You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TAKSONOMI HEWAN
“ECHINODERMATA ”

OLEH :
NAMA : ARI YUNI PRIYANI
NIM : 08081004018
KELOMPOK : IV
ASISTEN : ARIF ALGIFAHRI

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Filum Echinodermata terdiri atas lebih kurang 6.000 spesies, semuanya hidup
di laut. Ciri-ciri yang menonjol adalah kulit yang berduri dan simetri radial. Boleh
jadi yang paling menarik adalah sistem pembuluh air. Air laut dimasukkkan ke dalam
sistem saluran dan diguanakan untuk menjulurkan kaki tabung yang berjumlah
banyak. Struktur kaki tabung ini mrmpunyai pengisap di ujung dan membantu hewan
melekat di permukaan yang keras. Filum ini dibagi dalam lima kelas. Kelas Crinoidea
yang menyerupai tumbuhan, kelas Asteroidea yang terdiri atas cawan sentral yang
berisi mulut dan dikelilingi oleh lima lengan ,kelas Ophiuroidea yang mempunyai
lengan lebih panjang dari kelas Asteroidea, kelas Echinoidea yang mempunyai
kerangka berongga yang kaku mirip kotak dan terakhir kelas Holothuroidea yang
mempunyai bentuk seperti mentimun dan kerangka berongga yang kaku mirip kotak
(Kimball 2000 : 917).
Bintang laut dan sebagian besar echinodermata (dari bahasa Yunani echinos
“berduri” dan derma “kulit) adalah hewan sesil atau hewam yang bergerak lamban
degnan simetri radial sebagai hewan dewasa. Bagian internal dan eksternal hewan itu
menjalar dari tengah atau pusat, seringkali berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis
menutupi eksokleton yang terbuat dari lempengan keras. Sebagian besar hewan
echinodermata berubah kasar karena adanya tonjolan kerangka dan dan duri yang
memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari echinodermata adalah sistem pembuluh air
(water vascular system), suatu jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi
penjuluran yang disebut kaki tabung (tube feet) yang berfungsi dalam lokomasi,
makan, dan pertukaran gas (Campbell 2005 : 240).
Anggota filum Echinodermata (ca. 6.000 jenis) adalah penghuni lingkungan
bahari, terutama mintakat bentik. Ciri khasnya adalah bentuk simetri radial yang
pentamer, yaitu tubuh yang berjurus lima tersusun mengelilingi suatu sumbu polar.
Simetri radial yang ditunjukkan hewan filum ini merupakan perkembangan sekunder
dari bentuk larva yang bilateral. Karenanya, hewan-hewan filum ini tidak berkerabat
dengan hewan-hewan radial lainnya. disamping memiliki kerangka dalam yang
mempunyai duri (spine), hewan Echinodermata memiliki sistem coelomic canals
yang khas, dengan penjuluran ke permukaan tubuhnnya; sistem ini disebut sistem
ambulakral (ambulaclar system) (Oemarjati 1990 : 137).
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian
diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di
anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian
Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang
masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya
bercabang dua, tetapi ujungnya buntu (Anonima 2010 : 2).
Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan
individu jantan dan betina yang terpisah dan membebaskan gametnya ke dalam air
laut. Hewan dewasa yang radial tersebut berkembang melalui metamorfosis dari larva
bilateral. Embriologi awal Echinodermata secara jelas mensejajarkan mereka dengan
deuterostoma (Campbell 2005 : 240).
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae
(Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan
menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh
akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk
selanjutnya dilepas ke luar tubuh. Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya
tereduksi, sukar diamati (Anonima 2010 : 2).

