You are on page 1of 10

DEFINISI & KLASIFIKASI

SIANA – 9999 52 112


ZEFANYA PUSPITA – 9999 52 123
DEWI – 9999 52 119
CHRISTOPHER – 9999 52 069
DEFINISI

 Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna atau pengertian
suatu hal.

Istilah definisi berasal dari bahasa latin ‘difinition’ yang berarti ‘penentuan arti’ atau ‘pembatasa’. Akhir-akhir ini, definisi sering kali
diartikan sebagai keterangan yang merupakan uraian atau penjelasan tentang arti suatu kata atau ungkapan yang membatasi makna
suatu kata atau ungkapan tersebut. Kata atau ungkapan yang hendak dijelaskan di sebut definiendum, sedangkan bagian yang
menjelaskan definiendum itu disebut definiens.

Definisi merupakan unsur atau bagian dari ilmu pengetahuan yang merumuskan dengan singkat dan tepat mengenai ibjek atau
masalah. Definisi sangat penting bagi seseorang yang menginginkan sanggup berpikir dengan baik.pernyataan sebagai suatu bentuk
definisi harus terdiri atas dua bagian, Definiendum dan Definiens, dua bagian ini harus ada jika btidak bukanlah suatu definisi.
Definisi atau batasan arti banyak macamnya, yang disesuaikandengan berbagai langkah, lingkungan, sifat dan tujuannya.

Ada berbagai jenis definisi, salah satunya yang umum adalah definis perkataan dalam kamus (lexical definition)

Definisi dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni :

1.Definisi Nominal (Verbal)


 Definisi yang paling sederhana dan bersifat sementara. Definisi Nominal tidak memberikan penjelasan yang hakiki tentang sesuatu
yang dijelaskan itu. Yang mana dapat disebut juga Definisi Nominal ialah penjelasan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
dimengerti. Jadi sekadar menjelaskan kata sebagai tanda, bukan menjelaskan hal yang ditandai. Definisi Nominal terutama dipakai
pada permulaan sesuatu pembicaraan atau diskusi.
Ex. Jubilee adalah sekolah agama bagi orang kristen
Definisi Nominal ada 6 macam, yaitu :
1. Definisi Sinonim
Ex. Hamba ialah budak tuannya
2. Definisi Simbolik
3. Definisi Etimologik
Ex. Logika adalah istilah yang diambil dari kata Yunani ’Logikos’, yang dibentuk dari kata benda ‘Logos’, yang berarti
‘sesuatu yang di utarakan, suatu pertimbangan akal, kata, percalapan’ atau ‘ungkapan lewat bahasa’
4. Definisi Semantik
5. Definisi Stipulatif
Ex. Bendaharawan adalah orang yang menggurus perbendaharaan secara materi dan non-materi untuk sebuah organisasi
6. Definisi Denotatif

Dalam membuat Definisi Nominalis ada 3 syarat yang perlu diperhatikan, yaitu :

 Jika suatu kata mempunyai suatu arti tertentu harus selalu diikuti menurut arti dan pengertiannya yang sangat biasa
 Jangan menggunakan kata untuk mendefinisikan jika tidak tahu artinya secara tepat
 Jika arti dari suatu istilah menjadi objek pembicaraan maka harus tetap diakui oleh kedua pihak yang berdebat

Definisi Nominal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

- Definisi Nominal Umum  Definisi yang pada umumnya diterima oleh semua orang, yang memberi penjelasan tenang
suatu kata atau ungkapan dengan sesuatu yang sesuai dengan pemahaman umum.
Ex. Ungkapan “Istri adalah wanita yang telah menikah”
- Definisi Nominal Khusus  Definisi yang bersifat relatif dan sering kali juga subjektif. Oleh karena itu tidak berlaku
umum.

2. Definisi Real
 mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa.
Definisi Real dapat dibedakan menjadi 2 bagian besar dan 4 bagian kecil, antara lain :

- Definisi Real Esensial


 Penjelasan dengan cara menguraikan bagian-bagian dasar yang menyusun suatu hal
i. Definisi Real Esensial Fisik / Definisi Konotatif
 Penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia.
ii. Definisi Real Genetic / Definisi Analatik
 Penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian sesuatu benda yang mewujudkan esensinya.
- Definisi Real Deskriptif
 definisi ini menggunakan ciri khas sesuatu yang akan didefinisikan. Ciri khas adalah ciri yang selalu dan tetap terdapa
pada setiap benda yang tertentu.
Ex. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, tidak bermegah diri, tidak angkuh, tidak lekas marah, tidak mementingkan diri
sendiri, suka akan kebenaran.
i. Definisi Real Esensial Deskriptif Kausal
 Penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi atau terwujud. Hal ini berarti juga memaparkan
asal mula atau perkembangan dari hal-hal yang ditunjuk oleh suatu term.
ii. Definisi Real Deskriptif Aksidental
 Penjelasan dengan cara menunjukkan jenis dari halnya denga sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut.
3. Definisi Praktis
 penjelasan tentang sesuatu hal ditinjau dari segi kegunaan atau tujuan. Yang mana dibedakan atas 3 macan , yaitu :
i. Definisi Operasional
 penjelasan suatu term dengan cara mengaskan langkah-langkah pengujian khusus yang haus dilaksanakan atau dengan
metode pengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati
ii. Definisi Fungsional
 penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan atau tujuannya.
iii. Definisi Persuasif
 pada hakikatnya merupakan alat untuk membujuk atau teknik untuk menganjurkan dilakukannya perbuatan tertentu.

