You are on page 1of 21

BRITANIA RAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, makalah untuk pelajaran kewarganegaraan tentang ”Sistem Politik
Demokrasi Britania Raya” ini dapat terselesaikan dengan baik. Semua proses dalam
penyusunan makalah ini, tentu tak lepas dari bimbingan para guru dan sumber-sumber
referensi yang memberikan informasi tentang masalah yang kami bahas dalam makalah ini.

Dalam bab demi bab makalah ini, kami selaku penyusun akan menjabarkan materi
serta pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan tentang masalah “Sistem Politik
Demokrasi Britania Raya” tersebut. Beberapa uraian masalah yang akan dibahas antara
lain, yakni dari sistem pemerintahan negara tersebut, sampai kehidupan politik dan kehidupan
demokrasi di negara tersebut, serta beberapa sejarah politik yang pernah ada di Negara
Britania Raya tersebut.

Menyadari keterbatasan kami sebagai penyusun, kami sebagai manusia biasa tak
pernah lepas dari kesalahan dan kekurangan, tentu makalah ini belumlah sempuran.Untuk itu,
segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca, guru pembimbing akan diterima
dengan tangan terbuka. Semua semata-mata demi kelancaran pembuatan makalah serta,
pembelajaran di masa mendatang.

Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami, dalam pembuatan makalah ini. Selain itu, kami pun mengucapkan terima
kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan dalam
pembuatan makalah ini. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam
pembelajaran tentang masalah ini .

Jakarta, Oktober 2009

Tim Penulis

1
BRITANIA RAYA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Pengenalan Wilayah ......................................................................................... 3

1.2. Latar Belakang .................................................................................................. 4

1.3. Tujuan ................................................................................................................ 4

1.4. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 5

1.5. Metode Penelitian .............................................................................................. 5

1.6. Sistematika Penelitian ....................................................................................... 5

Bab 2 Pembahasan

2.1. Bagaimana sistem Pemerintahan di Britania Raya ........................................... 6

2.2. Sistem Demokrasi seperti apakah yang berlaku di Britania Raya? .................. 9

2.3. Bagaimana campur tangan Monarki dalam Pemerintahan Britania Raya? ..... 12

2.4 Bagaimana pengakuan Hak Asasi Manusia yang ada di Britania Raya? ......... 13

2.5 Sejarah apakah yang melahirkan sistem Pemerintahan dan Demokrasi Britania

Raya yang ada saat ini? ..................................................................................... 15

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................17

3.2 Saran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

2
BRITANIA RAYA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengenalan Wilayah

Britania Raya (UK) merupakan sebuah negara


kerajaan yang terdiri dari beberapa negara bagian di
Eropa Utara di antara Laut Utara dan Samudra Atlantik.
Negara bagian itu adalah negara bagian Skotlandia,
Irlandia Utara, Inggris dan Wales. Negara bagian
Inggris yang menempati 2/3 wilayah kepulauan
Britania raya menyebabkan keseluruhan negara bagian
Britania raya ini sering diartikan merupakan satu bagian
dengan negara bagian Inggris.
Inggris sendiri meliputi 2/3 pulau Britania Raya
dan menerima batas darat di utara dengan Skotlandia
dan barat dengan Wales. Sedangkan di selatan Inggris
dipisahkan dengan Perancis oleh Selat Inggris. Letak
astronomis : 50°LU - 61°LU dan 11°BB -
15°BB.Sebagian Inggris terdiri dari dataran rendah.
Adapun terowongan channel yang menghubungkan
Britania Raya dengan Perancis.
Wales sebagian besarnya berdataran tinggi,
Gambar
dengan gunung Snowdon (1085m) sebagai 1.1 Peta Britania Raya
puncak
tertinggi. Sedangkan geografi Skotlandia bervariasi dengan dataran rendah di Selatan dan
Timur, dataran tinggi mendominasi Utara dan Barat. Irlandia Utara merupakan negara bagian
yang paling berbukit dengan kota-kota utmanya adalah Belfast dan Londonderry.
Keseluruhan diperkirakan Britania Raya termasuk sekitar 1098 pulau kecil, sebagian
alami dan ada yang buatan (crannog), pulau buatan yang dibangun di masa lalu menggunakan
kayu dan batu.
Britania Raya mempunyai dua dari universitas yang terkemuka di dunia, yaitu
Universitas Cambridge dan Universitas Oxford di mana tokoh-tokoh ilmuwan dan militer,
seperti Sir Isaac Newton, Charles Darwin, Michael Faraday, Paul Dirac dan Isambard

