You are on page 1of 8

Kepada Yth.

Bapak Ketua Pengadilan Negeri Semarang


Di Jl. pahlawan No. 36, Semarang

No. 8845/FS/V/2008
Perihal : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

Pengugat:
Rudini TH Silaban
———————————————————————-
Melawan
———————————————————————-
Tergugat:
BPN
Perseroan Dagang Loan & Co

Turut Tergugat:
PT Pertamija
Departemen Keuangan RI

Yang bertandatangan di bawah ini:——————————————————————


Hotman Sitompul.SH

Secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama, Advokat di HOTMAN & PARTNERS, beralamat


di Gedung Saor Universal Tower Lantai 31 & 32, Jalan Gotot Subroto Kav. 33, Jakarta 10232,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 23/SK/XII/Pdt/FYNDPDCL/2008 tanggal 5 Januari
2008, bertindak untuk dan atas nama Rudini TH Silaban, PENGGUGGAT bersama ini
mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum dan mohon sita jaminan terhadap :

1. BADAN PERTANAHAN NASIONAL Cq. KAKANWIL BADAN PERTANAHAN


NASIONAL JAWA TENGAH Cq. KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL
SURAKARTA, berkedudukan di Jalan Tresnojoyo No. 4 Surakarta, selanjutnya disebut
TERGUGAT I;
2. Perseroan Dagang LOAN & CO, berkedudukan di Jl. Kesatria VIII No.7 Surakarta,
selanjutnya disebut TERGUGAT II
Serta
3. PT PERTAMIJA : berkedudukan di Jalan Pertanian I No. 22 Jakarta Selatan, selanjutnya
disebut sebagai TURUT TERGUGAT I
4. PEMERINTAH RI qq. DEPARTEMEN KEUANGAN RI, berkedudukan di Jalan Merdeka
Barat Kav 2 Jakarta Pusat, selanjutnya disebut Turut Tergugat II
Adapun alasan-alasan dan keadaan hukum yang menjadi DASAR GUGATAN ini adalah sebagai
berikut:

Bahwa Para Penggugat adalah ahli waris dari Nyonya Oewij Wijen Silaban berdasarkan Surat
Wasiat atas nama Nyonya Oewij Wijen Silaban yang secara sah terbuka pada tanggal 5
Desember 2000 (vide Salinan Akta Penetapan dan Pembagian Warisan Nomor:
116/APW/1992/PA.SR tanggal 5-12-2000).

Bahwa Harta Warisan Alm. Nyonya Oewij Wijen Silaban salah satunya ialah sebuah Tanah adat
Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Semarang atas tanah seluas ± 15.000 meter²
berdasarkan Petuk Nomor 567, yang kini dimiliki secara sah oleh Para Penggugat berdasarkan
Pasal 584 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:
“Hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan pengambilan untuk dimiliki,
dengan perlekatan, dengan kedaluwarsa, dengan pewarisan, baik menurut undang-undang
maupun menurut surat wasiat, dan dengan penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu
peristiwa perdata untuk pemindahan hak milik, yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk
berbuat terhadap barang itu.”
Bahwa secara de facto dan yuridis tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota
Semarang yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan penetapan
Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD.

Bahwa pada tanggal 14 Januari 1950 Nyonya Oewij Wijen Silaban mendapatkan Petuk Nomor
567 dari Kepala Desa Sewu, Kecamatan Jebres, semarang, H. Wahyuno Tresnojoyo atas
pembayaran pajak tanah Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Semarang seluas ±
15.000 meter² yang selama ini dimilikinya dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Tanah milik Aling
Selatan : Jalan Raya Berem Solo
Barat : Tanah milik Ko Asiong
Timur : Tanah berupa Sawah milik Nyonya Lintang

Bahwa pada bulan Juni 1951 Nyonya Oewij Wijen Silaban yang merupakan pewaris dari PARA
PENGGUGAT melimpahkan wewenang dengan delegasi atas tanah petuk milik para Penggugat
digarap oleh H. Mustafa Arabia berdasarkan Surat Kuasa (terlampir) untuk mengusahakan
pertanian di atas tanah Petuk dengan padi serta palawija serta hasilnya selalu dijual ke Pasar
Tradisional Lawang Sewu, menyetorkan hasil keuntungan bersih secara bagi hasil 75% untuk
Nyonya Oewij Wijen Silaban dan 25% untuk H. Mustafa Arabia.

