You are on page 1of 10

Ushul Fiqih ditakwildan di nasakh.

Contohnya:
Dalil yang bersifat menyeluruh itu di sebut pula Qaidah Ushuliyyah dengan demikian yang ......................................................................................
dimaksud dengan qaidah ushuliyyah sejumlah peraturan untuk menggali hukum. Qaidah Artinya: “Dan Allah telah mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Ushuliyyah itu umumnya berkaitan dengan ketentuan dalalah lafazh dan kebahasan - Mu’awwal adalah: lemah (marju) atau memindahkan sesuatu perkataan dari makna yang
terang kepada makna yang tidak terang.
Ushul Fiqih Contohnya:
...................................................
1. Jelaskan pengertian Qaidah Ushuliyyah! Artinya: “...................Atau darah yang mengalir”.
Dalil yang bersifat menyeluruh itu di sebut pula Qaidah Ushuliyyah dengan demikian yang 3. Bagaimana dasar pemikiran yang dipakai para ulama uzhul dan membagi dialah lafaz!
dimaksud dengan qaidah ushuliyyah sejumlah peraturan untuk menggali hukum. Qaidah Yaitu!
Ushuliyyah itu umumnya berkaitan dengan ketentuan dalalah lafazh dan kebahasan. - Golongan Hanafiyah yang menbagi lafaz dari segi kejelasan terhadap makna dalam 4
2. Bagaimana hubungan Qaidah Ushuliyyah dengan Qaidah Fighiyah? bagian, yaitu: zahir, nash mufassar dan muhkam. Sedangkan dari ketidak jelasannya, mereka
Sama-sama sebagai alat untuk menggali ketentuan hukum yang terdapat dalam bahasa menjadi 4 macam pula yaitu: Khafi, musykil, mujmal dan mutasyabina.
(wahyu) itu. - Golongan jumhur dari kalangan mutakallimin di pelopori oleh Asy-Syafi’i yang membagi
3. Bagaimana peran dan urgensi Qaidah Ushuliyyah dalam pengembangan hukum Islam? lafaz dari segi kejelasannya menjadi 2 yaitu: Zhahir dan nash. Sedangkan dari segi ketidak
Qaidah ushuliyyah itu umumnya berkaitan dengan ketentuan dilalah lapaz atau kebahasan jelasannya di bafi menjadi2 macam juga yaitu: mujmal dan mutasyabih.
atau yang berkaitan dengan bahasa. Dalam pada itu, sumber hukum adalah wahyu yang 4. Terangkan pemabagian tingkatan dialah lafaz dari segi kejelasannya menurut ulama
berupa bahasa. Oleh karena itu, Qaidah Ushuliyyah berfungsi sebagai alat untuk menggali Hanafiyyah!
ketentuan hukum yang terdapat dalam bahasa (wahyu itu). Menguasai Qaidah Ushuliyyah - Zhahir: sesuatu yang dapat di ketahui maksudnya dari pendengaran itu sendiri tanpa harus
dapat mempermudah Faqih untuk mengetahui hukum Allah dalam setiap peristiwa hukum dipikirkan lebih dahulu.
yang dihadapinya. - Nash menurut bahasa adalah: raf’u Asy-Sya’i / munculnya segala sesuatu yang tampak,
4. Bagaimana hubungan dalil juz’i dengan dalil kulli? sedangkan menurut istilah: suatu lafaz yang maknanya lebih jelas dari pada zahir bila ia
Sama-sama mempunyai hubungan yaitu nasakh. bandingkan dengan lafaz zahir.
5. Sebutkan 3 Qaidah Ushuliyyah? Jelaskan! - Mufassa: lafaz yang menunjukkan suatu hkumdengan petunjuk yang tegas dan jelas
- ‘Amm ialah: suatu lafaz yang menunjukkan satu makna yang mencakup seluruh satuan sehingga petunjuknya itu tidak mungkin detakwil/detaksis.
yang tidak terbatas dan jumlah tertentu. - Muhkam:suatu lafaz yang menunjukkan makna dengan dialah tegas dan jelas serta Qath’i.
- Amr ialah: lafaz yang menunjukkan tuntutan dari atasan kepada bawahannya untuk 5. Terangkan pembagian tingkatan dialah lafaz dari segi kejelasannya menurut ulama
mengerjakan suatu pekerjaan (perintah). Safi’iyyah ! yaitu:
- Nahl (larangan) yaitu: larangan melakukan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi - Zhahir dan nas. Baginya zahir dan nash ini adalah dua nama (lafaz) untuk satu arti yaitu:
kebudayaannya kepada pihak yang lebih rendah tingkatannya. suatu kitab yang dapat di ketahui hukum yang dimaksudnya. Pada perkembangan selanjutnya
pengertian masing-masingnya di bedakan.
- Nash adalah suatu lafaz yang tidak mempunyai kemungkinan ditakwil sedang zhahir
mempunyai kemungkinan untuk ditakwil
1. Jelaskan pengertian Mujmal dan Mubayyah!! Beri contoh-contohnya! 6. Terangkan pembagian tingkatan dialah lafaz dari segi ketidak jelasannya menurut ulam
- Mujmal merupakan suatu lafaz yang sulit dipahami kecuali ada penjelasan langsung dari Hanafiyyah!
yang menyampaikan lafaz tersebut - Khafi’i menurut bahasa adalah: tidak jelas / tersembunyi sedangkan menurut istilah, seperti
Contohnya: lafaz Quru’ bisa berarti suci dari haid. yang dikemukakan oleh Ad-Dabusi adalah suatu lafaz yang maksudnya menjadi tidak jelas
karena hal baru yang ada diluar lafaz itu sendiri.
- Mubayyah merupakan lafaz yang telah jelas maknanya sejak awal pengguannya sehingga - Musykil menurut bahasa ialah: sulit/ suatu yang tidak jelas perbedaannya. Sedangkan
tidak membutuhkan penjelasan dari lafaz lain. menurut istilah seperti pendapat As-sarakhfi ialah: suatu lafaz yang tidak jelas artinya.
Contohnya: - Mujmal menurut bahasa adalah: global/tidak terperinci. Menurut istilah adalah: lafaz yang
............................................................................................ tidak bisa dipahami maksudnya kecuali bila ada penafsiran dari pembuat mujmal.
2. Jelaskan pengertian zhahir dan muawwah! Beri contoh-contonya! - Mutasyabih menurut bahasa adalah sesuatu yang mempunyai kemiripan atau simpang siur.
- Zhahir adalah: suatu lafaz yang menunjukkan suatu makna dengan rumusan lafaz itu sendiri Sedangkan menurut istilah: berdasarkan pendapat sebagian ulama adalah: suatu lafaz yang
tanpa menunggu qarinah yang ada di lyar lafah, namun mempunyai kemungkinan di taksis, maknanya tidak jelas dan juga tidak ada penjelasan dari syara’ baik Al-Qur’an maupun
sunna.
7. Terangkan pembagian tingkat dialah lafaz yang menunjukkan makna menurut ulama
syafi’iyah! 1. Jelaskan pengertian takwil baik secara bahasa maupun secara istilah!
