Professional Documents
Culture Documents
MODUL
Disusun Oleh :
INDRA WIBAWA
Tugas Kelompok | Pembuatan proposal program untuk televisi | output MS. Powerpoint
Diskusi Kelompok | Presentasi proposal program untuk televisi
2. PRODUKSI
2.1 Standarisasi Teknis
2.1.1 kualitas Gambar
2.1.2 Standar Format Televisi
2.1.3 Video Tape dan Kabel Koneksi
2.2. Jenis Produksi
2.2.1 Produksi Lapangan
2.2.2 Produksi Studio
2.3 Master Control
2.3.1 Production Crew
Produser
Program Director
Floor Director
Switcherman
Character Generic operator
Virtual Set operator
Cameraman
Lightingman
VTRman
Audioman
Set & Property man
Wardrobe
Make Up
Production Assistant
3. POST PRODUKSI
3.1. Audio Editing Post
3.1.1 Mengenal Audio Editing Post Equipment
3.1.2 Mengenal software audio editing (Adobe Audition)
3.1.3 Voice Over
3.1.4 Music Scorer
3.1.5 Mengedit suara dengan software Adobe Audition
Praktek | Take VO
Praktek | Audio Editing
Praktek | Video Editing
Tugas Kelompok | Pengeditan gambar untuk program televisi sesuai proposal program| output DVD
atau file video
Tugas Perorangan | Membuat tulisan atau artikel mengenai pemikiran atau ide-ide baru dari anda
tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia pertelevisian di Indonesia.
Diskusi Kelompok | Presentasi hasil akhir program televisi yang telah dibuat
Stasiun Televisi merupakan suatu lembaga profit atau non profit yang dimiliki
oleh pemerintah atau swasta yang mendapatkan izin dari pemerintah untuk melakukan
kegiatan penyiaran audio dan visual dalam format program acara, spot commercial
break, corporate ID dan sebagainya melalui berbagai teknis penyiaran (terestrial, cable,
satelite dan sebagainya), dimana siaran tersebut dapat ditangkap dalam suatu kawasan
melalui suatu perangkat penerima siaran tersebut, seperti : pesawat televisi, komputer
yang dilengkapi dengan TV tuner dan sebagainya.
. Sebagai broadcasting operator, stasiun TV pun juga telah ditemani pemain dari
broadband operator dengan “3G platform, wimax, wibro”nya, ditambah dengan
perkembangan dunia IT dengan “IP TV”nya. Hal menarik lainnya adalah fenomena
“Youtube”, dimana siapa saja dapat meng-upload & download berbagai acara TV walau
mungkin tidak seizin pihak yang berwenang, bahkan anda pun dapat menjadi “content
provider gratisan” dengan meng-upload video buatan anda sendiri.
Saat ini di Indonesia, Perjalanan ke format televisi digital sedang ditangani oleh
“Tim Nasional Migrasi Sistem Penyiaran dari Analog ke Digital” dengan tugas utamanya
mempelajari berbagai aspek dalam kesiapan penyelenggara siaran, kesiapan industri
dalam kaitan dengan set-top box & pesawat TV, Kesiapan masyarakat baik dari segi
teknis maupun sosial, budaya & ekonomi serta pertimbangan aspek politis berkaitan
dengan negara tetangga. Tim ini beranggotakan sejumlah pejabat, akademisi, dan para
pakar dari berbagai instansi antara lain Ditjen Postel, Ditjen Sarana Komunikasi dan
Diseminasi Informasi, Departemen Perindustrian, Departemen Keuangan, BPPT,
Bappenas, TVRI, RRI, ATVSI, PRSSNI, PT. LEN, PT. Elektrindo Nusantara. Tim
Nasional sepakat merekomendasikan teknologi Eropa DVB-T sebagai standar system
siaran TV digital untuk pelanggan tetap di Indonesia.
Acara televisi tersebut diproduksi oleh stasiun televisi (in house production) atau
pihak luar yang biasa disebut sebagai rumah produksi (production house).
1. Pra Produksi
1.1. Membuat konsep program
Untuk membuat acara (program) televisi, hal pertama yang harus
dilakukan adalah penggalian ide atau gagasan kreatif. Tentunya ide-ide
yang akan dilahirkan juga harus mempertimbangkan berbagai hal.
