirip-sirip yang banyak dari acanthodii adalah tersendiri dan masing-
masing mempunyai selaput tipis yang disokong pada pinggirannya yang besar oleh duri-
duri yang panjang dan kuat.
b. Subkelas Actinopterygii
Ikan-ikan berjari-jari sirip. Selaput sirip berpasangan disokong oleh jari-jari tulang yang
memancar dari pangkal sirip.memiliki tiga infrakelas, yaitu Chondrstei, Holostei, dan
teleostei, namun ada pendapat lain yang menjadikannya ordo.Chondrostei, berkembang
biak di zaman trias. Mereka sekaranmg diwakili oleh sturgeon dan paddlefish. Holostei
jumlahnya lebih banyak di zaman jura dan Cretaseus.
c. Subkelas Sarcopteyigii
Sirip ikan-ikan ini mempuyai tonjolan-tonjolan lunak sperti daging
Terdiri dari beberapa infrakelas:
- Infrakelas Dipnoi, ikan berparu, kebanyakan ikan air tawar yang besarnya sedang dan
bentuknys norlmal atau sedang. Mempunyai lubang hidung yang aneh (lubang yang
menghubungkan rongga hidung dengan rongga mulut), paru-paru yang fungsional, dan
sistem sirkulasi yang maju.
- Infrakelas Crossopterygii, banyak nenek moyang crossopterygii mempuyai khoane
(lubang hidung dalam), dan dianggap menyerupai Dipnoi dalam hal mempunyai paru-
paru yang fungsional dan sistem peredaran darah yang sudah maju.
Sumber : www.ngarumatpangandaran.com
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Cagar Alam Pananjung Pangandaran
hewan-hewan vertebrata yang ditemukan ada 4 kelas yaitu Pisces, Reptil, Aves dan
Mamalia sedangkan untuk kelas Amphibi tudak ditemukan jenis apapun selama
pengamatan dilakukan.
4.2.1. Pisces
Kelas pisces yang ditemukan terdiri dari 7 jenis, yaitu :
4.2.1.1. Ikan Kakap Merah (Lutjanus. sp)
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi ikan kakap merah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animilia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Species : Lutjanus sp
B. Deskripsi
Bentuk tubuhnya bulat pipih memanjang dengan mempunyai sirip di bagian
punggung. Di bawah perut juga terdapat sirip. Di bagian dekat anal juga terdapat sirip
analnya. Sebagai ikan penguasa karang, ikan kakap dilengkapi dengan gigi untuk
mengkoyak mangsanya. Karakternya dalam menyergap mangsanya, ikan kakap biasanya
bersembunyi di balik karang atau rumpon dan mengambil lokasi tepat di muka arus.
Ketika ada makanan apa saja yang hanyut langsung disergapnya untuk mengisi perutnya.
Ikan-ikan yang paling besar di kawasanya selalu berada paling depan untuk memburu
makanan, sedangkan yang ukuran sedang memilih ‘sisa-sisa’ setelah yang besar puas
makan. Makanannya berupa Ikan kembung, como, tembang, cumi dan sebagainya. Cara
makannya pun tergolong unik. Ikan ini tidak menyergap namun menghisap dengan mulut
lebarnya.
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi ikan kakap putih adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer
B Deskripsi
Tubuh ikan memanjang dan gepeng. Warna tubuhnya kehitaman pada bagian
punggung, sedangkan di bagian perutnya berwarna putih. Pangkal sirip ekornya melebar.
Sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekor bulat.
Pada waktu masih burayak (umur 1-3 bulan) warnanya gelap dan setelah menjadi
gelondongan (umur 3-5 bulan) warnanya terang dengan bagian punggung berwarna
coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan dengan sirip
berwarna abu-abu gelap. Mata berwarna merah cemerlang. Mulut lebar, sedikit serong
dengan geligi halus. Bagian atas penutup insang terdapat lubang kuping bergerigi
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi ikan kakap belang-belang adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Famili : Serannidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
B. Deskripsi
Badan lonjong dan pipih lengkung kepala bagian atas agak cekung diatas mata.
Kepala agak besar ,panjang kepal lebih besar daripada tinggi badan .mulut besar dengan
bibir tebal . Rahang dengan gigi seperti taring ,ujung belakang maksila mencapai bagian
bawah belakang mata,sirip dada relatif pendek. Sirip ekor bundar .warna bervariasi dar
coklat kehitaman sampai coklat keabu-abuan dengan bintik-bintik coklat tua
kepala,badan sirip punggung dan batang ekor bagian atas dengan bercak-bercak lebih
gelap dan saling tumpah dinding dengan bercak-beercak kecil.panjang tubuh bisa
mencapai panjang 90 cm.