- Mujmal secara umum adalah: suatu lafaz yang menunjukkan makna yang dimaksud, tetapi - Dari sudut bahasa takwil mengandung arti At-tafdir (penjelasan, uraian) atau Al-Marja, Al-
petunjuknya tidak jelas. Nahsir (kembali tempat kembali) atau Al-Laza (balasan yang kembali kepadanya)
- Mutasyabih adalah: lemah (marjan). - Menurut istilah (termonologi)
8. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara lafaz muskil dengan lafaz mujmal! Kaum muhadits mendefenisikan takwil yaitu sejalan dengan defenisi yang di kemukakan
Persamaan: sama-sama tidak jelas maksudnya. oelh ulama ushul fiqhi yaitu
Perbedaan: mujmal lebih tinggi kadar khafanya dari pada musykil, sebab penjelasan mujmal - Menurut Wahab khalaf
di peroleh dari syara’ bukan hasil utihad sedangkan mutasyabih: tidak jelas atau lemah. Memalingkan lafaz dari zhahirnya,, karena ada dalil
9. Bagaimana hukum menepatkan dialah lafaz mujmal, zahir, nash mufassar dan muhkam? - Menurut Aba Zahrah
- Hukum mujmal: tergantung kepada bayan/penjelasan. Takwil Abu Zahrah: mengeluarkan lafaz dari artinya yang zhhir kepada makna lain, tetapi
- Hukum/kedudukan zahir: wajib diamalkan sesuai petunjuk lafaz itu sendiri sepanjang tidak bukan zhahirnya.
ada dalil yang mentakhsisnya, mentakwilnya atau menajaknya. 2. Apa yang anda ketahui tentang objek takwil? Jelaskan!
- Hukum nas: sama dengan hukum lafaz zhahir, yaitu wajib di amalkan petunjuknya. Objek takwil / kaidah takwil merupakan landasan kaidah-kaidah syara’ yang berdiafat umum
- Hukum mufassar: wajib di amalkan secara Qathi’i, sepanjang tidak ada dalil yang atau kaidah-kaidah fiqih yang berguna untuk menentukan ketetapan hukum permasalahan
menasakhnya. furu’ selain itu takwil juga tidak menyangkut hukum-hukum agama pentig lainnya yang
- Hukum muhkam: wajib diamalkan secara Qathi’i, tidak boleh dipalingkan dari maksud mudah ataupun sulit untuk dipahami yang merupakan dasar-dasar syariat.
asalnya dan tidak boleh dihapus. 3. Jelaskan dalil-dalil penguat takwil dan berikan contohnya!
10. Jelaskan kegunaan dan fungsi pembagian lafaz dari sisi kejelasannya! - nash yang diambil dari Al-Qur’an dan As sunnah
Mempunyai faedah dan pengaruh dalam menggali dan menetapkan hukum kegunaan dan - Ijma’
pengaruh tersebut dapat dirasakan apabila terjadi pertentangan antara petunjuk macam- - Kaidah-kaidah umum syariat yang diambil dari Al-Qur’an dan sunnah
macam lafaz tersebut. - Kaidah-kaidah fiqih
11. Sebutkan macam-macam mujmal, beri contoh masing-masingnya! - Hakikat kemaslahatan umum
- Lafaz yang mempunyai makna musytarak tanpa di iringi indikator - Adat yang di ucapkan dan diamalkan
Contohnya: lafazquru’ - Hikmah syari’at atau tujuan syari’at itu sendiri
- Suatu lafaz yang maknanya secara bahasa aneh/ganjil - Qiya’
Contohnya:.................................... - Akal yang meruapakan sumber permbicaraannya segala sesuatu.
- Pemindahan lafaz dari makna kebahsaan menuju makna istilah/syara’ - Kecenderungan memperluas pematokan hukum untuk berbagai tujuan
Contohnya: lafaz shalat, zakat, puasa dan haji. Contohnya:
12. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara ulama Hanafiyyah dengan Jumhur ulama ...................................................................................................
tentang lafaz mujmal! 4. Apakah dalil penguat takwil diharuskan Qath’i? Jelaskan!
Persamaan: sama-sama mempunyai petunjuk yang tidak jelas. Tidak karena takwil itu merupakan perubahan arti untuk membatasi maksud syara’ dengan
Perbedaan: Mujmal menurut ulama Hanafiyyah: globa/tidak terperinci. dalil sahih, baik yang qathi maupun yang zhanni.
Mujmal menurut ulama jumhur: 5. Jelaskan maksud dari ungkapan bahwa takwil dihasilkan dari perubahan makna bukan
Suatu lafaz yang menunjukkan makna yang dimaksud tetapi petunjuknya tidak jelas. perubahan lafaz
13. Jelaskan pengertian lafaz mutasabih menurut ulama Hanafiyyah dan Ulama Syafi’iyah! Bila suatu syariat memakai bahasa untuk mengngkapkan maksudnya dasar uumu yang
- Menurut ulama Syafi’iya: lemah (marju’) dipakainya adalah yang sesuaidenganbunyi bahasa yang mempunyai kajian khsusu. Setiap
- Menurut mutasabih: makna yang tidak jelasbaik dari syra’, Al-Qur’an maupun sunnah. nash dalam syari’at atau undang-undang harus dipahami berdasarkan hakikat maknanya yang
14. Adakah lafaz mutasabih dalam nash hukum? Mengapa !! mutlak yang berasal dari bahasa itu sendiri. Jadi..............
Ada karena mempunyai makna yang berkatian dengan penyerupaan Allah dengan Barang siapa berpegang teguh kepda suatu dasar, tidak diminta untuk menegakkan arti dalil
makhluknya. sesuai dengan pemahaman nash atau mengatasinya sesuai dengan maksud syariat.
15. Bagaimana pendapat Ibnu Hazm tentang lafaz mutasabih? 6. Apakag yang di maksud landasan takwil? Jelaskan!
Tidak ada ayat-ayat mutasabih dalam Al-qur’an kecuali pada dua tempat yaitu: Mengamalkan dalil sesuai konteks bahasanya dan mengambil nash hukumnya maksudnya
- Huruf hija’iyyah pada awal surat takwil itu mencakup berbagai kemungkinan yang berasal dari akal. Bukan bersumber dari
- Qasam Allah. bahasa, karena takwil itu mengubah arti sesuai dengan kebutuhan bahasa takwil itu tidak
akan ada kecuali dengan dalil. Penjelasan:
7. Sebutkan persyaratan dari takwil! - Ayat ini mengandung pengertian khash, yang tidak mungkin mengandung arti kurang atau
- Dasar umum yang ditetapkan para ulama untuk menetapkan adanya takwil berasal dari teks lebih dari makna yang di kehendaki oleh lafaz itu sendiri, yaitu tiga. Dan termasuk lafaz-
bahasa dan uslub-uslubnya. Yang menjaga agar istihad dan raya’ tidak menjadi sesat. lafaz khash, sehingga kehujjahannya terdapat padaarti yang diperuntukkkan baginya yang
- Para ulama juga mewajibkan agar mengamalkan syariat sesuai dengan zahir ayat sehingga bersifat qari’iyah, karena tidak ada dalil yang memalingkan dari masalah hakikinya.
terdapat isyarat untuk menggunakan takwil 4. Tuliskan sebuah hadits yang di dalamnya mengandung kalimat khash!
- Sesungguhnya syarat-syarat takwil itu di ambil dri teks pembinaan syariat Islam yang ada .....................................................
dan maksud syara’ 5. Jelaskan sikap golongan Hanafiyyah terhadap lafaz khash!
8. Berikan contoh hukum yang dihasilkan melalui takwil, berikut dalil pengambilannya! - Mereka menetapkan bahwa lafazh itu tidak memerlukan penjelasan lain, sehingga dalil
Menafwilkan kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an dengan menguabah arti yang menjadi mengambil hukum dari satu dialah khash, mereka tidak mengambil hadis-hadis yang
fiksi (yang tidak terjadi) berhubungan dengan penjelasan lafaz khash sebagai pembantu untuk penjelasannya.
