You are on page 1of 5

Analisis Cerpen “Kartu Pos dari Surga”

A. Unsur Interensik

1. Tema

Tema cerpen “Kartu Pos dari Surga” adalah kepercayaan seseorang yang
menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Ulasan Tema

Tema cerpen ini cukup menarik. Hal ini disebabkan karena pada masa
seperti ini, kepercayaan sangat sulit untuk diciptakan. Khususnya Jakarta,
sebagian masyarakat Jakarta sudah berfikir jauh ke depan. Sehingga mereka
akan berfikir kearah untung dan ruginya suatu masalah dan tindakan yang
dilakukan. Oleh karena itu, sebagian masyarakatnya juga dapat dikatakan
sebagai masyarakat yang licik. Misalnya, ketika seseorang baik ke orang
lain. Ternyata ia memiliki tujuan untuk diberi sesuatu oleh orang tersebut.
Hal itu merupakan suatu keuntungan bagi yang meminta dan suatu kerugian
bagi yang diminta. Apabila semua telah mempunyai pemikiran seperti ini,
maka hal yang wajar apabila kepercayaan seseorang susah untuk diciptakan.
Dalam cerpen ini, ditunjukan bahwa suatu kepercayaan yang kuat akan
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan kita
saat itu. Oleh karena itu, cerpen ini mengajari kita bahwa suatu kepercayaan
tidak akan berakhir dengan sia-sia apabila kepercayaan kita itu kuat.
Misalnya saja, kita percaya dan yakin kalau seseorang dapat berubah
menjadi baik. Dengan menunggunya waktu, kepercayaan tersebut dapat saja
terjadi.

2. Alur

Cerita ini dimulai dengan kedatangan seorang gadis kecil yang bernama
Beningnya dengan tergesa-gesa. Sesampainya di depan rumah, Beningnya
mendapati kotak pos yang kosong. Kemudian ia bertanya mengenai kartu
pos kepada Sari yakni pembantunya. Sari yang kebingungan tidak tahu harus
menjawab apa. Malamnya, Marwan yang tidak lain ayah dari Beningnya
ditanya oleh Beningnya. Ia bertanya mengenai kartu pos dari Mamanya.
Dengan berbagai alasan, Marwan menjawab pertanyaan tersebut. Seketika ia
teringat istrinya yang suka mengirimkan kartu pos kepada anaknya apabila ia
sedang bekerja. Tiba-tiba pintu terketuk dan membuat Marwan bangkit.
Ternyata itu Beningnya yang membawa kotak kayu pemberian mamanya
untuk menyimpan kartu pos. Ia tidak bisa tidur dan minta diantar ke rumah
tukang pos. Marwan tiba-tiba berpikir, bagaimana caranya ia untuk memberi
tahukan bahwa sebenarnya mamanya sudah meninggal dalam perjalanan.
Keesokan harinya, Marwan menuliskan kartu pos untuk anaknya. Ia
berharap anaknya mengira kartu pos tersebut berasal dari mamanya.
Ternyata anaknya mengetahui bahwa kartu pos tersebut bukan tulisan
mamanya. Mata Beningnya berkaca-kaca. Cerita ini diakhiri dengan
kemunculan cahaya yang terang keperakan di kamar Beningnya dan ternyata
cahaya tersebut menjadi penanda sebagai kedatangan mama Beningnya ke
hadapan anaknya tersebut.

Ulasan Alur

Alur cerpen ini adalah alur campuran. Hal ini dapat dilihat dari perkenalan
cerita yang menggunakan alur maju. Kemudian, ditengah cerita sang ayah
menceritakan kembali (flash back)bagaimana Ibu Beningnya melewati masa
anak-anak dengan selalu dikirimkan kartu pos oleh ayah ibunya itu. Setelah
itu, alur yang digunakan adalah alur maju. Alur campuran ini sudah cukup
berguna untuk memberitahukan kepada para pembaca apa yang menjadikan
ibu Beningnya selalu mengirimkan kartu pos kepada anaknya. Apabila
cerpen ini tidak menggunakan alur campuran, mungkin cerpen ini akan
membuat pembaca bingung dan menjadi tidak menarik.