Bahwa pada tanggal 1 Mei 1982, Nyonya Oewij Wijen Silaban meminjam uang sebesar Rp
560.000,00 dengan bunga 2 % tiap bulan berdasarkan Akta Perjanjian Hutang No.
920/PH/V/1982 untuk membangun sebuah rumah diatas tanah petuknya kepada TERGUGAT II
diwakili Erick Van Goeh sebagai sekutu yang bertanggungjawab kepada pihak ketiga serta
mewakili TERGUGAT II didalam dan diluar pengadilan berdasarkan AD TERGUGAT II (P-2).

Bahwa Nyonya Oewij Wijen Sialban menjaminkan dengan hipotik tanah petuknya dan
menyerahkan salinan Petuk Nomor 567 kepada Erick Van Goeh sebagai jaminan atas Perjanjian
Pinjaman berdasarkan Akta Penjaminan Pelunasan Pembayaran No. 921/JP/V/1982 tertanggal 1
Mei 1982.

Bahwa pada tanggal 1 September 1982, Nyonya Oewij Wijen Silaban telah melunasi utangnya
berserta bunga 2 % sebulan kepada Erick Van Goeh di hadapan Kingo Saoro, S.N., Notaris di
Semarang dibawah Akta Pelunasan Hutang No.693/L-82.

Bahwa di sekitar akhir tahun 1983, tanpa sepengetahuan, tanpa hak dan tanpa seizin Nyonya
Oewij Wijen Slaban, Erick Van Goeh dengan persetujuan Tergugat II telah mengajukan
permohonan pendaftaran Hak Guna Bangunan atas tanah Petuk Nomor 567 kepada Tergugat
secara melawan hukum, dengan menyertakan Salinan petuk Nomor 567, serta Akta Perjanjian
Hutang No. 940/PH/V/1983 tertanggal 19 Oktober 1983 dengan Akta Penjaminan Pelunasan
Pembayaran No. 941/JP/V/tertanggal 19 Oktober 1983 yang menyatakan jika Nyonya Oewij
Wijen Silaban tidak dapat melunasi utangnya, ia dengan sukarela mengizinkan Eric Van Goeh
memiliki Hak Guna Bangunan diatas tanah petuk Nomor 567.

Bahwa perbuatan TERGUGAT II tersebut telah menimbulkan kerugian bagi Nyonya Oewij
Wijen Silaban dan Para Penggugat sebagai ahli warisnya yang sah sehingga termasuk Perbuatan
Melawan Hukum berdasarkan pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut.”

Bahwa Akta Perjanjian Hutang No. 940/PH/V/1983 dengan Akta Penjaminan Pelunasan
Pembayaran No. 941/JP/V/1983 tertanggal 19 Oktober 1983 adalah palsu berdasarkan Berita
Acara Pemeriksaan oleh Laboratorium Kriminalitas No.1092/DF.2000 tanggal 25 November
2000 yang ditandatangani oleh Drs. Budi Arman Anizon dan Syahrial Nagur serta Dra. Kalentini
dan diketahui oleh Drs. Billy HW.

Bahwa sesuai penelitian dan hasil berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan oleh Laboratorium
Kriminalitas No.1092/DF.2000 tanggal 25 November 2000 yang ditandatangani oleh Drs. Budi
Arman Anizon dan Syahrial Nagur serta Dra. Kalentini dan diketahui oleh Drs. Billy HW, Surat
Perjanjian tersebut tidak pernah ada dan tanda tangan Ny. Oewij Wijen Silaban telah dipalsukan;

Bahwa pada 14 Desember 1983 TERGUGAT I telah menerbitkan Sertifikat Hak Guna Bangunan
No. 07/Semarangdan Gambar Situasi No. 192/5952/1982 atas nama Erick Van Goeh.

