You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

PENENTUAN GAYA GERAK LISTRIK


(PERSAMAAN NERNST)

NAMA : IMELDA SUNARYO


NIM : H 311 08 258
KELOMPOK : IV
HARI / TGL PERC : SENIN, 26 APRIL 2010
ASISTEN : A. YANTI PUSPITA SARI

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan energi kimia menjadi energi listrik dinamakan sel volta atau sel

galvani, sedangkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia disebut sel

elektrolisis. Reaksi kimia dapat menghasilkan energi atau menyerap energi.

Pertukaran energi yang terjadi biasanya dalam bentuk panas, tetapi kadang-

kadang dengan mengadakan suatu modifikasi tertentu, energi yang dipertukarkan

tersebut bisa diubah dalam bentuk energi listrik. Perubahan energi kimia menjadi

energi listrik tersebut dinamakan sel volta atau sel galvani, sedangkan perubahan

energi listrik menjadi energi kimia disebut elektrolisis.

Sel galvani merupakan salah satu dari sel elektrokimia. Dalam sel galvani,

energi kimia diubah menjadi energi listrik. Salah satu contoh dari sel galvani ini

adalah sel Daniel, yang terdiri dari batang seng yang dimasukkan dalam larutan

seng sulfat dan batang tembaga dalam larutan tembaga sulfat. Kedua larutan

dihubungkan dengan jembatan garam. Bila elektroda Zn dan Cu dihubungkan,

maka akan terjadi arus listrik. Terjadinya arus listrik ini akibat reaksi Zn dan ion-

ion Cu dalam larutan.

Pada sel elektrokimia tersebut, elektron akan mengalir dari anoda seng ke

katoda tembaga. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara kedua

elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika tidak ada arus

listrik yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau Esel.
Berdasar pada teori tersebut, percobaan ini kemudian dilakukan untuk

mempermudah memahami sekaligus untuk membuktikan teori yang dimaksud.

Serta mengetahui kemungkinan penyimpangan yang terjadi dari aplikasi teori.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari

metode pengukuran GGL sel elektrokimia dan hubungannya dengan persaman

Nernst.

1.2.2 Tujuan percobaan

Tujuan percobaan ini adalah :

1. Menyusun dan mengukur GGL sel elektrokimia

2. Menguji persamaan Nernst

1.3 Prinsip Percobaan

Penentuan GGL sel elektorkimia dengan menyusun sel elektrokimia yang

terdiri dari dua elektroda yakni Cu dan Zn. Kedua elektroda tersebut terendam

masing-masing dalam CuSO4 dan ZnSO4 yang dihubungkan dengan jembatan

garam. Nilai GGL nya dapat dilihat pada voltmeter yang berhubungan dengan

kedua elektroda.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi elektrokimia digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi

energi listrik. Dalam sebuah sel, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan

elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda

lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda

sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Jadi, sebuah sel

selalu terdiri dari dua bagian atau dua elektroda setengah reaksi oksidasi akan

berlangsung pada anoda dan setengah reaksi reduksi akan berlangsung di katoda.

Dengan kata lain pada sel elektroda kimia, kedua setengah reaksi dipisahkan

dengan maksud agar aliran listrik (elektron) yang ditimbulkan dapat

dipergunakan. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel adalah gaya gerak

listrik atau perbedaan potensial listrik antara anoda dan katoda (Bird, 1993).

Pada sel elektrokimia, elektron akan mengalir dari anoda seng ke katoda

tembaga. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara kedua elektroda.

Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika tidak ada arus listrik yang

mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau Esel. Nilai Esel

bergantung pada berbagai faktor seperti suhu, konsentrasi larutan Zn2+ dan

konsentrasi larutan Cu2+, dll. Bila konsentrasi larutan Zn2+ dan Cu2+ adalah 1 molar

dan suhu sistem adalah 298 K (25˚C), Esel berada dalam keadaan standard dan

diberi simbol E˚sel. Persamaan yang menghubungkan konsentrasi dengan Esel

disebut persamaan nernst (Taba dkk., 2010).


Salah satu contoh dari sel elektrokimia ini adalah sel Daniel, dimana
2+
elektroda seng larut ke dalam larutan ZnSO 4 dan ion Cu mengendap pada

katoda tembaga. Elektroda Cu dan Zn ditempatkan pada dua tempat terpisah.

