You are on page 1of 11

Little Krishna The Movie: Kontestasi Agama Dalam

Perfilman Kartun Di Indonesia.

Oleh: Nurul Hidayat 4815087295, Pendidikan Sosiologi NR 2008

Pengantar
Media televisi swasta Indonesia menyiarkan tayangan kartun yang berjudul
“Little Krishna The Movie” yang banyak dilihat oleh anak-anak maupun orang
dewasa. Cerita dalam film tersebut menokohkan seorang anak kecil yang
bernama Krishna, berkulit biru dan mempunyai kekuatan alam yang luar biasa.
Karya dari BIG Animation dan The Heritage Foundation India (dipromosikan
oleh ISKCON, Bangalore) menarik beberapa perhatian pemirsa televisi. Tidak
jauh seperti film-film kartun lainnya. Little Krishna mempunyai unsur
kebudayaan dan sejarah yang tinggi. Menafsirkan pemirsa televisi dapat
mengetahui akan tokoh “Dewa Sri Krishna” dari agama Hindu. Tidak jauh
berbeda dengan film asal Malaysia “Upin dan Ipin” yang masih kental akan
bahasa rumpun Melayu-nya menjadikan ketertarikan film negeri Jiran ini
terkenal di Indonesia. Sedangkan film Little Krishna sangat kental akan sejarah
dan unsur agama Hindu.

Dalam tulisan ini terdiri akan pertama, Sinopsis dari film Little Krishna The
Movie. Kedua, mengenal karakter tokoh-tokoh pada film Little Krishna The
Movie. Ketiga, kemunculan film Little Krishna The Movie, Keempat, kontestasi
agama dalam perfilman kartun di Indonesia. Kelima, pengaruh anak terhadap
Little Krishna The Movie. Keenam, penutup. Tulisan ini akan mengulas
“Pengaruh penonton ketika melihat film Little Krishna The Movie?”, “apa
produksi sosial dalam film Little Krishna The Movie?”. Untuk menunjang tulisan
ini yang dianalisis dari film Little Krishna The Movie Edisi I-IV akan sekiranya
memperkaya dalam pembuatan tulisan ini. Serta ditinjau dari beberapa teks
sosiologi kebudayaan sehingga film tersebut dapat dianalisis dengan cermat.
Selain itu, informasi juga didapat dari metode browsing internet yang berkaitan
dengan fim tersebut.
Paduan antara kejenakaan humor serta efek animasi 3D dapat memberikan
kesan tradisional petualangan anak kecil yang memiliki kekuatan hebat, ringan-
hati, dan memberikan amanat akan dasar moral bagi anak-anak. Akan tetapi,
tokoh dalam film tersebut merupakan pewayangan dari cerita tradisional yang
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Akankah film ini mengandung maksud
sosialisasi ajaran Hindi terhadap masyarakat Indonesia. Tulisan ini berusaha akan
menjawabnya.

Sinopsis Little Krishna The Movie


Little Krishna adalah kesayangan Vrindavan, tanah kedamaian dan
ketenangan, yang terus-menerus terancam oleh kejahatan dari kejahatan Raja
Kamsa. Raja Kamsa tetap gelisah karena ia sadar bahwa Krishna adalah malaikat
mautnya. Seperti di masa lalu, ramalan telah mengancam Raja Kamsa bahwa
pemerintahan yang jahat akan berakhir, dan penyelamat akan turun ke bumi
untuk membuat Kamsa kesulitan dan penuh dengan hal buruk dalam hidupnya
samapai ajal menjemputnya. Tujuan yang ingin dicapai Raja Kamsa untuk terus
memburu malaikat mautnya yaitu Krishna.
Disumpah untuk melihat akhir Krishna, Raja Kamsa tanpa henti mengirim
bantuan yang terpercaya, setan-setan ganas untuk Vrindavan untuk membunuh
Krishna. Tetapi Krishna dilahirkan untuk menjadi penyelamat ketika masyarakat
Vindravan terancam. Dengan kekuatan super-heronya para iblis tersebut pergi
dan mati.

Aksi, petualangan, keberanian heroik, perbuatan tanpa pamrih, pesan emosional,


semua dikemas dalam sebuah cerita menarik akan sebuah film animasi 3D Little
Krishna.