Bahwa tindakan hukum tergugat I tersebut telah melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan
yang Baik terutama Azas kecermatan dan ketelitian atau hati-hati sebagaimana dimaksud Pasal
45 ayat (1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan
menimbulkan kerugian bagi Ny. Oewij Wijen Silaban dan PARA PENGGUGAT sebagai ahli
warisnya yang sah.
Bahwa Tergugat I telah melanggar Pasal 25 PP No. 1 tahun 1961 yang menyebutkan bahwa:

1) Akta untuk memindahkan hak, memberikan hak baru, menggadaikan tanah, atau
meminjamkan uang dengan tanggungan hak atas tanah yang belum dibukukan dibuat oleh
pejabat jika kepadanya, dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 22 ayat (1) sub. a diserahkan
Surat Keterangan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa hak atas tanah itu
belum mempunyai sertifikat atau sertifikat sementara. Di daerah-daerah kecamatan di luar kota
tempat kedudukan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah surat keterangan Kepala Kantor
Pendaftaran Tanah tersebut dapat diganti dengan pernyataan yang memindahkan, memberikan,
menggadaikan, atau menanggungkan hak itu, yang dikuatkan oleh Kepala Desa dan seorang
anggota Pemerintah Desa yang bersangkutan. Selain surat-surat keterangan tersebut, kepada
pejabat itu harus diserahkan pula :

• Surat Bukti Hak dan keterangan kepala desa yang dikuatkan oleh asisten wedana yang
membenarkan surat bukti hak itu.
• Surat tanda bukti pembayaran biaya pendaftaran.

2) Pembuatan akta yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini harus disaksikan oleh kepala desa dan
seorang anggota pemerintah desa yang bersangkutan.

Setelah menerima akta dan warkah lainnya yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, Kepala
Kantor Pendaftaran Tanah membukukannya dalam daftar buku tanah yang bersangkutan.

Bahwa atas tindakan Tergugat I dalam menerbitkan sertifikat tanah sengketa kepada dan atas
nama tanpa melalui prosedur undang-undang yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi
PARA PENGGUGAT maka TERGUGAT I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum.

Bahwa pada tanggal 1 Februari 1990, Tergugat II diwakili Erick Van Goeh dihadapan Notaris
Rihanna, SH mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Sertivia yang berjangka waktu 10
tahun, bunga 8% sebesar Rp 1.000.000,00 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.
881/PJ/II/1990 dengan salah satu jaminan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor
07/SOLO berdasarkan Akta Jaminan Perjanjian Kredit No. 882/PJ/II/1990.

Bahwa jaminan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 07/SOLO dikeluarkan atas tanah
Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta seluas ± 15.000 meter², yang
merupakan tanah Petuk Ny. Oewij Wijen.

Bahwa pada tanggal 25 Mei 1999, bersamaan dengan terjadinya krisis moneter di Iondonesia,
Bank Sertivia termasuk dalam 52 bank beku operasi dan bank beku kegiatan usaha (BBO-
BBKU) yang kemudian dilikuidasi dan seluruh asetnya diambil alih oleh Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) berdasarkan PP No. 25/1999 tentang likuidasi bank.

Bahwa pada tanggal 25 Mei 1999, TERGUGAT II belum melunasi hutang kreditnya atas Akta
Perjanjian Kredit No. 881/PJ/II/1990.

Bahwa jaminan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 07/SOLO atas tanah Petuk C 176
Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta seluas ± 15.000 meter² termasuk asset yang
diambil alih oleh BPPN. Hal ini berdasarkan Pasal 53 ayat (1) yaitu:
“Penanganan kredit Bank Dalam Penyehatan atau Aset Dalam Restrukturisasi dapat dilakukan
melalui tindakan-tindakan antara lain:
Pemantauan kredit;
Peninjauan ulang, pengubahan, pembatalan, pengakhiran dan atau penyempurnaan dokumen
kredit dan jaminan
Restrukturisasi kredit
Penagihan piutang;
Penyertaan modal pada Debitur;
Memberikan jaminan atau penanggungan;
Pemberian atau penambahan fasilitas pembiayaan; dan atau
Penghapusbukuan piutang.”

Bahwa pada tanggal 1 Desember 1999, BPPN atas persetujuan TURUT TERGUGAT II,
menyerahkan tanah PENGGUGAT kepada TURUT TERGUGAT I sebagai bentuk penyertaan
modal dari pemerintah kepada TURUT TERGUGAT I.

Bahwa pada tanggal 5 Januari 2000, TERGUGAT I menerbitkan sertifikat HGU dengan
No.10/Semarang atas nama TURUT TERGUGAT I yang diubah atas Hak Guna Bangunan
Tanah petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta seluas ± 15.000 meter²
atas nama Erick Van Goeh.