C1
B
20%
21%
A2
15%
C2 National Population - Sosial Ekonomi Status
19%
A1
E D
11%
5% 9%
A1 : > 2 jt
A2 : 1.5 – 2jt
B : 1.0 – 1.5 jt
C1 : 0.7 – 1.0 jt
C2 : 0.5 – 0.7 jt
D : 0.3 – 0.5 jt
E : < 0.3 jt
Female Male
Age 15 - 50%
50%
Age 20 +
19
12% 66% - Budget
Age 10 -
14
11% Jika untuk
Age 5 - 9 tujuan
11% profit,
besarnya
anggaran yang diperlukan untuk mewujudkan suatu ide
program harus sebanding dengan kekuatan program tersebut
untuk mendapatkan rating yang baik.
- Teknis
Sinopsis
Ada sebuah cafe yang asik buat nongkrong, Ketemuan teman, janjian sama gebetan
atau sekedar curi2 pandang ke penjaga café juga enggak masalah. Asiknya lagi, banyak
artis yang suka mampir kesini. Ditempat ini, ternyata enggak sekedar nge-gosip,
mereka juga pastinya ngobrolin hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Sesuai
nama cafenya, “Orang TV Café” disini mereka biasanya ngobrol berbagai hal menarik
seputar dunia TV broadcasting. Mulai dari pengoperasian kamera, menulis script hingga
membuat program semuanya dibahas disini.
Uraian Program
Program berdurasi 30 menit ini dikemas dengan seting sebuah Cafe bernama Orang TV
Cafe sebagai basecamp sekumpulan anak-anak muda dengan berbagai perbedaan
karakter dan kedalaman pengetahuan tentang dunia TV Broadcasting. Perbedaan ini
mengundang obrolan seru, perdebatan hingga berbagai kekonyolan.
Cast :
Pengunjung café ini adalah tokoh yang paling sering nongkrong di café ini. Sebenarnya
sih dia mahasiswa abadi di sebuah universitas jurusan broadcast, tapi ngaku-ngaku
sebagai produser di TV station. Hobinya ngasih penjelasan ngaco. Walau sok tahu tapi
sebenarnya keingintahuannya terhadap dunia TV broadcast sangat besar.
About Desta :
- Presenter TV
- Aktor Film
- Bintang Iklan
- Musisi
- Penyiar Radio
In Depth Reporting.
contoh : Investigasi di program Reportase Sore.
b. Softnews
Feature News, Sport News, Magazine, Entertainment
News, Dokumenter (Documentary Film) dsb.
2. Non Fiksi
a. Talkshow
b Quiz
c. Variety Show
d. Musik Show
3. Fiksi
a. Sinetron, FTV
b. Komedi
Untuk SCTV :
TVR sctv all = 2000 / 10.000 = 0,2
SHR sctv all = 2000 / 8000 = 0.25
000 sctv all = 2 ( berarti ada 2.000 orang penonton SCTV )
Bila Index < 100 berarti kurang efektif dalam menjangkau target
audience tsb,
Sedangkan bila Index > 100 berarti efektif dalam menjangkau
target audience tsb.
Contoh Budgeting
ESTIMATE
PRODUCTION COST
ORANG TV CAFE
2. Produksi
Video Tape
Secara sederhana kualitas Video Tape yang layak untuk stasiun
TV adalah video tape dengan struktur sampling (4:2:2), yaitu D-1,
DV / DV-based 25 Mbit/s with a sampling structure of 4:1:1, and DV-based 50 Mbit/s with a sampling structure of 4:2:2,
using fixed bit-rates and intra-frame coding techniques exclusively. DV-based 25 Mbit/s with a sampling structure of 4:2:0
should be confined to special applications.
In 4:2:2 systems (D-1, D-5, DigiBeta, BetaSX, Digital-S, DVCPRO50) the color is sampled at half the rate of the luma,
with both color-difference samples co-sited (located at the same place) as the alternate luma samples. Thus you have 360
color samples (in each of Cr and Cb) per scanline.
In 4:1:1 systems (NTSC DV & DVCAM, DVCPRO) the color data are sampled half as frequently as in 4:2:2, resulting in
180 color samples per scanline. The Cr and Cb samples are considered to be co-sited with every fourth luma sample.
Yes, this sounds horrible -- but it's still enough for a color bandwidth extending to around 1.5 MHz, about the same color
bandwidth as Betacam SP
consortium of 60
manufacturers
Panasonic; also Philips,
suppliers including Sony, Sony Sony
Ikegami, Hitachi.