Hasil kerja keras sebuah tim yang sangat solid menjadikan film ini mulai dikenal.
Tim dalam pembuatan Little Krishna ini adalah:1
Production Studio:
BIG Animation (I) Pvt. Ltd.

1
BIG Animation.com, http://www.biganimation.com/littlekrishna/3Danimationteam.html.
(diakses pada tanggal 5 Juni 2010)
A Reliance Big Entertainment Pvt. Ltd Company
Executive Producers: Madhu Pandit Dasa, Rajesh Sawhney
Producer: Ashish S.K.
Associate Producer: Prafull Gade
Line Producer: Ravi Mahapatro
Series Director: Vincent Edwards
Art & Animation Director: Balasubramanian R.
Story Research, Concept & Design: Chanchalapati Dasa, Bhaktilata
DD, Chamari DD
Script: Jeffrey Scott
Hindi Dialogue: Alok Sharma
Music, Editing, Sound Design: Varaprasad J.V.
Art Directors: Prabuddha K. Pardeshi, Vinayak Kurne
Character & Background Design: Ganesh Acharya, Kalpana
Mahapatro, Nandakishore Shinde, Phaneedra M., Sampat M. Kute,
Senthil Kumaran.C., Shyam Deshpande
Storyboards: Asit Das, Hirek Shah, Rishi B. Sahany
Technical Directors: Anto Ramesh Paul R.B., Ashutosh Kushe, Binku
Mathews, Chalapathy, Hemanth, Kumaresan, Mahadevan, Rahul Patil,
Rohan Pannalkar, Ryan A. Borah, Sanjay Kumar, Senthil Kumar G.,
Srilatha, Vijay Raibole, V.K. Gupta
Voice Casting & Direction: Anand Pandey, Ayesha Raza, Rajeev Raj
Research & Production Design: P.C.Vikram, Kumar Chandrasekaran
Asst. Line Producers: Chandrasekhar Movva, Muneswar Rao.
Tirumalla, Rajesh Dattu Bhosale

Karakter Tokoh-tokoh Pada Film Little Krishna The Movie2


Krishna
Krishna muncul ketika bumi sedang dilanda roh jahat dan
setan-setan yang menganggu. Kedamaian dan ketenangan
datang sebagai suatu ujian. Ketika Krishna dating sebagai
penyelamat mereka. Semua orang merasa kagum terhadap
anak yang lucu ini. Dengan menggunakan mantra terhadap
setiap orang atau siapapun. Baginya mencuri mentega dari
guci dapat mengancam Raja Kamsa. Dengan lantunan suara
seruling merupakan suatu kekuatan utama untuk menghancurkan kejahatan,
badannya yang bersinar baja pejuang, dia adalah daya tarik abadi. Kulitny yang
berwarna biru, menunjukan suatu perbedaan yang mencolok dari tokoh yang
lainnya.
Balram
2
BIG Animation.com, http://www.biganimation.com/littlekrishna/animatedkrishna.html
Balram adalah kakak Krishna yang sangat
bertanggungjawab, protektif dan menjaga kelompoknya.
Dia adalah seorang partner aktif dalam semua perbuatan
ketika Krishna dan teman-temannya larut dalam
Vindravan. Dia melindungi dan membantu setiap kali
diperlukukan.

Madhumangal
Ia adalah salah satu teman terdekat dari Krishna dengan selera
makan rakus. Madhumangal ditandai dengan tidak
memuaskan hasratnya untuk mentega dan sikap malasnya
ditunjukkan dalam fisik besar dan perutnya. Dia hampir tidak
terlihat mengambil inisiatif, ketika datang untuk mengambil
tindakan apapun, tapi selalu yang terdepan dalam makan
mentega dicuri.

Subala
Dia adalah penjaga hati nurani rombongan Krishna yang
selalu memperingatkan sebelum kelompoknya berusaha
bertindak dari kisah petualangannya. Yang termuda dalam
kelompok, ia penurut dan hampir tidak kuat tentang
keyakinannya dan cepat untuk menyerahkan sebelum
keputusan kelompok..

