Professional Documents
Culture Documents
2 KERANGKA KONSEPTUAL
6
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
4 PENDAHULUAN
5 Tujuan
6 1. Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang
7 mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan
8 pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya adalah sebagai acuan
9 bagi:
10 2. penyusun standar akuntansi pemerintah pusat dan
11 daerah dalam melaksanakan tugasnya;
12 3. penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi
13 masalah akuntansi yang belum diatur dalam
14 standar;
15 4. pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai
16 apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
17 standar akuntansi pemerintah; dan
18 5. para pengguna laporan keuangan dalam
19 menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan
20 keuangan yang disusun sesuai dengan Standar
21 Akuntansi Pemerintahan.
22 6. Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan
23 dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan
24 dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
25 7. Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka
26 konseptual dan standar akuntansi, maka ketentuan standar
27 akuntansi diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual ini.
28 Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat
29 diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di
30 masa depan.
31 Ruang Lingkup
32 8. Kerangka konseptual ini membahas:
33 9. tujuan kerangka konseptual;
34 10. lingkungan akuntansi pemerintah;
3 KK - 1
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
14 LINGKUNGAN AKUNTANSI
15 PEMERINTAH
16 17. Lingkungan operasional organisasi pemerintah
17 berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan
18 pelaporan keuangannya.
19 18. Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu
20 dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan
21 pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:
22 19. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan
23 yang diberikan:
24 (1) bentuk umum pemerintahan dan pemisahan
25 kekuasaan;
26 (2) sistem pemerintahan otonomi dan transfer
27 pendapatan antar pemerintah;
28 (3) adanya pengaruh proses politik;
29 (4) hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan
30 pemerintah.
31 20. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi
32 pengendalian:
33 (1) anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target
34 fiskal, dan sebagai alat pengendalian;
35 (2) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan
36 pendapatan; dan
37 (3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan
38 pengendalian.
3 KK - 2
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
3 KK - 4
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
28 Kebutuhan Informasi
29 43. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
30 bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
31 semua kelompok pengguna. Dengan demikian laporan keuangan
32 pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik
33 dari masing-masing kelompok pengguna. Namun demikian,
34 berhubung pajak merupakan sumber utama pendapatan
3 KK - 6
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
13 ENTITAS PELAPORAN
14 45.Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang
15 terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
16 ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
17 laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang
18 terdiri dari:
19 46. Pemerintah pusat;
20 47. Pemerintah daerah;
21 48. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah
22 pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut
23 peraturan perundang-undangan satuan organisasi
24 dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
25 49. Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu
26 dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian, dan
27 penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi,
28 tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban
29 dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.
3 KK - 8
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
3 KK - 9
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
22 ASUMSI DASAR
23 78. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di
24 lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai
25 suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi
26 dapat diterapkan, yang terdiri dari:
27 79. Asumsi kemandirian entitas;
28 80. Asumsi kesinambungan entitas; dan
29 81. Asumsi keterukuran dalam satuan uang
30 (monetary measurement).
31 Kemandirian Entitas
32 82. Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa setiap
33 unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
34 mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
35 sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah
36 dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya
37 asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun
3 KK - 10
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
8 Kesinambungan Entitas
9 83. Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa
10 entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan
11 demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan
12 likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.
3 KK - 11
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
1 Relevan
2 90. Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila
3 informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
4 keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
5 peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa
6 depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka
7 di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang
8 relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
9 91. Informasi yang relevan :
10 (a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
11 Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan
12 atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
13 (b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
14 Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi
15 masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan
16 kejadian masa kini.
17 (c) Tepat waktu
18 Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh
19 dan berguna dalam pengambilan keputusan.
20 (d) Lengkap
21 Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan
22 selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi
23 akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan
24 keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir
25 informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
26 diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
27 penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
28 Andal
29 92.Informasi
dalam laporan keuangan bebas dari
30 pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
31 menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
32 Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya
33 tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
34 secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
35 memenuhi karakteristik:
36 (a) Penyajian Jujur
37 Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
38 peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
39 secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
3 KK - 12
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
9 Dapat Dibandingkan
10 93. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan
11 akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan
12 keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
13 pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan
14 secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal
15 dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
16 akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara
17 eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
18 menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
19 pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih
20 baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan,
21 perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
22 perubahan.
23 Dapat Dipahami
24 94. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
25 dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk
26 serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
27 pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
28 pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
29 operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna
30 untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
3 KK - 13
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
13 Basis Akuntansi
14 96. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
15 keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan
16 pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
17 Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban,
18 dan ekuitas dalam Neraca.
19 97. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti
20 bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Kas Umum
21 Negara/Kas Daerah atau entitas pelaporan, dan belanja diakui
22 pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Kas Daerah
23 atau entitas pelaporan. Entitas pelaporan tidak menggunakan
24 istilah laba. Penentuan sisa perhitungan anggaran baik lebih
25 ataupun kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih
26 realisasi penerimaan pendapatan dan realisasi pembiayaan
27 dengan seluruh belanja yang telah dibayar. Pendapatan dan
28 belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam
29 bentuk barang dan jasa disajikan pada Laporan Realisasi
30 Anggaran.
31 98. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset,
32 kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat
33 terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
34 lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
35 memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
36 99. Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja
37 Keuangan sebagaimana dimaksud pada paragraf 26
38 menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan
39 dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam
40 pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun
41 dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun
3 KK - 14
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
15 Realisasi (Realization)
16 102.Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang
17 telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama suatu
18 tahun fiskal akan digunakan untuk membayar hutang dan
19 belanja dalam periode tersebut.