1.2. Tujuan Praktikum

Prktikum ini bertujuan untuk mengamati hewan dari filum Echinodermata


serta bagian-bagian dari kelasnya dan mengklasifikasikannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos artinya duri dan derma artinya
kulit. Jadi Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Hewan ini biasanya
hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m. Sebagian hidup bebas,
hanya gerakannya lamban. Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang sudah dikenal
manusia. Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau
kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem
ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka
mangsanya yang memiliki cangkok (Anonima 2010 : 1).
Filum Echinodermata memiliki karakteristik antara lain mempunyai susunan radial
dari bagian-bagian tubuh. Skeleton terbuat dari CaCO3 yang merupakan lamina atau
specula. Pada dataran badannya, terdapat tubercula atau spinae; (echinos = berduri, derma =
kulit). Hewan ini mempunyai selom yang besar, yang terjadi dari penonjolan arcenteron
pada waktu embrio. Echinodermata tidak memiliki pembentukan koloni
(Radiopoetro 1996 : 369).
Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur.
Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit.
Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Sistem ambulakral yang dimilikinya
sebenarnya merupakan sistem saluran air. Sistem saluran air ini terdiri atas Madreporit
yang merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh, saluran batu, saluran cincin,
saluran radial yang meluas ke seluruh tubuh, saluran lateral, ampula dan kaki tabung.
Sistem ambulakral ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada
hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit)
menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai
cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada
setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung
berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini
berkahir di ampula (Anonima 2010 : 1).
Oleh karena Echinodermata menunjukkan simetri radial, oleh Lammarck hewan-
hewan ini dijadikan satu filum dengan celenterata dan filum ini disebut Radiata. Tetapi
ternyata bahwa simetri radial itu menyembunyikan simetri bilateral. Juga ternyata
Echinodermata mempunyai tiga dermoblast, sehingga mereka dimasukkan ke dalam
kelompok Triploblasta. Mesoderm, yang membentuk dinding selom, terjadi dari entoderm.
Celom nyata ada. Dengan demikian Echinodermata dimasukkan ke dalam kelompok
Enterocelomata. Echinodermata diklasifikasikan berdasarkan antara lain atas sifat-sifat
yaitu bergerak bebas atau melekat, bentuk badan, skeleton, meluasnya selom, sistem
ambulakral dan alat respirasi (Radiopoetro 1996 : 381).
Diantara 7000 atau lebih anggota filum echinodermata semuanya adalah hewan laut,
dibagi menjadi enam kelas : Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular),
Echinoidea (bulu babi dan sand dollar), Crinoidea (lili laut dan bintang bulu),
Holothuroidea (timun laut) dan Concentrychycloidea (aster laut). Aster laut, yang baru
ditemukan baru-baru ini, hidup pada kayu yang terendam air di laut dalam
(Campbell 2005 : 240).
Tubuh hewan kelas Asteriodea pentamer, mempunyai cakram pusat (central disc)
dengan lengan-lengan yang melanjut dari pusat tersebut. Alat geraknya adalah podia yang
menjulur sepanjang alur ambulaklar (ambulaclar groove), sedangkan lengan-lengannya
dapat membengkok dan memilin. Lubang mulut terletak di tengah cakram bagian ventral
(oral surface), sedangkan lubang anus (jika ada) berada di tengah cakram bagian dorsal
(aboral surface); madreporlt juga berada di sisi tersebut, antara dua buah lengan. Anggota
kelas ini memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar: tiap bagian lengannya dapat
beregenerasi, sedangkan bagian-bagian cakram pusat yang rusak dapat mengganti diri
(Oemarjati 1990 : 137).
Kelas Ophiroidea (bintang ular) memiliki cakram di tengah yang jelas terlihat, dan
tangannya panjang dan sangat mudah bergerak. Kaki tabungnya tidak memiliki penyedot,
dan mereka bergerak dengan mencambukkan lengannya. Bebebrapa spesies adalah
pemakan suspensi: yang lain adalah predator atau pemakan bangkai(Campbell 2005 : 242).
Kelas Echinoidea memiliki bentuk tubuh bulat, setengah bulat, bulat telur atau
sebagai discus. Pada hewan yang berbentuk bulat, skeleton terdiri atas sepuluh pasang
baris lamina meridionales yang tersusun berderet-deret rapat dari satu ujung ke lain ujung
dan disebut corona. Pada satu ossiculum ada suatu tuberculum dengan mana satu spina
bersendi yang dapat digerakkan, dikelilingi spina ada pedicelaria dengan tangaki yang
panjang dan dengan tiga rahang. Pada yang berbentuk built, pada satu ujung terdapat mulut.
Mulut mempunyai rahang dan gigi-gigi yang membentuk suatu alat yang disebut lentera
(Radiopoetro 1996 : 384-385).
Kelas Crinoidea (Lili laut) menempel ke substratum melalui batang; bintang bulu
yang merangkak dengan menggunakan lengannya yang panjang dan fleksibel. Sebagai
suatu kelompok, anggota kelas ini menggunakan lengannya dalam proses memakan
suspensi. Lengan ini mengelilingi mulut, yang diarahkan ke atas, menjauhi substratum.
Crinoidea adalah suatu kelas purba yang tidak banyak berubah selama proses evolusinya;
lili laut yang memfosil dengan umur sekitar 500 juta tahun hampir tidak dapat dibedakan
dari angggota modern kelas tersebut (Campbelll 2005 : 242).
Anggota kelas Holothuroidea dikenal dengan nama popular ‘tripang’ atau ‘timun
laut’. Seperti Echinoidea, tubuh anggota kelas ini tidak berlengan, mulut dan anus berada di
kutub yang berlawanan, serta mempunyai daerah ambulakral dan interambulakral yang
tersusun berselang-seling secara meridional mengelilingi sumbu polar tubuhnya. Berbeda
dengan hewan Echinodermata lainnya, sumbu polar Holothuroidea panjangm sehingga
badannya pun memanjang, walau ada juga jenis-jenis yang sperti cacing ataupun bertubuh
membulat. Salah datu akibat bentuk memanjang, teripang bersitirahat pada tiga jalur
ambulakral yang sama, sehingga di bagian tersebut (ventral) podia berkembang baik,
sedangkan di sisi dorsal podia mengalami reduksi (Oemarjati 1990 : 138).
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan
betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan
membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi
gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria
berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang
cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi
dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri
(Anonima 2010 : 1).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 22 Maret 2010, pukul
08.00-10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada parktikum kali ini adalah baki preparat dan pinset.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Asterias vulgaris, Echinos esculentus dan
Holothuria edulis.