.................................................................................................................... - Karena mereka menyatakan bahwa lafaz khash Al-Qur’an itu Qathi dialahnya dan tidak
9. Bagaimana pandagan para ulama tentang takwil Ba’id? Jelaskan! memerlukan penjelasan (bayan) maka setiap perubahan hukum dengan nash yang lain
Mereka berbeda pendapat dalam penetapannya, ada yang berpendapat bahwa sebagian takwil dipandang sebagai penghapusan hukum, bukan penjelasan.
itu ba’id, karena di katakan jika persyratan tak dapat dipenuhi dalam suatu penakwilan, juga 6. Mungkinkah suatu lafaz yang mengandung lafaz khash mengandung perubahan makna?
jika tidak ada penyimpangan dari persyaratan itu maka takwil itu ditolak. Jelaskan pandangan ulama jumhur!
Tetapi sebagian lagi menilai bahwa takwil seperti itu di katkan qarib dan sahih. Karena Ia berpendapat bahwa sekalipun lafaz khash itu dialahnya qath’i namun tetap mempunyai
takwil seperti itu didasarkan pada maksud kebutuhan mendesak yang merupakan hikmah di kemungkinan perubahan makna soal wadhahnya.
syaria’atkan nash. 7. Mengapa golongan hanafiyyah tidak menganggap bahwa tuma’ninah sebagai salah satu
10. Bisakah mengambil istinbath melalui takwil di dasarkan ada ijma’? Jelaskan! rukun sholat?
Bisa karena kajian istihad dengan ra’ya dan takwil harus sesuai dengan persyaratannya, tidak Karena menurut mereka tuma’ninah itu bikan syarat sah solat. Seandaninya tuma’ninah itu
hanya sebatas mengambilan istinbath berdasarkan pada bahasa yang mampu menghasilakan syarat sah solat, berarti merupakan penambahan atas lafaz khash Al-Qur’an yang jelas
arti yang tercakup dalam arti lafaz tersebut. dengan sendirinya, hal itu termasuk penambahan khabar ahad dan berarti sebagai nasakh,
Selain itu, bisa juga dengan mendasarkan pada pengenalan syariat dan adatnya. sedangkan nasikh (peghapus) harus sama kekuatan dialahnya dari segi wurud dengan
mansuknya. Padahal hadits ahad tersebut tidak sama dengan kekuatan khash Ak-Qur’an yang
qath’i, sehingga mereka tidak mesyaratkan tuma’ninah sebagai syara’ ruku’
1. Jelaskan defensisi khas menurut para uama ushul dan terangkan maksudnya! 8. Bagaimanakah alasan ulama safi’iyah yang menganggap bahwa tuma’ninah sebagai salah
- Menurut ulama syafi’iyah defenisi khas adalah: satu rukun shalat?
Artinya: “ Suatu lafaz yang dipasangkan pada satu arti yang sudah di ketahu (ma’lim) dan Golongan syafi’iyah memandang bahwa lafaz khash itu mempunyai lemungkinan adanya
menunggal”. penjelasan atau peruabahan, maka dari segi ini mereka memandang lafaz khash itu sebagai
- Sedangkan menurut Al-Bazdawi defenisi khas adalah: lafaz mujmal. Oleh sebab itu mereka menerima kemungkinan adanya penambahan atas lafaz
Artinya: “Setiap lafaz yang dipasangkan pada satu arti yang menyendiri dan terhindar dari khash yang terdapat dalam Al-Qur’an dengan hadist ahad yang merupakan penjelasannya.
makna yang lain yang mustarak”. Maka menurut golongan ini tuma’ninah yang diisyaratkan oleh hadits tersebut merupakan
- Dengan adanya perbedaan pendapat dalam meberikan defenisi khas namun pada hakikatnya penjelasan terhadap ayat Al-Qur’an dan termasuk fardh dalam ruku’
defenisi tersebut mempunyai pengertian yang sama. Jadi adapun maksud dari para ulama 9. Apakah perbedaan antara khash dengan muqayad?
tersebut adalah: Lafaz khash adalah: suatu lafaz yang mengandung satu pengertin secara tunggal
- Syafi’iyah: mengeluarkan lafaz mutlak dan mustarak dari bagian lafaz khash, dan bukan Sedangkan muqayad adalah suatu lafaz yang menunjukkan hakikat sesuatu yang di batasi
pula bagiandari lafaz ‘amm. dengan suatu pembatasan yang mempersempit keluasan artinya.
- Al-basdawy: cara penunjukkan lafaz atas satu arti ini bisa dalam berbagai bentuk, yaitu 10. Sebutkan macam-macam lafaz khash!
bentuk genius, seperti lafaz insanuh dipasangkan pada hewan yang berpikir atau bentuk - Mutlaq
spesies (Nau’un), seperti kata laki-laki dan wanita, atau berbentuk indovidual yang berbeda- - Muqayyad
beda tetapi terbatas, seperti bilangan angka-angka(3,5,160 dan seterusnya). - Amr
2. Bisakah lafaz khash di jadikan hajjah dalam syari’at Islam? - Nahyi
(Bisa)
3. Berikan contoh satu ayat yang di dalamnya mengandung lafaz khash dan jelaskan!
...................................................................................... 1. Jelakan pengertian lafaz ‘amm!
Suatu lafaz yang menunjukkan satu makna yang mencakup seluruh satuan yang tidak “Tidak ada (lafaz) yang umum kecuali sudah ditaksis)”.
terbatas dalam julah terentu karena mempunyai tingkat yang luas serta menjadi ajang Penjelasan maksudnya:
perdebatan pendapat ulama dalam menetapkan hukum, dilain pihak, sumber hukum Islam Dialah ‘amm yang mempunyai zhanni, dillah ‘amm termaksud bagian dilalah zahir, yang
pun, Al-Qur’an dan sunnah, dalam banyak hal memakai lafaz umum yang bersifat universal. mempunyai kemungkinan ditaksis dan kemungkinan ini pada lafaz ‘amm banyak sekali.
2. Jelaskan, kapan suatu lafaz bisa dikatakan ‘amm dan bedakan dengan muthlaq? Selama kemungkinan tetap ada, maka tidak dapat di benarkan menyatakan bahwa dilalhnya
Jika suatu lafaz ‘amm yang disertai qarinah (indikasi) yang menunjukkan penolakan adanya qath’i. Karena dalam Al-Qur’an semua lafazs umum itu ada taksisnya, kecuali fieman Allah
taksis adalah Qath’i dialah. SWT.
Suatu lafaz jika dalam keadaan mutlak, maka menunjukkan pada maknanya yang hakiki,
yakni mutlak. Begitu pula lafaz ‘amm yang mutlak dan suatu indikasi tentang kekhususannya
menunjukkan pada makna umum, dan tidaklah berubah dari maknanya yang hakiki, kecuali 1. Jelaskan pengertian Amr, baik dari segi bahasa maupun istilah!
dengan dalil. Lafaz yang menunjukkan tuntutan dari atasan kepada bawahannya untuk mengerjakan suatu
3. Apakah para ulama sepakat tentang dialah lafaz ‘amm? pekerjaan.
Ia, sepakat 2. Apa yang anda ketahui bentuk-bentuk Amr, jelaskan !
4. Berikan contoh-contoh ayat yang didalamnya mengandung kalimat ‘amm dan jelaskan! - Thalab (tuntutan) di karenakan Amr itu secara hakikat menunjukkan wajib dan tidak bisa
........................................................................................................ berpaling pada arti lain kecuali bila ada karinah.
