You are on page 1of 2

‘definisi agresif’

Meskipun semua orang memahami apa itu agresi, namun masih terdapat perbedaan pendapat
mengenai definisinya. Ada tiga perbedaan penting. Pertama, apakah kita mendefinisikan
agresi sebagai perilaku melukai, ataukah mempunyai maksud melukai disebut juga agresi.
Definisi yang paling sederhana dan yang paling disukai oleh orang yang menggunakan
pendekatan behaviorisme, adalah bahwa agresi merupakan perilaku yang melukai orang [...]

PERILAKU AGRESIF PADA ANAK 


Penulis: Miss Eka [ 8/11/2007 ]
 

 
Dalam kehidupan sehari-hari, kita terkadang melihat seorang anak yang mengganggu
temannya dengan memukul, merampas, atau memaki-maki. Tingkah laku semacam itu
tergolong dalam tingkah laku agresif. Tingkah laku agresif sendiri terdiri dari dua macam,
yaitu agresif fisik (memukul, menyerang, merusak, dsb.), dan agresif verbal (mengejek,
memaki, menakuti, mempermalukan, dsb.). Sebenarnya, tingkah laku agresif ini adalah reaksi
yang normal pada anak-anak kecil, meskipun tidak semua anak menunjukkannya. Tingkah
laku ini muncul sebagai reaksi anak terhadap stimulus/rangsangan yang ia terima dari luar,
tujuannya adalah untuk melindungi dirinya agar ia merasa aman. Akan tetapi jika pola
perilaku ini menetap dan dilakukan secara berlebihan, maka bisa berpotensi menjadi masalah
serius yang harus segera dikontrol.
Perlu dipahami bahwa tingkah laku agresif dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor dari dalam
dan dari luar diri anak. Dari dalam diri anak, tingkah laku agresif muncul sebagai insting
pertahanan diri yang normal. Jika anak merasa mendapatkan hambatan untuk memuaskan
keinginannya, maka ia bisa frustasi. Rasa frustasi inilah yang kemudian menimbulkan
dorongan agresif yang ditunjukkan dengan perilaku menyerang atau memberontak.
Sedangkan faktor dari luar diri anak, tingkah laku agresif didapat karena anak mencontoh
dari lingkungan sekitarnya (film kekerasan di televisi, orang tua atau saudara yang
bertengkar, teman yang berkelahi, dsb.). Anak akan mudah menyerap apa yang ia lihat, dan
secara tidak langsung mempelajari tingkah laku agresif dari sekitarnya.
Untuk menghindarkan anak dari perilaku agresif, hal pertama yang harus diperhatikan adalah
pola pengasuhan orang tua. Pengasuhan orang tua yang selalu memenuhi tuntutan anak dan
memberi kebebasan, akan membuat anak sulit dikontrol, kurang bertanggung jawab, dan
menjadi pemberontak. Sebaliknya, pola asuh secara otoriter yang mendidik anak dengan
kekerasan juga bisa membuat anak menerapkan hal yang sama dalam kehidupan sosialnya.
Selain itu, sebisa mungkin orang tua perlu membatasi anak ketika menonton acara televisi
yang bertemakan kekerasan. Jika anak didampingi dan diberikan pengertian saat menonton,
maka bisa menghindarkan anak dari meniru adegan kekerasan. Anak juga perlu dibantu untuk
menyalurkan ketegangan dan energi dalam dirinya, misalnya dengan berolah raga atau
mengekspresikan diri dengan musik. Penyaluran energi ini bisa membantu anak (terutama
yang bertipe menyukai aktivitas fisik) untuk beraktivitas terarah positif tanpa kecenderungan
agresif.
Jika tingkah laku agresif sudah ditunjukkan oleh anak, maka penanganannya harus lebih
spesifik. Tidak perlu memberikan hukuman fisik yang menyakitkan, lebih baik diberikan
hukuman mendidik, seperti belajar makan atau mandi sendiri, dsb. Apabila anak sudah
menunjukkan kemajuan, misalnya bermain tanpa menyakiti teman, maka orang tua bisa
memberikan hadiah tertentu, sehingga anak termotivasi untuk tidak menyakiti teman. Lebih
dalam lagi, orang tua bisa mencoba untuk berbicara dan berusaha memberikan pemahaman
pada anak bahwa tingkah laku mereka menyakiti orang lain. Selain itu, anak juga perlu
diajari bagaimana cara menghargai milik orang lain, dimana ia akhirnya dapat membedakan
‘milik saya’ dan ‘milik dia’.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sebisa mungkin orang tua tidak membandingkan
dengan anak lain. Hal ini memang terkadang perlu untuk memotivasi agar anak menjadi lebih
baik, tapi apabila terlalu sering, maka akan membuat anak semakin iri dan membenci teman,
apalagi jika orang tua memberi label ának nakal’ pada anak sendiri.
Memang bukan hal yang mudah untuk menangani perilaku agresif pada anak. Jika sekali kita
salah menerapkan pola asuh yang tepat, maka akan sulit untuk merubahnya. Karena setiap
anak berbeda dengan yang lain, maka pola asuh tertentu yang cocok untuk anak lain belum
tentu cocok untuk diterapkan pada anak kita sendiri. Yang penting adalah berusaha
memahami karakter anak, sehingga jika sampai muncul perilaku agresif, maka orang tua bisa
dengan sistematis menguranginya secara perlahan.

You might also like