Anggaplah dalam dua wadah dimana elektroda Cu berada pada wadah sebelah

kanan, sedangkan Zn berada pada wadah sebelah kiri. Pada wadah sebelah kiri,

berlangsung reaksi oksidasi sedangkan pada wadah sebelah kiri terjadi reaksi

reduksi. kedua larutan kemudian dihubungkan dengan menggunakan jembatan

garam. Jembatan garam biasanya terbuat dari kertas saring yang direndam dalam

larutan elektrolit seperti NH4NO3 atau KCl. Jembatan garam berguna agar

diperoleh sebuah rangkaian listrik yang lengkap. Dengan adanya jembatan garam,

penumpukan ion positif (Zn2+) pada wadah sebelah kiri dapat dihindarkan, yaitu

dengan jalan mendifusikan ion positif tersebut ke wadah sebelah kanan. Pada

wadah sebelah kiri akan terjadi penumpukan ion negatif, dengan adanya jembatan

garam penumpukan ini dapat dihindarkan. Sel seperti ini reaksinya bersifat

spontan dan dikenal sebagai sel galvani atau sel volta (Bird, 1993).

When you place a piece of zinc metal into a solution of CuSO4, you

expect a chemical reaction because themore active zinc displaces the less active

copper from its compound (Sec. 8.3). This is an oxidation-reduction reaction,

involving transfer of electrons from zinc to copper.

Zn → Zn2+ + 2 e−

Cu2+ + 2 e− → Cu

It is possible to carry out these same half-reactions in different places if we

connect them suitably. We must deliver the electrons from Zn to Cu 2+, and we

must have a complete circuit. A galvanic cell with this particular combination of
reactants is called a Daniell cell. The pieces of zinc and copper serve as

electrodes, at which chemical reaction takes place. It is at the electrodes that the

electron current is changed to an ion current or vice versa. The salt bridge is

necessary to complete the circuit. The same chemical reactions are taking place in

this apparatus as would take place if we dipped zinc metal in CuSO4 solution.

Electrons flow from left to right in the wire, and they could be made to do

electrical work, such as lighting a small bulb.

Bila Anda menempatkan sepotong logam seng ke dalam larutan CuSO4,

anda mengharapkan reaksi kimia karena seng lebih aktif menggantikan tembaga

yang kurang aktif dari senyawa tersebut. Ini disebut reaksi oksidari reduksi yang

melibatkan transfer elektron dari seng untuk tembaga.

Zn → Zn2+ + 2 e−

Cu2+ + 2 e− → Cu

Hal ini dimungkinkan untuk menjalankan setengah-reaksi yang sama di tempat

yang berbeda jika kita menghubungkan keduanya. Kita harus

memberikan elektron dari Zn ke Cu2+, dan kita harus memiliki rangkaian lengkap.

Sel galvanik dengan kombinasi tertentu dari reaktan disebut sel Daniel. Potongan-

potongan seng dan tembaga berfungsi sebagai elektroda, dimana reaksi kimia

berlangsung. Jembatan garam diperlukan untuk melengkapi rangkaian. Reaksi

kimia yang sama terjadi dalam alat ini jika kita celupkan logam seng dalam

larutan CuSO4. Elektron mengalir dari kiri ke kanan di kawat, dan mereka dapat

dibuat untuk melakukan pekerjaan listrik, seperti menyalakan lampu kecil.

Sel elektrokimia secara ringkas dapat dinyatakan dengan cara:

Zn(s) Zn2+ Cu2+ Cu (s)


Cara penulisan tersebut dikenal sebagai diagram sel. Anoda selelu ditulis sebelah

kiri, garis vertikal digunakan untuk memperlihatkan batas antara elektroda dan

fasa lain (seperti padat dan larutan). Tanda vertikal ganda menunjukkan jembatan

garam. Konsentrasi ion logam yang terdapat dalam larutan dapat dinyatakan

dalam tanda kurung setelah penulisan ion yang bersangkutan (Bird,1993).

Pengaruh konsentrasi dan persamaan nernst sel yang konsentrasinya atau

tekanannya berbeda dengan nilai keadaan standarnya sering menarik perhatian.

Prinsip termodinamika digunakan langsung untuk menentukan pengaruh

konsentrasi dan tekanan pada tegangan sel. Disini dapat ditunjukkan bahwa

perubahan energi bebas dihubungkan dengan koefisien reaksi Q melalui :

Q = G0 + RT ln Q

RT
ln Q
- n F E = - n F E + RT ln Q dan E= E - nF 0

dikenal sebagai persamaan nernst. Persamaan nernst dapat ditulis kembali dalam

bentuk logaritma dengan menggunakan :

ln Q = 2,303 Log10 Q

pada suhu 25˚C (298 K), kombinasi konstanta 2,303 RTF menjadi 2,303

RT (8 , 314 J /mol . K ) (298 K )


2 ,303
F = 96500

yang merupakan bentuk lazim dikenal disini n adalah jumlah mol elektron yang

dialirkan dalam keseluruhan reaksi kimia (Oxtoby, 2001).