3. Penokohan

Ada beberapa tokoh yang mendukung cerpen “Kartu Pos dari Surga”.
Tokoh-tokoh tersebut adalah :

a. Beningnya : Merupakan tokoh utama dalam cerpen ini. Ia


selalu menanti kartu pos dari mamanya. Tokoh ini masih play group
dan ia sangat menyukai kartun Pokoyo. Sifat dari tokoh ini pada
cerpen yaitu baik, mempunyai keyakinan atas kepercayaannya,
cerdas. Hal tersebut terbukti ketika Beningnya mendapatkan kartu
pos, ia mengetahui bahwa kartu pos itu bukan tulisan mamanya.

b. Marwan : Merupakan tokoh yang berperan sebagai Ayah


dari Beningnya. Tokoh ini tidak ingin anaknya mengetahui keadaan
Ibunya yang sebenarnya. Ia juga tidak ingin anaknya terus bersedih.
Pada cerpen, tokoh ini merasa kesulitan untuk memberitahu kepada
anaknya mengenai keadaan Ibunya yang sebenarnya. Tokoh ini juga
selalu berusaha untuk menghindari menjawab langsung pertanyaan
dari Beningnya.

c. Ren : Merupakan tokoh yang berperan sebagai Ibu


Beningnya. Tokoh ini ingin agar anaknya merasakan kebahagiaan
yang sama seperti yang dirasakannya ketika ia mendapat kartu pos
dari ayahnya. Pekerjaan tokoh ini, membuatnya sering berpergian
jauh dan lama. Tokoh ini memiliki kegemaran mengirimkan kartu
pos dari daerah yang disinggahinya.

d. Sari : Merupakan salah satu tokoh pembantu yang


berperan sebagai pembantu rumah Beningnya. Ia memiliki sifat yang
baik hati dan tidak menginginkan anak majikannya bersedih.

e. Ita : Merupakan tokoh pembantu yang berperan


sebagai teman kantor Marwan. Tokoh ini memberikan saran kepada
Marwan mengenai cara menyampaikan tentang keadaan ibunya
kepada sang anak.

4. Latar / Setting

a. Latar Tempat

Peristiwa dalam cerpen “Kartu Pos dari Surga” terjadi di suatu daerah
yang sudah termasuk modern. Rincian daerah tersebut ialah sebagai
berikut :
- Sekolah : Tempat yang hampir setiap hari
dikunjungi oleh Beningnya untuk bersekolah. Di tempat ini
pula, Beningnya sibuk membayang-bayangkan gambar
kartu pos dari mamanya.

- Rumah Beningnya : Tempat Beningnya setiap hari


tinggal. Terdapat Marwan dan Sari pula didalamnya. Di
rumah ini tepatnya di kamar Beningnya, merupakan tempat
pertama Ren setelah kejadian tersebut menampakan diri ke
Beningnya.

b. Latar Waktu

Peristiwa dalam cerpen “Kartu Pos dari Surga” terjadi di kalangan


masyarakat yang cukup modern. Karena pada cerpen dikatakan bahwa
sudah ada HP pada saat itu.

Ulasan Latar / Setting

Latar cerpen “Kartu Pos dari Surga”, baik latar tempat dan latar waktu,
sangat cocok dan mendukung tema. Latar tempat pada cerpen ini
menggambarkan suatu keadaan normal yang sudah biasa di kunjungi
oleh kalangan masyarakat yaitu sekolah dan rumah. Latar yang termasuk
biasa ini cukup mendukung kejadian dalam cerpen. Misalnya disaat
Ibunya menampakan diri. Latar yang digunakan yaitu kamar Beningnya.
Latar yang seperti ini yang menyempurnakan cerita. Karena para
pembaca mengetahui bahwa kamar adalah tempat anak untuk bermain.
Sehingga penulis memunculkan kamar sebagai latar untuk kemunculan
ibunya tersebut. Latar yang pas dan tidak berlebihan ini membuat latar
dalam cerpen ini menjadi sangat cocok.

5. Pesan

Pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui karyanya adalah :

- Kepercayaan harus dilakukan bersama keyakinan.


Ulasan Pesan

Pesan di atas cukup baik dan cocok untuk masyarakat kita sekarang ini.
Mengingat banyak sekali orang yang sudah tidak mempunyai keyakinan dan
kepercayaan di dalam hidupnya.

B. Unsur Ekstrinsik

1. Penyajian

Cerpen ini termasuk cerpen yang cukup menarik. Gambar dalam cerpen
ini juga mendukung konteks cerita, dimana terdapat banyak perangko
dan kartu pos didekat seorang anak perempuan yang sedang
menggunakan rok. Anak perempuan tersebut juga sedang memegang
beberapa kartu pos dan perangko. Pada perangko yang dipegang anak
tersebut, terdapat gambar mata yang sedang mengeluarkan air mata.
Gambar ini menandakan kesedihan anak ini yang berhubungan dengan
perangko dan kartu pos tersebut.

2. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini cukup mudah dimengerti.


Kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat baku dengan
susunan yang baik.

3. Hubungan dengan kehidupan masyarakat

Hubungan cerpen ini dengan kehidupan masyarakat adalah suatu hubungan


antara ibu dan anak yang menggambarkan bahwa kerinduan seorang anak
kepada ibunya dapat menimbulkan suatu kepercayaan dalam diri anak
tersebut dan berlanjut ke keyakinan anak tersebut akan kehadiran ibunya.

You might also like