You are on page 1of 47

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PEMERIKSAAN

KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR

1. MAKSUD :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan


hambatan lekat tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung yang dinyatakan
dalam gaya persatuan luas.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang.

2. PERALATAN :
a. Mesin sondir ringan ( 2 ton ) atau mesin sondir berat ( 10 ton ).
b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai kebutuhan
dengan panjang masing – masing 1 meter.
c. Manometer masing – masing 2 buah denagn kapasitas :
a. sondir ringan 0 sampai 50 kg / cm² dan 0 sampai 250 kg / cm².
b. sondir berat 0 sampai 50 kg / cm² dan 0 sampai 600 kg / cm².

3. BENDA UJI :

4. CARA MELAKUKAN :41273701.doc

a. a. Pasang dan aturlah agar mesin sondir vertical ditempat yang akan
diperiksa dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat
kedalam tanah.
b. Pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung udara.
b. Pasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa pertama.
c. Pasang rangkaian pipa pertama beerta konus tersebut (b ) pada mesin sondir.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

d. Tekanlah pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman


tertentu, umumnya setiap 20 cm.
e. Tekanlah batang.
a. Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama – tama akan
menggerakkan ujung konus kebawah sedalam 4 cm, dan bacalah
monometer sebagai perlawanan penetrasi konus ( PK ). Penekanan
selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung kebawah
sedalam 8 cm; bacalah monometer sebagai hasil jumlah perlawanan
( JP ) yaitu perlawanan penetrasi konus ( PK ) dan hambatan lekat ( HL ).
b. Pabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya
dilakukan pada penekanan pertama ( PK ).
f. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan
diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.

5. PERHITUNGAN :
Pekerjaan sondir ringan diberhentikan pada keadaan sebagai berikut :
- Untuk sondir ringan pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut – turut
melebihi 150 kg / cm² atau kedalaman maksimum 30 meter.
- Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut – turut
melebihi 500 kg / cm² atau kedalaman maksimum 50 meter.

a. Hambatan lekat dihitung dengan rumus :


A
HL = ( JP − PK )
B
A = tahap pembacaan = 20 cm
B = factor alat atau ,
Luas konus
Luas torak
= 10

JHL i = ∑O HL
i
b. Jumlah hambatan lekat =

i = kedalaman yang dicapai konus.

c. Buatlah garafik :
ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

a. Perlawanan penetrasi konus ( PK ) terhadap kedalaman.


b. Jumlah hambatan lekat ( JHL ) terhadap kedalaman.
6. PELAPORAN :
a. Lokasi titik sondir.
b. Titik nol sondir harus diikat terhadap suatu titik tetap.
c. Laporkan grafik :
a. Perlawanan penetrasi konus ( PK ) terhadap kedalaman.
b. Jumlah hambatan lekat ( JHL ) terhadap kedalaman.

7. CATATAN :
a. Keuntungan yang diperoleh pada pengguanaan alat ini adalah :
a. Baik untuk lapisan tanahlempung.
b. Dapat dengan cepat menentukan letak lapisan tanah keras.
c. Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah.
d. Dapat dipergunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah
lempung dengan mempergunakan rumus empiris.

b. Kerugian pada penggunaan alat ini adalah :


a. Tidak dapat dipergunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar,
terutama lapisan tanah yang mengandung kerikil dan batu.
b. Hasil penyondiran sangat meragukan apabila letak alat tidak vertical,
atau konus / bikonus tidak bekerja dengan baik.

c. Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan


perlengkapan :
a. Manometer – manometer yang akan dipergunakan masih dalam keadaan
baik sesuai dengan standar yang berlaku.
b. Ukuran konus yang akan dipergunakan harus sesuai dengan ukuran
standar seperti Gambar No. 1.

d. Setiap tahap peeriksaan batang akan dimulai jarum manometer harus


menunjukkan angka nol.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

e. Apabila alat sondir sudah mulai terangkat sedangkan tekanan


manometerbelum mencapai 150 kg / cm² untuk sondir ringan atau 500 kg /
cm² untuk sondir berat, alat sondir diberi pemberat.
f. Pada alat sondir yang masih baik kapsitas tersebut ( ad 5 ) dapat dinaikkan
menjadi 200 kg / cm² untuk sondir ringan dan 550 kg / cm² untuk sondir
berat.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PEMERIKSAAN

KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND – CONE


PB – 0103 – 76
( AASHTO T – 191 – 61* )
( ASTM D – 1556 – 64* )

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan ditempat dari lapisan tanah
atau perkerasaan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya terbatas untuk
tanah yang mengandung butir kasar tidak lebih dari 5 cm.
Kepadatan lapangan ialah berat kering persatuan isi.

2. PERALATAN :
a. Botol transparant untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
b. Corong kalibrasi pasir diameter 16,51 cm.
c. Pelat untuk coong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang bergaris
tengah 16,51 cm.
d. Peralatan kecil yaitu :
palu, sendok, kwas, pahat dan peralatan untuk mencari kadar air.
e. Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg ketelitian sampai 1,0 gram.
f. Satu buah timbangan kapasitas 500 gram ketelitian sampai 0,1 gram
pasir : Pasir bersih, kering dan bias mengalir bebas tidak mengandung bahan
pengikat dan bergradasi lewat saringan No. 10 ( 2 mm ) dan bertahan
pada saringan No. 200 ( 0,075 mm ).

3. BENDA UJI :
4. CARA MELAKUKAN :
a. Menentukan isi botol pasir :
i. Timbanglah alat ( botol + corong ) = ( W1 gram ) .

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

j. Letakkan alat dengan botol dibawah, bukalah kran dan isi dengan air jernih
sampai penuh diatas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan air.
k. Timbanglah alat yang terisi air = ( W2 gram ). Berat air = isi botol pasir.
l. Lakukan langkah ii tiga kali dan ambil harga rata – rata dari ketiga hasil.
Perbedaan masing – masing pengukuran tidak boleh lebih dari 3 cm³.

b. Menentukan berat isi pasir :


i. Letakkan alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata, tutup kran dan isi
corong pelan – pelan dengan pasir.
ii. Bukalah kran, isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian
corong selalu terisi paling sedikit setengahnya.
iii. Tutup kran, bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah =
(W 3 gram ).

c. Menentukan berat pasir dalam corong :


i. Isi botol pelan – pelan dengan pasir secukupnya dan timbang =
(W 4 gram ).

ii. Letakkan alat dengan corong dibawah pada plat corong, pada dasar yang
rata dan bersih.
iii. Buka kran pelan – pelan sampai pasir berhenti mengalir.
iv. Tutup kran, dan timbanglah alat berisi sisa pasir = ( W5 gram ).

v. Hitunglah berat pasir dalam corong = ( W 4 − W5 ) gram .

d. Menentukan berat isi tanah :


i. Isi botol dengan pasir secukupnya.
ii. Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan pelat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku dikeempat
sisinya.
iii. Galilah lubang sedalam minimal 10 cm ( tidak melampaui tebal satu
hamparan padat ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

iv. Seluruh tanah hasil galian dimasukkan kedalam kaleng yang tertutup yang

telah diketahui beratnya = (W 9 gram ). dan timbang kaleng dan tanah

(W 8 gram ).

v. Timbang alat dengan pasir didalamnya = ( W6 gram ).

vi. Letakkan alat pada tempat ( ii ), corong kebawah diatas pelat corong dan
buka kran pelan – pelan sehingga pasir masuk kedalam lubang. Setelah pasir
berhenti mengalir tutup kran kembali dan timbang alat dengan sisa pasir
(W 7 gram ).

vii. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air W % .