Dalam merumuskan definisi ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan supaya definisi yang dirumuskan itu baik dan betul-betul
mengungkapkan pengertian yang didefinisikan secara jelas dan mudah dimengerti.

Syarat-syarat defini secara umum dan sederhana ada 5, yaitu :

1. Definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan


2. Definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti hal yang didefinisikan dengan yang untuk mendefinisikan.
3. Definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat istilah yang didefinisikan
4. Definisi sedapat mungkin harus dinyatakan dalam bentuk rumusan yang positif
5. Definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang kabur atau bahasan kiasan.

Tujuan membuat Definisi

Dibawah ini ada beberapa Pakar atau ahli yang mendeskripsikan beberapa point dalam Tujuan Membuat Definisi, antar lain :

Menurut Nicholas Rescher, beliau membagi tujuan membuat definisi menjadi dua, yaitu :

1. Tujuan Umum, antara lain :


a. Memfasilitasi komunikasi dengan membatu proses kominikasi yang berlangsung menjadi sederhana dan lebih tepat atau
dengan kata lain mempersingkat ekspresi suatu pernyataan yang panjang dan komples sifatnya.
Ex. WHO, singkatan dari World Health Organization
b. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa
c. Definisi juga dapat memberikan suatu ari baru terhadap kata yang sudah lama, contoh : kata Bibi, dahulu didefinisikan
sebagai adik kandung ayah atau ibu perempuan, namun saat ini bisa mempunyai arti pembantu rumah tangga
d. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata
tersebut.
2. Tujuan Khusus, antara lain :
a. Definisi yang tepat (Precising Definition), yaitu definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan
khusus atau tertentu.
Ex. Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusu pada
penetapan hukuman dalam peradilan

b. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical Definition) , yaitu definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari
suatu kata tetapi juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan / penelitian
dan juga kehidupan sehari-hari
Menurut Irving M Copi, beliau menjelaskan bahwa ada 5 tujuan dalam membuat definisi, yaitu :

1.Menambah perbendaharaan kata

Karena bahasa merupakan suatu instrumen yang rumit dan terus berkembang maka dimungkinkan satu kata akan berkembang
mempunyai ari baru atau suatu kejadian akan menimbulkan suatu istilah baru yang memperkaya perbendaharaan bahasa.

2. Menghilangkan kerancuan atau ambiguitas

Hal ini penting karena dengan mengunakan suatu kata yang rancu nantinya akan mengakibatkan argumen yang dikeluarkan
juga menjadi rancu.

3. Mempelajari arti suatu kata

Dengan membuat definisi maka kita tidak akan ragu-ragu lagi dalam menggunakan kata yang bersangkutan sehingga
argumen yang dikeluarkan akan tepat dan benar.

4. Menjelaskan secara teoritis

Definisi dibuat untuk menjelaskan teori yang didapat dari haris penelitian yang telah dilakukan.

Ex. O2 adalah unsur kimia untuk Oksigen

Ex. CO2 adalah unsur kimia untuk Carbon-dioksida

5. Mempengaruhi tingkah laku

Sering definisi dibuat untuk mempengaruhi pikiran, perbuatan atau mengendalikan emosi seseorang

Ex. Kejujuran adalah kelurusan hati, perbuatan baik. Dengan membaca kata kejujuran orang dapat dipengaruhi untuk menjadi
orang jujur
Teknik Mendefinisikan

Nicholas Rescher, mengemukakan ada 8 teknik dalam mendefinisikan sesuatu, antara lain :
1. Enumerative Definition
 Suatu teknik pendefinisan dengan cara memberikan daftar lengkap dari setiap bagian kata yang di definisikan.
Ex. Kota besar di Jawa adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya
Kelemahan dari teknik ini adalah :
 Kata yang tidak dapat kita temukan genrenya
 Kata yang tidak dapat kita temukan differentianya
 Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali bila dihubungkan dengan kata lain, seperti : dan, atau, yang
 Karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas sehingga tidak ditemukan sifat pembedanya

2. Ostensive Definition
 Definisi dibuat untuk mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan
Ex. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang demi untuk mensejahterahkan bangsanya beliau rela mengorbankan
waktu dan tenaga untuk mengajarkan walaupun harus mendapat imbalan yang sedikit, seperti Ki Hajar Dewantara
Dengan metode Genus dan Difference
 Definisi dengan memperhatikan genus dan difference.
Ex. Hewan adalah makhluk insting (makhluk adalah genus sedangkan insting adalah difference)

3. Genetic Definition
 Definisi dibuat dengan memaparkan organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan.
Ex. Mawar Pink adalah hasil perkawinan silang antar mawar merah dan mawar putih.