3
BRITANIA RAYA

Kingdom Brunel berasal. Negara ini juga terkenal dengan penemuan seperti mesin uap,
lokomotif, vaksinasi, televisi, radio, telepon, hovercraft, mesin pembakaran dalam dan mesin
jet.
Bahasa utama yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa daerah lainnya termasuk
bahasa Keltik (Celtic); bahasa Wales, dan yang berhubungan dekat Scots Gaelik, bahasa
Irlandia, bahasa Cornish; dan juga bahasa Skotlandia, yang berhubungan dekat dengan
bahasa Inggris; bahasa Romawi dan bahasa isyarat Britania (bahasa isyarat Irlandia Utara
juga digunakan di Irlandia Utara). Pengaruh terhadap dialek Keltik dari bahasa Kumbrik
(Cumbric) tetap bertahan di utara Inggris selama beberapa abad, dan paling terkenal
digunakan sebagai set angka yang unik untuk menghitung domba.

1.2 Latar Belakang


Tanah Eropa merupakan wilayah yang sering disebut-sebut sebagai tanah kelahiran
demokrasi. Termasuk Britania Raya yang memiliki sejarah demokrasi yang cukup panjang.
Britania sendiri, memiliki Monarki yaitu kerajaan yang dipimpin Ratu/Raja. Tetapi, seperti
kita ketahui, sifat Monarki yang biasanya absolut dan terkadang membatasi demokrasi. Lalu,
mengapa di Britania Raya bisa terdapat pemilu, Perdana Menteri, Parlemen dan bahkan
Pemilu? Hal inilah yang menjadi ketertarikan kami untuk mengetahui lebih dalam lagi
mengenai sistem pemerintahan, politik, demokrasi hingga HAM yang berlaku di Britania
Raya.

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai
sistem pemerintahan, politik, demokrasi dan HAM di Britania Raya dan untuk menjawab
semua pertanyaan-pertanyaan masalah yang kami ingin ketahui.

4
BRITANIA RAYA

1.4 Identifikasi Masalah


Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan yang ingin kami ketahui lebih dalam lagi
mengenai Pemerintahan di Britania Raya. Beberapa hal tersebut adalah:
1.3.1 Bagaimana sistem Pemerintahan di Britania Raya?
1.3.2 Sistem Demokrasi seperti apakah yang berlaku di Britania Raya?
1.3.3 Bagaimana campur tangan Monarki dalam Pemerintahan Britania Raya?
1.3.4 Bagaimana pengakuan Hak Asasi Manusia yang ada di Britania Raya?
1.3.5 Sejarah apakah yang melahirkan sistem Pemerintahan dan Demokrasi Britania Raya
yang ada saat ini?

1.5 Metode Penelitian


Metode Penelitian yang kami lakukan adalah melalui
- Studi Pustaka berbagai sumber

1.6 Sistematika Penelitian


Sistematika penelitian yang kami lakukan adalah
- Mendiskusikan Kerangka dan Masalah
- Mengumpulkan Data
- Menyusun Kerangka Makalah
- Mengembangkan Kerangka menjadi sebuah Makalah

5
BRITANIA RAYA

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana sistem Pemerintahan di Britania Raya?