5. PERHITUNGAN :

Isi botol = Berat air = (W 2 −W 1 ) cm 3

(W 3 )
− W1
γρ = gram
Berat isi pasir
(W
2 −W ) 1

Berat pasir dalam corong = (W 4 − W5 ) gram


Berat pasir dalam lubang = (W 6 − W7 ) − (W 4 − W5 ) = (W10 ) gram

W10
Isi lubang = = Ve cm 3
γρ
W8 − W9
Berat tanah = γ = gram / cm 3
Ve
γ
Berat isi kering tanah = γ d lap = x 100 % gram / cm 3
100 + W

γ d lap
Derajat kepadatan dilapangan = D x 100 %
γ d lap
6. PELAPORAN :

Dilaporkan dengan bilangan bulat dalam persen.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

7. CATATAN :
a. Dalam menentukan pemeriksaan ini jangan sampai ada getaran –getaran.
b. Untuk menentukan kadar air lihat Pemeriksaan Kadar Air Tanah PB – 0117 -76.
c. Dalam pengisian pasir baik dalam wadah pasir maupun kedalam lobang, harus
dilakukan dengan pelan – pelan agar pasir tidak memadat setempat.
d. Penentuan berat isi pasir 4b, dilakukan pada setiap penggantian jenis pasir yang
baru atau apabila pasir tersebut telah lama dipergunakan ( kotor ).
e. Kepadatan maksimum labotarium harus dikoreksi dengan PB – 0209 – 76.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PEMERIKSAAN

BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT )


PB – 0109 – 76
( AASHTO T – 39 – 74*)
( ASTM D – 423 – 66*)

1. MAKSUD :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas cair. Batas cair ialah kadar air batas dimana suatu tanah berobah dari keaadan cair
menjadi keadaan plastis.

2. PERALATAN :
a. Alat batas cair standard.
b. Alat pembuat alur ( grooving tool ).
c. Sendok dempul ( Spatula ).
d. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
e. Neraca denganketelitian 0,01 gram.
f. Cawan kadar air minimal 4 buah.
g. Spatula dengan panjang 12,5 cm.
h. Botol tempat air suling.
i. Air suling.
j. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
( 110 ± 5 )º C.

3. BENDA UJI :

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh PB – 0105 – 76 dan PB
– 0106 – 76 atau langsung seperti berikut.
a. Jenis – jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hamper semua butirannya
lebih halus dari saringan 0,42 mm ( No. 40 ). Dalm hal ini benda uji tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm ( No. 40 ).
b. Jenis – jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran
yang lebih kasar dari saringan 0,42 mm ( No. 40 ). Keringkan cotoh diudara
sampai bias disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan ,42 mm ( No. 40 ).

4. CARA MELAKUKAN :
a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalm pelat kaca
pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air
suling sedikit demi sedikit, sampai homogen.
c. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan
diletakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaan sedemikian
sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
d. Buatlah alur dengan jalanmembagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembuat alur ( grooving tool ) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur ( grooving tool ) tegak lurus
permukaan mangkok.
e. Putarlah alat edemikian, sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2
putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira – kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada
waktu bersinggungan.
f. Ulang ( c ) sampai dengan ( e ) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan
yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh
sudah betul – betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah
diperoleh jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari
mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah
dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

g. Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat batas cair
bersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merobah kadar airnya. Kemudian
ulangi langkah ( b ) sampai ( f ) minimal 3 kali berturut – turut dengan variasi
kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan
sebesar 8 – 10.

5. PERHITUNGAN :
Hasil hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan
kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar
dengan skala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala
biasa.
Buatlah garis lurus melalui titik titik itu. Jika ternyata titik – titik yang diperoleh tidak
terletak pada suatu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik –titik
tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang
merupakan batas cair ( liquid limit ) dari benda uji tersebut.

6. PELAPORAN :
Catatlah pada formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau
telah kering udara, disaring atau tidak. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat.

7. CATATAN :
a. Alat – alat yang dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam
keadaan bersih dan kering.
i. Periksa tinggi jatuh mangkok alat batas cair apakah sudah tepat 1,0 cm
mangkok ini harus bersih, kering dan tidak goyang.
ii. Alat pembuat alur harus bersih , kering dan tidak aus.
iii. Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang
untuk menentukan beratnya.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

b. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadang –
kadang jika terlalu banyak atau lama pengadukkannya akan berobah sifat. Agar
pengadukkan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat,maka adukan
disimpan dulu dan disimpan dulu dan ditutup rapat dengan kain basah atau
contoh yang telah disiapkan direndam dulu selama 24 jam.
c. Beberapa jenis lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan ternyata
bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas mangkok
bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat
lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalh jika proses berimpitnya dasar alur
disebabkan massa tanah seolah – olah mengalir dan bukan karena bergeser.
Karena terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi beberapa kali dengan
kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair
ini tidak dapat diperoleh.
d. Srlama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh
dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.
e. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 –
30, 30 – 20, 20 – 10, sehingga akan diperoleh 3 titik.
f. Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah kohesive. Alat pembuat
alur ASTM untuk tanah yang kepasiran.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PEMERIKSAAN

BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT )


PB – 0110 – 76
( AASHTO T – 90 – 74*)
( ASTM D – 424 – 74*)

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas plastis.
Batas plastis ialah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis.

2. PERALATAN :
a. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
b. Sendok dempul panjang 12,5 cm.
c. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
e. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah.
f. Botol tempat air suling.
g. Air suling.
h. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110
± 5 )º C.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

3. BENDA UJI :
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh PB – 0105 – 76 dan PB
– 0106 – 76 atau pada kadar air asli sebayak ± 20 gram.

4. CARA MELAKUKAN :
a. Letakkan benda uji diatas pelat kaca, kemudian diaduk sehingga kadar airnya
merata.
b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola – bola tanah dari benda uji itu
seberat 8 gram, kemudian bola – bola tanah itu digeleng diatas pelat kaca.
Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80 – 90
gelengan per - menit.
c. Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm. Kalau pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda
uji mencapai diameter 3 mm suda retak, maka benda uji disatukan kembali,
ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan
bola – bola itu bias mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa
menunjukkan retakan – retakan, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat
diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengadukkan dan penggelengan diulangi terus sampai retakan – retakan itu
terjadi tepat pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm.
e. Periksa kadar air batang tanah pada d dilakukan ganda, benda uji untuk
pemeriksaan kadar air 5 cm.