4. Constructive Definition
 Definisi yang dibuat dengan mengungkapkan instruksi atau perintah
Ex. Mendefinisikan Bangunan Perunahan Mini, penjelasan dapat diberikan dengan mengacu pada bangunan display
tersebut dan brosur-brosur yang tersedia
6. Synonymous Definition
 Definisi yang dibuat dengan mengacu pada definiendum yang sama
Ex. Perempuan adalah wanita

7. Abbreviative Definition
 Definisi yang dibuat dengan menjelaskan kepanjangan simbol dari definiendum
Ex. IN adalah India, SG adalah Singapore, CGK adalah Cengkareng

8. Operational Definition
 Definisi yang dibuat berdasarkan serangkaian percobaan yang dapat menetukan cicik atau tidaknya kata itu dalam kasusa yang
khusus sifatnya.

Aturan-aturan Definisi

Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut :


1. Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk kedalam definisi
Ex. Logika adalah ilmu yang menerangkan hukum logika

2. Definisi tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit


Ex. Merpati adalah burung yang dapat terbang (terlalu luas)
Ex. Kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu (terlalu sempit)

3. Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum
Ex. Sepatu tidak dapat didefinisikan hanya dengan menyebutkan bentuk dan bahan pembuatnya tetapi juga harus diungkapkan
kegunaannya.

4. Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran.


Ex. Kehidupan adalah sebuat permainan game

5. Definisi harus literal, definisi yang diberikan biasanya tidak sesuai dengan definiendumnya kurang lengkap informasinya sehingga
defiens tidak mencerminkan definiendum.
Ex. Ayam adalah alarm manusia dipagi hari
6. Definisi tidak boleh dlama bentuk kalimat negatif
Ex. Keindahan adalah suatu keadaan yang tidak jelek

7. Definisi harus dievaluasi senetral mungkin, ini ada kaitannya dengan “Loaded” defiition

8. Definisi yang dibuat harus teoris konsisten dengan definisi yang sudah berlaku.
Ex. Ramada adalah rumah yang tidak berdinding, sedangkan definisi rumah adalah bangunan kecil dan bangunan adalah
struktur yang ditutup dengan dindingdan atao, jadi bila Ramada adalah rumah yang tidak berdinding maka pengartianya
menjadi tidak konsisten

9. Definisi harus dapat dibolak-balik dengan hal yang didefinisikan


Ex. Perempuan adalah wanita dan wanita adalah perempuan
KLASIFIKASI

Klasifikasi merupakan proses pengelompokan sifat, hubungan, maupun peranan masing-masing unsur yang terpisah dalam suatu
keseluruhan untuk memaami sesuatu konsep universal. Klasifikasi bergerak dari barang-barang, kejadian-kejadian, fakta-fakta
atau proses-proses alam kodrat individual yang beraneka ragam coraknya, menuju kearah keseluruhan yang sistematik dan
bersifat umum. Secara sederhana Klasifikasi dapat diartikan sebagai pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek,
gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Perbedaan atara klasifikasi dan analisis adalah sebagai berikut :


• Analisis lebih erat hubungannya dengan proses yang semata-mata bersifat format
• Klasifikasi lebih bersifat empirik serta induktif

Perbedaan klasifikasi didasarkan atas sifat bahan-bahan yang akan digolong-golongkan disebut dengan klasifikasi kodrati dan
maksud yang dikandung orang yang mengadakan penggolongan disebt dengan klasifikasi buatan dan juga klasifikasi gabungan
antara keduanya yang disebut dengan klasifikasi perantara atau klasifikasi diagnostik.

Klasifikasi kodrati ditentukan oleh susunan kodrati, sifat-sifat dan atribut-atribut yang dapat ditemukan dari bahan-bahan yang
tengah diselidiki. Klasifikasi buatan ditentukan oleh sesuatu maksud yang praktis dari seseorang, seperti untuk mempermudah
penanganannya dan untuk mengheat waktu seta tenaga. Klasifikasi diagnostis merupakan gabungan yang tidak sepenuhnya
kodrati dan juga tidak sepenuhnya buatan.

Hukum-hukum klasifikasi atau penggolongan yang sama intinya denga hukum analisis dapat dietentukan sebagai berikut :
I.Klasifikasi atau penggolongan harus hanya ada satu asaa terntentu
II.Suatu klasifikasi atau penggolongan harus sampai tuntas dan jelas
III.Unsur-unsur sebagai bagian untuk menyusun konsep universal harus jelas terpisah satu dengan yang lain
 
Secara umum klasifikasi terbagi dalam 2 jenis, yaitu :
1.Klasifikasi Artifisial (Artificial Classification)
 Klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut
Ex. Warna buku atau Bentuk buku
2. Klasifikasi Fundamental (Fundamental Classification)
 Klasifikasi yang bahan pustakanya berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun
berganti-banti atau formatnya diubah

You might also like