Panasonic, JVC,
Canon, Sharp.
consumer
(although JVC
intended
makes a dockable professional / professional / industrial / consumer (Video8 &
market
DV VTR for the industrial ENG / EFP / broadcast Hi8 replacement)
segment(s)
pro/industrial
market)
consumer /
professional /
who's actually professional / professional / industrial /
industrial / ENG / consumers
buying the stuff industrial / ENG / ENG / EFP / broadcast
EFP
EFP
miniDV: 80/120
min (SP/LP)
std: 3.0/4.6 hrs miniDV: 40 min. small: 63 min. (note:
Video8, Hi8 standard
cassettes & (SP/LP) small is larger than
120 minute tape: 60
max. loads (4.6/6.9 hrs miniDV cassette)
std: 184 min. min.
possible using std: 123 min./184 min.**
DVCAM 184 min
tape)
63 minutes (AJ-
D700/810);
max. camera 80/120 min.
184 minutes 123 min. (AJ- 60 min.
load (SP/LP)
D200/210);
184 min. (AJ-D215)**
720x480, 4:1:1 720x480, 4:1:1 720x480, 4:1:1
resolution & 720x480, 4:1:1 (NTSC)
(NTSC) (NTSC) (NTSC)
sampling 720x576, 4:1:1 (PAL)
720x576, 4:2:0 (PAL) 720x576, 4:2:0 (PAL) 720x576, 4:2:0 (PAL)
Y/C & yes (DRV-100 & many
yes (DRV-1000: yes (no Y/C on AJ-
composite camcorders: output yes
output only) D750)
I/O only)
RSO 1 RSO 2 CG
PGM ON AIR
Another Source :
News Studio
Standard Converter
Frame Sync
Routing Switch Output
SWITCHER
CG
VTR
AUDIO MIXER
Producer
Program director
Audience Make Up
1. Producer
Producer merupakan pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas semua
aktivitas pembuatan program. Untuk kebutuhan tertentu, terdapat sebuah komputer
dengan system on line seperti New Q Pro yang terhubung langsung dengan di tele
prompter sehingga producer atau scripwritter dapat melakukan perubahan atau
penambahan script yang muncul yang akan dibacakan oleh anchor. Sistem tersebut
juga secara online dapat menghitung durasi per materi sehingga produser dapat
informasi yang akurat saat membatalkan (drop) atau menambah materi didalam
segmen agar sesuai dengan durasi dan kebutuhan.
2. Presenter (Anchor)
Bertugas membawakan acara, menggali narasumber sesui dengan rundown
3. Cameraman
Bertugas mengatur posisi blocking kamera dan mengambil gambar yang dibutuhkan.
Keterampilan anda dalam menguasai alat foto dan sinar merupakan bahan dasar
terciptanya sebuah foto, hanyalah merupakan salah satu syarat untuk bisa menghasilkan suatu
foto yang bernilai seni. Setelah itu anda dituntut untuk anda menguasai cara bagaimana
merancang komposisi gambar agar tampak lebih menarik perhatian. Hal kedua inilah yang sering
dilupakan banyak orang. Mungkin ini disebabkan karena sebuah foto dapat dibuat dalm waktu
singkat. Sebuah foto terjadi hampir bersamaan Pada saat menekan tombol SHUTTER RELEASE
dalam waktu persekian detik.Karena hal tersebut memungkinkan, sehingga orang tidak berpikir
atau tidak mau berpikir lagi tentang komposisi. Lain halnya pada seni lukis, yang karena proses
pembuatannya lama, maka sang pelukis akan selalu berpikir terus bagaimana komposisi gambar
tersebut diatur supaya tampak menarik.
Mungkin anda bertanya : Bagaimana foto yang menarik itu?foto yang menarik adalah
foto yang bisa memberi kesan yang dalam. Foto yang mampu membawa emosi penonton. Emosi
tentang keindahan, kegembiraan, kesedihan, kekejaman dan sebagainya. Karena foto hanyalah
gambar dua dimensi sedang manusia melihat kenyataan yang ada dalam pandangan tiga
dimensi, maka persaan-perasaan seperti tersebut diatas sulit didapatkan. Untuk
membangkitkannya pemotret bisa mengatur kesan pada gambar yang bisa menimbulkan ilusi
pada penonton bahwa apa yang dilihatnya dalam gambar adalah tiga dimensi. Untuk itu pemotret
bisa mengatur susunan bagian-bagian yang ada dalam gambar dan inilah yang disebut
komposisi. Dengan demikian jelaslah bahwa komposisi merupakan bagian yang penting dalam
pembuatan sebuah foto.
