You are on page 1of 16

Pengaruh Konsentrasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar Siswa

Annida Citra Fauziah (2)


Aulia Rahmi (6)
Intan Kartika Nursyahbani (20)
Jenida Tiara (21)
Putri Maharani (33)

XI IPA 2
Komponen Penggerak Belajar
Ada tiga komponen yang harus kita miliki, agar kita
dapat melakukan kegiatan (proses) belajar dengan
konsentrasi penuh, yaitu: Minat, Perhatian dan Motivasi.
Ketiga komponen minat, perhatian dan motivasi ini
merupakan faktor-faktor yang ada pada setiap orang untuk
melakukan aktivitas tertentu. Juga ketiga komponen ini
saling mempengaruhi, sehingga bermutu atau tidaknya
aktivitas kita itu sangat tergantung pada ketiga komponen
yang mendasari aktivitas tersebut, termasuk aktivitas
belajar. Dalam aktivitas belajar, jika ketiga komponen
minat, perhatian dan motivasi tidak optimal, maka kita pun
akan mengalami kesulitan melakukan konsentrasi belajar.
Minat
Minat dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk memenuhi
kepuasan kita, baik berupa keinginan memiliki atau melakukan sesuatu.
Besarnya minat atau keberartian minat ini dapat dipandang dari 2 sisi, yaitu:
Minatsebagai sebab, yaitu tenaga pendorong yang merangsang kita
memperhatikan objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya.
Minat sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang
menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang, atau
objek tertentu, atau sebagai hasil daripada partisipasi kita di dalam suatu
bentuk kegiatan.
Mengingat pada kegiatan yang didorong oleh minat tentu mengandung
unsur kegembiraan untuk melakukannya. Belajar pun dapat berlangsung
dengan baik, jika didorong oleh minat yang kuat. Sebaliknya, aktivitas tanpa
minat yang kuat akan menimbulkan suatu penolakan atau pertentangan dari
dalam batin kita untuk segera mengabaikan aktivitas tersebut. Jika
dipaksakan juga, akan memberi suatu kondisi yang tidak mengenakkan hati,
sehingga menimbulkan rasa malas, bosan dan mengantuk. Akhirnya mudah
terpengaruh untuk beralih ke aktivitas lain yang lebih menarik perhatian.
Perhatian
Perhatian adalah proses pemusatan pengerahan aktivitas
tenaga psikis (pikiran) dan fisik terutama indera dan gerakan
tubuh pada fokus tertentu. Pengerahan aktivitas pikiran dan
fisik tersebut sangat dipengaruhi oleh kadar kesadaran yang
turut serta pada aktivitas tersebut. Dengan kata lain,
intensitas perhatian kita itu sangat didorong oleh kadar
kesadaran yang turut pada aktivitas pengamatan kita tersebut,
seperti adanya minat dan motivasi.
Semakin tinggi intensitas perhatian kita pada suatu
kegiatan akan semakin sukses kegiatan yang kita lakukan
tersebut. Sebaliknya, jika perhatian kita lemah atau terpecah,
maka menimbulkan aktivitas yang berkualitas rendah dan
menimbulkan ketidakseriusan. Ketidakseriusan merupakan
awal terbentuknya rasa malas dan bosan.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan atau usaha untuk mewujudkan
perbuatan dalam bentuk aktivitas mencapai kebutuhan atau
tujuan tertentu. Untuk menggerakkan motivasi dari dalam
diri kita, maka harus ada cukup alasan/motif tertentu yang
merangsang perbuatan itu.
Jadi alasan/motif yang kuatlah yang dapat memotivasi
kita giat belajar. Sebaliknya, aktivitas yang tidak didasari
motivasi yang kuat, maka akan menimbulkan
ketidakseriusan dan perhatian tidak optimal, sehingga
menimbulkan dorongan untuk mengalihkan aktivitas
tersebut ke aktivitas yang lain.
Pengertian Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar maksudnya adalah


