Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, makalah untuk pelajaran kewarganegaraan tentang ”Sistem Politik
Demokrasi Britania Raya” ini dapat terselesaikan dengan baik. Semua proses dalam
penyusunan makalah ini, tentu tak lepas dari bimbingan para guru dan sumber-sumber
referensi yang memberikan informasi tentang masalah yang kami bahas dalam makalah ini.
Dalam bab demi bab makalah ini, kami selaku penyusun akan menjabarkan materi
serta pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan tentang masalah “Sistem Politik
Demokrasi Britania Raya” tersebut. Beberapa uraian masalah yang akan dibahas antara
lain, yakni dari sistem pemerintahan negara tersebut, sampai kehidupan politik dan kehidupan
demokrasi di negara tersebut, serta beberapa sejarah politik yang pernah ada di Negara
Britania Raya tersebut.
Menyadari keterbatasan kami sebagai penyusun, kami sebagai manusia biasa tak
pernah lepas dari kesalahan dan kekurangan, tentu makalah ini belumlah sempuran.Untuk itu,
segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca, guru pembimbing akan diterima
dengan tangan terbuka. Semua semata-mata demi kelancaran pembuatan makalah serta,
pembelajaran di masa mendatang.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami, dalam pembuatan makalah ini. Selain itu, kami pun mengucapkan terima
kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan dalam
pembuatan makalah ini. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam
pembelajaran tentang masalah ini .
Tim Penulis
1
BRITANIA RAYA
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pembahasan
2.2. Sistem Demokrasi seperti apakah yang berlaku di Britania Raya? .................. 9
2.3. Bagaimana campur tangan Monarki dalam Pemerintahan Britania Raya? ..... 12
2.4 Bagaimana pengakuan Hak Asasi Manusia yang ada di Britania Raya? ......... 13
2.5 Sejarah apakah yang melahirkan sistem Pemerintahan dan Demokrasi Britania
Bab 3 Penutup
3.2 Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
2
BRITANIA RAYA
BAB I
PENDAHULUAN
3
BRITANIA RAYA
Kingdom Brunel berasal. Negara ini juga terkenal dengan penemuan seperti mesin uap,
lokomotif, vaksinasi, televisi, radio, telepon, hovercraft, mesin pembakaran dalam dan mesin
jet.
Bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa daerah lainnya termasuk
bahasa Keltik (Celtic); bahasa Wales, dan yang berhubungan dekat Scots Gaelik, bahasa
Irlandia, bahasa Cornish; dan juga bahasa Skotlandia, yang berhubungan dekat dengan
bahasa Inggris; bahasa Romawi dan bahasa isyarat Britania (bahasa isyarat Irlandia Utara
juga digunakan di Irlandia Utara). Pengaruh terhadap dialek Keltik dari bahasa Kumbrik
(Cumbric) tetap bertahan di utara Inggris selama beberapa abad, dan paling terkenal
digunakan sebagai set angka yang unik untuk menghitung domba.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai
sistem pemerintahan, politik, demokrasi dan HAM di Britania Raya dan untuk menjawab
semua pertanyaan-pertanyaan masalah yang kami ingin ketahui.
4
BRITANIA RAYA
5
BRITANIA RAYA
BAB II
PEMBAHASAN
6
BRITANIA RAYA
Kekuasaan politik di tangan pemerintah yang dipilih (dikepalai oleh seorang Perdana
Menteri dan Kabinet) didasarkan pada kekuatan dukungan yang ada di parlemen. Selama
beberapa tahun ini, pemerintahan selalu dibentuk oleh salah satu dari ketiga partai politik
utama yaitu partai buruh, konservatif dan liberal-
demokrat. Pemerintahan koalisi jarang terjadi dalam
sejarah politik Inggris. Ada juga dua partai nasional
satu di Wales (Plaid Cymru) dan satu di Skotlandia
(The Scotish National Party), seperti juga beberapa
partai nasional di Irlandia Utara.
Adapun kekuasaan Legislatif Britania Raya
yaitu Parlemen Bikameral. Parlemen terdiri dari dua
Gedung Parlemen Skotlandia
bagian (chamber/house) yaitu House of Common dan
House of Lord.
House of Lord
House of Lord terdiri dari Lord Spiritual dan Lord Temporal. Lord Spiritual terdiri
para pemimpin gereja, sedangkan Lord Temporal adalah keturunan bangsawan kerajaan dari
perserikatan kerajaan (United Kingdom). Lords Temporal ditunjuk tanpa hak turun-temurun
bagi keturunan mereka untuk duduk di house of lord, dipilih dari antara, dan oleh para
pemegang gelar yang sebelumnya memberikan kursi di House of Lords atas pertimbangan
perdana menteri . Ratu yang bertindak dengan nasihat perdana menteri, menganugerahkan
gelar kebangsawanan ini, biasanya Lords Temporal ditunjuk atas jasanya terhadap negara
atau berbagai kegiatan lain yang menguntungkan bagi negara. The House of Lords saat ini
bertindak untuk meninjau undang-undang diprakarsai oleh House of Commons, dengan
kekuatan untuk mengusulkan perubahan, dan dapat melaksanakan hak veto ragu-ragu.