Artinya: - Nadb: mayoritas kaum muslimin dalam melakukan jual beli (tidak di persaksikan.
“Dan Allah menghalalkan (menikah) selain itu (yang telah disebut)”. - Wajib dan nadh dikarenakan amr itu musytara.
Maksudnya: - Amr itu maknanya bergantung pada dalil yang menunjukkan maksudnya .
Wanita ang dilarang di nikahi adalah bibinya baik dari pihak ayah maupun ibu karena lafaz 3. Bagaimana pengaruh Qarinah terhadap amar?
‘amm Al-Qur’an adalah Zhanni ia tidak selamanya menjadikan khabar ahad namun kadang- Qrinah dapat mengubah hakikat arti amar itu.
kadang mentaksis lafazh ‘amm Al-Qur’an. 4. Apakah seiap amr mengandung arti wajib? Jelaskan!
..................................................................................... Ia karena amr itu pada prinsipya menunjukkan wajib dan tidak bisa beruabah, kecuali ada
Maksudnya: qarinah.
Tidak halal di makan sembelihan tanpa disertai dengan ucapan bismillah karena termaksud 5. Berikan contoh ayat yang mengandung amr wajib!
perbuatan dosa. ...........................................................
5. Berikan contoh lafazh ‘amm yang ada dalam hadis! Artinya:
........................................................................................ “Dirikanlah olehmu shalat dan tunaikanlah zakar”.
6. Bagaimana pendapat golongan Hanafi tentang ‘amm? 6. Apakah amr bisa berarti anjuran? Berikan contohnya!
Mereka menetapkan bahwa lafazh ‘amm itu, kehendak makna umumnya jelas, tegas dan Bisa.
tidak memerlukan penjelasan. Oleh karena itu Hanafiyah tidak mewajibkan tertib dalam ...........................................
berwudhhu’. Artinya:
7. Apakah jumhur ulama sependapat dengan golongan Hanafi tentang ‘amm? “Barang siapa di antara kamu yang menyaksikan bulan maka berpuasalah”.
Tidak 7. Jelaskan apakah amr itu harus di laksanakan secara berulang-ulang ataukah cukup sekali
8. Bolehkah lafaz ‘amm yang Qath’i di taksis dengan dalil yang zhanni, terangkan? Boleh saja?
Karena apabila pada awalnya di masuki tekhsis, maka dilalahnya zhanni, sebab Pabila perintah tersebut tidak bisa di laksanakan, keculi satu kali saja, maka yang sekali
sesungguhnya suatu lafaz apabila dipasangkan (di wadha’kan) pada suatu makna, maka merupakan hal pokok dalam melaksanakan hakikat perintah. Namun, yang sekali bukan
makna itu berketetapan yang pasti. berarti petunjuk dari sighat amar, melainkan untuk melaksanakan hakikat dari amr tersebut.
9. Bolehkah seorang muslim memakan daging hewan yang di sembelih tanpa menyebut 8. Mengapa ibadah haji hanya di wajibkan sekali dalam seumur hidup?
bismillah terlebih dahulu? Jelaskan berdasarkan pendapat kedua golongan! Karena suatu perintah tidak wajib di lakukan berulang kali kecuali ada dalil untuk itu. Pada
- Menurut Hanafiyyah sembelihan tanpa di sertai dengan ucapan bismillah tidak halal di prinsipnya suatu perbuatan telah terwujud bila perbuatan yang di perintahkan di lakukan,
makan (Al-Qur’an:21). meskipun di lakukan satu kali.
- Menurut Imam Malik: kabar ahad yang dapat mentaksis lafaz ‘amm Al-Qur’an ialah khabar 9. Jika ada kalimat yang menunjukkan amr, apakah mengharuskan agar di laksanakannnya
ahad yang di dukung oleh perbuatan penduduk madinah/dengan Qiyas. secara langsung atau bisa ditrunda?
10. Jelaskan maksud dan kaidah! Amr tidak menuntut untuk dilaksanakan secara langsung atau di tunda-tunda karena jika di
........................................................................ laksanakan secara langsung harus berdasarkan ijma’ begitu pula jika di laksanakan secara
Artinya: menunda-nunda adalah tambahan dan sigat amr yang mutlak menurut bahasa.
10. Jelaskan kalimat amr dalam ayat di bawah ini! Muqayyad adalah:suatu lafaz yang menunjukkan hakikat sesuatu yang di batasi dengan
...................................................... sesuatu pembatasan yang mempersempit keluasan.
Adanya pengulangan dalam amr itu apabila adanya qorina pusa wajib di laksanakan 2. Ada berapakah bentuk mutlaq dan muqayyad itu? jelaskan berikut contohnya!
berulang-ulang seiring dengan datangnya bulan yang berulang-ulang pula. - Suatu lafaz di pakai dengan mutlaq pada suatu nash, sedangkan pada nash lain digunakan
dengan muqayyad, keadaan ithlaq dan taqyidnya bergantung pada sebab hukum.
- Lafaz mutlaq dan muqayyad yang berlaku sama pada hukum dan sebabnya.
1. Jelaskan pengertian bahyi, baik dari segi bahasa maupun menurut pendapat para ulama! - Lafaz mutlaq dan muqayyad yang berlaku pada nash itu berbeda baik dalam hukmunya
Nahyi adalah larangan melakukan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi ataupun sebab hukumnya.
kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah tingkatannya. Pendapat para ulama sepakat - Mutlaq dan muqayad berbeda dalam hukumnya, sedangkan sebab hukumnya sama.
bahwa nahyi itu seperti jga mar dapat di gunakan dalam berbagai arti. - Mutlaq dan muqayyad sama dalam hukumnya, tetapi berbeda dalam sebabnya.
2. Berikan contoh dari shigat nahyi dan apa maksudnya? ...............................................................
................................................................. 3. Berikan contoh lafaz mutlaq yang terdapat dalam hadis!
..............................................
Maksudnya: 4. Bagaimana hukum menggunakan mutlaq dan muqayyad?
Setipa perintah atau apapun itu yang Rasul datangkan kepada kita taatilah semuanya karena Hukum
itu anjuran dan setiap perintah atau apa-apa yang dilarang kepada kita semua jauhilah karena 5. Bagaimana perbedaan pendapat antara jumhur dangolongan Hanafiyah: dalam
itu juga termasuk anjuran. melaksanakan dialah pada muqayyad?
3. Sebutkan salah satu ayat yang menunjukkan keharusan umat Islam untuk meninggalkan - Alasan Hanafiyah: dalam melaksakan dialah lafaz atas semua hukum yang di bawah saja,
larangan Allah! sesuai sifatnya.
................................................................... - Alasan jumhur: muqayyad itu harus menjadi dasar untuk menafsirkan dan menjelakskan
Artinya: maksud lafaz mutlaq.
“Dan dia melarang (Yanha) dari perbuatan keji dan mungkar”. 6. Apabila kemutlaqan dan kemudayyadan suatu lafaz terdapat pada sebab hukmunya,
4. Aapakah setiap shighat nahyi menunjukkan haram? bagaimana solusinya menurut jumhur ulama?
Ia Bahwa nash multaq harus di bawa kepada nash muqayyatd sehingga pemahaman terhdap
5. Sebutkan salah satu hadits Nabi yang di dalamnya terdapat nahyi dan menunjukkan nash itu sesuai dengan ungkapan muqayyad.
makruj! 7. Bagaimana pendapat terhadap imam Abu hanafiyah tentang mutlaq dan muqayyad pada
........................................................... nash yang sama hukumnya? Jelaskan alasannya!