Bahwa PENGGUGAT juga dapat meminta ganti rugi atas tindakan TERGUGAT I berdasarkan
Pasal 32 ayat (1) dan (2) PP No. 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah dimana selama tidak dapat
dibuktikan sebaliknya data yang ada disertipikat adalah benar. Dan apabila sertipikat telah
dipunyai selama 5 (lima) tahun dan dikuasai oleh pihak yang mempunyai tanda bukti hak
sertipikat dan diperoleh dengan itikad baik selama 5 tahun maka pihak yang merasa berhak tidak
dapat menggugat hak atas tanah dan apabila ada kesalahan dalam pendaftaran dapat diberikan
ganti rugi oleh Pemerintah.

Bahwa hingga sekarang penguasaan atas tanah tersebut hingga tahun 2000 masih dalam kendali
Nyonya Oewij Wijen berdasarkan kuitansi penjualan padi 100 kuintal dan palawija 50 kuintal
kepada Pasar Lawang Sewu Rp 125.000.000,-, sehingga TURUT TERGUGAT I tidak pernah
menguasai lebih dari 5 Tahun, dan yang menguasai tanah selama lebih dari 50 tahun ialah
Nyonya Oewij Wijen.

Bahwa sejak bulan Desember 2000 Para Penggugat tidak bisa lagi mengusahakan tanah petuk.

Bahwa pada tahun 2001 Ny. Oewij Wijen dan PARA PENGGUGAT telah mengadakan
Perjanjian Jual Beli atas Tanah tersebut, tetapi batal.

Bahwa pembatalan tersebut disebabkan telah terbitnya Sertifikat HGU dengan No.10/Semarang
atas nama TURUT TERGUGAT I.

Bahwa dari perbuatan PARA TERGUGAT, Ny. Oewij Wijen Silaban dan PARA PENGGUGAT
sebagai ahli warisnya yang sah telah dirugikan secara moril dan materiil.

1. Bahwa kerugian materiil yang dialami oleh Ny. Oewij Wijen Silaban atas tindakan PARA
TERGUGAT tersebut sebesar Rp. 1.000.000.000,- dengan rincian:
Penjualan padi dan palawija selama 1 tahun Rp. 32.500.000,00
Pengrusakan lahan Rp. 250.000.000,00
Batalnya pembelian atas tanah Rp. 717.500.000,00
___________________+
Total Rp. 1.000.000.000,00
Bahwa sejak tahun 1950 Nyonya Oewij Wijen selalu membayar pajak atas tanah sengketa
berdasarkan bukti pembayaran pajak Petuk, Ipeda, dan PBB.

Bahwa Nyonya Oewij Wijen Silaban seharusnya mendapat perlindungan dari Pemerintah atas
tanah Petuk berdasarkan (S. 1923-425 jo S. 1931-168) dimana Pengenaan pajak dilakukan
dengan penerbitan surat pengenaan pajak atas nama pemilik tanah, yang di kalangan rakyat
dikenal dengan sebutan : Petuk pajak, Pipil, Girik, Petok dan lain-lainnya. Karena pajak
dikenakan pada yang memiliki tanahnya, petuk pajak yang fungsinya sebagai surat pengenaan
dan tanda pembayaran pajak, di kalangan rakyat dianggap dan diperlakukan sebagai tanda bukti
pemilikan tanah yang bersangkutan. Pengenaan dan penerimaan pembayaran pajaknya oleh
Pemerintah pun oleh rakyat diartikan sebagai pengakuan hak pembayar pajak atas tanah yang
bersangkutan oleh Pemerintah. Jika ada gangguan pembayar pajak mengharapkan memperoleh
perlindungan dari Pemerintah.

Bahwa status tanah dan hubungan hukum wajib pajak dengan tanah yang menjadi obyek pajak
merupakan salah satu faktor penentu pengenaan pajaknya.

Bahwa Petuk dapat dijadikan bukti pemilikan hak, apabila didukung dengan bukti-bukti lain baik
tulisan maupun kesaksian.