House of Common
House of Common sebenarnya adalah yang berperanan dalam sistim politik Inggris.
Anggotanya dipilih oleh rakyat. House of Common beranggotakan 650 orang yang tetap dan
digaji, yang setiap anggota ini mewakili suatu lingkungan atau daerah (constituency).
Anggota parlemen ini harus memenangkan pemilihan di daerahnya dalam suatu pemilihan
umum. Ketua partai politik yang memenangkan mayoritas dalam pemilihan umum tersebut
(saat ini Partai Conservative) diminta oleh ratu untuk membentuk kabinet, dan dalam lima
tahun, atau sesuai dengan keinginan pemerintah yang berkuasa, harus melakukan pemilihan
umum kembali. Partai minoritas yang terbesar (sekarang partai buruh), secara resmi menjadi
partai oposisi dan mempunyai pemimpin sendiri.
7
BRITANIA RAYA
Walaupun Parlemen Inggris mencakup kekuasaan yang luas di Britania Raya, masih
ada Parlemen Skotlandia, Majelis Wales dan Majelis Irlandia Utara. Oleh karena itu, Britania
Raya merupakan negara kesatuan dengan pemerintahan didesentrialisasikan. Masing-masing
daerah memiliki otonomi yang bertanggung jawab kepada kedua Parlemen di Inggris.
8
BRITANIA RAYA
9
BRITANIA RAYA
☆ Ukuran daerah pemilihan kecil, berupa distrik, sehingga jumlah daerah pemilihan
menjadi banyak
☆ Batasan daerah pemilihan berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jumlah
penduduk
☆ Setiap daerah pemilihan (distrik) hanya ada satu wakil terpilih.
☆ Caleg harus berasal/berdomisili di daerah pemilih (distrik) tempat dirinya dicalonkan.
☆ Hubungan pemilih dengan caleg terpilih bisa berupa hubungan langsung, namun
dapat pula melalui partai (dicalonkan oleh partai). Dengan kata lain, caleg terpilih
dicalonkan oleh pemilih atau pemilih dan partai
☆ Caleg terpilih bertanggung jawab kepada rakyat pemilih (untuk caleg independen)
atau kepada rakyat pemilih dan partai. Dengan kata lain, dalam sistem ini kekuasaaan
partai atas caleg terpilih sangat kecil.
☆ Caleg dikenal oleh rakyat pemilih. Bila tak dikenal hampir pasti dia tak akan dipilih.
Sistim ini menekankan kualitas dan atau popularitas individu.
☆ Cenderung merugikan partai kecil, karena suara pihak yang kalah hilang alias tidak
dihitung. Akibatnya, hasil perbandingan suara pemilih dan wakil terpilih menjadi
tidak berimbang (proporsional)
☆ Banyak suara yang hilang sia-sia (wasted), sehingga pemilih pun akan kian malas
untuk memilih partai yang sudah pasti kalah (partai gurem). Dengan sistem
penghitungan suara seperti ini, maka pada akhirnya akan cenderung menghasilkan
dua partai besar
☆ Adanya dua partai besar memungkinkan partai yang menang mendapat suara
mayoritas mutlak, sehngga tidak mengarah ke pemerintahan koalisi.
☆ Cenderung ke sistem sentralisasi, karena wakil rakyat memang lebih loyal pada
pemilih dan konstituensinya, bukan kepada pusat. Implikasinya, sistem distrik
menghasilkan keterbukaan pertanggung jawaban politik dari wakil terhadap rakyat
yang diwakili.
Demokrasi yang berlangsung di Britania Raya menganut demokrasi liberal.
Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang melindungi
secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dalam demokrasi liberal,
keputusan-keputusan mayoritas diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah tidak
melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.
10
BRITANIA RAYA
11
BRITANIA RAYA
12
BRITANIA RAYA
2.4 Bagaimana pengakuan Hak Asasi Manusia yang ada di Britania Raya?
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris.
Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh
Raja John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para bangsawan.
Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang
disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja.
Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya
atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan
pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab
hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut
menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan
bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
- Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
- Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak
sebagai berikut :
Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk.
Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi
yang sah.
Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
13
BRITANIA RAYA
PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan
parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
- Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
- Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
- Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
- Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
- Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Tujuan dari Bill of Rights Inggris adalah untuk memperjuangkan keinginan rakyat
yang diwakilkan oleh parlemen atas kekuasaan raja. Bill of Rights merupakan dasar hukum
konstitusional Inggris, bersama dengan Magna Carta, The Art of Settlement, dan Parliament
Act. Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
- Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
- Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
- Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
- Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .
- Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
14
BRITANIA RAYA
15
BRITANIA RAYA
Konsep ini dalam penerapannya waktu itu menyatakan bahwa seorang raja Inggris
tidak berhak menarik pajak atau menyatakan perang kecuali kalau ia mendapatkan keabsahan
hukum dalam bentuk persetujuan dari parlemen. (Ini sekarang diterapkan di Indonesia dalam
bentuk hak budgeter DPR). Charles I tentu saja tidak mau menerima teori baru yang diajukan
kaum parlementaris ini karena dia berpegang pada teori bahwa raja memegang kekuasaan
mutlak. Namun dalam perang yang meletus itu, dia kalah dan kepalanya dipenggal oleh
pasukan parlementaris di bawah pimpinan Cromwell.