5. PERHITUNGAN :
Tentukan kadar air rata – rata pada ( 4e ) sebagai harga batas plastis.

6. PELAPORAN :
a. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
b. Catatlah pada formulir.
Benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau sudah kering udara,
disaring atau tidak.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

7. CATATAN :
a. Alat – alat yang akan dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus
dalam keadaan bersih dan kering.
b. Agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat, maka sebaiknya
pengadukkan benda uji untuk batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus
; setelah pengadukan rata pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan
batas plastis.
c. Indeks plastisitas adalah selisih batas cair dan batas plastis ( PI = LL – PL )
( Plastisitas Indek = Liquid Limit – Plastic Limit )
d. Contoh tanah dinyatakan tidak plastis ( Non Plastis = NP ) :
a. Batas cair atau batas plastis tidak dapat ditentukan atau
b. Batas plastis > batas cair
PEMERIKSAAN

BERAT JENIS TANAH


PB – 0110 – 76
( AASHTO T – 100 – 74*)
( ASTM D – 854 – 58*)

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai
butiran lewat saringan No. 4 dengan piknometer.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

2. PERALATAN :
i. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 50 ml.
j. Desikator
k. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 ± 5 )
º C.
l. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

m. Termometer ukuran 0º - 50ºC dengan ketelitian pembacaan 1ºC.


n. Saringan No. 4, No. 10, dan No. 40 dan penadahnya.
o. Botol berisi air suling.
p. Bak perendam.
q. Pompa hampa udara ( vacuum, 1 – 1 ½ PK ) atau tungku listrik ( Kookplaat ).

3. BENDA UJI :
Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan No. 4 jika ternyata bahan
tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan No. 4,maka pemeriksaan
berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB – 0202 – 76. Jika bahan
yang akan diperiksa mengandung campuran butir yang akan tertahan dan yang
lewat dari saringan No. 4 tersebut maka berat jenis butir yang tertahan pada
saringan No. 4 diperiksa menurut cara PB – 0202 – 76 sedang yang melalui
saringan No. 4 diperiksa dengan pemeriksaan PB – 0108 – 76. Berat jenis bahan
adalah harga rata – rata ( sebanding dengan prosentase berat kering masing –
masing ukuran ) yaitu yang dicantumkan pada pemeriksaan PB – 0201 – 76.
Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk
pemeriksaan analisa hodrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui
saringan No. 10 atau No. 40. Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan prosedur
PB – 0108 – 76.
b. Peroleh contoh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan yang lewat
saringan No. 4 atau No. 10. Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh
kurang dari 10 gram untuk botol ukur, dan 50 gram untuk piknometer.
c. Keringkan benda uji pada 105 - 110ºC dan dinginkan sesudah itu dalam
desikator.
Atau benda uji dalam keaadaan tidak dikeringkan ( lihat catatan b.ii ).

4. CARA MELAKUKAN :

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang piknometer dan
tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram ( W1 ).
b. Masukkan benda uji kedalam piknometer dan timbang bersama tutupnya dengan
ketelitian 0,01 gram ( W2 ).
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga. Untuk bahan yang
mengandung lempung diamkan benda uji terendam selama paling sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati – hati selama minimal 10 menit, dan
miringkan botol – botol sekali –sekali untuk mempercepat pengeluaran udara
yang tersekap.
e. Didalam hal mempergunakan pompa vacum tekanan udara didalam piknometer
atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian isilah piknometer
dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu
konstrat didalam bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhu konstrat tambahkan
air suling seperlunya sampai tanda batas atau sampai jenuh.Tutuplah piknometer,
keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram ( W3 ). Ukur
suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 1ºC.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut.
Kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang
suhunya sama dengan suhu pada c dengan ketelitian 1ºC dan pasang tutupnya.
Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan dikoreksi
terhadap suhu, lihat catatan ( W4 ).
g. Pemeriksaan dilakukan ganda ( duplo ).

5. PERHITUNGAN :
a. Hitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :

W2 − W1
Gs =
(W4 − W1 ) − ( W3 −W2 )

W1 = berat piknometer ( gram ).


W2 = berat piknometer dan bahan kering ( gram ).
W3 = berat piknometer, bahan dan air ( gram ).
W4 = berat piknometer dan air ( gram ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Apabila hasil kedua pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 pemeriksaan harus
diulang.
b. Ambil harga rata – rata dari hasil kedua pemeriksaan tersebut.

6. PELAPORAN :
Berat jenis dilaporkan dalam dua angka dibelakang koma, sesuai dengan form PB –
0108 – 76.

7. CATATAN :
a. Kalibrasi piknometer :
i. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat
( W1 ). Piknometer diisi air suling, dan dimasukkan kedalam bejana air
pada suhu 25ºC, sesudah isi botol ( piknometer ) mencapai suhu 25ºC
tutupnya dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dan piknometer
beserta isinya ditimbang ( W 25 ).
ii. Dari nilai W25 yang ditentukan pada 25ºC, susunlah table harga W4 untuk
suatu urutan suhu kira – kira antara 18ºC sampai dengan 31ºC.
Harga – harga W4 dihitung sebagai berikut.

W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi.


W25 = berat piknometer dan air pada suhu 25ºC.
K = factor koreksi ( Daftar No. 1 ).

iii. Faktor koreksi = K


Suhu = T
Daftar No.1 :
T 18 19 20 21 22 23 24
K 1.0016 1.0014 1.0012 1.0010 1.0007 1.0005 1.0003

T 25 26 27 28 29 30 31
K 1.0000 0.9997 0.9995 0.9994 0.9989 0.9986 0.9983

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

iv. Untuk benda uji kering.


Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan
kedalam oven kembali sampai beratnya constant.

v. Untuk benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya
dengan perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagai ( W2 – W1 ).

PEMERIKSAAN

KEPADATAN STANDAR
PB – 0111 – 76
( AASHTO T – 99 – 74* )
( ASTM D – 698 – 70* )

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan memadatkan didalam cetakan silinder berukuran tertentu
dengan menggunakan alat penumbuk 2,5 kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm (12”).
Pemeriksaan kepadatan dapat dilakukan dengan 4 cara sebagai berikut :
Cara A : Cetakan diameter 102 mm ( 4” ), bahan lewat saringan 4,75 mm ( No. 4 ).
Cara B : Cetakan diameter 152 mm ( 6” ), bahan lewat saringan 4,75 mm ( No. 4 ).
Cara C : Cetakan diameter 102 mm ( 4” ), bahan lewat saringan 19 mm ( ¾ “ ).
Cara D : Cetakan diameter 152 mm ( 6” ), bahan lewat saringan 19 mm ( ¾ “).
Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan maka ditetapkan Cara A atau Cara D.