Britania Raya sendiri memiliki sistem pemerintahan Monarki Konstitusional, yaitu
dimana raja adalah kepala negara dan Perdana Menteri adalah kepala pemerintahannya.
Perdana Menteri ditunjuk oleh ratu/raja, yang sebelumnya telah disetujui oleh parlemen
Inggris. Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Ratu, kemudian memilih menteri-menteri untuk
menempati Departemen-departemen pemerintahan. Perdana Menteri mengatur semua urusan
pemerintahan, namun masih bertanggung jawab kepada Ratu.
Sebelumnya, Perdana Menteri haruslah berkedudukan di Dewan Perwakilan House of
Commons dan merupakan pemimpin salah satu partai politik yang mendapat kursi terbanyak
di Parlemen. Perdana Menteri memiliki tugas untuk memimpin rapat-rapat kabinet, memilih
menteri kabinet (dan semua posisi lain di pemerintahan Ratu), dan perumusan kebijakan
pemerintah.
Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Ratu, kemudian memilih menteri-menteri untuk
menempati Departemen-departemen pemerintahan. Perdana Menteri mengatur semua urusan
pemerintahan, namun masih bertanggung jawab kepada Ratu.
Pada dasarnya, pemerintahan di Britania Raya terbagi Eksekutif dan Legislatif. Secara
historis, Ratu/Raja merupakan kekuasaan eksekutif. Namun, seiring waktu, kekuasaan
eksekutif monarki tersingkirkan dengan eksekutif Perdana Menteri. Perdana Menteri yang
memegang kekuasaan pemerintahan, sementara Raja/Ratu semakin jauh dari fungsi
pemerintah.
Tidak hanya berkutat pada Inggris, Britania Raya juga memiliki negara bagian
Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales. Masing-masing negara bagian memiliki parlemen yang
dipimpin seorang Menteri Utama yang diajukan kabinet dan dipilih oleh Ratu. Menteri
Utama ini juga termasuk kekuasaan Eksekutif. Setelah dipilih, Menteri Utama memiliki hak
untuk memilih sekretaris kabinet untuk membantunya sesuai persetujuan DPR.

6
BRITANIA RAYA

Kekuasaan politik di tangan pemerintah yang dipilih (dikepalai oleh seorang Perdana
Menteri dan Kabinet) didasarkan pada kekuatan dukungan yang ada di parlemen. Selama
beberapa tahun ini, pemerintahan selalu dibentuk oleh salah satu dari ketiga partai politik
utama yaitu partai buruh, konservatif dan liberal-
demokrat. Pemerintahan koalisi jarang terjadi dalam
sejarah politik Inggris. Ada juga dua partai nasional
satu di Wales (Plaid Cymru) dan satu di Skotlandia
(The Scotish National Party), seperti juga beberapa
partai nasional di Irlandia Utara.
Adapun kekuasaan Legislatif Britania Raya
yaitu Parlemen Bikameral. Parlemen terdiri dari dua
Gedung Parlemen Skotlandia
bagian (chamber/house) yaitu House of Common dan
House of Lord.
House of Lord
House of Lord terdiri dari Lord Spiritual dan Lord Temporal. Lord Spiritual terdiri
para pemimpin gereja, sedangkan Lord Temporal adalah keturunan bangsawan kerajaan dari
perserikatan kerajaan (United Kingdom). Lords Temporal ditunjuk tanpa hak turun-temurun
bagi keturunan mereka untuk duduk di house of lord, dipilih dari antara, dan oleh para
pemegang gelar yang sebelumnya memberikan kursi di House of Lords atas pertimbangan
perdana menteri . Ratu yang bertindak dengan nasihat perdana menteri, menganugerahkan
gelar kebangsawanan ini, biasanya Lords Temporal ditunjuk atas jasanya terhadap negara
atau berbagai kegiatan lain yang menguntungkan bagi negara. The House of Lords saat ini
bertindak untuk meninjau undang-undang diprakarsai oleh House of Commons, dengan
kekuatan untuk mengusulkan perubahan, dan dapat melaksanakan hak veto ragu-ragu.
House of Common
House of Common sebenarnya adalah yang berperanan dalam sistim politik Inggris.
Anggotanya dipilih oleh rakyat. House of Common beranggotakan 650 orang yang tetap dan
digaji, yang setiap anggota ini mewakili suatu lingkungan atau daerah (constituency).
Anggota parlemen ini harus memenangkan pemilihan di daerahnya dalam suatu pemilihan
umum. Ketua partai politik yang memenangkan mayoritas dalam pemilihan umum tersebut
(saat ini Partai Conservative) diminta oleh ratu untuk membentuk kabinet, dan dalam lima
tahun, atau sesuai dengan keinginan pemerintah yang berkuasa, harus melakukan pemilihan
umum kembali. Partai minoritas yang terbesar (sekarang partai buruh), secara resmi menjadi
partai oposisi dan mempunyai pemimpin sendiri.

7
BRITANIA RAYA

Walaupun Parlemen Inggris mencakup kekuasaan yang luas di Britania Raya, masih
ada Parlemen Skotlandia, Majelis Wales dan Majelis Irlandia Utara. Oleh karena itu, Britania
Raya merupakan negara kesatuan dengan pemerintahan didesentrialisasikan. Masing-masing
daerah memiliki otonomi yang bertanggung jawab kepada kedua Parlemen di Inggris.