Radha
Dia adalah ratu dari grup cewek dan kontes besar untuk
Krishna dan teman-temannya. Dia sering akan menantang
Krishna sebagai sebuah lelucon apa-apa selain meniadakan
gambar superheronya. Dia juga menjadi kendala terbesar
untuk Krishna dan teman-temannya dari mencuri susu dan
mentega. Di luar dia kue sulit, tapi di dalam dia antara teman-
teman terdekat dan pemberi selamat dari Krishna. Dia sendiri yang dikenal
sebagai inkarnasi manusia dari kekuatan ilahi.

Vishakha
Dia adalah salah satu teman Radha terdekat dan pengikut
terpercaya. Dia didampingi Radha hampir di mana-mana dan
merupakan salah satu teman bermain favoritnya. Dia juga
merupakan pendukung bernafsu Radha ketika diberhentikan
Krishna dan teman-temannya dari mencuri susu dan mentega
atau mendukung persaingan bermain mereka.

Lalita
Dia juga di antara teman-teman favorit Radha dan salah satu
dari gerombolan jelas mereka tiga gadis. Dia juga mencintai
Radha dan selalu membawanya sebagai pemimpin mereka
dan didukung dalam setiap cara yang mungkin, apakah yang
menggoda Krishna atau menghentikan dia dan teman-
temannya dari mencuri.

Hamsi
Dia adalah anak sapi bermain dan cukup banyak bagian dari
geng Krishna sebagai salah satu favoritnya. Kenakalan jenaka
ibu sering meminta omelan dari Krishna tetapi dengan
lompatan dalam langkah dia akan mengikuti geng di mana-
mana tidak mau ketinggalan dari petualangan mereka.

Dadiloba
Dadiloba adalah monyet nakal dan salah satu pengikut
terdekat dari Krishna. Mereka berdua tampaknya tak
terpisahkan dan Dadiloba muncul setiap kali dia menciptakan
kerusuhan yang menyenangkan di sekelilingnya. Terpercaya
dan proaktif, ia berada di tengah yang terkemuka dalam
kelompok ketika datang untuk mencuri mentega dan susu dan karena itu diam
sering kita menemukan dia dan Madhumangal.

Yashoda
Ia adalah cinta ibu terwujud. Dia tidak pernah bisa melihat
kesalahan di putra kesayangannya dan selalu ada untuk
memanjakan dia. Tidak ada jumlah keluhan dari Krishna dari
tetangga wanita yang telah mengalami pranks Kresna pernah
akan mengubah cinta yang besar padanya untuk Krishna.
Untuk seluruh dunia-nya hanya sekitar Krishna. Setan-setan
dan ancaman keamanan Krishna akan menjengkelkan dengan
kesedihan dan keprihatinan. Bahkan setelah menyelesaikan semua tindakan
heroik Krishna akan kembali kepada ibunya sebagai anak lugu dan Yashoda akan
memeluk dan mencintainya semata-mata sebagai anak kecilnya manis.

Kamsa
Raja yang sombong, tokoh antagonis utama, adalah paman
ibu untuk Krishna dalam hubungan. Menceritakan bahwa
Krishna akan muncul sebagai malaikat kematian baginya.
Takut menghadapi jatuh sendiri, takut kematian Kamsa untuk
membuatnya menjadi penguasa terkejam. Demi keamanannya
penting untuk membunuh Krishna. Dengan motif jahat tanpa
henti ia terus mengirimkan kroni setan mematikan satu demi
satu dengan motif membunuh Krishna. Setiap salah satu
rencananya menyerah pada kegagalan sebagai Krishna membunuh semua setan
yang mengakibatkan gulungan panik dan frustrasi Kamsa yang tak berdaya bisa
merasakan malaikat kematiannya semakin mendekat.

Kemunculan Film Little Krishna The Movie


Tak luput dari peranan media massa Light, Keller dan Calhoun
mengemukakan bahwa media massa merupakan bentuk komunikasi yang
menjangkau sejumlah besar orang.3 Hal ini terkait kemunculan film Little