2. PERALATAN :

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

a. Cetakan diameter 102 mm (4”), kapasitas 0,000943 ± 0,000008 m³ ( 0,0333 ±


0,0003 cu. Ft ) dengan diameter dalam 101,6 ± 0,406 mm ( 4,000” ± 0,016”),
tinggi 116,43 ± 0,1270 mm (4,584” ± 0,005”) [ Gambar No. 2].
b. Cetakan diameter 152 mm (6”), kapasitas 0,002124 ± 0,000021 m³ ( 0,07500 ±
0,00075 cu. Ft ) dengan diameter dalam 152,4 ± 0,660 mm ( 6,000” ± 0,024”),
tinggi 116,43 ± 0,1270 mm (4,584” ± 0,005”) [ Gambar No. 3].
Cetakan – cetakan harus dari logam yang mempunyai dinding teguh dan dibuat
sesuai ukuran diatas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat dari
bahan yang sam dengan tinggi lebih kurang 60 mm ( 2 3/8 “) yang dipasang kuat
– kuat dan dapat dilepaskan. Cetakan – cetakan yang telah dipergunakan
beberapa lama sehingga tidak memenuhi syarat toleransi diatas, masih dapat
dipergunakan bila toleransi tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%.

c. i. Alat tumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata,
diameter 50,8 ± 0,127 mm ( 2,000” ± 0,005” ) berat 2,495 ± 0,009 kg ( 5,50
± 0,02 lb ) dilengkapi dengan selubung yang bias mengatur tinggi jatuh
secara bebas setinggi 304,8 ± 1,524 mm ( 12,00” ± 0,06” ).
Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 x 4 buah lubang udara yang
berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5 mm ( 3/8” ) dengan poros tegak lurus
satu sama lain berjarak 9 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup
longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu.
ii. Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis, dari logam yang dilengkapi
alat pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 ± 1,524 mm, ( 12,00” ± 0,06” ) dan
dapat membagi –bagi tumbukan secara merata diatas permukaan .
Alat penumbuk harus mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter
50,8 ± 0,127 mm ( 2,000” ± 0,005” mm ) dan berat 2,495 ± 0,009 kg ( 5,50 ±
0,02 lb ).

d. Alat pengeluar contoh.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

e. Timbangan kapsitas 11,5 kg dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai


( 110 ± 5 )ºC.
f. Alat perata dari besi ( straight edge ) panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang
harus tajam dan sisi lain datar ( 0,01% dari panjang ).
g. Saringan 50 mm ( 2” ), 19 mm ( ¾ “ ) dan 4,75 mm ( No. 4 ).
h. Talam, alat pengaduk dan sendok.

3. BENDA UJI :
a. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab
( damp ), keringkan contoh tersebut sehingga menjadi gembur. Pengeringan
dapat dilakukan diudara atau dengan alat pengering lain dengan suhu tidak lebih
dari 60ºC. Kemudian gumpalan – gumpalan tersebut ditumbuk tetapi butir
aslinya tidak pecah.
b. Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan 4,75 mm ( No. 4 ) untuk
cara A dan B, dan dengan saringan 19 mm ( ¾” ) untuk cara C dan D.
c. Jumlah contoh yang sesuai untuk masing – masing cara pemeriksaan adalah
sebagai berikut :
Cara A sebanyak 15 kg.
Cara B sebanyak 45 kg
Cara C sebanyak 30 kg
Cara D sebanyak 65 kg

d. Benda uji dibagi menjadi 6 bagian, tiap – tiap bagian dicampur air yang
ditentukan dan diaduk sampai merata.
Penambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai berikut :
3 contoh dengan kadar air kira – kira dibawah optimum.
3 contoh dengan kadar air kira – kira diatas optimum.

Perbedaan kadar air dari benda uji masing – masing antara 1 – 3 %.


e. Masing – masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastic dan disimpan
selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

4. CARA MELAKUKAN :
a. Cara A :
i. Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4” ) dan keeping alas dengan

ketelitian 5 gram, ( B1 gram ) .


ii. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut:
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5
cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg ( 5,5 pound )
dengan tinggi jatuh 30,5 cm ( 12” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukkan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian leher, dengan pisau dan lepaskan leher
sambung.
v. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan.
vi. Timbang cetakan berisi benda uji beserta keeping alas dengan ketelitian 5

gram ( B2 gram ) .
vii. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan menggunakan alat
pengeluar uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada
keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air
( W ) dari benda uji sesuai dengan PB – 0210 – 76.

b. Cara B :
i. Timbang cetakan diameter 152 mm ( 6” ) dan keping alas dengan ketelitian

5 gram ( B1 gram ) .
ii. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg ( 5,5 pound )
dengan tinggi jatuh 30 cm ( 12” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.
Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan.
v. Timbang cetakan berisi benda uji beserta kepng alas dengan ketelitian 5

gram, ( B2 gram ) .
vi. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji
pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar
air ( W ) dari benda uji sesuai PB – 0210 – 76 .

c. Cara C :
i. Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4” ) dan keping alas dengan ketelitian

5 gram ( B1 gram ) .
ii. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg ( 5,5 pound )
dengan tinggi jatuh 30,5 cm ( 12” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

v. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul –


betul rata dengan permukaan cetakan. Lubang – lubang yang terjadi pada
Permukaan karena lepasnya butir – butir kasar, harus ditambal dengan
bahan yang berbutir lebih halus.
vi. Timbang cetakan berisi benda uji beserta kepng alas dengan ketelitian 5

gram, ( B2 gram ) .
vii. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji
pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar
air ( W ) dari benda uji sesuai PB – 0210 – 76 .

d. Cara D :
i. Timbang cetakan diameter 152 mm ( 6” ) dan keping alas dengan ketelitian

5 gram ( B1 gram ) .
ii. Cetakan, leher dan keeping alas dipasng jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5
cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg ( 5,5 pound )
dengan tinggi jatuh 30,5 cm ( 12” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.
Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan.
v. Timbang cetakan berisi benda uji beserta kepng alas dengan ketelitian 5

gram, ( B2 gram ) .
vi. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar


air ( W ) dari benda uji sesuai PB – 0210 – 76 .

5. PERHITUNGAN :
a. Hitung berat isi basah dengan mempergunakan rumus berikut :
B2 − B1
γ =
V
( gr / cm ).
3

γ = berat isi basah


B1 = berat cetakan, keping alas ( gram ).
B2 = berat cetakan, keeping alas dan benda uji ( gram ).
V = isi cetakan ( cm ³ ).
b. Hitung berat isi kering rumus berikut :

γ ×100
γd =
(100 +W )
( gr / cm 3 )
γd = berat isi kering ( gr / cm³ ).
W = kadar air ( % ).

6. PELAPORAN :
Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan.
Kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik –
titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva tersebut
dengan ketelitian 0,01 gram / cm³. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering
maksimum ini adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5 %.
Setelah diketahui Wopt dan γ d maksimum gambarlah zero air void line dengan
rumus :
G. γ w
γd =
1 +G. W

γd = berat isi kering ( gr / cm³ ).


G = berat jenis tanah.
γw = berat isi air ( gr / cm³ ).
W = kadar air ( % ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Grafik pemadatan tidak boleh memotong zero air voids line dan pada harga kadar air
yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut.

Laporan harus mencatumkan hal – hal dibawah ini :


a. Cara yang dipergunakan ( cara A, B, C atau D ).
b. Bila cara C dan D yang dipergunakan apakah bahan tertahan saringan 19 mm (
¾” ) dibuang atau diganti.
c. Jenis dari permukaan alat tumbuk.