pemusatan daya pikiran dan perbuatan
pada suatu objek yang dipelajari dengan
menghalau atau menyisihkan segala hal
yang tidak ada hubungannya dengan objek
yang dipelajari.
Hilangnya Konsentrasi Belajar
Penyebab rendahnya kualitas dan prestasi belajar,
sebahagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampuan
melakukan konsentrasi belajar.
Kita sering kali mengalami pikiran bercabang (duplikasi
pikiran), saat melakukan kegiatan belajar. Pikiran bercabang
bisa muncul tanpa kita sadari. Tentunya kita pun merasa
terganggu sekali saat tak mampu berkonsentrasi dalam
belajar. Saat belajar, kadangkala tanpa kita undang muncul
kepermukaan alam pikiran mengenai masalah-masalah lama,
keinginan-keinginan lain atau yang terhambat menjadi
pengganggu aktivitas belajar kita. Alhasil, kitapun beralih
dan larut ke alam pikiran yang melintas tersebut.
Penyebab Sulitnya Konsentrasi Belajar
Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran.
Perasaan gelisah, tertekan, marah. Kuatir, takut,
benci dan dendam.
Suasana lingkungan belajar yang berisik dan
berantakan.
Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara
belajar yang baik.
Bersifat pasif dalam belajar.
Memunculkan Konsentrasi Belajar
Di sini perlu kita sadari, bahwa konsentrasi belajar itu
tidak datang dengan sendirinya atau bukan dikarenakan
pembawaan bakat seseorang yang dibawa sejak lahir.
Melainkan konsentrasi belajar itu harus diciptakan dan
direncanakan serta dijadikan kebiasaan belajar. Setiap
orang pada dasarnya punya potensi dan kemampuan yang
sama untuk dapat melakukan konsentrasi belajar.
Kesiapan Belajar (ready learning).
Sebelum melakukan aktivitas belajar kita harus benar-
benar dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap
melakukan aktivitas belajar ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu kondisi fisik dan psikis.
Kondisi fisik harus bebas dari gangguan penyakit, kurang
gizi dan rasa lapar.
Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan
atau ketegangan emosional, seperti cemas, kecewa, patah
hati, iri dan dendam. Masalah-masalah konflik kejiwaan ini
harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus benar-
benar jernih, jika hendak melakukan kegiatan belajar.
Menanamkan Minat dan Motivasi Belajar dengan
Cara Mengembangkan “Imajinasi Berpikir”.
Untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar,
maka perlu kita ketahui:
♫ Apa yang dipelajari
♫ Untuk apa mempelajari materi pelajaran yang hendak
dipelajari
♫ Apa hubungan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari (manfaat mempelajari dan apa yang dapat
kita lakukan dengan pengetahuan tersebut)
♫ Bagaimana cara mempelajarinya
Dengan mengetahui keempat hal tersebut
sebelumnya, kita akan belajar secara terarah atau lebih
terfokus pada materi pelajaran. Kemudian untuk
membangkitkan faktor intelektual-emosional belajar
kita, maka perlu mengembangkan dan membiasakan
“berimajinasi dalam berpikir”.
Maksudnya, kita membiasakan untuk menjelajah
dengan berusaha membayangkan gambaran bentuk
yang dipelajari. Kemudian pikirkan unsur-unsur penting
yang membentuk gambaran tersebut. Dengan demikian
kita akan digiring pada pola belajar aktif dan kreatif.
Cara Belajar yang Baik.
Untuk memudahkan konsentrasi belajar dibutuhkan
panduan untuk pengaktifan cara berpikir, penyeleksian
fokus masalah dan pengarahan rasa ingin tahu. Juga,
harus memuat tujuan yang hendak dicapai dan cara-cara
menghidupkan dan mengembangkan rasa ingin tahu
kita, hingga tuntas terhadap apa yang hendak dipelajari.
Dengan kata lain, berusaha menyusun kerangka berpikir
dan bertindak step by step dalam memecahkan masalah.
Belajar Aktif
Jika kita sulit berkonsentrasi belajar di sekolah atau sulit
mengerti apa yang dijelaskan guru dan sebagainya, maka kita
harus dapat mengembangkan pola belajar aktif. Kita harus aktif
belajar dan berani mengungkapkan ketidaktahuan pada guru atau
teman.
Buang rasa sungkan, rasa malu dan rasa takut pada guru. Guru
tidak akan memberi hukuman pada kita yang proaktif dalam
belajar. Jika kita proaktif dalam belajar, maka kita akan
mendapat perhatian khusus guru. Kita yang belajar yang proaktif
akan menghalau timbulnya proses pengembaraan pikiran
(duplikasi pikiran). Kita akan tetap fokus pada pelajaran.
Intensitas konsentrasi belajar pun akan menjadi semakin
optimal.
Waktuuntuk Menyegarkan Pikiran (resfreshing) saat
Menghadapi Kejemuan Belajar.
Saat kita belajar sendiri di rumah dan menghadapi kesulitan
(jalan buntu) mempelajari materi pelajaran, kadangkala
menimbulkan rasa jemu dan bosan untuk berpikir. Jika hal ini
terjadi, maka jangan paksakan diri kita untuk terus melanjutkan
belajar. Jika dipaksakan akan menimbulkan kepenatan dan
kelelahan, sehingga akan menimbulkan antipati untuk belajar.
Jalan keluarnya kita harus menyediakan waktu 5-10 menit
untuk beristirahat sejenak dengan mengalihkan perhatian pada
hal lain yang bersifat menyenangkan dan menyegarkan. Jika
kepenatan dan kelelahan daya pikir atau daya kerja otak kita
hilang dan pikiran kembali fresh, maka kita dapat kembali
melanjutkan pelajaran yang tertunda tersebut.
Sekian

Sumber :
Surya, Hendra. – . Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: Elex Media Komputindo

You might also like