PANDANGAN KAMERA
Perbedaan yang paling dasar antara seorang pemotret yang baik dan seorang pemotret
asal jepret adalah caranya memandang suatu obyek. Seorang pemotret asal jepret akan
memandang suatu obyek apa adanya, seperti pandangan manusia biasa.Seorang pemotret yang
baik, memandang suatu obyek dengan pikiran pandangan kamera. Pandangan kamera adalah
dua dimensi karena melihat dengan satu lensa. Manusia melihat dengan dua lensa sehingga
pandangannya tiga dimensi. Karena dia bisa melihat dengan pikiran pandangan kamera yang
dua dimensi itu, maka pemotret yang baik akan berusaha membuat kesan tiga dimensi agar
sesuai dengan pandangan manusia. Pebedaan lainnya adalah manusia melihat dengan pikiran
yang dipengaruhi oleh emosi, sedang kamera hanya objektif saja.
Sebagai contoh:
Pada suatu sore yang cerah, anda berada dipusat kota yang semarak lampu warna-
warni yang mulai hidup. Pandangan tampak indah dan suasana menyenangkan. Anda tidak
melihat atau merasa terganggu dengan kebel-kabel listrik yang berseliweran. Ini disebabkan
intensitas emosi anda, karena anda masuk didalamnya. Pengalaman tersebut akan berubah
menjadi lain, kalau anda memasang sebuah kamera didepan mata. Dengan melihat melalui
kamera, anda merasa terganggu dengan kabel-kabel listrik yang berseliweran diatas, mobil-mobil
PEMBINGKAIAN (FRAMING)
Potensi akan lahirnya sebuah foto terjadi setiap sekali anda mengangkat kamera dan
melihat ke dalam VIEWFINDER untuk mengetahui apa yang masuk dalam gambar, apa yang
tidak. Kalau anda senang dengan apa yang anda lihat dalam VIEWFINDER tersebut,
kemungkinan besar anda akan menekan tombol rana untuk mendapatkan gambarnya. Saat
menentukan apa yang masuk dan apa yang tidak masuk dalam gambar yang dibatasi oleh
bingkai di dalam VIEWFINDER kamera anda itulah yang dinamakan pembingkaian atau
FRAMING.
Dalam fotografi FRAMING merupakan bagian yang sangat penting dari seluruh
komposisi gambar. Karena dengan menentukan apa yang masuk dan apa yang tidak masuk
dalam gambar secara tidak langsung anda sudah mengatur komposisi. Kalau anda melihat
sebuah vas bunga yang ditaruh di pinggir meja, anda akan merasakan suatu perasaan kurang
menyenangkan. Begitu pula kalau vas bunga tersebut anda pindah, kemudian anda taruh
ditengah sebuah meja yang sangat besar, perasaan anda akan mengatakan bahwa penempatan
vas bunga tersebut kurang sesuai. Demikian juga yang akan terjadi pada semua gambar lukisan
atau gambar foto. Anda bisa mengandaikan bahwa meja adalah FRAME atau bingkai gambar
dan bunga adalah sesuatu yang ingin ditampilkan dalam gambar tersebut.
Maka suatu gambar akan lebih menarik kalau ia diberi bingkai (FRAME) yang tepat.
Dalam hal ini fotografi sedikit lebih sulit dibandingkan seni lukis. Karena dalam seni lukis, pelukis
mulai membuat lukisan dari satu kanvas putih kosong, sehingga dia lebih mudah menentukan
komposisi gambar yang dia inginkan berdasarkan luas kanvas yang tersedia.