7. CATATAN :
a. Tanah yang telah dipadatkan dapat dipergunakan lagi untuk percobaan bila
butir tanah tidak pecah akibat penumbukan.
b. Untuk cara C dan D bila diinginkan supaya prosentase bahan kasar lewat
saringan 50 mm ( 2” ) dan tertahan 4,75 mm ( No. 4 ) dipertahankan sama
seperti aslinya dilapangan maka bahan yang tertahan saringan 19 mm ( ¾” )
harus ganti sebagai berikut :
Bahan yang lewat saringan 50 mm ( 2” ) dan tertahan saringan 19 mm ( ¾” )
diganti dengan bahan yang lewat saringan 19 mm ( ¾” ) dan tertahan 4,75
mm ( No. 4 ) dengan jumlah yang sama. Bahan pengganti diambil dari bahan
sisa.
c. Untuk tanah yang berbutir halus ( lanau atau lempung ) petunjuk yang baik
guna mendapatkan kadar air optimum adalah batas plastis.
d. Alat tumbuk mekanis harus dikalibrasi.
e. Kerataan alat perata harus diperhatikan.
f. i. Alas untuk melakukan cetakan waktu dilakukan pemadatan dapat dibuat
dari beton dengan berat tidak kurang dari 91 kg, dan diletakkan pada
dasar yang relative stabil.
ii. Bila dilapangan dapat dipergunakan lantai beton atau permukaan
gorong – gorong persegi atau lantai jembatan.
g. Volume cetakan dikalibrasi menurut cara pemeriksaan Berat Isi Agregrat PB
– 0204 – 76 ( AASHTO T – 19 – 74).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

h. Cara pemadatan seperti gambar No. 1.

PEMERIKSAAN

KEPADATAN BERAT ( MODIFIED )


PB – 0112 – 76
( AASHTO T – 180 – 74* )

1. MAKSUD :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah dengan memadatkan didalam cetakan silinder berukuran tertentu
dengan menggunakan alat penumbuk 4,54 kg ( 10 lbs ) dan tinggi jatuh 45,7 cm
( 18” ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Pemeriksaan kepadatan dibagi 4 cara sebagai berikut :


Cara A : Cetakan diameter 102 mm ( 4” ) bahan lewat saringan 4,75 mm ( No. 4 ).
Cara B : Cetakan diameter 152 mm ( 6” ) bahan lewat saringan 4,75 mm ( No. 4 ).
Cara C : Cetakan diameter 102 mm ( 4” ) bahan lewat saringan 19 mm ( ¾” ).
Cara C : Cetakan diameter 152 mm ( 6” ) bahan lewat saringan 19 mm ( ¾” ).
Bila tidak ditentukan carayang harus dilakukan maka ditetapkan cara A atau D.

2. PERALATAN :

a. Cetakan diameter 102 mm (4”), kapasitas 0,000943 ± 0,000008 m³ ( 0,0333 ±


0,0003 cu. Ft ) dengan diameter dalam 101,6 ± 0,406 mm ( 4,000” ± 0,016”),
tinggi 116,43 ± 0,1270 mm (4,584” ± 0,005”)
b. Cetakan diameter 152 mm (6”), kapasitas 0,002124 ± 0,000021 m³ ( 0,07500 ±
0,00075 cu. Ft ) dengan diameter dalam 152,4 ± 0,660 mm ( 6,000” ± 0,024”),
tinggi 116,43 ± 0,1270 mm (4,584” ± 0,005”)
Cetakan – cetakan harus dari logam yang mempunyai dinding teguh dan dibuat
sesuai ukuran diatas. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, dibuat
dari bahan yang sam dengan tinggi lebih kurang 60 mm ( 2 3/8”) yang dipasang
kuat – kuat dan dapat dilepaskan.
Cetakan – cetakan yang telah dipergunakan beberapa lama sehingga tidak
memenuhi syarat toleransi diatas, masih dapat dipergunakan bila toleransi
tersebut tidak dilampaui lebih dari 50%.

c. i. Alat penumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata,
diameter 50,8 ± 0,127 mm ( 2,000” ± 0,005” ), toleransi 0,013 mm ( 0,005” )
dan berat 4,5359 ± 0,0081 kg. Alat penumbuk dilengkapi dengan selubung
yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 457,2 ± 1,524 mm.
Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 x 4 buah lubang udara yang
berdiameter tidak lebih kecil dari 9,5 mm ( 3/8” ) dengan poros tegak lurus

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

satu sama lain berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup
longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu.
iii. Dapat juga dipergunakan alat tumbuk mekanis, dari logam yang dilengkapi
alat pengontrol tinggi jatuh bebas 457,2 ± 1,524 mm diatas permukaan dan
dapat membagi –bagi tumbukan secara merata diatas permukaan .
Alat penumbuk harus mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter
50,8 ± 0,127 mm ( 2,000” ± 0,005” mm ) dan berat 4,5359 ± 0,0081 kg.

d. Alat pengeluar contoh.


e. Timbangan kapsitas 11,5 kg dengan ketelitian sampai 5 gram. Neraca kapasitas
minimal 1 kg dengan ketelitian 0.1 gram.
f. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)ºC
g. Alat perata dari besi ( straight edge ) panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang
harus tajam dan sisi lain datar ( 0,01% dari panjang ).
h. Saringan 50 mm ( 2” ), 19 mm ( ¾ “ ) dan 4,75 mm ( No. 4 ).
i. Talam, alat pengaduk dan sendok.

3. BENDA UJI :
a. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab
( damp ), keringkan contoh tersebut sehingga menjadi gembur.
Pengeringan dapat dilakukan diudara atau dengan alat pengering lain dengan suhu
tidak lebih dari 60ºC. Kemudian gumpalan – gumpalan tersebut ditumbuk tetapi
butir aslinya tidak pecah.

b. Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan sebagai berikut :


Untuk cara A : dengan mempergunakan saringan 4,75 mm ( No. 4 ).
Untuk cara B : dengan mempergunakan saringan 4,75 mm ( No. 4 ).
Untuk cara C : dengan mempergunakan saringan 19 mm ( ¾ “ ).
Untuk cara D : dengan mempergunakan saringan 19 mm ( ¾ “ ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

c. Jumlah contoh yang sesuai untuk masing – masing cara pemeriksaan adalah
sebagai berikut :
Cara A sebanyak 20 kg.
Cara B sebanyak 45 kg
Cara C sebanyak 35 kg
Cara D sebanyak 70 kg

d. Benda uji dibagi menjadi 6 bagian, tiap – tiap bagian dicampur air yang ditentukan
dan diaduk sampai merata.
Penambahan air diatur sehingga didapat benda – benda uji sebagai berikut :
3 contoh dengan kadar air kira – kira dibawah optimum.
3 contoh dengan kadar air kira – kira diatas optimum.

Penambahan kadar air dari benda uji masing – masing antara 1 – 3 %.


e. Masing – masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastic dan disimpan
selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata.