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi ikan bawal putih adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Bramidae
Genus : Pampus
Spesies : P. argenteus
B. Deskripsi
Bawal putih berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal putih dewasa
kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di baagian kepala yang kelihatan seakan
bersambung terus dengan badan. Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi
mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut hujung bahagian kepala. Rahang
atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas. Bawal putih disebut juga bawal
cermin karena dari pantulan cahaya dari badannya yang berkilat dan berwarna perak.
Garisan deria di badannya bermula dari insang hingga mencecah zon ekor. Manakala
sirip pektoral lebih panjang berbanding sirip dorsal dan ekor melengkung bentuk V.
Warna - Badan bawal putih diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak dan
bahagian sirip memancarkan warna kelabu. Sesetengah bahagian badannya diliputi bintik
hitam halus.
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi ikan kerapu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Divisi : Perciformis
Famili : Serranidea
Sub Famili : Epinephelinea
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus sp.
B. Deskripsi
Ikan kerapu genus Epinephelus tubuh ditutupi oleh bintik-bintik berwarna cokelat
atau kuning, merah atau putih, tinggi badan pada sirip punggung pertama biasanya lebih
tinggi dari pada sirip dubur, sirip ekor berbentuk bundar.Bentuk tubuh pipih, yaitu lebar
tubuh lebih kecil dari pada panjang dan tinggi tubuh. Rahang atas dan bawah dilengkapi
dengan gigi yang lancip dan kuat.Mulut lebar, serong ke atas dengan bibir bawah yang
sedikit menonjol melebihi bibir atas.Sirip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal
dan memanjang dimana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan yang
berjari-jari lunak. Posisi sirip perut berada dibawah sirip dada. Badan ditutupi sirip kecil
yang bersisik stenoid.
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi ikan tongkol adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Perchomorphi
Sub Ordo : Scombrina
Famili : Scombridae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus affinis
C. Deskripsi
Badan memanjang dengan penampang melintang agak bundar. Bentuk kepala
bagian atas sampai awal sirip punggung agak cembung,sirip dada pendek ,ujung sirip
tidak melewati area yang kurang bersisik.kepala dan badan atasa biru tua kehitaman
,bagian bawah abu-abu keperakan. Daerah yang kurang bersisik diatas garis rusuk dan
garis-garis bergelombang menyilang kehitaman.sirip punggung dan dubur
keputihan.Sirip ekor ( caudal fin),sirip dada (pectoral fin) dan sirip punggung (dorsal fin)
berwarna kehitaman, ekor bercagak dua dengan kedua ujungnya yang panjang, dan
pangkalnya bulat kecil. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya
mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk ke dalam
lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekkan dari air pada waktu ikan
tersebut sedang berenang cepat ,panjang tubuh dapat mencapai 100 cm. dan dapat
mencapai berat 13,6 kg.
4.2.2. Reptil
Kelas reptil yang ditemukan terdiri dari 2 jenis, yaitu :
4.2.2.1. Biawak ( )
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi biawak adalah sebagai berikut :
B. Deskripsi
4.2.2.2. Kadal ( )
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi kadal adalah sebagai berikut :
B. Deskripsi
4.2.3. Aves
Kelas aves yang ditemukan terdiri dari 4 jenis, yaitu :
4.2.3.1. Walet Linci (Collocalia linchi)
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi burung walet linci adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Ordo : Apodiformes
Famili : Apodidae
Sub Famili : Apodenae
Genus : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga
B. Deskripsi
Berukuran kecil (10 cm). Tubuh bagian atas hitam kehijauan buram, tubuh bagian
bawah abu-abu jelaga, perut keputih-putihan, ekor sedikit bertakik. Iris coklat tua, paruh
dan kaki hitam. Sarang berupa mangkuk tidak rapih, terbuat dari lumut, rumput atau
bahan nabati lain, direkatkan dengan air ludah. Sarang dibangun di tempat yang lebih
terang, di dekat mulut gua, rekahan batu, atau bangunan. Terbang lemah dan
menggelepar.
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi burung perenjak jawa adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Cisticolidae
Genus : Prinia
Spesies : Prinia familiaris
B. Deskripsi
Berukuran agak besar (13 cm), berwarna zaitu n. Ekor panjang, dengan garis
sayap putih khas serta ujung hitam-putih. Tubuh bagian atas coklat-zaitun, tenggorokan
dan dada tengah putih; sisi dada dan sisi tubuh kelabu, perut dan tungging kuning pucat.
Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah kekuningan, kaki merah muda. Menghuni
hutan mangrove dan habitat sekunder terbuka, terutama kebun dan taman. Ribut, suka
berkelompok kecil. Berburu di sekitar permukaan tanah sampai puncak pohon.