Potensial dari sel galvani tergantung pada aktivitas dari berbagai spesies

yang menjalani reaksi di dalam sel. Persamaan yang menyatakan hubungan ini

disebut persamaan Nernst, mengikuti nama seorang ahli kima fisika, Nernst yang

pada tahun 1889 pertama kali menggunakan persamaan ini untuk menyatakan
hubungan antara potensial dari sebuah elektroda ion metal-metal dan konsentrasi

dari ion dalam sebuan larutan. Dalam sebuah reaksi kimia seperti :

aA + bB cC+dD

perubahan dari energi bebas didapat dari persamaan

acC × adD
∆ G=∆ G °+ 2,3 R T log a b
a A ×a B

Dimana ∆ G adalah energi bebas ketika semua reaktan dan produk berada dalam

kondisi standar (aktivitas satu), R adalah konstanta gas, 8,314 J/mol K, dan T

adalah suhu absolut (Day dan Underwood, 1999).

Reaksi yang berlangsung pada elektroda, sebelah kiri ditulis sebagai reaksi

oksidasi dan reaksi yang berlangsung sebelah kanan ditulis sebagai reaksi reduksi.

Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini dengan anoda. Ion bermuatan

positif mengalir ke elektroda ini untuk direduksi oleh elektron-elektron yang

datang dari anoda. Pada sel elektrokimia, katoda adalah elektroda yang bermuatan

positif (kation) mengalir ke elektroda ini untuk direduksi. Dengan demikian, di sel

galvanik eksternal, elektroda bergerak dari anoda ke katoda dalam sirkuit

eksternal, masuk melalui katoda dan keluar melalui anoda (Dogra dan Dogra,

1990).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan CuSO4,

larutan ZnSO4, larutan NH4NO3, kertas saring, dan aquadest.


3.2 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu multitester,

termometer 0-100 ˚C, labu takar 100 mL, pipet volume 10 mL, erlenmeyer 100

mL, gelas kimia 250 mL, gelas kimia 100 mL, kertas amplas, kabel dan aligator,

lembaran tembaga, dan lembaran seng.

3.3 Prosedur Percobaan

1. Disiapkan 2 gelas kimia 100 mL, satu diisi larutan CuSO 4 0,25 M dan yang

satunya diisi dengan larutan ZnSO4 0,25 M.

2. Elektroda tembaga dan seng di amplas agar tidak ada pengotor yang

menempel.

3. Kertas saring yang telah digulung dicelupkan ke dalam larutan jenuh

ammonium nitrat jenuh lalu diletakkan sebagai jembatan garam pada masing-

masing gelas kimia yang berisi larutan CuSO4 0,25 M dan ZnSO4 0,25 M .

4. Elektroda tembaga dan seng yang telah diamplas dihubungkan dengan kabel

dan multitester lalu dicelupkan pada larutan yang sesuai.

5. Diamati dan dicatat nilai Eselnya pada 0,25 M.

6. Disiapkan 100 mL larutan CuSO 4 pada labu ukur dengan pengenceran yaitu

mengambil 10 mL larutan CuSO4 lalu dicampur dengan aquades sehingga

didapatkan konsentrasi 0,025 M.

7. Larutan CuSO4 yang pertama diganti dengan konsentrasi 0,025 M, elektroda

diamplas sampai bersih lalu dikerjakan seperti 2 sampai 5.

8. Diulangi semua prosedur diatas untuk konsentrasi CuSO4 yang berbeda yaitu

0,0025M dan 0,00025 M.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan

Anoda Zn/Zn2+(M) Katoda Cu/Cu 2+ (M) E sel (Volt)


0,25 0,25 0,65
0,25 0,025 0,60
0,25 0,0025 0,60
0,25 0,00025 0,55

Suhu = 30 oC

4.2 Reaksi

Anoda : Zn → Zn2+ + 2e E˚ = 0,76 V

Katoda : Cu2+ + 2e → Cu E˚ = 0,34 V

Cu2+ + Zn →Cu + Zn2+ E˚sel = 1,1 V

Reaksi lengkap : Zn(s) ZnSO4 CuSO4 Cu (s)