4. CARA MELAKUKAN :
a. Cara A :
iii. Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4” ) dan keeping alas dengan

ketelitian 5 gram, ( B1 gram ) .


iv. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
v. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut:
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5
cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk Modified 4,54 kg ( 10 lbs )
dengan tinggi jatuh 45,7 mm ( 18” ). Tanah dipadatkan dalam 5 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukkan.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

vi. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.
vii. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan.
viii. Timbang cetakan berisi benda uji beserta keeping alas dengan ketelitian 5

gram ( B2 gram ) .
ix. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan menggunakan alat
pengeluar uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada
keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air
( W ) dari benda uji sesuai dengan PB – 0210 – 76.

b. Cara B :
i. Timbang cetakan diameter 152 mm ( 6” ) dan keping alas dengan ketelitian

5 gram ( B1 gram ) .
ii. Cetakan, leher dan keeping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5
cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk Modified 4,54 kg ( 10 lbs )
dengan tinggi jatuh 45,7 mm ( 18” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.
Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan.
v. Timbang cetakan berisi benda uji beserta kepng alas dengan ketelitian 5

gram, ( B2 gram ) .
vi. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar


air ( W ) dari benda uji sesuai PB – 0210 – 76 .

c. Cara C :
i. Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4” ) dan keping alas dengan ketelitian

5 gram ( B1 gram ) .
ii. Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5
cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk Modified 4,54 kg ( 10 lbs )
dengan tinggi jatuh 45,7 mm ( 18” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.
v. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan. Lubang – lubang yang terjadi pada
Permukaan karena lepasnya butir – butir kasar, harus ditambal dengan
bahan yang berbutir lebih halus.
vi. Timbang cetakan berisi benda uji beserta kepng alas dengan ketelitian 5

gram, ( B2 gram ) .
vii. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji
pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar
air ( W ) dari benda uji sesuai PB – 0210 – 76 .

d. Cara D :
i. Timbang cetakan diameter 152 mm ( 6” ) dan keping alas dengan ketelitian

5 gram ( B1 gram ) .

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ii. Cetakan, leher dan keeping alas dipasng jadi satu, dan tempatkan pada
landasan yang kokoh.
iii. Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan dipadatkan didalam
cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga tinggi
kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5
cm.
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk Modified 4,54 kg ( 10 lbs )
dengan tinggi jatuh 45,7 mm ( 18” ). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan
tiap – tiap lapisan dipadatkan dengan 56 tumbukan.
iv. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher, dengan pisau dan
lepaskan leher sambung.
Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan bahan sehingga betul –
betul rata dengan permukaan cetakan.
v. Timbang cetakan berisi benda uji beserta kepng alas dengan ketelitian 5

gram, ( B2 gram ) .
vi. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat
pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong sebagian kecil dari benda uji
pada keseluruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar
air ( W ) dari benda uji sesuai PB – 0210 – 76 .

5. PERHITUNGAN :
g. Hitung berat isi basah dengan mempergunakan rumus berikut :
B 2 − B1
γ =
V
( gr / cm ).
3

γ = berat isi basah ( gr / cm )


3

B1 = berat cetakan, keping alas ( gr ).


B2 = berat cetakan, keeping alas dan benda uji ( gr ).
V = isi cetakan ( cm ³ ).
h. Hitung berat isi kering rumus berikut :

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

γ ×100
γd =
(100 +W )
( gr / cm 3 )
γd = berat isi kering ( gr / cm³ ).
W = kadar air ( % ).

6. PELAPORAN :
Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan.
Kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik –
titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari kurva tersebut
dengan ketelitian 0,01 gram / cm³. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering
maksimum ini adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5 %.
Setelah diketahui Wopt dan γ d maksimum gambarlah zero air void line dengan
rumus :
G. γ w
γd =
1 +G. W

γd = berat isi kering ( gr / cm³ ).


G = berat jenis tanah.
γw = berat isi air ( gr / cm³ ).
W = kadar air ( % ).

Grafik pemadatan tidak boleh memotong zero air voids line dan pada harga kadar air
yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut.

Laporan harus mencatumkan hal – hal dibawah ini :


a. Cara yang dipergunakan ( cara A, B, C atau D ).
b. Bila cara C dan D yang dipergunakan apakah bahan tertahan saringan 19 mm
( ¾” ) dibuang atau diganti.
c. Jenis dari permukaan alat tumbuk.

7. CATATAN :

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

a. Tanah yang telah dipadatkan dapat dipergunakan lagi untuk percobaan bila
butir tanah tidak pecah akibat penumbukan.
b. Untuk cara C dan D bila diinginkan supaya prosentase bahan kasar lewat
saringan 50 mm ( 2” ) dan tertahan 4,75 mm ( No. 4 ) dipertahankan sama
seperti aslinya dilapangan maka bahan yang tertahan saringan 19 mm ( ¾” )
harus ganti sebagai berikut :
Bahan yang lewat saringan 50 mm ( 2” ) dan tertahan saringan 19 mm ( ¾” )
diganti dengan bahan yang lewat saringan 19 mm ( ¾” ) dan tertahan 4,75
mm ( No. 4 ) dengan jumlah yang sama. Bahan pengganti diambil dari bahan
sisa.
c. Untuk tanah yang berbutir halus ( lanau atau lempung ) petunjuk yang baik
guna mendapatkan kadar air optimum adalah batas plastis. Kadar air
optimum untuk pemadatan Modified kira – kira 2 sampai 4 % dibawah batas
plastis.
d. Alat tumbuk mekanis harus dikalibrasi.
e. Kerataan alat perata harus diperhatikan.
i. i. Alas untuk melakukan cetakan waktu dilakukan pemadatan dapat dibuat
dari beton dengan berat tidak kurang dari 91 kg, dan diletakkan pada
dasar yang relative stabil.
ii. Bila dilapangan dapat dipergunakan lantai beton atau permukaan gorong
– gorong persegi atau lantai jembatan.
i. Volume cetakan dikalibrasi menurut cara pemeriksaan Berat Isi Agregrat PB
– 0204 – 76 ( AASHTO T – 19 – 74 ).
j. Cara pemadatan seperti gambar No. 1.

PEMERIKSAAN

CBR LABORATORIUM
PB – 0113 – 76
( AASHTO T – 193 – 74* )
( ASTM D – 1883 – 73* )

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR ( California Bearing Ratio )
tanah dan campuran tanah agregrat yang dipadatkan dilaboratorium pada kadar air
tertenru. CBR ( California Bearing Ratio ) ialah perbandingan antara beban penetrasi
suatu bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

2. PERALATAN :
a. Mesin penetrasi ( loading machine ) berkapasitas sekurang – kurang 4,45 ton
( 10.000 lb ) dengan penetrasi.
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152.4 ± 0,6609 mm (6”
± 0,0026” ) dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm ( 7” ± 0,005”). Cetakan harus
dilengkapi dengan leher sambung dengan tinggi 50,8 ( 2,0”) dan keeping alas
logam yang berlubang – lubang dengan tebal 9,53 mm ( 3/8” ) dan diameter
lubang tidak lebih dari 1,59 mm ( 1/16” ).
c. Piringan pemisah dari logam ( spacer disk ) dengan diameter 150,8 mm ( 5
15/16” ) dan tebal 61,4 mm ( 2,416” ).
d. Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan PB – 0111 – 76 atau
PB – 0112 – 76.
e. Alat pengukur pengembangan ( swell ) yang terdiri dari keping pengembangan
yang berlubang – lubang dengan batang pengatur, tripot logam, dan arloji
penunjuk.
f. Keping beban dengan berat 2,27 kg ( 5 pound ), diameter 194,2 mm ( 5 7/8” )
dengan lubang tengah diameter 54,0 mm ( 2 1/8” ).
g. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm ( 1,95” ), luas 1935 mm² (3 in² )
dan panjang tidak kurang dari 101,6 mm ( 4” ).
h. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi. Peralatan lain
seperti, talam, alat perata, tempat untuk meredam.