Dalam fotografi, pemotret harus mengatur gambar yang sudah tersedia dihadapannya
agar masuk dalam bingkai yang sudah tersedia di dalam kamera. Meskipun demikian pemotret
masih banyak kemungkinan untuk membuat bingkai dari subyek tertentu. Yaitu dia bisa maju
atau mundur, geser kiri atau kanan, naik keatas atau kebawah, memakai kamera vertikal atau
horizontal. Yang anda harus ketahui untuk itu adalah bahwa setiap perubahan FRAMING yang
dibuat pemotret akan menghasikan kesan gambar yang berbeda. Misalnya dihadapan anda ada
seorang gadis yang harus anda foto. Anda mempunyai banyak kemungkinan untuk
memasukkannya dalam bingkai dalam VIEWFINDER kamera. Anda bisa mendekat untuk
mengisi seluruh bingkai gambar dengan wajahnya. Atau anda bisa mundur sehingga anda bisa
melihat keadaan disekitarnya. Kalau anda lebih menjauhi lagi dia akan tampak kecil dan pohon-
Subyek akan memenuhi FRAME seperti ini biasannya lebih bisa memberi kesan yang
kuat. Karena penonton diajak langsung melihat pada subyek, tidak ada pilihan lain. Lain kalau
anda memasukkan gadis dengan lingkungan disekelilingnya. Sekarang penonton melihat obyek-
obyek lain selai gadis tersebut. Dengan pilihan ini, anda menunjukkan keberadaan gadis tersebut
dengan lingkungan disekitarnya. Dengan foto-foto semacam ini anda bisa memperlihatkan
hubungan antara subyek dan tempat, aktivitas, suasana, dan sebagainya. Selanjutnya kalau
anda menempatkan gadis itu hanya sebagian kecil dalam bingkai gambar anda, ini akan
memberi kesan bahwa pemandangan alam lebih ditekankan. Sekarang gadis tadi tidak menjadi
bagian pokok tetapi hanya sebagai penyerta saja.
Jika dihadapan anda ada seorang yang melihat kearah anda,anda langsung bisa melihat
bahwa antara anda dan dia ada jarak. Demikian juga kalau anda melihat patung yang
membelakangi tembok itu dari arah depan, anda tetap akan melihat ruangan. Tidak demikian
kalau anda melihat sebuah foto, karena foto hanyalah gambar dua dimensi yang tidak
mempunyai kedalaman. Kedalaman yang anda lihat pada sebuah gambar hanyalah ilusi belaka.
Maka untuk membuat penonton merasa lega, anda harus menciptakan ilusi tentang kedalaman
pada foto anda. Pada foto jarak dekat(CLOSE-UP) dimana latar belakang tidak tampak atau
hanya sedikit tampak, hal tersebut tidak jadi masalah. Karena dalam kenyataan sehari-hari kalau
anda berhadap-hadapan dengan seorang dengan jarak dekat, tidak mungkin anda berada di
dalam tembok, pasti ada ruang didepannya.
Kalau subyek tersebut jauh dari kamera, sehingga seharusnya ada ruangan
dihadapannya, anda harus menciptakan kesan kedalaman, supaya penonton dapat merasakan
adanya ruangan didepan subyek tersebut! ada banyak cara untuk itu, misalnya dengan
menempatkan sesuatu diantara subyek dan kamera yang bisa memberi kesan bahwa subyek
berada dibelakang sesuatu itu. Anda juga bisa membuatnya dengan cara lain, yaitu dengan
menempatkan subyek diantara sesuatu yang mengelilinginya, sehingga subyek seperti berada
pada suatu bingkai, anda bisa memakai jendela, pintu, pohon, gua dan sebagainya sebagai
bingkai tersebut. Teknik ini disebut FRAME WITHIN FRAME. Melihat foto semacam ini, penonton
merasakan adanya dua bidang datar, yaitu pada bingkai dan latar belakang, seningga akan
didapatkan kesan ruang.
Kesan kedalaman atau persepktif, bisa ditimbulkan oleh garis-garis konvergen (garis-
garis panjang yang akan bertemu suatu titik). Seperti kalau anda melihat dari tengah jalan kereta
api atau jalan tol yang lurus, tampak akan bertemu satu titik dikejauhan sana.
Membuat kesan perspektif seperti itu mungkin pernah anda praktekkan sewaktu kecil
dengan menggambar pemandangan gunung, dimana ada jalan lurus yang makin lama makin
kecil. Akhirnya menjadi titik dikaki gunung. Dengan lensa wide angle juga bisa dengan mudah
membuat kesan persepktif seperti itu, bahkan bisa menjadi lebih dramatis kalau anda
menempatkan sesuatu sebagai latar depan. Dalam FRAMING garis-garis tersebut dapat anda
dapatkan dari garis-garis pada gedung, pagar, pematang sawah, dan lain-lain.