3.3. Cara Kerja

Diambil preparat dengan hati-hati dan diletakkan di dalam baki preparat.


Diamati bagian-bagiannya secara seksama, kemudian digambar dan diberi keterangan
preparat tersebut. Setelah itu dideskripsikan dan ditulis klasfikasinya.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1. Asterias vulgaris Klasifikasi :


Kingdom: Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Fuscipulata
Famili : Asteridae
Genus : Asterias
Spesies : Asterias vulgaris

Ketertangan :
1. Keping (cakram)
2. Anus
3. Duri
4. Tentakel
5. Madreporit
Deskripsi :
Asterias vulgaris mempunyai tubuh seperti bintang dengan lima lengan yang
menjulur. Menurut Radiopoetro (1996 : 369) menyatakan bahwa badan
Asterias vulgaris terdiri atas satu discus centralis dan lima radii. Pada dataran sebelah
bawah, dimana di tengah-tengah discus, terdapat mulut atau actinostoma. Skeleton
terdiri atas lamine yang tersusun rapat yang disebut juga osikula. Asterias vulgaris
memakan Pelecypoda dengan membengkokkan radinya ke arah oral, ia memperkecil
rongga badan. Pertukaran gas pada hewan ini dilakukan melalui papulae antara air
laut dan zat cair di dalam selom.
4.2. Echinos esculentus
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Regulorae
Famili : Deadematidae
Genus : Echinos
Spesies : Echinos esculentus

Ketertangan :
1. Duri
2. Kaki tabung
3. Tuberkel
Deskripsi :
Echinos esculentus memiliki duri yang tajam pada permukaan tubuhnya. Duri
ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang serta tersusun atas zat kapur. Menurut
Anonim (2010 : 2) hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau bebatuan sekitar
pantai atau dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng. Ciri lainnya
adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi
sebagai alat untuk mengambil makanan. Alat pengambil makanan digerakkan oleh
otot yang disebut lentera aristoteles, sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin
terdapat di permukaan.
4.3. Holothuria eculis
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo :
Famili : Deadematidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria eculis

Ketertangan :
1. Mulut
2. Tentakel
3. Anus
Deskripsi :
Holothuria edulis memiliki tubuh seperti mentimun dengan kulit duri yang
halus. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Anonim (2010 : 2) menyatakan
bahwa gerakan Holothuria edulis tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai
lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak
pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Disekeliling mulut
terdapat tentakel yang bercabang. Tentakel ini dapat disamakan dengan kaki tabung
bagian oral pada Echinodermata lainnya Tiga baris kaki tabung di bagian ventral
digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan
pernafasan.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Filum Echinodermata terbagi menjadi lima kelas yaitu Kelas Crinoidea, Asteroidea,
Ophiuroidea, Echinoidea dan Holothuroidea.
2. Asterias vulgaris mempunyai tubuh seperti bintang dengan lima lengan yang
menjulur.
3. Echinos esculentus memiliki duri yang tajam pada permukaan tubuhnya.
4. Gerakan Holothuria edulis tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai
lengan.
5. Echinodermata memiliki saluran air yang sering disebut sistem ambulakral.
ABSTRAK

Praktikum yang berjudul “Mollusca” ini bertujuan untuk mengamati hewan dari
filum Echinodermata serta bagian-bagian dari kelasnya dan mengklasifikasikannya.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari hari Rabu, tanggal 22 Maret 2010, pukul 08.00-10.00
WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Alat yang digunakan pada parktikum
kali ini adalah baki preparat dan pinset. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah
Asterias vulgaris, Echinos esculentus dan Holothuria edulis. Hasil yang di dapat pada
praktikum ini adalah gambar dan keterangan dari Asterias vulgaris, Echinos esculentus dan
Holothuria edulis. Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini filum Echinodermata
terbagi menjadi lima kelas yaitu Kelas Crinoidea, Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea dan
Holothuroidea.
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. Filum Echinodermata. Artikel. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?


moid=78&fname=bio111_47.htm (diakses tanggal 20 Maret 2010)

Campbell, Neil A. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga. Jakarta: xxi + 438 hlm.
Kimball. 2000. Biologi. Edisi kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta : 999 hlm.
Oemarjati. 1990. Taksonomi Avertebrata. UI Press. Jakarta : iii + 175 hlm.
Radiopoetra. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta: viii+618 hlm.
LAMPIRAN

Asterias vulgaris Echinos esculentus

www.google.com/Asterias-vulgaris www.google.com/Echinos-esculentus

Holothuria edulis
www.google.com/Holothuria-edulis

You might also like