Alat timbang sesuai PB – 0111 – 76 atau PB – 0112 – 76.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

3. BENDA UJI :
Benda uji harus dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan PB – 0111 – 76
atau PB – 0112 -76.
a. Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk
campuran tanah agregat.
b. Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampai kadar air optimum atau kadar
air lain yang dikehendaki.
c. Pasang cetakan pada keeping alas dan timbang. Masukkan piringan pemisah
( spacer disk ) diatas keeping alas dan pasang kertas saring diatasnya.
d. Padatkan bahan tersebut didalam cetakan sesuai dengan cara B atau D dari
pemeriksaan pemadatan PB – 0111 – 76 atau PB – 0112 – 76. Bila benda uji akan
direndam periksa kadar airnya sebelum dipadatkan. Bila benda uji tersebut tidak
direndam, pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari
cetakan.
e. Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-lubang yang
mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan bahan
yang lebih halus. Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali
cetakan berisi benda uji pada keping alas dan timbang.
f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bila
dikehendaki CBR yang direndam ( soaked CBR ) harus dilakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
i. Pasang keping pengembangan diatas permukaan benda uji dan kemudian
pasang keping pemberat yang dikehendaki ( seberat 4 ½ kg ( 10 lbs ) ) atau
sesuai dengan keadaan beban perkerasan.
Rendam cetakan beserta beban didalam air hingga air dapat meresap dari
atas maupun dari bawah.
Pasang tripod beserta arloji pengukur pengembangan. Catat pembacaan
pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam.
Permukaan air selama perendaman harus tetap ( kira-kira 2,5 cm diatas
permukaan benda uji ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Tanah berbutir halus atau berbutir kasar yang dapat melalukan air lebih cepat
dapat direndam dalam waktu yang lebih singkat sampai pembacaan arloji
tetap. Pada akhir perendaman catat pembacaan arloji pengembangan.
ii. Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit sehingga air
bebas mengalir habis. Jagalah agar selama pengeluaran air permukaan benda
uji tidak tergangu.
iii. Ambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya ditimbang.
Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa.

4. CARA MELAKUKAN :
a. Letakan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg
( 10 pound ) atau sesuai dengan beban perkerasan.
b. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang
dipergunakan waktu perendaman.
Letakan pertam-tama keping pemberat 2,27 kg ( 5 pound ) untuk mencegah
mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat.
Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda
uji.
c. Kemudian atur corak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukan beban permulaan sebesar 4,5 kg ( 10 pound ). Pembebanan permulaan
ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji.
Kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di-nol-kan.
d. Berikan pembenan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit ( 0,05” )/menit.
Catat pembacaan pembebanan pada penetrasi 0,312 mm ( 0,0125” ), 0,62 mm
( 0,025” ), 1,25 mm ( 0,05” ), 0,187 mm ( 0,075” ), 2,5 mm ( 0,10” ), 3,75 mm
( 0,15” ), 5 mm ( 0,20” ), 7,5 mm ( 0,30” ), 10 mm ( 0,40” ) dan 12,5 mm (0,50” ).
e. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,50 mm ( 0,5” ).
f. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atas benda uji
setebal 25,4 mm.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

g. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman bila
diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-
kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500
gram untuk tanah berbutir kasar.

5. PERHITUNGAN :
a. Pengembangan ( swell ) ialah perbandingan antara perubahan tinggi selama
perendaman terhadap tinggi benda uji semula dinyatakan dalam prosen.
b. Hitung pembebanan dalam kg ( lb ), dan gambarkan grafik beban terhadap
penetrasi. Pada beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari
ketidak teraturan permukaan atau sebab-sebab lain. Dalam keadaan ini titik nol-
nya harus dikoreksi seperti Gambar No.1.
c. Dengan menggunakan harga-harga beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi
2,54 mm ( 0,1” ) dan 5,08 mm ( 0,2” ) hitung harga CBR dengan cara membagi
beban standar masing-masing 70,31 kg/cm2 ( 1000 psi ) dan 105,47 kg/cm2
( 1500 psi ) dan dikalikan dengan 100 harga CBR diambil harga pada penetrasi
2,54 mm ( 0,1” ). Umumnya harga CBR diambil pada penetrasi 0,1”. Bila harga
yang didapat pada penetrasi 5,08 mm ( 0,2” ) ternyata lebih besar percobaan
tersebut diulangi.
Apabila percobaan ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR pada penetrasi
5,08 mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,54 mm ( 0,1” ) maka harga
CBR diambil harga pada penetrasi 5,08 ( 0,2” ).
Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm ( 0,2” ) maka
harga CBR diambil dari beban maksimum dengan beban standar yang sesuai.

PELAPORAN :
Laporan harus mencatumkan hal-hal seperti berikut :
a. Cara harus dipakai untuk mempersiapkan dan memadatkan benda uji. Cara B atau
D menurut pemadatan PB – 0111 – 76 atau PB – 0112 – 76.
b. Keadaan benda uji ( direndam atau tidak direndam ).
c. Berat isi kering benda uji sebelum direndam.
d. Berat isi kering benda uji setelah direndam.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

e. Kadar air benda uji ( % ) sebelum dan sesudah pemadatan.


f. Kadar air setelah perendaman yang diambil dari lapisan atas benda uji setebal 25,4
mm ( 1” ) atau rata-rata.
g. Pengembangan ( swell ) dalam persen.
h. Harga CBR ( direndam atau tidak direndam ) dalam persen.

7. CATATAN :
a. Bila dikehendaki harga CBR dapat diperiksa pada kadar air atau berat isi kering
yang berlainan.
b. Untuk menentukan CBR rencana ada beberapa cara diantaranya :
i. Cara menurut buku Penetapan Tebal Perkerasan Bina Marga 0/PD/BM.
ii. Cara AASHTO T – 193 – 74.
c. Berat isi kering dihitung dengan kadar air pada waktu perendaman.
d. Bila dikehendaki nilai CBR pada penetrasi 7,5 mm ( 0,3” ), 10,0 mm ( 0,4” ) dan
12,5 mm ( 0,5” ) bagi besarnya beban pada penetrasi yang bersangkutan masing-
masing dengan 5700 : 6900 dan 7800 pound dan kalikan dengan 100 ( lihat
Gambar No. 1 ).

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PEMERIKSAAN

KEKUATAN TEKAN BEBAS


( UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH )
PB – 0114 – 76
( AASHTO T – 208 – 70 )
( ASTM D – 2166 – 66 )

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan bebas
contoh tanah dan batuan yang bersifat koehesif dalam keadaan asli maupun buatan
( remoulded ).
Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah besarnya beban aksial persatuan
luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksialnya
mencapai 20 %.