3
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 1993) hlm. 32
Krishna The Movie ini salah satu jenis dari agents of sosialisasi terhadap
masyarakat. Banyak masyarakat menggunakan televisi sebagai kawan dalam
kesehariannya, suatu bentuk penyampaian pesan yang sangat berpengaruh besar.
Terlebih pada film Little Krishna merupakan kartun bergenre hiburan dari
Kepribadian Agung Ketuhanan, Dewa Sri Krishna. Latar yang diambil yaitu
Little Krishna, tanah Vindravan dan kehidupan penduduk desa di sana. Pesan
yang tersampaikan mengarahkan khalayak kepada perilaku prososial maupun
antisosial.4 Pesan ini didukung dari peran Little Krishna yang jenaka dan humor
sangat disukai masyarakat Vindravan, terlebih sangat di kagumi nilai
persahabatannya oleh kawan-kawannya. Ketika kejahatan datang di tanah
Vindravan Little Krishna sebagai sosok yang mempunyai kekuatan selalu
membantu dengan kekuatan alamnya. Pesan moral dari Little Krishna selalu
muncul dalam film ini. Memberikan suatu pesan kepada penonton terutama
anak-anak akan ajaran Hindu. Berdasarkan kisah lelucon paling dicintai dari
Little Krishna, seri ini merupakan hasil dari tujuh tahun riset dengan dua
setengah tahun kerja produksi oleh BIG Animation. Ditulis oleh pemenang
Emmy Award Jeffrey Scott dan diteliti oleh India Heritage Foundation, serial ini
memiliki gaya visual, yang menggabungkan desain motif India dengan gaya
klasik Barat.5 Budaya India tercermin dari film tersebut, cultural identity6
diartikan suatu cahaya kebudayaan India agar identitas atau kepribadian suatu
bangsa tercermin. Mengakibatkan bangsa India menjadi lebih lebih dikenal oleh
bangsa lain. Culture menurut MacIver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam
cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesustraan, agama rekreasi
dan hiburan.7 Hiburan yang terdapat pada film ini secara langsung memenuhi
kebutuhan manusia.
CEO BIG Animation Ashish Kulkarni bersama, Tim desain di BIG
Animation telah meninggalkan perubahan dalam meneliti setiap aspek gaya dari
tanah 'Vraj', di mana kisah-kisah ini terjadi tahun 5000 lalu. Latar beakang seni,

4
Ibid., Kamanto Sunarto, hlm. 33
5
Wikipedia Indonesia,ensiklopedia bebas, “Little Krishna”
http://id.wikipedia.org/wiki/Little_Krishna (diakses pada tanggal 5 Juni 2010)
6
Haryati Soebadio, “Kepribadian Budaya Bangsa” dalam Ayatrohaedi, Kepribadian Budaya
Bangsa (Local Genius), Jakarta: Pustaka Jaya, 1986. hlm. 18
7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) hlm.
304
pengambilan gambar, dan semua elemen lain yang diteliti secara menyeluruh.
Setiap referensi menggali dan akhirnya memutuskan desain yang sesuai untuk
format film tersebut. Little Krishna telah diciptakan teritama dalam bahasa
Inggris, serta dikenal dalam beberapa bahasa India lainnya, termasuk bahas
Hindi. Bahasa menjadikan pesan dapat diterima oleh penonton. Budaya bahasa
dan sastra menjadi tolok ukur terpengaruhnya film ini. Untuk mencapai hal yang
disampaikan film ini ditujukan terutama kepada anak usia 7-9 tahun dan untuk
pasar global film ini dijadikan sebagai penghibur keluarga. Sasaran telah
menempatkan sebagai film yang sering ditonton oleh anak-anak Indonesia.
Bahasa Indonesia melalui di isi oleh Ony Syahrial ―pengisi suara Shinchan―
sehingga anak-anak Indonesia tidak asing lagi mendengat suara itu. Kesan jenaka
dan humor serta bahasa yang menggelitik, sering mengundang gelak tawa.