Sekarang anda sudah memberi ruang pada subyek yang langsung menghadap
kamera.Tetapi gambar tersebut tidak menarik kalau subyeknya ditempatkan tepat ditengah-
tengah bingkai gambar. Gambar akan lebih menarik kalau subyek ditempatkan sedikit agak ke
pinggir. Ada satu hukum klasik mengenai komposisi yang disebut potongan kencana (GOLDEN
SECTION). Hukum komposisi ini dipakai oleh pemahat-pemahat yunani kuno dan juga pelukis-
pelukis eropa pada abad pertengahan. Pada dasarnya hukum tersebut menyatakan keselarasan
akan tercapai kalau suatu bidang itu adalah merupakan kesatuan dari dua bidang yang saling
berhubungan. Bidang yang besar mempunyai hubungan dengan yang kecil, seluruh bidang
Dengan perhitungan secara kasar dapat didapat bahwa bidang tersebut adalah 1/3
bagian,1/2 bagian dan penuh. Hubungan 1/3,2/3 dan penuh menurut hukum potongan kencana
tersebut juga dapat diterapkan pada perancangan FRAMING sebuah foto. Dengan membagi
bidang horizontal atau vertikal menjadi 3 bagian, anda akan mendapat masing-masing 2 garis
pada bidang vertikal, maupun bidang horizontal. Garis-garis tersebut dinamakan garis potongan
kencana. Pada salah satu garis potongan kencana itulah subyek yang anda maksud sebagai
pokok atau pusat perhatian dari seluruh gambar sebaiknya anda tempatkan. Kalau subyek anda
tersebut anda tempatkan di tengah bidang gambar, bagian besar bidang gambar menurut hukum
potongan kencana tidak mempunyai hubungan dengan bagian kecil.
Kalau subyek tersebut anda tempatkan pada salah satu garis potongan kencana,tampak
bahwa bagian besar dari gambar mempunyai hubungan dengan bagian kecil. Selain itu subyek
yang ada tepat ditengah gambar,akan membagi bidang gambar menjadi dua bagian yang sama
dan simetris. Sehingga mata penonton yang menelusuri seluruh bidang gambar akan mendapati
jarak yamg sama antara subyek dan tepi kiri atau kanan gambar, sehingga berkesan bahwa tidak
ada irama atau monoton. Gambar seperti itu terasa statis.
Hal tersebut juga berlaku kalau anda memotret pemandangan alam. Di sini penempatan
garis batas cakrawala merupakan sesuatu yang penting. Garis cakrawala yang ditempatkan
ditengah akan membagi bidang gambar menjadi dua bagian. Gambar seperti ini selain terasa
statis juga tidak mengajak penonton untuk merasakan kesan tertentu. Misalnya anda ingin
memotret pemandangan di pantai. Dimanakah anda menempatkan garis batas cakrawala? kalau
anda menempatkannya ditengah, jelas gambar akan tampak statis karena garis cakrawala
tersebut akan membagi gambar menjadi dua bagian yang sama besar. Kalau anda
menempatkan garis batas cakrawala pada bagian atas dari bidang gambar, sekarang yang
menjadi subyeknya adalah laut.Apa yang ingin anda katakan tentang laut yang ingin anda foto
tersebut? Di sini anda akan bercerita tentang perahu-perahu nelayan yang sedang berlayar,
tentang keindahan,ketenangan/kedahsyatan laut dan sebagainya. Langit yang merupakan bagian
kecil dari gambar menjadi pelengkap yang mendukung suasana dalam gambar.
Sebaliknya kalau anda menempatkan garis cakrawala dibagian bawah bidang gambar,
langitlah yang menjadi subyek anda. Anda bisa lebih menonjolkan keindahan langit yang
menguasai seluruh laut. Di mana anda menempatkan garis cakrawala akan membantu
menciptakan gambar yang lebih berkesan. Cakrawala yang ada dibawah telah memberi
penekanan pada ketinggian, cakrawala yang ada diatas memberi penekanan pada kedalaman
dan jarak. Tetapi anda juga harus mempertimbangkan apakah ada sesuatu mengganggu dilatar
depan seandainya cakrawala anda tempatkan diatas atau apakah langit tidak terlalu kosong jika
anda tempatkan cakrawala dibagian bawah gambar. Jadi harus ada suatu alasan sebelum anda
mengambil keputusan untuk menempatkan garis cakrawala.