20 103.Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-
21 cost against revenue principle) dalam akuntansi pemerintah
22 tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam
23 akuntansi komersial.
3 KK - 15
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
1 Periodisitas (Periodicity)
2 105.Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas
3 pelaporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan
4 sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya
5 yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang
6 digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan,
7 dan semesteran juga dianjurkan.
8 Konsistensi (Consistency)
9 106.Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada
10 kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas
11 pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti
12 bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi
13 ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai
14 dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan
15 mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode
16 lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini
17 diungkapkan dalam laporan keuangan.
19 Materialitas
20 111.Walaupun idealnya memuat segala informasi,
21 laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat
22 informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
23 dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
24 kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
25 mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas
26 dasar laporan keuangan.
3 KK - 17
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
12 Neraca
13 115.Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu
14 entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana
15 pada tanggal tertentu.
16 116. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset,
17 kewajiban, dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan
18 sebagai berikut :
19 (a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau
20 dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa
21 lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di
22 masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
23 pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
24 satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang
25 diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum
26 dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
27 sejarah dan budaya.
28 (b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa
29 lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar
30 sumber daya ekonomi pemerintah.
31 (c) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang
32 merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
33 Aset
34 117.Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam
35 aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan
36 sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi
37 kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau
38 penghematan belanja bagi pemerintah.
39 118.Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan
40 nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika
41 diharapkan dapat direalisasikan dalam atau dimiliki untuk dipakai
42 atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
3 KK - 19
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
25 Kewajiban
26 124.Karakterisitik esensial kewajiban adalah bahwa
27 pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam
28 penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya
29 ekonomi di masa yang akan datang.
30 125.Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi
31 pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa
32 lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
33 karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari
34 masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau
35 lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena
36 perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau
37 dengan pemberi jasa lainnya.
38 126.Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum
39 sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan
40 perundang-undangan.
41 127.Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban
42 jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka
43 pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan
3 KK - 20
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
5 Ekuitas Dana
6 128.Ekuitas Dana dapat dikelompokkan sebagai berikut:
7 (a) Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar
8 dengan kewajiban jangka pendek.
9 (b) Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah
10 yang tertanam dalam aset non lancar selain dana cadangan,
11 dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
12 (c) Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan
13 pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah
14 ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-
15 undangan.
3 KK - 21
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
31 Keandalan Pengukuran
32 138. Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan
33 pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat
34 diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan
35 didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran
36 berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin
37 dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup
38 diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
3 KK - 23
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
5 Pengakuan Aset
6 140.Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi
7 masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai
8 atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
9 141.Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah
10 antara lain bersumber dari pajak, bea masuk, cukai, penerimaan
11 bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan
12 negara, transfer dan setoran lain-lain, serta penerimaan
13 pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan setiap
14 unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan melibatkan
15 banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik pengakuan
16 penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan pengakuan
17 akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk
18 pengaturan mengenai batasan waktu sejak uang diterima sampai
19 penyetorannya ke Kas Umum Negara/Daerah. Aset tidak diakui
20 jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
21 dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode
22 akuntansi berjalan.
23 Pengakuan Kewajiban
24 142.Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
25 pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah
26 dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang,
27 dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai
28 penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
29 143.Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima
30 atau pada saat kewajiban timbul.
31 Pengakuan Pendapatan
32 144.Pendapatan menurut basis kas diakui pada saat
33 diterima pada kas umum negara/kas daerah. Pendapatan
34 menurut basis akrual diakui pada saat timbulnya hak atas
35 pendapatan tersebut.
3 KK - 24
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
1 Pengakuan Belanja
2 145.Belanja menurut basis kas diakui pada saat
3 terjadinya pengeluaran dari kas umum negara/kas daerah.
4 Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya
5 terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
6 tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
7 perbendaharaan. Belanja menurut basis akrual diakui pada saat
8 timbulnya kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat.
22
23
24
25
3 KK - 25
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003
1 Standar Akuntansi Pemerintahan
2 Kerangka Konseptual
1 DAFTAR ISI
2
3 KERANGKA KONSEPTUAL..........................................................1
6 4 DESEMBER 2003....................................................................1
8 PENDAHULUAN.........................................................................1
9 Tujuan..............................................................................1
10 Ruang Lingkup.................................................................1
27 Kebutuhan Informasi........................................................6
4 ASUMSI DASAR.......................................................................10
6 Kesinambungan Entitas.................................................11
10 Relevan .........................................................................12
11 Andal..............................................................................12
12 Dapat Dibandingkan......................................................13
13 Dapat Dipahami.............................................................13
15 Basis Akuntansi..............................................................14
17 Realisasi (Realization)....................................................15
20 Periodisitas (Periodicity)................................................16
21 Konsistensi (Consistency)..............................................16
25 Materialitas....................................................................17
2 Neraca...........................................................................19
3 Aset-------------------------------------------------------------------19
4 Kewajiban-----------------------------------------------------------20
5 Ekuitas Dana-------------------------------------------------------21
13 Keandalan Pengukuran..................................................23
14 Pengakuan Aset.............................................................24
15 Pengakuan Kewajiban....................................................24
16 Pengakuan Pendapatan.................................................24
17 Pengakuan Belanja........................................................25
3 KK - 28
4 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
5 4 DESEMBER 2003