Professional Documents
Culture Documents
1-2008
dengan cara membendung untuk selanjutnya digunakan sebagai
KATA PENGANTAR sumber air/suplesi irigasi pada musim kemarau
Upaya water harvesting yang dibarengi dengan memperbesar
Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar daya simpan air di sungai, waduk dan danau akan dapat menjaga
dan menyebabkan resiko pertanian semakin meningkat dan sulit pasokan sumber-sumber air untuk keperluan pertanian, domestik dan
diprediksi. Sementara itu, tekanan kebutuhan penduduk yang luar industri.
biasa menyebabkan kerusakan hutan dan daur hidrologi tidak Buku Pedoman Umum Konservasi Air ini merupakan
terelakkan lagi. Indikatornya, debit sungai merosot tajam di musim penyempurnaan dari Pedoman Umum Konservasi Air Melalui
Pembangunan Embung TA. 2007 dan Pedoman Umum Konservasi
kemarau, sementara di musim penghujan debit air meningkat tajam.
Air Melalui Pembangunan Dam Parit TA. 2007. Buku ini disusun untuk
Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di DAS ini
memberikan informasi praktis bagi para petugas terkait dalam
menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak menentu. melakukan upaya melestarikan keberadaaan air. Pedoman ini
Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan agronomis akibat supaya ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan
pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan kemampuan pasokan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya
airnya. Gadu nekad adalah teladannya. .
sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai
Untuk mengatasi kekeringan diperlukan teknologi konservasi
harapan yang ingin dicapai.
air yang sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan
kemampuan petani. Teknologi tersebut diantaranya adalah Embung lebih luas bagi petugas dalam menerapkan kaidah-kaidah konservasi
dan Dam Parit. air.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water Jakarta, Januari 2008
harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Direktur,
Sedangkan Dam Parit prinsip kerjanya adalah memanfaatkan aliran
permukaan (run off) dan curah hujan yang masuk ke parit/sungai kecil Dr. Ir. S. Gatot Irianto
NIP. 080 085 357
Pedoman Umum Konservasi Air 2008 i Pedoman Umum Konservasi Air 2008 ii
D.
DAFTAR ISI E.
F.
G.
KATA PENGANTAR i H. Dampak (Impact) 21
DAFTAR ISI iii IV. MONITORING DAN EVALUASI 22
I. PENDAHULUAN 1 A. Monitoring dan Evaluasi 22
A. Latar Belakang 1 B. Operasional dan Pemeliharaan 22
B. Tujuan 3 C. Pelaporan 24
C. Sasaran 4 1. Laporan Perkembangan 24
D. Istilah 4 2. Laporan Akhir 26
II. PELAKSANAAN 6 V. PENUTUP 27
A. Persyaratan Lokasi 6 DAFTAR PUSTAKA v
B. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani 7 LAMPIRAN
C. Survey CP/CL 8
D. Pencatatan Koordinat 8
E. Desain Sederhana 9
F. Pengadaan Bahan dan Peralatan 10
G. Konstruksi 11
1. Embung 11
2. Dam Parit 17
H. Pengawasan 20
I. Pembiayaan 20
III. INDIKATOR KINERJA 21
A. Keluaran (Output) 21
B. Hasil (Outcome) 21
C. Manfaat (Benefit) 21
Pedoman Umum Konservasi Air 2008 iii Pedoman Umum Konservasi Air 2008 iv
I. PENDAHULUAN kebutuhan dan pasokan menurut waktu (temporal) dan tempat
(spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit
A. Latar Belakang diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan
sepanjang tahun, yang pada kenyataannya sebaran curah hujan tidak
Salah satu permasalahan fundamental dalam pengembangan usaha tani
merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan
adalah ketersediaan air menurut ruang dan waktu. Air bagi tanaman
teknologi konservasi air tepat guna, murah dan aplicable untuk
maupun ternak merupakan faktor utama yang menentukan tingkat
mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air (water
keberhasilan usaha tani, terlebih pada kawasan pertanian lahan kering
demand) yang semakin sulit dilakukan dengan cara-cara alamiah
dimana air merupakan kendala utamanya. Oleh karena itu kemampuan
(natural manner).
pengelolaan air hujan dan pemanfaatannya sepanjang tahun untuk
pengembangan komoditas bernilai ekonomi tinggi merupakan kunci
Teknologi konservasi air yang sederhana, biayanya relatif murah dan
sukses keberhasilan pengembangan lahan kering dan lahan tadah
dapat dijangkau kemampuan petani antara lain embung dan dam
hujan.