6. Berikan contoh ayat yang mengandung nahyi dan menunjukkan haram! Tidak boleh membawa mutlaq pada muqayyad, melainkan masing-masingnya berlaku sesuai
...................................................... dengan sifatnya karena pada kafarat zihar tidak mensyaratkan hamba mukmin.
Yang menunjukkan haram membunuh seorang jiwa. 8. Bagaimana sikap Anda terhadap dua golongan ulama di atas? Berikan argumen secara
7. Jelaskan yang dimaksud dengan fasad dan buthah! jelas!
Adapun fasad sama dengan batal/batalnya perbutan yang di larang Menurut saya sah-sah saja karena golongan ulama di atas mempunyai kesamaan hukum
Buthah: batal. walaupun menimbulkan solusi yang berbeda.
8. Bagaimana kaitan antara nahyi, fasad dan buthah? 9. Berikan contoh lafaz mutlaq yang terdapat pada hadits!
Para lama berbeda pendapat tentang tuntutan nahyidalam kaitannya dengan fasad dan buthlan ..........................................................
yaitu: hal ihwal nahyi/perbuatan. 10. Kapan suatu lafaz mutlaq di bawa pada muqayyad?
9. Jelaskan pendapat ulama-ulama ushul nahyi tentang muthlaq! Ada kesamaan hukum dan sebab yang menimbulkan hukum pada dua nash yang berbeda.
Tanpa adanya qarina yang menunjukkan sesuatu yang dilarang.
10. Apakah tuntutan dalan nahyi itu mencakup zat dan sifat yang dilarang?
Ia karena termasuk indrawi 1. Jelaskan pengertian mantuq dan mafhum!
- Mantuq menurut bahasa: sesuatu yang di tunjukkan oleh lafaz katika di ucapkan.
Mantuq menurut istilah: penunjukan lafaz terhadap hukum sesuatu yang di sebutkan dalam
pembicaraan (lafal).
1. Jelaskan pengertianmutlaq dan muqayyad! - Mafkum ialah: petunjuk lafaz pada suatu huku yang tidak di sebutkan oleh lafaz itu sendiri.
Mutlaq ialah suatu lafaz yang menunjukkan hakikat sesuatu tanpa pembatan yang dapat 2. Bagaiaman persamaan antara mantuqdan mafhum?
mempersempit keluasan artinya. Dapat disimpulkan bahwa mantuq dan mafhum ini termasuk madhul, bukan dilalah.
3. Berikan contoh hukum berdasarkan mantuq! Nasakh, tarjih, al-jam’wa at-taufiq.
............................ 5. Bolehkah mempertentangkan dua kali dalil yang tidak sama kuaitasya? Jelaskan!
4. Berikan contoh hukum yang dihasilkan melalui mafhum dari hadis! Boleh karena pertentangan tersebut bukanlah pertentangan yang aktual.
............................. 6. Sebutkan urutan yang harus di tempuh oleh seorang mujtahid apabiamendapat ta’arudh ad-
5. Terbagi kepada berapa bagaiankah maghum itu? Jelaskan! adilah menurut golongan hanafiyya!
- Mafhum muwaqadah ialah: penunjukkan hukum yang tidak di sebutkan untu memperkuat - Nasakh
hukum yang disebutkan karena terdapat kesamaan antara keduanya dalam meniadakan / - Tarjih
menetapkan. - Al-Jam’wa at-taufiq
- Mafhum mukhalafah ialah: Penunjukkan lafaz atas ketetapannya hukum yang tidak di - Tasaqut ad-dalilain
sebutkan kebalikan dari yang disebutkan karena tiadanya suatu persyaratan pada hukum. 7. Apakah perbedaan cara penyelesaian ta’rulal-adilah antara golongan hanafiyah dengan
6. Apakah para ulama membedakan antara fahwa al-khitab dan Lahn Al-kitab? syafi’iyah, makkiyah dan hanabilah?
Ia
7. Kapan mafhum mukhalafah dapat di jadikan hujjah syara’ menurut jumhur Ushuliyyin? - Golongan hanafiyyah yaitu:
Apabila menyebutkan kaitan syara’, sifat, batasan waktu atau jumlah bilangan itu bertujuan Nasakh, tarjih, al-jam’at al-taufiq, tasaqut ad-dalilain.
untuk tasyri’ - Golongan syafi’iyah, makkiyah dan hanabillah.
8. Jelaskan macam-macam mafhum? Jamu’wa al-taufiq, tarjih, nasakh, tatsaqut al-dalilain.
- Mafhum sifat ialah: petunjuk yang dibatasi oleh sifat, menunjukkan berlakunya kebaikan 8. Kapan seorang mujtahid dapat menggunakan metode tarjih dan bagaimanakah caranaya?
hukum terhadap yang tidak disebutkan. Kapan? Apabilaada 2 dalil yang bertetangan sulituntuk dilacak sejarahnya .
- Mafhum syarat, adad dan ghayah Caranya:
Mafhum mukhalafah yang qayidnya berfungsi seperti mafhum syarat, mafhum adad, dan - Petunjuk terhadap kandungan lafaz suatu nash
mafhum gayah dapat di jadikan hujja syara’ - Dari segi yang dikandungnya
9. Apakah yang dimaksud dengan mafhum sifat menurut Asy-Syaikani? - Dari segi keadilan periwayatan suatu hadis
Mafhum sifat dapat dijadikan sebagai hujjah, ia di pandang sebagai salah satu cara untuk 9. Dalam Islam darah yang seperti apakah yang diharamkan itu bagaimanakah
menggali hukum. menetapkannya?
10. Jelaskan apa yang di maksud dengan mafhum syarat, adad, dan ghyah! Darah yang mengalit
Mafhum adad, dan mafhum gayahdapat di jadikan hujja syarat sedangkan ulaam yang tidak Cara menetapkannya dengan menggunakan ayat dan suarah Al-an’am:145
memandang mafhum mukhallafah sebagai hujja syara’ 10. Apakah yang dimaksd dengan tatsakut al-dvillain?
Meninggalkan kedua dalil tersebut dan berijtihad dengan dalil yang kualitasnya lebih rendah.

1. Jelaskan apa yang di maksud dengan ta’ruf Al-Adilah menurut etimologi! 1. Jelaskan pengetian nasakh secara hanafiyyah dan berikan contoh kalimatnya!
Pertentangan Nasakh: pembatalan atau penghapusan
2. Bagaimana defensi ta’ruf al-adilah menurut Imam Asy-Syaikani? Contoh:.....................................................
Suatu dalil yang menentukan hukum tertentu terhadap suatu persoalan, sedangkan dalil lain 2. Tulis 2 defenisi menurut syari’at yang masyhur di kalangan ulama ushul!
menentukan hukum yang berbeda dengan dalil itu. - Penjelasan berakhirnya masa berlaku suatu hukum melalui dalil syari
3. Apakah persamaan dan perbedaan antara defenisi ta’ruf ad-adilah yang di kemukakannya - Pembataan hukum syara’ yang ditetapkan terdahulu dari orang mukallaf dengan hukum
oleh kamal ibn humandeganAli Hasababallah! syara’ yang datang kemudian.
- Persamaan: sama-sama mempunyai pertentangan dalil. 3. Sebutkan rukun nasakh!