4.2.3.3. Elang Laut (Haliaeetus leucogaster)
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi burung elang laut adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Falconiformes
Famili : Accipitridae
Genus : Haliaeetus
Species : Haliaeetus leucogaster
B. Deskripsi
Berukuran besar dengan panjang 70-80 cm.Tubuh berwarna putih, Abu-abu dan
hitam. Individu dewasa: Kepala, leher dan bagian bawah badan berwarna putih. Sayap,
punggung dan ekor berwarna Abu-abu, Bulu primer Hitam Pada individu yang masih
anak dan remaja warna cokelat pucat dan akan berubah warna sekitar umur 3 tahun.
sedangkan warna Abu-abu sayap berwarna cokelat tua.Bentuk ekor menyerupai baji.
Warna iris cokelat, paruh dan sera abu-abu.
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi burung cici padi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Cisticolidae
Genus : Cisticola
Spesies : Cisticola juncidis
B. Deskripsi
Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 10 cm.
Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis atau bercoret kehitaman, sisi bawah tubuh agak
pucat; lebih putih daripada Cici merah. Tungging kuning tua kemerahan dengan ujung
ekor berwarna putih menyolok. Ekor kerap digerak-gerakkan menutup dan membuka
serupa kipas, sehingga burung ini juga dinamai Fan-tailed Warbler. Alis putih, sisi leher
dan tengkuk berwarna pucat. Iris mata coklat, paruh coklat, kaki Menghuni padang
rumput dan persawahan, terutama dekat air. Pemalu, jarang terlihat kecuali pada musim
berbiak, di mana burung jantan sesekali keluar untuk memikat betinanya. Memangsa
aneka jenis serangga, Cici padi lebih banyak menjelajah di sela-sela kerimbunan batang-
batang rumput yang tinggi.
Burung jantan bersifat polygamous, kawin dengan beberapa betina dalam satu
musim. Sarang berupa mangkuk dibuat di antara batang-batang rumput yang lebat dan
tersembunyi. Sarang ini tersusun dari daun-daun rumput yang dianyam dan dijahit
dengan aneka serat tumbuhan dan jaring laba-laba. Di bagian atasnya, sering dijahitkan
beberapa lembar daun atau rumput untuk menutupi dan menyamarkan sarang. Telur 3-6
butir putih sampai kemerahan.
4.2.4. Mamalia
Kelas mamalia yang ditemukan terdiri dari 7 jenis, yaitu :
4.2.4.1. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis )
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi monyet ekor panjang adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Family : Cercopithechidae
Subfamiy : Cercopithechinae
Genus : Macaca
Spesies : Macaca Fascicularis
B. Deskripsi
Monyet ekor panjang merupakan jenis monyet yang mempunyai ekort panjang
lebih kurang sama dengan panjang tubuh, yang diukur dari kepala hingga ujung
tubuhnya.Panjang tubuh berkisar antara 385-648 mm. Panjang ekor pada jantan dan
betina antara 400-655 mm. Berat tubuh jantan dewasa berkisar anatara 3,5-8 kg,
sedangkan berat tubuh rata-rata betina dewasa sekitar 3 kg. Warna tubuh bervariasi,
milau dari abu-abu sampai kecoklatan, dengan ventral berwarna putih. Anak yang baru
lahir berambut kehitaman. Masa kehamilan berkisar antara 153-179 hari dan umumnya
hanya melahirkan satu ekor anak.
Hidup pada hutan primer dan sekunder mulai dari dataran rendah sampai dataran
tinggi sekitar 1.000 meter diatas permukaan laut. Pada dataran tinggi, jensi monet ini
biasanya diumpai didaerah pertumbuhan sekunder atau pada daerah-daerah perkebunan
penduduk.Seringkali juga ditemukan dihutan bakau sampai ke hutan didekat
perkampungan.
B. Deskripsi
Muntiacus muntjak dikenal sebagai kijang mempunyai sehelai mantel pendek
rambut. Mantel atau kulit bisa tebal dan padat untuk yang hidup di iklim yang lebih
sejuk, atau tipis dan tinggal di daerah yang lebih hangat. Warna mantel keemasan
berwarna coklat di atas yang putih yang sampingan yang belakang di pihak perut, dan
muka coklat tua. Telinga mempunyai sedikit rambut. Kalau mereka merasa adanya
predator, mereka mengeluarkan bunyi yang kedengarannya seperti gonggongan anjing.