2. PERALATAN :
a. Mesin tekan bebas ( unconfined compressive machine ).
b. Alat untuk mengeluarkan contoh ( extruder ).
c. Cetakan benda uji berbentuk selinder dengan tinggi 2 kali diameter.
d. Pisau tipis dan tajam.
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
f. Pisau kawat.
g. Stopwatch.

3. BENDA UJI :
a. Benda uji yang dipergunakan berbentuk selinder.
b. Benda uji mempunyai diameter minimal 3,3 cm dan tingginya diambil 2 x
diameter. Biasanya dipergunakan benda uji dengan diameter 6,8 cm dan tingginya
13,6 cm.
c. i. Untuk benda uji berdiameter 3,3 cm besar butir maksimum yang
terkandung
dalam benda uji harus < 0,1 diameter benda uji.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ii. Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butir maksimum yang terkandung
dalam benda uji harus < 1/6 diameter benda uji.
iii. Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang > dari pada ketentuan
tersebut diatas, hal ini dicantumkan dalam laporan.
iv. Menyiapkan benda uji :
- Menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh.
∗ Contoh dikeluarkan dari tabung 1 – 2 cm dengan alat pengluar contoh,
kemudian dipotong dengan pisau kawt dan diratakan dengan pisau .
∗ Pasang alat cetak benda uji didepan tabung contoh, keluarkan contoh
dengan alat pengluar contoh ( extruder ) sepanjang alat cetak kemudian
dipotong dengan pisau kawat.
∗ Alat cetak yang berisi benda uji didirikan dengan ujung yang sudah
dibentuk diatas alas yang rata. Kemudian ujung sebelah atas diratakan
dengan pisau.
∗ Keluarkan benda uji dengan alat cetak.

- Menyiapkan benda uji buatan.


∗ Benda uji buatan bias dipersiapkan dari benda uji bekas atau dari
contoh lain yang tidak asli.
∗ Dalam hal menggunakan benda uji bekas menyiapkan benda uji asli
dari tabung contoh, benda uji tersebut dimasukkan dalam kantong
plastic kemudian diremas dengan jari sampai merata. Pekerjaan
dilakukan dengan hati – hati untuk mencegah udara masuk,memperoleh
kepadatan yang merata dan penguapan air. Padatkan benda uji tersebut
pada cetakan c.ii.
∗ Apabila menggunakan benda uji contoh tidak asli lain, benda uji dapat
disiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih
dahulu. Jika dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih dulu
sebelum diperiksa ( harus dicatat dalam laporan ).

4. CARA MELAKUKAN :
a. Pemerisaan kuat tekan bebas dengan cara mengontrol regangan.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakkan benda uji pada
mesin tekan bebas secara bebas secara centris. Atau mesin diatur sehingga
plat atas menyentuh permukaan benda uji.
c. Atur jam arloji tegangan pad angka nol. Atur kedudukan arloji regangan dan
atau arloji pada angka nol.
d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan – regangan 0,5 %, 1%, 2% dan
seterusnya dengan kecepatan regangan sebesar ½ - 2 % per menit, biasanya
diambil 1% permenit.
e. Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan,
keruntuhan ini dapat dilihat dari makin kecilnya beban walaupun regangan
semakin besar.
f. Jika regangan telah mecapai 20 % tetapi benda uji belum runtuh, maka
pekerjaan dihentikan.

5. PERHITUNGAN :
a. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus :
∆L
e =
L0

e = regangan aksial ( % )
∆ L = perobahan panjang benda uji (cm )
Lo = panjang benda uji semula ( cm )
b. Luas penampang benda uji rata-rata :
Ao
A =
1 −e

Ao = luas penampang benda uji semula ( cm )


c. Hitung besar tegangan normal dari :

T = P / A ( kg/cm2 )
P = n x β ( kg )

n = pembacaan arloji tegangan


β = angka kalibrasi dari cincin penguji ( proving ring ).
6. PELAPORAN :

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

a. Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal 1 angka dibelakang koma.


b. Keterangan mengenai benda uji harus dicantumkan sebagai berikut :
i. Contoh asli atau contoh buatan.
ii. Perbandingan tinggi dan diameter.
iii. Diskripsi visuil tanah.
iv. Kepadatan, kadar air dan derajat kejenuhan.
c. Catat setiap kondisi-kondisi atau data lain yang dianggap perlu untuk menilai
hasil pemeriksaan.
d. Gambarkan grafik hubungan antara regangan dan tegangan; tegangan
sebagai ordinat dan regangan sebagai absis. Tentukan harga maksimum
tegangan atau harga tegangan pada regangan 20 %.

CATATAN :
a. untuk tanah yang getas kecepatan regangan diambil < 1 % per menit.
b. Besar sensitivitas suatu jenis tanah dapat dihitung dari :

qu
St =
qu I
St = sensitivitas
qu
= kuat bebas benda uji buatan

qq uI = Kuat tekan benda buatan dengan benda uji asli.

PEMERIKSAAN

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

KADAR AIR TANAH


PB – 0117 – 76
( ASTM D – 2166 – 71 )

1. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah.
Yang dimaksud dengan kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam dengan berat kering tanah tersebut dinyatakan dalam persen.

2. PERALATAN :
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±5 )°C.
b. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang cukup. Cawan dapat
terbuat dari gelas atau logam misalnya alumunium.
c. i. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
ii. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
iii. Neraca dengan ketelitian 1 gram
iv. Desikator

3. BENDA UJI :
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada
ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa ; dengan ketelitian seperti daftar
no. 1.

Daftar no. 1
Ukuran butir mksimum Jumlah benda uji minimum Ketelitian
¾“ 1000 gram 1 gram
Lewat saringan no. 10 100 gram 0,1 gram
Lewat saringan no. 40 10 gram 0,01 gram

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

CARA MELAKUKAN :
a. benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan dalam cawan
yang bersih, kering dan diketahui beratnya.
b. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan berat dicatat.
c. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven atau
pengering lainya paling sedikit 4 jam ( untuk oven ) atau sampai berat constant.
d. Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator.
e. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.

PERHITUNGAN :
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Berat cawan + tanah basah = W1 gram

Berat cawan + tanah kering = W2 gram

Berat cawan kosong = W3 gram

Berat air = ( W1 − W2 ) gram

Berat bahan kosong = ( W2 − W3 ) gram


Kadar air =

W1 − W2
× 100 %
W2 − W3

PELAPORAN :
Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian satu angka dibelakang koma.

CATATAN :
a. Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat
dilakukan dengan cara :
i. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan
organik atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan
dapat dilakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan
spirtus.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang-ulang, sehingga setelah 3


kali penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan.
ii. jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar,
maka tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spirtus,
tapi harus dikeringkan dengan kompor dengan temperature tidak lebih dari
60° c.
b untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang diberi tanda
dan tidak boleh sampai tertukar.
c. untuk tiap benda uji harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadara air dapat
diambil rata-rata.
d. Agar pengering dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji didalam oven
harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus
dibuka.

ilmusipil.com
laporan praktikum mekanika tanah

You might also like