Kontestasi Agama Dalam Perfilman Kartun Di Indonesia


Agama sering dijadikan sebagai alat dalam mencapai suatu makna, seperti
yang di ungkapkan oleh Marx “Religion is opium of the people”.8 Seketika
menonton sebuah tayangan yang bernuansa agama maka timbul suatu persepsi.
Penonton akan merasa mempunyai interpretasi tersendiri ketika menonton Little
Krishna The Movie, yang mengandung unsur agama Hindi. Sisi lain pula agama
Islam terkemas dalam film animasi asal Malaysia, Ipin dan Upin. Dengan adanya
Little Krishna The Movie dan Ipin dan Upin sebagai suatu kontestasi agama
dalam perfilman kartun di Indonesia, hal ini bisa jadi sebagai momentum masa
local genius9 dimana kultural India memasuki Indonesia. Mengakomodasikan
unsur-unsur budaya dari luar serta mengintegrasikannya dalam kebudayaan asli.10
Memang kebudayaan tidak lepas dari peran serta berbagai media perantara
yang digunakan untuk menunjang eksistensi agar dapat melakukan penetrasi
sosial atau budaya secara optimal. Menurut Raymond William dalam bukunya
8
Franz Magnis Suseno, Prof. Dr. John Raines (editor), Marx Tentang Agama.(Jakarta: Teraju,
2003) hlm. 235-236
9
Wales menemukan suatu gagasan yang disebut local genius kebudayaan yang dirumuskan
sebagai “ The sun of the cultural characteristics which the vast majority of people have in
common as a result of their experience in early life”. Dimaksudkan bahwa sebagai substrat
kebudayaan pra-India atau yang biasa disebut ‘pribumi’, Lihat Soerjanto Poepowardojo,
“Pengertian Local Genius Dan Relevansinya Dalam Modernisasi, dalam Ayatrohaedi,
Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius), Jakarta: Pustaka Jaya, 1986. hlm. 30
10
Ibid., Soerjanto Poepowardojo. Hlm. 31
Keyword (1976) terdapat istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kebudayaan dewasa ini, ketiga istilah tersebut adalah:
1. Mengenai perkembangan intelektual, spiritual dan estetik individu,
kelompok atau masyarakat.
2. Menangkap sejumlah aktivitas intelektual dan artistik serta produk-
produknya (seperti film, kesenian dan teater) dalam hal ini ”kebudayaan”
sangat dekat dengan ”kesenian”.
3. Mengerti seluruh cara hidup, aktivitas, kepercayaan dan kebiasaaan
seseorang, kelompok atau masyarakat.11

Anak kecil Indonesia menonton film kartun merupakan hal yang sangat
menyenangkan. Waktu luang saat liburan mereka jadikan sebagai waktu khusus
untuk mereka. Little Krishna di tayangkan di salah satu televisi swasta pada pagi
dan sore hari. Penayangan film ini, setelah film kartun asal negeri Jiran yang
terlebih tenar dahulu. Film “Ipin dan Upin” memiliki banyak unsur kebudayaan
islami dan tradisional Melayu. Kekuatan film ”Ipin dan Upin” terletak pada
bagian seperti berikut:
Pertama, latar pengambilan efek animasi; berupa daerah perumahan tradisional,
yang masih terlihat akan tanah yang subur, pepohonan yang rindang, dan
bangunan rumah khas Melayu.
Kedua, Bahasaya Rumpun Malayu; ciri khas utama yang sangat populer
dikalangan pecinta film Ipin dan Upin terletak pada bagian ini.
Ketiga, Ideologi islam; ”Assalamulaikum” begitulah yang sering diucapkan
bocah kembar ketika bertamu ke rumah Atok. Pada episode ”Hari Raya Idul
Fitri” begitu kental akan nuansa islami, sehingga anak-anak Indonesia sangat
terkesan pada episode tersebut.
Little Krishna sebagai suatu kontestasi dalam dunia animasi di Indonesia.
Ajaran Hindi terkandung di dalamnya. Kita melihat beberapa tokoh-tokohnya
memiliki arti dari kebudayaan India. Seperti sapi oleh orang India mempunyai
peranan suci, masyarakat India menyakini kalau sapi yang disembelih akan
11
Baron, “Dibalik Makna Harajuku: Identifikasi Diri Kaula Muda Perkotaan” dalam Scipta
Societa: Jurnal Mahasiswa Sosilogi, Etos Wirausahan Ditengah Krisis Global, Labolatorium
Sosiologi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, Volume II Nomer.
1, 2009.
mendapatkan musibah. Pada Little Krishna Hamsi atau seekor sapi kecil turut
andil dalam penokohan film ini. Serta peranan Dadiloba (seekor kera) yang
mempunyai arti di India juga turut ikut serta dalam penokohan Little Krishna.
Dari beberapa episode Little Krishna mempunyai kekuatan ideologi, sebagai
berikut:
Pertama, Kontek penokohan Dewa Sri Krishna; hal ini diperlihatkan dengan
Little Krishna yang memiliki warna kulit biru. Dari nama Krishna sangat
mencirikan pewayangan Hindu. Dalam penokohan lainnya terdapat dewa-dewa
yang dari ajaran Hindu. Dalam bahasa Sanskerta, kata Krishna berarti "hitam"
atau "gelap", dan kata ini umum digunakan untuk menunjukkan pada orang yang
berkulit gelap. Dalam Brahma Samhita dijabarkan bahwa Krishna memiliki
warna kulit gelap bersemu biru langit. 12 Dan umumnya divisualkan berkulit gelap
atau biru pekat.
Kedua, Pesan moral; banyak kejadian-kejadina yang di alami Krishna saat
memecahkan masalah. Mantra atau kandungan dari kitab-kitab secara tidak
langsung tersampaikan. Dalam setiap episode pesan moral terucap dari Krishna.
Ketiga, Ajaran Hindi; hal ini yang sangat kental sekali, Krishna yang selalu
menunjukan akan penjelmaan dari Tuhan sebagai seorang bhakta yang senantiasa
mengagungkan nama Suci Tuhan.