8
BRITANIA RAYA

2.2 Sistem Demokrasi seperti apakah yang berlaku di Britania Raya?


Sistem demokrasi di Britania Raya merupakan demokrasi parlementer, namun ada
pula campur tangan monarki feodalistik didalamnya. Dikatakan adanya demokrasi berarti
kedaulatan di tangan rakyat, namun feodalistik monarki melibatkan masih adanya kedaulatan
penghormatan terhadap Raja/Ratu.
Adapun ciri-ciri demokrasi, yaitu tegaknya hukum di masyarakat dan diakuinya hak
asasi manusia oleh tiap anggota masyarakat. Di Britania Raya sendiri, telah melahirkan
konsep “rule of law” yang meliputi 4 unsur pembatasan kekuasaan demokrasi, yaitu:
 Pengakuan hak asasi manusia
 Pemisahan atau pembagian kekuasaan (trias politika)
 Pemerintahan menurut hukum
 Peradilan administrasi dalam perselisihan
Eropa sering disebut-sebut sebagai benua tempat kelahiran demokrasi. Namun,
sesuai dengan kebudayaan monarki yang telah begitu kental dan sulit untuk dihapuskan
sepenuhnya, maka dibuatlah pembatasan kekuasaan yang dituangkan “rule of law”.
Masyarakat tetap menghormati kekuasaan Monarki sebagai bentuk simbolis negara, begitu
juga Monarki yang menghormati kedaulatan rakyat dan demokrasi. Kekuasaan Monarki tidak
lagi dapat mengambil keputusan sepihak, karena kekuasaannya terbatasi oleh Demokrasi
yang ada.
Sistem parlemen dua kamar Inggris merupakan salah satu yang menjadi cikal bakal
dari hampir semua parlemen bikameral (dua kamar) yang sekarang ada di banyak negara di
dunia. Model parlemen seperti inilah yang seringkali dianggap sebagai bagian tak terpisahkan
dari demokrasi.
Sebagai contoh, demokrasi tidak pernah lepas
dari pemilu. Sistem Pemilihan Umum di Britania Raya
menggunakan sistem Distrik. Sistem ini merupakan
sistem pemilu yang paling tua dan didasarkan pada
kesatuan geografis, dimana satu kesatuan geografis
mempunyai satu wakil di parlemen. Sistem ini sering
dipakai di negara dengan sistem dwi partai maupun multi Gambar 2.1 Pemilih Pemilu
partai. Ciri-ciri sistem distrik, yaitu: Britania 2005
☆ Daerah pemilihan berbasis pada jumlah penduduk

9
BRITANIA RAYA

☆ Ukuran daerah pemilihan kecil, berupa distrik, sehingga jumlah daerah pemilihan
menjadi banyak
☆ Batasan daerah pemilihan berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jumlah
penduduk
☆ Setiap daerah pemilihan (distrik) hanya ada satu wakil terpilih.
☆ Caleg harus berasal/berdomisili di daerah pemilih (distrik) tempat dirinya dicalonkan.
☆ Hubungan pemilih dengan caleg terpilih bisa berupa hubungan langsung, namun
dapat pula melalui partai (dicalonkan oleh partai). Dengan kata lain, caleg terpilih
dicalonkan oleh pemilih atau pemilih dan partai
☆ Caleg terpilih bertanggung jawab kepada rakyat pemilih (untuk caleg independen)
atau kepada rakyat pemilih dan partai. Dengan kata lain, dalam sistem ini kekuasaaan
partai atas caleg terpilih sangat kecil.
☆ Caleg dikenal oleh rakyat pemilih. Bila tak dikenal hampir pasti dia tak akan dipilih.
Sistim ini menekankan kualitas dan atau popularitas individu.
☆ Cenderung merugikan partai kecil, karena suara pihak yang kalah hilang alias tidak
dihitung. Akibatnya, hasil perbandingan suara pemilih dan wakil terpilih menjadi
tidak berimbang (proporsional)
☆ Banyak suara yang hilang sia-sia (wasted), sehingga pemilih pun akan kian malas
untuk memilih partai yang sudah pasti kalah (partai gurem). Dengan sistem
penghitungan suara seperti ini, maka pada akhirnya akan cenderung menghasilkan
dua partai besar
☆ Adanya dua partai besar memungkinkan partai yang menang mendapat suara
mayoritas mutlak, sehngga tidak mengarah ke pemerintahan koalisi.
☆ Cenderung ke sistem sentralisasi, karena wakil rakyat memang lebih loyal pada
pemilih dan konstituensinya, bukan kepada pusat. Implikasinya, sistem distrik
menghasilkan keterbukaan pertanggung jawaban politik dari wakil terhadap rakyat
yang diwakili.
Demokrasi yang berlangsung di Britania Raya menganut demokrasi liberal.
Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang melindungi
secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dalam demokrasi liberal,
keputusan-keputusan mayoritas diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah tidak
melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.