4.3 Perhitungan

RT
E sel = E0sel – 2,303 log ¿ ¿
nF

1. Secara teori

Diketahui : n=2

T = 30 oC = 303 K

R = 8,314 J/mol K

F = 96500 C/mol

a = 1,1 V

a. E0sel = 1,1 volt

Katoda : Cu2+ + 2e- Cu E0 sel = 0,34 volt

Anoda : Zn Zn2+ + 2e- E0sel = 0,76 volt

Cu2+ + Zn Cu + Zn2+ E0sel = 1,1 volt


J

b.
RT
× 2,303 =
( 8,314
mol K )
( 303 K )
×2,303
nF C
( 2 ) (96500
mol )

5801,584 J
=
193000C

= 0,0301 J/C

0,25
1) E sel = 1,1 volt – 0,0301 J/C log
0,25

= 1,1 volt

0,25
2) E sel = 1,1 volt – 0,0301 J/C log
0,025

= 1,0699 volt

0,25
3) E sel = 1,1 volt – 0,0301 J/C log
0,0025

= 1,0398 volt

0,25
4) E sel = 1,1 volt – 0,0301 J/C log
0,00025

= 1,0097 volt

2. Secara praktek

Tabel Regresi

log ¿ ¿ (x) E sel (y) E sel regresi


0 0,65 0,645

1 0,60 0,615

2 0,60 0,585
3 0,55 0,555

Grafik sebelum regresi

Grafik Sebelum Regresi


0.66
0.64
0.62
0.6
E sel

0.58
0.56
0.54
0.52
0.5
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

log Zn2+/Cu2+

Grafik setelah regresi

Grafik Setelah Regresi


0.7

0.65
E sel regresi

f(x) = − 0.03 x + 0.68


0.6 R² = 1

0.55

0.5
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

log Zn2+/Cu2+

y = ax + b

b = intercept = 0,675
∆ y y 3− y 1 0.645−0,585
a = slope = tg α = = = = 0,03
∆ x x 3−x 1 2−0

y = ax + b

y= -0,03x + 0,675

a= E osel = 0,03 volt

b = 0,675

4.4 Pembahasan

Sel elektrokimia adalah sel terdiri dari dua elektroda, yang berupa

konduktor logam, yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat

berupa larutan, cairan atau padatan). Pada percobaan ini, GGl sel Daniel

ditentukan dengan menyusun serangkaian alat yang menggambarkan sel Daniel.

Pada rangkaian ini, logam tembaga dicelupkan dalam larutan CuSO 4 0,25 M dan

logam seng dicelupkan pada larutan ZnSO4 0,25 M masing-masing sebanyak 50

mL. Kedua larutan kemudian dihubungkan dengan jembatan garam yang terbuat

dari kertas saring yang telah direndam dalam amonium nitrat (NH4NO3) jenuh.

Sedangkan kedua elektroda (Zn dan Cu) dihubungkan dengan alat petunjuk

potensial yaitu multitester.

Logam Zn akan melepaskan elektron dan berubah membentuk ion Zn2+ dan

begabung dalam larutan ZnSO4. Elektron mengalir dari elektrode Zn ke elektrode

Cu. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 menerima elektron dan ion tersebut berubah

membentuk endapan logam Cu. Aliran elektron ini menyebabkan perbedaan

potensial antara kedua elektroda. Perbedaan potensial ini terukur pada alat

multitester sebagai beda potensial dengan simbol E. Perbedaan potensial akan


mencapai maksimum ketika tidak ada arus yang mengalir. Perbedaan maksimum

ini dinamakan GGLsel atau E sel.

Jembatan garam yang digunakan pada percobaan ini sebagai penghubung

antara kedua larutan. Fungsi jembatan garam ini adalah sebagai penyetara kation

dan anion dalam larutan. Penjelasan lebih lanjut yakni karena terjadi kenaikan

jumlah ion Zn2+ dalam larutan ZnSO4, sedangkan dalam larutan CuSO4 terjadi

penurunan jumlah ion Cu2+, dalam keadaan normalnya, maka banyaknya kation

dalam hal ini Zn2+ dan Cu2+ harus setara dengan anion SO42-. Disinilah fungsi dari

jembatan garam yang akan menyetarakan kedua larutan. Dalam larutan ZnSO4

masuk anion NO32- dari jembatan garam sesuai dengan bertambahnya ion Zn.

Sedangkan pada larutan CuSO4 yang kekurangan Cu2+ atau terjadi kelebihan

SO42-. Maka ion SO42- masuk ke jembatan garam menggantikan NO32- yang masuk

ke larutan ZnSO4.