- Perbedaan: Menurut kamal Ibnu Human: Pertetangan antara dua dalil yang tidak mungkin - Adat nasakh
untuk di kompromikan antara keduanya sedangkan menurut Ali Hasaballah: terjadinya - Nasikh
pertentangan hukum yang di kandung satu dalil dengan hukum yang diakndung dan dalilnya - Mansukh
yang berada dalam satu derajat. - Mansukh ‘anhu
4. Berikan contoh ta’rul ad-adilah, dan bagaimana cara penyelesaiannya? 4. Bagaimana himkamh adanya nasakh bagi kaum muslimin?
............................. Berkataian dengan pemeliharaan kemaslahatan umat manusi, sekaligus menunjukkan
Penyelesaiannya: fleksibilitas hukum islam
5. Apakah para ulama sepakat terhadap keberadaan nasakh? Sepakat terangkan! Muhkamlenih di dahulukan dari teks yang mufassar.
Jika nasakh diartikan sebagai pemabtalan maka tidak akan terdapat dalam Al-qur’an karena 6. seburkan 3 cara pentarjihan dari segi hukum atau kandungan teks, menurut asy-syaukani!
nasakh ini berkaitan dengan hukum. - Taks yang mengandung bahaya
6. Ada berapakah syarat-syarat nasakh yang disepakati para ulama? - Apabila isi suatu teks menghidarkan terpidana mendapat hukuman
Ada 4 (empat) - Teks yang mengandung hukuman lebih ringan di dahulukan dari yang berat.
7. Jelaskan persyaratan nasakh yang tidak disepakati di kalangan para ulama? 7. Apa yang di maksud dengan pentarjihan dengan menggunakan pendapat hukuman nash?
Menurut pendapat para ulama: di isyaratkan hukum yang dinasakh itu haruslah ditunjukan Agar di beri kemudahan
untuk sesuatu yang baik yang di terima akal pembatalannya. Dan ada juga yang mengatakan 8. Jelaskan secara ringkas tarjih Bain al-aqyisah?
Al-qur’an tidak bisa di nasakh dan seterusnya. - Dari segi hukum ashl: di dukung dalil yang khusus
8. Ada berapa macamkah nasakh itu? Ada 5 (lima) jelaskan! - Dari segi hukum cabang yang datangnya kemudian di banding hukum asalnya.
- Nasakh yang tidak ada gantinya seperti nasakh terhadap keharusan memberikan sedekah - Dari segi hukum illiat: pengujian yang dilakukan yang hany menggunakan keserasian.
kepada orang miskin bagi mereka yang akan berbicara dengan Nabi. 9. Ada berapa malamkah pentarjihan dari segihukumashl? Jelaskan!
Seperti: pembatalan solat sebanyak 5 kali. - Menguatkan qiyas dari segi hukum asalnya qath’i dari yang zhanni
- Nasakh bacaan (teks): hukumnya tetap berlaku - Menguatkan qiyas yang landasan dalilnya ijma’ dari qiyas yang landasan dalilnya nash
Seperti: hukum rajam bagi laki-laki dan perempuan tua yang telah emikah - Menguatkan qiyas yang didukung dalil yang khusus
- Nasakh hukum ayat. Seperti: nasakh terhadap keharusan memberikan sedekah - Menguatkan qiyas sesuai dengan kaidah-kaidah qiyas dari yang tidak
- Nasakh hukum dan bacaan ayat sekaligus - Menguatkan qiyas yang hukum asalnya bersifat khusus.
Seperti: haramnya menikahi saudara sesusu itu dengan batasan 10 kali. 10. Berikan contoh suatu ketetapan hukum dari hasil pentarjihan beserta dalilnya !
9. Bagaimana cara mengetahui nasikh dan masdukh? ..............................................
- Penjelasan lengsung dan rasulullah SAW Contoh:
- Dalam suatu nasakh, terkadang terdapat keterangan yang menyatakan bahwasalah satu nash Kata ..........................................dalam ayat ini bersifat umum yang meliputi 2 orang
di turunkan terlebih dahulu. bersaudara atau lainnya.
- Berdasarkan keterangan dan periwayatan hadits.

10. Tuliskan ayat atau hadit yang menurut sebagian besar ulama yang telah di masdukh!
........................................................ 1. Sebutkan pengertian qaidah yang dikemukakan oleh para ulama, minimal tiga!
- Dalam kitab At-ta’rifat: ketentuan iniversal yang bersesuaikan dengan bagian-bagiannya
- Dalam kitab syarah jamu’ al-juwawi: ketentuan pernyataan univesal yang memberikan
pengetahuan tentang berbagai hukum dan bagian-bagiannya.
1. Jelaskan pengertian tarjih baik secra etimologi maupun termonologi? - Dalam kitab at-talwih ‘alaat tawdih: hukum universal (kuli) yang bersesuaian dengan
Etimologi: menguatkan bagiannya dan bisa di ketahui hukumnya
Termonologi : menguatkan salah satu dalil yang zanni dari yang lainnya untuk di amalkan (di 2. Adakah perbedaan antara qaidah fiqih dengan dhabith? (ada) jelaskan!
tetapkan) berdasarkan dalil tersebut. - Qaidah fiqih: menghimpun berbagai macam cabang dari berbagai jenis masalah hukum
2. Secara umum ada beberapa carakah pan tarjihan? Sebutkan! - Khabith: mencakup pada satu jenis masalah saja
- Al-tarjih baina am-nushush 3. Bisakah qaidah fiqih di sebut ushul? Tidak, mengapa?
- Al-tarjih baina Al-qiyas Karena qaidah fiqih merupakan perbuatan mukallaf sedangkan ushul merupakan dalil hukum
3. Apakah yang di maksud dengan terjih baik an nushush? 4. Bagaimana kedudukan dan urgensi qaidah fiqih bagi umat Islam?
Menguatkan salah satu nash, ayat atau hadits yang saling bertentangan. Qaidah ini sangat penting dalam fiqih dan besar sekali menafaatnya dan merupakansalah satu
4. Menurut Imam Asy-Ayaukani, ada beberapa carakah pentarjihandari segi sanad? cabgan dari ilmu syari’at.
Sebutkanlima cara! 5. Jelaskan pendapat Imam Syakhasi tentang qaidah fiqih?
- Menguatkan salah satu nash dengan memperhatikan jumlah rawi. Siapa saja yang menghukumi ashal dengan sebenarnya, ia akanbisa mengeluarkan hukum
- Tarjih dengan mempertimbangkan riwayat sesuai dengan keinginannya, baik berdasarkan pendangan ataupun yang berlawanan.
- Tarjih dengan memperhatikan cara sumber tempat menerima riwayat 6. Bagaimana perkembangan qaidahfiqih? Jelaskan fase-fasenya!