10
BRITANIA RAYA

Dibawah demokrasi liberal, terdapat sistem parlementer atau Westminster (Gedung


Parlemen di Inggris). Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana
parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki
wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan. Britania sendiri menyebut sistem parlementernya sistem Westminster, sesuai
dengan nama gedung parlementer di Inggris.

11
BRITANIA RAYA

2.3 Bagaimana campur tangan Monarki dalam Pemerintahan Britania Raya?


Pada pembahasan sebelumnya telah dipaparkan bahwa kekuasaan Monarki seolah
lebih kecil dibanding kekuasaan Parlementer. Sehingga, kekuasaan Monarki harus
membicarakan segala sesuatunya bersama Perdana Menteri sebagai wakil dari kabinet
Parlementer. Dari sini terlihat asas Demokrasi Parlementer yang sudah cukup kental di
Britania Raya. Britania Raya juga memiliki sistem multi-partai dan 3 partai besarnya itu
adalah partai Konservatif, Liberal dan Buruh.
Kekuasaan Ratu/Raja tidak boleh diremehkan, Perdana Menteri tetap harus meminta
persetujuan Raja/Ratu atas setiap tindakan penting, seperti pengadaan perang. Ratu sendiri
memiliki 3 hak yang dijalaninya, yaitu: hak untuk diajak berkonsultasi, hak untuk
memberikan saran dan hak untuk memperingatkan. Untuk itu, Perdana Menteri sering
melakukan pertemuan dengan Ratu mengenai pemerintahan.
Sistem Monarki yang berlaku di Britania Raya adalah sistem Monarki Konstitusional.
Monarki konstitusional adalah sejenis monarki yang didirikan di bawah sistem konstitusional
yang mengakui raja sebagai kepala negara. Monarki konstitusional yang modern biasanya
menggunakan konsep trias politica, atau politik tiga serangkai. Ini berarti raja adalah hanya
ketua simbolis cabang eksekutif. Jika seorang raja mempunyai kekuasaan pemerintahan yang
penuh, ia disebut monarki mutlak atau monarki absolut. Saat ini, monarki konstitusional
lazimnya digabung dengan demokrasi. Oleh karena itu, kerajaan masih di bawah kekuasaan
rakyat tetapi raja mempunyai peranan tradisional di dalam sebuah negara. Pada hakikatnya
sang perdana menteri, yang memerintah negara dan bukannya Raja. Namun demikian,
terdapat juga raja yang bergabung dengan kerajaan yang tidak demokratis. Sistem monarki
konstitusional Britania Raya mengikuti keturunan.
Hingga kini, kekuasaan Monarki masih tetap ada, rakyatpun masih menghormati
keluarga kerajaan Ratu Elizabeth. Mereka memandang Raja/Ratu sebagai sebuah simbol
negara yang bernilai sejarah dan kebudayaan tradisional.

12
BRITANIA RAYA

2.4 Bagaimana pengakuan Hak Asasi Manusia yang ada di Britania Raya?
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris.
Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh
Raja John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para bangsawan.
Tindakan sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para
bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang
disebut Magna Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat
pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja.
Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya
atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan
pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab
hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut
menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan
bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
- Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
- Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak
sebagai berikut :
 Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk.
 Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi
yang sah.
 Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
 Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.

13
BRITANIA RAYA

PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak
rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan
parlemen pada tahun 1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :
- Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
- Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
- Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
- Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
- Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Tujuan dari Bill of Rights Inggris adalah untuk memperjuangkan keinginan rakyat
yang diwakilkan oleh parlemen atas kekuasaan raja. Bill of Rights merupakan dasar hukum
konstitusional Inggris, bersama dengan Magna Carta, The Art of Settlement, dan Parliament
Act. Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang :
- Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
- Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
- Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
- Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .
- Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.