Bahwa setiap orang atau badan yang memperoleh manfaat dari suatu bidang tanah bisa menjadi
subyek pajak PBB, termasuk mereka yang menjadi pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.
dapat diketahui dari ketentuan pasal 4 ayat (1) Undang-undang No. 12 tahun 1985: “Yang
menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai sesuatu hak atas
bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas bangunan.”

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas maka tergugat dengan segala kerendahan hati
mohon agar Pengadilan Negeri Surakarta berkenan memutus sebagai berikut :
2. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
3. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (conservatoir beslag) yang dilakukan /diletakkan
oleh pengadilan Negri Surakarta atas “Sebidang tanah berikut bangunan serta hasil bumi
diatasnya yang terletak di Kelurahan Sewu , kecamatan Jebres, kota Surakarta seluas ± 15.000
meter² dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara : Tanah milik Aling
Selatan : Jalan Raya Berem Solo
Barat : Tanah milik Ko Asiong
Timur : Tanah berupa Sawah milik Nyonya Lintang
4. Menyatakan secara hukum PARA TERGUGAT bersalah melakukan perbuatan melawan
hukum terhadap Penggugat;
5. Menyatakan secara hukum Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta
seluas ± 15.000 meter² yang selama ini dimilikinya dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Tanah milik Aling
Selatan : Jalan Raya Berem Solo
Barat : Tanah milik Ko Asiong
Timur : Tanah berupa Sawah milik Nyonya Lintang
Adalah sah secara hukum milik Ny. Oewij Wijen.Silaban
6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar secara sekaligus dan tunai ganti kerugian Ny.
Oewij Wijen Silaban kepada PARA PENGGUGAT sebagai ahli warisnya yang sah sebesar Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
7. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya-biaya yang ditetapkan sebesar
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) kepada PARA PENGGUGAT secara tunai.
8. Menghukum PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk membayar Kerugian
immateriil Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah); apabila lalai dikenakan uang paksa sebesar
Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap hari keterlambatan;
9. Menghukum PARA TERGUGAT DAN TURUT TERGUGAT untuk tunduk dan patuh
terhadap putusan perkara ini;
10. Menyatakan cacat dan tidak sah Sertifikat HGB No. 07/SOLO dan Gambar Situasi No.
192/5952/1982 atas nama Tergugat II ;
11. Menyatakan cacat hukum dan tidak mengikat Akta Perjanjian Hutang No. 940/PH/V/1983
dengan Akta Penjaminan Pelunasan Pembayaran No. 941/JP/V/1983 tertanggal 19 Oktober
1983.
12. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada
perlawanan, banding, kasasi ataupun upaya hukuman lainnya dari para terguggat atau pihak
ketiga lainnya (uitvoerbaar bij Vorraad)
13. Menghukum PARA TERGUGAT DAN TURUT TERGUGAT untuk membayar biaya yang
timbul dalam perkara ini;

Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, PARA
PENGGUGAT mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Hormat Kami ,
Kuasa Hukum Penggugat

Hotman Sitompul.SH & Patners

Maret 13, 2009


Kategori: H.Pidana, H.Tata/Administrasi Negara, Kajian Hukum . . Penulis: Rudini Silaban

1 Komentar

1. Komentar oleh David Pangemanan on April 12, 2009 4:55 pm

PUTUSAN SESAT HAKIM BEJAT Putusan PN. Jkt. Pst No.Put.G/2000/PN.Jkt.Pst


membatalkan Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan
yurisprudensi. Sebaliknya, putusan PN Surakarta No.13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru
menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki
Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha/Tergugat (PT. Tunas Financindo Sarana)
terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.Ajaib. Di zaman terbuka ini masih ada saja
hakim yang berlagak ‘bodoh’, lalu seenaknya membodohi dan menyesatkan masyarakat,
sambil berlindung di bawah ‘dokumen dan rahasia negara’. Statemen “Hukum negara
Indonesia berdiri diatas pondasi suap” (KAI) dan “Ratusan rekening liar terbanyak
dimiliki oknum-oknum MA” (KPK); adalah bukti nyata moral sebagian hakim negara ini
sudah terlampau sesat dan bejat. Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Masyarakat konsumen akan sangat dirugikan karenanya. “Perlawanan Pihak Ketiga”
mungkin salah satu solusinya.Permasalahannya, masihkah Anda mau perduli??David HP.
(0274)9345675

You might also like