- Tarjih dengan mempertimbangakan hadist Suatu hal yang ganjil, dalam tarikku tasyi’i atau sejarah fiqih Islam tidak mendapatkan
5. Menurut pentarjihan dari segi matan, yang mana yang harus di dahulukan teks yang perhatian yang memadai
mufassar atau yang muhkam? 1. Fase kemunculan dan berdirinya qaidah fiqih, di mulai dari zaman rasulluulah hingga
akhir abad III H/IX M. - Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-bajjardan Ibnu Masud
2. Masa perkembangan dan pembukuan qaidah fiqih 7. Sebutkan lima cabang dari a-adat muhakkah!
3. Fase kemajuan dan sistematisasi qaidah fiqih 1. Tidak bertentangan dengan syariat
7. Jelaskan kitab-kitab yang berkembang pada fase II perkembangan qaidah fiqih? 2. Tidak menyebabkan kemafsadatan dan menghilngkan kemaslahatan
Terjadi pada abad 10 H. Yang di tandai oleh kelahiran kitab al-ashbab wa an-nazhair karya 3. Tidak berlaku pada umunya orang muslim
jalal ad-din asy-suyuthi merupakan kitab qaidah fiqih yang terbaik. 4. tidak berlaku dalam ibadah mahdlah
8. Siapakah ulama yang di anggap sangat berjasa dalam perkembangan qath’i fiqih, sebutkan 5. URF tersebutsudah memasyarakat ketika akan ditetapakan hukumnya.
beserta karyanya! Olah kelahiran kitab Al-Ashab wa an-nazhair karya qawaid wa ad 8. Apa yang dimaksud dengan al-masyaqqatu tajlibu at-taisir?
dawabith Suatu kesusahan mengaruskan adanya kemudahan (dalam pelaksanaannya atau
- Al-furuq memudaratkan dalam pelasksanaannya).
- Al-Asbah wa an-nazhair 9. Sebutkan cabang dari qaidahal-‘adatu muhakkatun!
9. Sebutkan kitab-kitab yang digunakan pada tiap mazhab fiqih masing-masing 2 kitab! 1. Tidak di ingkari perubahan hukum di sebabkan peruabahan zaman dan tempat.
1. Mazhab hanafi 2. Yang baik itu menjadi ‘urf sebagaimana yang diisyaratkan itu menjadi syarat.
- Ushulu al-jami’ al-kabir, karangan malik al-mu’adzam ‘isa alayubi (623 H). 3. Yang di tetapkan melalui “urf sama dengan yang ditetapakn melalui nash.
- Al-Asybah wa-an nadzair, karangan ibnu nujaima (1970 H). 10. Berikan contoh aplikasidari qaidah adh-dhararu yujalu!
2. Mazhab maliki 1. Menjual buah dipohon adalah: tidak boleh menurut qiyas karena tidak jelas jumlahnya,
- Al-furud, karangan Abu Abbas Al-Qarafi (758) tapi karena kebiasaan ulama membolehkan.
- Al-Qawaid, karangan abdullah Al-muqaara (758 H). 2. mereka yang mengajarkan Al-Qur’an di bolehkan menerima gaji
3. Mazhab Asy-Syafi’i 3. Orang-orang minang kabau memiliki adat.
- Al-Asybah wa-an nadzar, karangan tajuddin as-subki (771 H)
- Al-mansyur Fi Al-qawaid, karangan Imam Zarkasyi (794 H)
4. MazhabHambali
- Al-qawaid al-fiqhiyah, karangan IbnuQadial-Jabali (771H ) 1. Jelaskan pengertian hukum menurut mayoritas ulama ushul!
- Al-Qawaid, karangan ibnu rajab (759 H) Kalam Allah yang menyangkut perbuatan orang dewasa dan berakal sehat, baik bersifat
10. Bagaimana peranan qaidahfiqhiliyah dalam pengembangan hukum Isam? Jelaskan! imprematif, fakultatif atau menempatkan sesuatu sebagai sebab, syarat dan penghalang.
Seperti yang di katakan para ulama: suatu keyakinan tidak hilang dengan adnya keraguan 2. Terbagi kepada berapa bagiankah hukum itu? (dua) jelaskan!
(sesuatu yang mudah di lakukan tidak gugur dengan adanya yang sulit di lakukan). Ini 1. Hukum taklifi: Firman Allah yang menuntut mansia untuk melalukan atau meninggalkan
menunjukkan bahwa qaidsah-qaidah fiqih, baik yang tercantum di dalam kitan fiqih maupun sesuatu atau memilih antara berbuat dan meninggalkan .
yang telah di bukukan dalam kitab kaidah berperan dalam pembinaan hukum Islam. 2. hukum wadh’i: Firman Allah yang menuntut untuk menjadikan sesuatu sebagai sebab,
syarat atau penghalang dari sesuatu yang lain.
3. Berikan contoh ayat Al-qur’an yang bersifat menuntut untuk berbuat!
.........................................
1. Jelaskan yang dimaksud dengan qaidah al-asas! 4. Sebutkan pembagian hukum taklifi menurut jumhur!
Qaidah-kaidah yang di pegang oleh para Imam Mazhab 1. Ijab
2. Apakah para ualam sepakat tentang jumlah qaidahal-asas? Jelaskan! 2. Nadb
Tidak karena para ulama berbeda dalam pengambilansumbernya 3. Ibadah
3. Apakah yang dimaksud dengan al-ulama bimaqa shidiha? 4. Karahah
Setiap pekerjaan itu tergantung pada maksudnya (baik/buruk) 5. Tahrim
4. Bolehkan seseorang berniat shalat magrib empat raka’at? Boleh, jelaskan! 5. Bedakah antara mubah dan ibhah!
Tetapi ia tetap dalam melaksanakan tiga raka’at maka shalatnya sah. Beda
5. Bolehkan membunuh anak karena takut tidak bisa menafkahi? 6. Jelaskan pembagian hukum taklifi menurut ulama hanfiyyah!
Berikan qaidah fiqliyah! 1. Ijab: tuntutan syar’i yang bersifat untuk melaksanakan sesuatu dan tidak boleh
Tidak boleh karena apa-apa yang dibolehkan karena madarat di perkirakan sewajarnya atau ditinggalkan
menurut batasan ukuran kebutuhan. 2. Nadb: tuntutan untuk melaksanakan suatu perbutan yang tidak bersifat memaksa.
6. Sebutkan sumberhukum dari Al-adat Muhakkah! 3. Ibahah: Khihtbah Allah yang bersifat fakultatif mengandung pilihan antara berbuat atau
- Firman Allah SWT tidk berbuat secara sama.
4. Karahah: tuntutan meninggalkan suatu perbuatan 3. Perbuatan yang diperintahkan atau dilarang
5. Tahrim: tuntutan untuk tidak engerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang memaksa. 5. Mengapa jumhur berpendapat tidak boleh ada taklif terhadap sesuatu yang mustahil?
7. Jelaskan pembagian wajib menurut fuqada ditinjau dari segi ukuran yang di wajibkan! Karena banyak ayat Al-qur’an yang intinya menjelaskan bahwa Allah tidaka memberikan
1. Wajib Al-muhaddadadalah: suatu keajiban yang ditentukan ukurannya oleh syara’ dengan suatu taklik kecuali sesuai dengan kemampuan manusia.
ukuran tertentu. 6. Bolehkan seseorang menggantikan taklif terhadap orang lain?
2. Wajib gahairu AL-Muhaddad: kewajiban yang ditentukan syara’ ukuran dan jumlahnya, Tidak boleh karena itu mustahil baginya.
tetapi di serahkan kepada para ulama dan pemimpin umat untuk menentukannya. 7. Sebutkan macam-macam musyaqqah!
8. Jelaskan yang dimaksud dengan sunnah zaidah dan berikan contohnya! 1. Musyaqqah mu’tadah
Suatu pekerjaan untuk mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah SAW. 2. Musyaqqah ghairu mu’tadah
Contohnya: cara tidur, cara makan, dan cara berpakaian. 8. Ada berapa macamkah kemampuan menurut ulama hanafiyah, sebutkan!