14
BRITANIA RAYA

2.5 Sejarah apakah yang melahirkan sistem Pemerintahan dan Demokrasi


Britania Raya yang ada saat ini?
Berbeda dengan bangsa-bangsa Timur yang memiliki pemerintahan Monarki yang
absolut, bangsa Eropa cenderung memiliki kekuasaan monarki yang terbatas. Ia tidak bisa
menarik pajak atau memulai perang tanpa berkonsultasi dengan parlemennya. Ini bukan
disebabkan karena masalah konstitusi atau semacamnya, tapi karena masalah adat istiadat dan
budaya.
Dari segi militer, raja-raja Eropa waktu itu (abad 17) tidak punya yang namanya
tentara tetap (standing army). Kalau raja hendak berperang, mereka harus merekrut petani-
petani dari daerah-daerah di kerajaannya, dan untuk itu ia harus minta ijin kepada majikan
dari para petani itu, yaitu adipati-adipati yang secara teoritis adalah bawahannya juga. Tapi
karena adipati-adipati ini memegang kesetiaan rakyat lokal, maka kalau si adipati tidak setuju
dengan rencana perang yang diajukan raja, ia bisa mensabotase rencana perang raja dengan
tidak muncul bersama pasukannya pada saat apel siaga. Selain itu, petani-petani yang direkrut
menjadi pasukan ini harus diberi makan dan untuk itu diperlukan uang. Lagi-lagi raja Eropa
seringkali tidak memiliki dana pribadi (privy purse) yang memadai untuk berperang sendirian
sehingga ia harus meminta bantuan finansial dari adipati-adipatinya juga.
Inggris sangat tergantung pada parlemen. Situasi ini berusaha diatasi oleh Charles I
dari Inggris dengan cara menggunakan kekerasan untuk memaksa House of Commons
menyetujui penarikan pajak kapal (ship money) untuk membiayai perangnya melawan
Prancis dan Spanyol.
Parlemen Inggris, terutama kamar bawahnya, yaitu House of Commons,bukanlah
parlemen yang lembek seperti di Prancis. Sejak abad 15,pejabat-pejabat lokal ini berhasil
menumpuk kekayaan yang tidak sedikit dan mereka merasa marah ketika Charles I datang
membawa pasukan pengawalnya untuk menangkap anggota Commons yang menolak
memberikan suara setuju terhadap penarikan pajak yang diminta Charles.
Maka untuk pertama kalinya dalam sejarah Eropa, terjadilah perang antara parlemen
melawan rajanya sendiri. Perang ini membawa dampak yang menarik dari aspek politik. Di
satu sisi, para pemberontak (yang disebut sebagai kaum parliamentarist) tidak bisa menolak
keabsahan Charles I sebagai raja karena menurut teori politik feudal yang ada saat itu Charles
I memang berhak menarik pajak itu, tapi di sisi lain mereka tidak mau kekayaan mereka
disedot habis oleh kesewenangan raja. Dari sini lahirlah konsep yang tetap banyak digunakan
sampai sekarang, termasuk di Indonesia, yaitu "rule of law".