Secara teori politik, bisa dikatakan bahwa teori parlementer tentang pembatasan
hak penguasa oleh hukum atau aturan yang dibuat parlemen mendapatkan kemenangan
dengan dipenggalnya kepala raja Charles I ini. Biarpun kemudian Inggris tetap memiliki
darah monarki, namun sistem rule of law ini tetap bertahan sampai sekarang di Inggris dan di
banyak negara lain di dunia yang berbentuk demokrasi.
Britania Raya juga memiliki sistem dwi partai yang kemudian kini menjadi multi
partai. Secara historis, Inggris Raya mempunyai dua partai politik besar, meskipun saat ini
tiga partai mendominasi lanskap politik. Awalnya, Konservatif dan Liberal mendominasi
politik Inggris, tapi Partai Liberal runtuh pada awal abad kedua puluh dan sebagian besar
digantikan oleh Partai Buruh. Tahun 1980-an, Liberal bergabung dengan Partai Sosial
Demokrat menjadi Demokrat Liberal, yang dipandang sebagai partai besar ketiga. Pihak lain,
yang sering disebut partai-partai kecil ikut dalam pemilihan umum tetapi hanya memperoleh
sedikit suara. Adapun partai Nasional Skotlandia dan Plaid Cymru (Wales). Anggota Partai
Nasional Skotlandia dan Plaid Cymru bekerja bersama sebagai satu kelompok parlemen.
Kelompok ini saat ini memiliki 10 anggota parlemen. Begitu pula di Irlandia Utara, terdapat
beberapa partai politik, namun tidak sebesar partai politik Inggris yang memperoleh banyak
kursi di parlemen.
16
BRITANIA RAYA
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Pemerintahan di Britania Raya menganut paham Monarki Konstitusional
bikameral, dimana terdapat pemerintahan Raja/Ratu yang tidak bersifat mutlak yang dimana
kekuasaannya dibatasi oleh sistem demokrasi dan konstitusi atau Undang-undang yang ada
dengan parlemen 2 kamar (chamber).
Kecilnya kekuatan Monarki saat ini di Britania Raya disebabkan sejarah masa lalu
yang melahirkan “rule of law” yang membatasi kekuasaan monarki dan hingga kini telah
menjadi salah satu konsep budaya demokrasi.
Demokrasi di Britania Raya menganut demokrasi parlementer dimana demokrasi
liberal dan sistem parlementer berlaku. Sedangkan hubungan kekuasaan Monarki
Konstitusional, menetapkan Raja/Ratu sebagai kepala negara yang bersifat simbolis
tradisional yang tetap dihormati oleh rakyat.
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia.Alasan mengapa inggris disebut sebagai negara yang pertama
memperjuangkan dikarenakan adanya beberapa perjanjian yang menyangkut hak asasi
manusia. Perjanjian tersebut diantaranya Magna Charta, Petition of Rights, Hobeas Corpus
Act dan Bill of Rights. Diantara kelima perjanjian tersebut, yang pahamnya sering disebut-
sebut sebagai landasan HAM yaitu Magna Charta dan Bill of Rights.
Konsep Rule of Law menyatakan bahwa seorang raja Inggris tidak berhak menarik
pajak atau menyatakan perang kecuali kalau ia mendapatkan keabsahan hukum dalam bentuk
persetujuan dari parlemen dan konsep ini tetap bertahan di Inggris. Selain itu terdapat pula
sistem dwi partai yang kemudian kini menjadi multi partai. Inggris Raya mempunyai dua
partai politik besar, meskipun saat ini tiga partai mendominasi lanskap politik.
17
BRITANIA RAYA
3.2 Saran
Sistem Pemerintahan di Britania Raya sudahlah baik, dan terbukti telah memajukan
negara kesatuan itu sebagai negara maju yang terkenal diseluruh dunia. Britania masih
mencampurkan sistem Monarki yang menjadi ciri khas nilai tradisi di Britania yang masih
terjaga. Sebaiknya, pemerintah Britania Raya lebih memperhatikan wilayah-wilayah negara
bagian lainnya selain Inggris, Inggris sangatlah menonjol dibanding negara bagian lainnya,
seperti terlihat dari 3 partai besar yang mendominasi Britania, sebagian besar merupakan
partai yang berasal dari Inggris.
18
BRITANIA RAYA
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
www.pks-jaksel.or.id
19
BRITANIA RAYA
Makalah PKN
BRITANIA RAYA
DISUSUN OLEH
Aulia Rahmi (6)
Ghina Humaira (16)
Intan Kartika Nursyahbani (20)
Jenida Tiara (21)
Putri Maharani (33)
XI IPA 2
SMAN 68 Jakarta
2009/2010
20
BRITANIA RAYA
PRINT 2,4,5,17
21