9. Terbagi menjadi berapa macamkah hukum wadh’i itu? Jelaskan! 1. Mutlaq adalah kemampuan yang mungkin yaitu: adanya sarana untuk melaksanakan
1. Sebab: suatu sifat yang di jadikan syar’i sebagai tanda adanya hukum 2. Sempurna adalah: kemampuan yang memudahkan yakni adanya faktor yang memudahkan
2. Syarat: suatu yang berada di luar hukum, tetapi keberadaan hukum syara’ bergantung dalam pelaksanaan kewajiban.
kepadanya 9. Jelaskan macam-macam mafhum fih secara global!
3. Mani: sifat yang keberadaannya menyebabkan tidak ada hukum/sebab - Dari segi keberadan secara material dan syara’
4. Shihhah: suatu hukum yang sesuai dengan tuntutan syara’ - Dari segi hak yang terdapat dalam perbuatan itu sendiri.
5. Baathil: terlepasnya hukum syara’dari ketentuan yang ditetapkan dan tidak ada akibat 10. Berikan contoh mahkum fih yang terdapat kompromi antara hak Allah dan hak hamba!
hukum yang ditimbulkannya. - Hak Allah seperti: dalam masalah qishash tersebut berkaitan dengan pemeliharaan
6. Azimah: hukum-hukum yang disayariatkan Allah kepada seluruh hambanya sejak semula. keamanan dan penghormatan terhadap darah daging yang tidak halal di bunuh.
7. Rukhsah: apabila ada dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang tertentu boleh - Hak hamba seperti: menjamin kemaslahatan pihak ahli waris yag terbunuh.
mengerjakan shalat zhuhr 2 rakaat.
10. Jelaskan perbedaan antara hukum taklifi dan hukum wadh’i!
1. Dalam memilih al-taklifi terkandung tuntutan untuk melaksanakan, meninggalkan atau
memilih berbuat atau tidak berbuat. 1. Jelaskan pengertian mahkum alaih!
2. hukum Al-taklifi merupakan tuntutan langsung pada mukallaf, untuk di laksanakan, Mukallaf yang berkaitan dengan hukum syara’
ditinggalkan atau melakukan pilihan untuk berbuat atau tidak berbuat. 2. Apakah yang menjadi dasar adanya taklif?
3. Hukum at-taklif harus sesuai dengan kemampuan mukallaf untuk melaksanakan atau Mereka yang sudah di anggap mampu untuk mengerjakan tindakan hukum
meninggalkan. 3. Tuliskan dua hadit yang menurut para ulama ushul sebagai dasar taklif!
4. HukumAt-taklif ditunjukkan pada para mukallaf sedangkan hukum wadh’i ditunjukkan - .............................................................
kepada manusia mana saja. - .....................................................
4. Kapankah seseorang bisa di kenakan taklif? Sebutkan syarat-syarat taklif!
a. Ketika mereka dengan sudah dianggap mampu untuk mengerjakan tindakan hukum.
Syarat-syarat taklif:
1. Jelaskan pengertian mahkum fih, dan apa bedanya dengan mahkum bih? b. Orang itu telah mampu memahami khithab syar’i (tuntutan syara’)
Perbuatan mukallaf yang berkatan dengan hukum c. Seseorang harus mampu dalam bertindak hukum
Mahkum fih menggunakan istilah karena perbuatan/peristiwa itulah ada hukum sebagian 5. Jelaskan pengertian ahliyah1
ulama lainnya menggunakan istilah mahkum bih karena perbuatan mukallaf itu bisa disifati Secara bahasa: kemampuan atau kecakapan
dengan hukum. Secara istilah: sifat yang mengindikasikan seseorang telah sempurna jasmani dan akalnya
2. Sebutkan 2 contoh mahkum fih yang berkaitan dengan larangandan kewajiban! sehingga semua perbuatannya dapat di kenai taklif.
- Larangan yang berkatian dengan perbuatan mukallaf, yaitu menjauihi zina 6. Sebutkan hak anak yang masih ada dalam kendangan ibunya!
- Kewajiban: perbuatan memenuhi janji. - Hak keturunan dari ayahnya
3. Apakah tidak melakukan sesuatu karena ada larangan di katagorikan sebagai perbuatan? - Hak warisan dai pewarisnya yang meninggalkan dunia
Tidak - Wasiat yang ditunjukkan kepadanya
4. Ada berapakah syarat-syarat mahkum fih? sebutkan! - Harta wakaf yang ditunjuikkan kepadanya
1. Perbuatan yang di bebankan di ketahui secara sempurna dan rinci. 7. Uraiakan pembagian ahliyyah secara global!
2. Mukallaf mengetahui secara pasti bahwataklif tersebut datang dari pihak yang berwenang - Ahliyyah ada’
- Ahliyyah al-wajib
8. Apakah hukuman atas pembunuhan yang di lakukanoleh anak yang belum baligh?
Belum dapat dipertanggung jawabkan secara hukum karena ia di anggap belum cukp cakap
untuk bertindak hukum yang hukumnya di kenakan qiyas.
9. Ada berapa macamkah halangan dalam ahliyyah? Ada 2 yaitu:
- Awaridh as-samawiyah
- Awaridh al-muktbasah
10. Apakah orang dungu di minta pertanggung jawaban atas semua tindakan hukumnya?
Ia, karena tindakan hukum yang sifatnya bermanfaat untukdirinya di nyatakan sah. Namun,
yang merugikan dirinya di anggap batal.

1. Jelaskan pengertian hakim!


Menurut bahasa: orang yang memutuskan atau membuat hukim syari’at secarahakiki.
Menurut istilah: pihak menentukan dan membuat hukim syariat secara hakiki.
2. Mengapa hakimdi anggap masalah yang cukup penting?
Karena perkaitan dengan pembuatan hukum dalam syari’at Islam, pembentukan hukum
syara’ yang mendatangkan pahala bagi pelakunya dan dosa bagi pelanggarnya.
3. Sebutkan dalil yang menyatakan bahwa tiadsa hukum kecuali hukum Allah!
........................................
4. Siapa yang di maksud hakim, sebelum Muhammad di angkat menjadi Rasul?
Pada saat itu ada hakim dan hukum syara’, sementara akal tidak mampu mencapainya oleh
sebab itu hakim adalah Allah SWT.
5. Bagaimana pengertian tahsih dan takbih menurut ulama ushul?
- Tahsih: segala peruatan yang dianggap sesuai dengan tabiat manusia. Misalnya: rasa
menolong orang yang celaka. Sedangkan,
- Qabih: sesuatu yang tidak sesuai dengan sifat tabiat manusia. Misalnya: menyakiti orang
lain.
6. Bagaimana pendapat golongan mu’tazilah tentang Hasandan Gabih?
- Apa-apa yang di halalkan itu di sebut: Hasan (baik) di dalamnya terdapat kemaslahatan
bagi manusia.
- Segala sesuatu yang di haramkan Allah disebut qabih (buruk) yang didalamnya terdapat
kemadaratan atau kerusakan bagi manusia.
7. Bagaimana pendapat jumhur tentang kemampuan akal dalam mengetahui syariat?
Akala tidak memiliki kemampuan untuk menentukan hukum, sebelum turunnya syari’at
8. Sebutkan 2 dalil yang di kemukakan oleh jumhur dalam mendukung pendapat no 7 diatas!
........................................................
9. Apa alasan mu’tazilah sehingga berpendapat bahwa akal mampu mengetahui seluruh
syari’at?
Agar bisa ditelusuri bahwa di dalamnya ada unsur manfaat atau madarat.
10. Bagaimana posisi akal dalam berijtihad?
Akal tidak berdiri sendiri, namun dengan harus di barengi dengan nash namun akal berperan
penting dalam menangkap maksud-maksud syara’ untuk menetapkan hukum.

You might also like