15
BRITANIA RAYA

Konsep ini dalam penerapannya waktu itu menyatakan bahwa seorang raja Inggris
tidak berhak menarik pajak atau menyatakan perang kecuali kalau ia mendapatkan keabsahan
hukum dalam bentuk persetujuan dari parlemen. (Ini sekarang diterapkan di Indonesia dalam
bentuk hak budgeter DPR). Charles I tentu saja tidak mau menerima teori baru yang diajukan
kaum parlementaris ini karena dia berpegang pada teori bahwa raja memegang kekuasaan
mutlak. Namun dalam perang yang meletus itu, dia kalah dan kepalanya dipenggal oleh
pasukan parlementaris di bawah pimpinan Cromwell.
Secara teori politik, bisa dikatakan bahwa teori parlementer tentang pembatasan
hak penguasa oleh hukum atau aturan yang dibuat parlemen mendapatkan kemenangan
dengan dipenggalnya kepala raja Charles I ini. Biarpun kemudian Inggris tetap memiliki
darah monarki, namun sistem rule of law ini tetap bertahan sampai sekarang di Inggris dan di
banyak negara lain di dunia yang berbentuk demokrasi.
Britania Raya juga memiliki sistem dwi partai yang kemudian kini menjadi multi
partai. Secara historis, Inggris Raya mempunyai dua partai politik besar, meskipun saat ini
tiga partai mendominasi lanskap politik. Awalnya, Konservatif dan Liberal mendominasi
politik Inggris, tapi Partai Liberal runtuh pada awal abad kedua puluh dan sebagian besar
digantikan oleh Partai Buruh. Tahun 1980-an, Liberal bergabung dengan Partai Sosial
Demokrat menjadi Demokrat Liberal, yang dipandang sebagai partai besar ketiga. Pihak lain,
yang sering disebut partai-partai kecil ikut dalam pemilihan umum tetapi hanya memperoleh
sedikit suara. Adapun partai Nasional Skotlandia dan Plaid Cymru (Wales). Anggota Partai
Nasional Skotlandia dan Plaid Cymru bekerja bersama sebagai satu kelompok parlemen.
Kelompok ini saat ini memiliki 10 anggota parlemen. Begitu pula di Irlandia Utara, terdapat
beberapa partai politik, namun tidak sebesar partai politik Inggris yang memperoleh banyak
kursi di parlemen.

16
BRITANIA RAYA

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Pemerintahan di Britania Raya menganut paham Monarki Konstitusional
bikameral, dimana terdapat pemerintahan Raja/Ratu yang tidak bersifat mutlak yang dimana
kekuasaannya dibatasi oleh sistem demokrasi dan konstitusi atau Undang-undang yang ada
dengan parlemen 2 kamar (chamber).
Kecilnya kekuatan Monarki saat ini di Britania Raya disebabkan sejarah masa lalu
yang melahirkan “rule of law” yang membatasi kekuasaan monarki dan hingga kini telah
menjadi salah satu konsep budaya demokrasi.
Demokrasi di Britania Raya menganut demokrasi parlementer dimana demokrasi
liberal dan sistem parlementer berlaku. Sedangkan hubungan kekuasaan Monarki
Konstitusional, menetapkan Raja/Ratu sebagai kepala negara yang bersifat simbolis
tradisional yang tetap dihormati oleh rakyat.
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia.Alasan mengapa inggris disebut sebagai negara yang pertama
memperjuangkan dikarenakan adanya beberapa perjanjian yang menyangkut hak asasi
manusia. Perjanjian tersebut diantaranya Magna Charta, Petition of Rights, Hobeas Corpus
Act dan Bill of Rights. Diantara kelima perjanjian tersebut, yang pahamnya sering disebut-
sebut sebagai landasan HAM yaitu Magna Charta dan Bill of Rights.
Konsep Rule of Law menyatakan bahwa seorang raja Inggris tidak berhak menarik
pajak atau menyatakan perang kecuali kalau ia mendapatkan keabsahan hukum dalam bentuk
persetujuan dari parlemen dan konsep ini tetap bertahan di Inggris. Selain itu terdapat pula
sistem dwi partai yang kemudian kini menjadi multi partai. Inggris Raya mempunyai dua
partai politik besar, meskipun saat ini tiga partai mendominasi lanskap politik.

17
BRITANIA RAYA

3.2 Saran
Sistem Pemerintahan di Britania Raya sudahlah baik, dan terbukti telah memajukan
negara kesatuan itu sebagai negara maju yang terkenal diseluruh dunia. Britania masih
mencampurkan sistem Monarki yang menjadi ciri khas nilai tradisi di Britania yang masih
terjaga. Sebaiknya, pemerintah Britania Raya lebih memperhatikan wilayah-wilayah negara
bagian lainnya selain Inggris, Inggris sangatlah menonjol dibanding negara bagian lainnya,
seperti terlihat dari 3 partai besar yang mendominasi Britania, sebagian besar merupakan
partai yang berasal dari Inggris.

18
BRITANIA RAYA

DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
www.pks-jaksel.or.id

19
BRITANIA RAYA

Makalah PKN

BRITANIA RAYA

DISUSUN OLEH
Aulia Rahmi (6)
Ghina Humaira (16)
Intan Kartika Nursyahbani (20)
Jenida Tiara (21)
Putri Maharani (33)

XI IPA 2

SMAN 68 Jakarta
2009/2010

20
BRITANIA RAYA

PRINT 2,4,5,17

21

You might also like