Pengaruh Anak-anak Terhadap Little Krishna The Movie


Elemen spritual dan pisologis kebudayaan mengacu pada keyakinan,
ideologi, dan mitos, yaitu citra-citra kolektif dan ide suatu komunitas. 13 Ketika
cara melihat anak akan sebuah film kartun daya imajinasinya mulai memainkan
alam khayalnya. Sehingga apa yang di dengar, dilihat dan dirasanya merupakan
bentuk dari pola pikir yang didapatnya. Little Krishna mengandung keyakinan
dan mitos yang sangat kuat hal ini menyakini rakyat dengan mudah dapat
dimobilisasi, meskipun mobilisasi itu kerap kali bersifat kamuflase. Dengan kata
lain, ideologi dan mitos kadang-kadang merupakan alat yang efektif untuk
melakukan kamuflase.14 Tindakan yang laten stidaknya banyak terpengaruhi oleh
12
Wikipedia.org, http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna (Diakses pada 6 Juni 2010)
13
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2001) hlm.
58
14
Ibid., Rafael Raga Maran, hlm. 61
tontonan televisi, aksi kejahatan, kenakalan, dan anak yang susah di atur. Sangat
terpengaruhi oleh tontonan televisi. Sasaran utama Little Krishna The Movie ini
sebagian besar adalah anak-anak, dimana tahap play stage, yaitu seorang anak
kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang ada disekitarnya,15 bisa
jadi dia menirukan apa yang dia tonton di layar kaca. Pada tahap yang
diungkapkan George Herbert Mead, film Little Krishna dapat memengaruhi pola
pikir anak kecil tersebut sehingga, ajaran Hindu melalui penokohan Little
Krishna akan tertanam pada dirinya. Film Little Krishna The Movie, selalu
memberikan pesan yang baik dalam setiap serinya. Mencontohkan perbuatan
yang positif, dan persahabatan yang kuat. Meski tidak ajakan secara langsung
tidak terlihat dalam film itu, akan tetapi anak-anak bisa memainkan karakter dari
Little Krishna.

Penutup
Tayangan televisi swasta Indonesia yang menghadirkan nuansa religi diibaratkan
sebagai kontestasi agama dalam perfilman kartun. Anak-anak akan mulai
merasakan, memainkan, dan menafsirkan film Upin dan Ipin atau Little Krishna
sebagai film yang mereka tiru. Dengan melalui perantara media massa ajaran
agama menyiarkan kepada penonton ―anak-anak usia 7-6 tahun― akan film-
film religi. Dimata mereka hal itu tidak disadari, akan tetapi produksi sosial dari
film tersebut memaknai dalam setiap episodenya sebagai ajaran agama.
Little Krishna The Movie, meski tergolong masih baru dalam perfilman kartun di
Indonesia, akan tetapi daya tarik penonton film ini sangat besar. Little Krishna
yang pewayangan Jawa kini hadir dalam dunia animasi. Dulunya tradisi wayang
Jawa sudah mulai menurun dengan hadirnya Little Krishna The Movie akan
membuat nuansa baru sejarah kebudayaan Hindi. Indonesia haruslah
mewujudkan tradisi kebudayaan dalam bentuk visualisasi agar mudah diterima
oleh bangsanya sendiri.

15
Kamanto Sunarto, Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,
1993) hlm. 28

You might also like