Selain dari itu,anda juga perlu memperhatikan apakah harus membuat FRAME secara
horizontal atau vertikal. Kebanyakan orang mengatur FRAMING secara horizontal. Mungkin ini
disebabkan karena kamera itu sendiri dibuat secara horizontal, sehingga untuk memakainya
secara vertikal terasa sedikit kurang enak. Juga mungkin karena manusia memandang dengan
dua mata yang letaknya sejajar secara horizontal, sehingga orang selalu merasa bingkai yang
horizontal itulah yang wajar. Tetapi secara estetis, keduanya baik horizontal maupun vertikal
sama saja. Kita bisa melihat bahwa orang, menara, pohon adalah vertikal dan bintang, gunung,
mobil adalah horizontal. Meskipun begitu anda tidak dapat membuat FRAMING hanya menurut
subyek saja. Apa pun subyek anda, semuanya mempunyai kemungkinan bisa difoto secara
vertikal ataupun horizontal. Sekarang tinggal apa yang ingin lebih ditekankan atau apa yang
dibutuhkan. Dalam hal terakhir ini, para pemotret profesional yang memotret untuk majalah atau
ilustrasi buku, lebih mudah menentukan format dari FRAMING. Karena biasanya majalah atau
buku mempunyai format vertikal, sehingga pemotret tinggal mengatur subyek supaya bisa
4. Lightingman
Bertugas mengatur tata letak pencahayaan
5. Make Up Artist
7. Wardrobe
8. Set & Property
Inscriber
Dalam layar kaca mungkin kita sering memperhatikan item grafis yang berisikan
informasi mengenai nama presenter, judul tema program, lokasi kejadian, sponsor dan
sebagainya. Item grafis yang anda lihat itu mempunyai berbagai macam nama
tergantung posisi, informasi dan arah pergerakannya. Nama-nama item tersebut
biasanya sudah cukup familiar bagi yang berkecimpung didunia TV Broadcasting, sebut
saja lowerthird, over the shoulder, running text, iklan super impose, credit title dan
sebagainya.
Untuk kebutuhan post pro semua item itu cukup ditempel pada materi program oleh
video editor dengan software video editing dan tentntunya harus melalui proses
rendering yang memakan waktu. Lalu bagaimana jika untuk kebutuhan program live
dimana semua informasi teks dan grafis dibutuhkan langsung on the spot dan selalu
berubah-ubah. Sebagai contoh informasi skor pada pertandingan bulu tangkis. Untuk
mengatasi permasalah tersebut , Pihak TV Station menggunakan alat khusus yang
disebut Character Generator (Chargen atau CG). Salah satu produk peng-generate teks
dan grafis secara realtime terkemuka adalah Inscriber. Inscriber sangat mudah
dioperasikan. Alat ini dapat menerima file bitmap atau animasi (tergantung serinya) yang
telah diproduksi sebelumnya atau mendesain langsung di Inscriber. Operator CG tinggal
mengetikkan informasi yang telah pasti dan menggabungkannya dengan background
grafis serta melakukan penyusunan sebelum acara dimulai. Begitu acara dimulai,
operator CG hanya tinggal mengklik image yang akan on-air dan menyesuaikan teks jika
dibutuhkan. Pada umumnya Inscriber membawa dua channel informasi (fill dan key) ke
switcher broadcast. Bila switcher tersebut mendukung, maka secara otomatis gambar
Untuk menyesuaikan budget, Inscriber mengeluarkan beberapa pilihan seri seperti mulai
dari CG Supreme hingga Inca yang mampu menumpuk banyak layer animasi secara
realtime.
Saat mengunjungi websitenya, kami memperoleh informasi lawas tentang salah satu
produk yang diandalkannya yaitu G-series yang telah mendukung teknologi High
Definition (HD). G-series didesain untuk memenuhi kebutuhan program dengan sifat fast
paced seperti pemilu, sport, live News dan sebagainya. Adapun feature yang
ditawarkannya adalah tools desain tambahan, sequencer, FX key frame animation editor,
media store database, optional multi-layer paint tool, frame grab program dan 3Dflyby.
Ada dua macam bentuk pilihan background yaitu, “backdrobe” dan “graphic design with
chroma key”.
Backdrobe dapat dikatakan jenis background yang mengkondisikan suatu ruang atau
panggung, Bila dibuat secara nyata disebut Hard Set sedangkan bila dibuat secara
rekayasa komputer yang menggantikan latar berwarna biru atau hijau disebut Virtual
Set.
Graphic design with chroma key mempunyai prinsip yang sama dengan Virtual Set
tetapi latar biru atau hijau tersebut digantikan dengan background still atau motion
graphic.