Professional Documents
Culture Documents
Menurut Praktisi Kesehatan Gigi, dr Rikko Hudyono, pandangan itu sangat menyesatkan
dan hanya mitos. "Akhirnya dari mitos tersebut menimbulkan ketakutan tersendiri bagi
sebagian orang untuk mencabut gigi pada rahang atas," ujarnya.
Sebab, jalur syaraf yang melayani mata dan gigi pada rahang atas berjalan melalui jalur
yang berbeda. Sehingga sangat kecil kemungkinannya pencabutan gigi menyebabkan
kerusakan pada saraf mata.
"Karena mitos itu cukup mengakar di masyarakat mereka lebih memilih langsung
dibuatkan gigi palsu. Tanpa mencabut sisa akar yang ada," ujarnya.
Padahal gigi yang rusak akar giginya harus diangkat. Dengan tidak dicabutnya sisa akar
dan gigi yang rusak tersebut, menjadi penyebab utama infeksi pada rongga mulut.
Terlebih jika gigi geraham yang rusak, harus diwaspadai terjadinya sinusitis.
"Dan sinusitis yang paling sering terjadi di sinus maksilaris. Yakni keradangan sinus pada
sinus di bagian pipi. Ini salah satunya diakibatkan adanya keradangan infeksi dari gigi,"
tambahnya.
Infeksinya pun dapat disebabkan virus, bakteri, jamur ataupun karena adanya polip pada
hidung. Pertanda serangan sinusitis ditandai adanya hambatan saat bernafas serta rasa
nyeri di sekitar wajah.
"Disertai juga keluarnya lendir berwarna kuning kehijauan sebagai tanda adanya nanah di
dalam sinus. Dan juga terkadang ada bau busuk," paparnya.
Untuk mengobatinya tidaklah sesederhana yang dikira. Bahkan, Rikko pun menegaskan
perawatan sinusitis lebih kmpleks daripada perawatan pencabutan. Kerugian baik materi
ataupun waktu jauh lebih besar.
Untuk itulah, sebelum infeksi dari gigi menyebar dan mengakibatkan kerusakan yang
lebih luas, disarankan melakukan pencabutan atau perawatan pada gigi-gigi yang sudah
rusak.