Nilai E sel merupakan fungsi yang bergantung pada berbagai faktor antara

lain suhu dan konsentrasi larutan. Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan

pengamatan perubahan E sel terhadap perubahan konsentrasi. Dari percobaan ini

diperoleh bahwa semakin besar konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan,

maka akan semakin besar beda potensial yang dihasilkan oleh sel ini. Hal ini

dapat dijelaskan oleh karena semakin besar konsentrasi unsur di dalam larutan,

maka akan semakin banyak kemungkinan spesies yang dapat mentransfer elektron

sehingga beda potensialnya pun semakin lebih besar pada konsentrasi elektrolit

yang lebih besar. Hubungan ini merupakan persamaan garis lurus yang dapat kita

lihat dari grafik yang diperoleh. Hubungan ini dinyatakan lewat persamaan

Nernst.
Nilai E sel dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, konsentrasi, dan

zat pengotor pada elektroda. Oleh sebab itu, pengukurannya dilakukan dengan

konsentrasi larutan CuSO4 yang berbeda-beda yaitu 0,25 M, 0,025 M, 0,0025 M

dan 0,00025 M. Setiap larutan CuSO4 dengan konsentrasi yang berbeda kertas

saringnya diganti karena telah bereaksi dengan larutan sebelumnya dan untuk

menjaga konsentrasi larutan yang digunakan, demikian pula dengan elektroda

tembaganya harus diamplas untuk menghilangkan endapan atau pengotor yang

menempel. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan hasil yang akan

diperoleh karena sedikit saja pengotor dapat menimbulkan kesalahan yang besar.

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh nilai potensial sel yang menurun,

dengan nilai potensial sel pada konsentrasi 0,25 M diperoleh 0,65 V. Namun pada

konsentrasi 0,0025 M tidak terjadi penurunan nilai potensial sel. Ini mungkin

disebabkan karena sel yang digunakan terutama setengah sel tembaga yang

kurang bersih, karena sedikit kotoran saja dapat menimbulkan kesalahan yang

besar. Nilai gradien yang diperoleh secara praktek adalah 0,03 dengan intercept

0,675, sedangkan nilai gradien secara teoritik adalah sebesar 0,0301 J/C.

Perbedaan antara praktek dan teori adalah sebesar 0,0001. Perbedaan ini mungkin

disebabkan karena pengenceran larutan yang dilakukan kurang hati-hati sehingga

konsentrasi larutan yang sebenarnya tidak diperoleh. Kemungkinan yang lain

adalah pada pembacaan pH meter yang kurang teliti.

.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, T., 1993, Kimia Fisik Untuk Universitas, Gramedia, Jakarta.

Day, R.A dan Underwood, A.L., 1999, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta.

Dogra, S. K. dan Dogra, S., 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, UI Press, Jakarta.

Goldberg, D. E., 2005, Beginning Chemistry, Third Edition, McGraw-Hill, United


States of America.

Oxtoby, D. W., 1999, Kimia Modern, Jilid 1 Edisi 4, Erlangga, Jakarta.

Taba, P., Zakir, M., dan Fauziah, S., 2010, Penuntun Praktikum Kimia Fisika,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan percobaan ini, yakni

1. Secara praktek diperoleh:

 Eosel secara teori = 1,10 V

Eosel secara praktek = 1,1 V

 Nilai gradien secara teori = 0,0301 J/C

Nilai gradien secara praktek = 0,03 J/C

2. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan persamaan Nernst hampir sempurna

dengan yang diperoleh secara praktek.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya

pada percobaan ini ke depan dilakukan juga pengerjaan penentuan Esel dengan

elektrolit yang memiliki suhu yang berbeda-beda, sehingga pengaruh suhu

terhadap besarnya Esel juga dapat diamati sebagaimana yang telah diuraikan dalam

teori.
LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 26 April 2010

Asisten, Praktikan,

(A. YANTI PUSPITA SARI) (IMELDA SUNARYO)


BAGAN KERJA

Logam Cu Logam Zn

- Dibersihkan permukaannya - Dibersihkan permukaannya


dengan kertas amplas dengan kertas amplas
- Dihubungkan dengan kabel - Dihubungkan dengan kabel
- Dicelupkan ke dalam larutan - Dicelupkan ke dalam
CuSO4 0,25 M larutan ZnSO4 0,25 M

Dihubungkan dengan
jembatan garam

- Kedua elektroda dihubungkan dengan voltmeter


- Diamati nilai GGL
- Dicatat polaritas ke dua elektroda
- Dicatat suhu ruangan
- Diulangi percobaan dengan mengganti larutan
CuSO4 0,25 M dengan larutan CuSO4 0,025 M;
0,0025 M; dan 0,00025 M

Hasil

You might also like