4.2.4.4. Tupai ( )
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi tupai adalah sebagai berikut :
B. Deskripsi
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi landak adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Monotremata
Famili : Tachyglossidae
Genus : Tachyglossus
Spesies : Tachyglossus aculeatus shaw,1972
B. Deskripsi
Landak atau ekidna moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), juga dikenal
sebagai spiny anteater (pemakan semut berduri) karena makanannya yaitu semut dan
rayap, adalah satu dari empat spesies ekidna yang masih hidup dan satu-satunya anggota
dari genus Tachyglossus. Tubuh Ekidna moncong pendek tertutup bulu dan duri serta
memiliki moncong yang unik dan lidah khusus sehingga bisa menangkap mangsa dengan
cepat. Seperti monotremata lainnya yang masih hidup, Ekidna moncong pendek bertelur;
monotremata adalah satu-satunya kelompok mammalia yang dapat melakukannya.
B. Deskripsi
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 3.500 tahun
yang lalu, ketika orang Mesir kuno menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau
hewan pengerat lain dari hasil panen. Gigi premolar dan molar pertama membentuk
sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek
daging. Meskipun ciri ini juga terdapat pada famili Canidae atau anjing , tapi ciri ini
berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak
makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing kadang memakan buah,
akar, atau madu sebagai suplemen jika ada sementara kucing hanya memakan daging,
biasanya buruan segar. Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing
biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti
singa .
4.2.4.7. Kelelawar ( )
A. Klasifikasi
Klasifikasi taksonomi kelelawar adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Infrakelas : Eutheria
Superordo : Laurasiatheria
Ordo :Chiroptera
B.. Deskripsi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum lapangan yang telah dilakukan di Cagar Alam Pananjung
Pangandaran maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
• Hewan Vertebrata Kelas Pisces yang ditemukan ada 6 jenis yaitu Ikan Bawal
Putih (Pampus argenteus ), Ikan Kerapu (Epinephelus. sp), Ikan Kakap Merah
(Lutjanus. sp). Ikan Kakap Putih (Lates calcaliver), Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis) dan Ikan Kakap Belang-Belang (Epiephelus fuscoguttatus ).
• Hewan Vertebrata Kelas Reptil yang ditemukan ada 2 jenis yaitu Kadal ( ) dan
Biawak ( ).
• Hewan Vertebrata Kelas Aves yang ditemukan ada 4 jenis yaitu Burung Cici
Padi (Cisticola juncidis ), Burung Perenjak Jawa (Prinia familiaris), Burung
Elang Laut (Haliaeetus leucogaster ) dan Burung Walet Linci (Collocalia linchi ).
• Hewan Vertebrata Kelas Mamalia yang ditemukan ada 7 jenis yaitu Monyet Ekor
Panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachypithecus sp), Rusa (Muntiacus
sp ), Tupai ( ),, Landak (Tachyglossus aculeatu ), Kelelawar ( ) dan Kucing
(Felis sp).
5.2. Saran
Pnelitian tentang Kekayaan dan Keanekaragaman Hewan Vertebrata di Cagar
Alam Pananjung Pangandaran masih jarang, maka disarankan dapat dilakukan penelitian
lebih lanjut, sehingga hasilnya diharapkan menjadi masukkan dan referensi dalam
penelitian berikutnya, namun penelitian yang dilakukan selanjutnya hendaknya dilakukan
dalam waktu yang relatif lama agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan bisa mewakili
dari keadaan sebenarnya pada tempat yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Departemen Pendidikan dan
kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat AntarUniversitas Ilmu
Hayati. IPB. Bogor.
Djuhanda, T.1983. Analisa Struktur Vertebrata jilid 1. Bandung.Armico.
Effendie I.M., 2002. Biologi perikanan.Yayasan Pustaka Nusantara.Jakarta.
Indiha, W. 2004. Preparasi dan identifikasi kelelawar (Chiroptera) di Bidang zoologi
pusat penelitian biologi LIPI Cibinong. Laporan Praktek kerja Magang. Institut
Pertanian Bogor.Bogor.
Kimball, W.J. 1983.Biologi jilid 3 Edisi kelima Penerjemah H.siti soetarmi T dan
Nawangsari S.Bogor.Erlangga.
MacKinnon, J., K. Phillips dan B. van balen. 1998. Panduan Burung di Lapangan
Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang- LIPI.
Bogor.
Supriatna, J. dan Hendras Wahyono.2000.Panduan Lapangan Primata
Indonesia.Yayasan Obor Indonesia.Jakarta.
Wardana I.P.1994.Pembesaran Kerapu dengan Keramba Jaring Apung.Penebar
Swadaya.Jakarta.
http://www.enmygolan.blogspot.com diakses pada tanggal 24 mei 2009 pukul 12.30 WIB
http://www.terangi.or.id diakses pada tanggal 24 mei 2009 pukul 13.02 WIB
http://www.ditjenphka.go.id diakses pada tanggal 24 mei 2009 pukul 14.02 WIB
htto://www.wikipedia.com diakses pada tanggal 25 Mei 2009 pukul 16.32 WIB