parit. Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di
lahan pertanian (small farm reservoir) yang dibangun untuk
Peran air dalam usahatani sangat strategis. Namun pengelolaannya
menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang ditampung
masih jauh dari yang diharapkan, sehingga air yang semestinya
tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer
merupakan sahabat petani berubah menjadi penyebab bencana bagi
untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi (high
petani. Indikatornya, di musim kemarau ladang dan sawah sering kali
added value crops) di musim kemarau atau di saat curah hujan makin
kekeringan dan sebaliknya, di musim penghujan ladang dan sawah
jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water
banyak yang terendam air.
harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Di
lahan rawa namanya pond yang berfungsi sebagai tempat
Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan
penampungan air drainase saat kelebihan air di musim hujan dan
kering adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara
sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau. Sementara pada
D. Istilah
B. Tujuan
6
Pedoman Umum Konservasi Air 2008
5 Pedoman Umum Konservasi Air 2008
2.. Persyaratan Lokasi Pembuatan Dam Parit adalah sebagai dan pemeliharaan yang dinyatakan dalam surat pernyataan.
berikut :
a. Dibangun pada daerah pertanian lahan kering atau C. Survey CP/CL
tadah hujan.
b. Terdapat parit-parit alamiah atau sungai-sungai kecil Penanggung jawab kegiatan (Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)
pada daerah yang mempunyai kemiringan sedang s/d harus melakukan survey dalam menentukan Calon Lokasi dan Calon
tinggi. Kelompok Tani sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
c. Letak dam parit harus memperhatikan aspek pada butir A dan B. Sangat disarankan survey CP/CL dilakukan
optimalisasi penampungan air (kapasitas tampung air setahun sebelumnya yang menjadi dasar dari proposal yang diajukan
maksimal), optimasi konstruksi dan kemudahan
ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.
distribusi air untuk suplemen irigasi.
Persyaratan Petani/Kelompok Tani untuk Pembangunan Lokasi yang akan dibuat bangunan Embung atau dan Dam Parit
Embung dan Dam Parit adalah : supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi :
- Lintang dan bujur
1. Bersedia menyediakan lahan tanpa ganti rugi yang dinyatakan - Ketinggian lokasi (dpl)
dalam surat pernyataan. Dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) atau
2. Kelompok tani yang terpilih adalah kelompok tani yang telah dengan ekstrapolasi peta topografi yang tersedia. Data koordinat ini
ada sebelumnya, bukan kelompok tani yang baru dibentuk selanjutnya diperlukan untuk menyusun sistem basis data
karena ada kegiatan ini. pengelolaan lahan dan air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan
3. Bersedia mengoperasikan dan memelihara bangunan secara kegiatan yang telah berjalan.
berkelompok serta bersedia menanggung biaya operasional
1. Embung
Gambar 1. Lokasi Embung Dekat Dengan Sumber Mata Air
Pelaksanaaan pembuatan embung dilakukan dalam beberapa tahap
antara lain : Bentuk permukaan embung disesuaikan dengan kondisi di
a. Lokasi dan Bentuk permukaan embung lapangan
Lokasi embung supaya dekat dengan alur alami/saluran
drainase/mata air untuk dapat dijadikan sebagai sumber
pengisian air ke dalam embung.
c. Dinding pinggir embung dibuat miring atau tegak dengan Penguatan dinding embung ini juga dapat dilakukan pada
kedalaman 2 s/d 2,5 m (tergantung kondisi lapangan). Tanggul bagian-bagian tertentu yang rawan bocor, seperti terlihat pada
dibuat agak tinggi untuk menghindari kotoran yang terbawa air Gambar 3.
limpasan. 2) Untuk memperkokoh dinding embung, ada beberapa bahan
yang bisa digunakan tergantung dari bahan/material yang
d. Memperkokoh dinding embung mudah diperoleh di lokasi dan biaya yang tersedia. Adapun
1) Prinsip tahapan ini adalah agar embung tidak mudah retak dan bahan/material yang dapat dipakai untuk dinding embung
air yang telah berada embung tidak bocor. Jika struktur tanah antara lain pasangan batu bata, pasangan batu kali, pasangan
yang ada kuat dan memungkinkan air di embung tidak bocor, beton. Proses pembuatan dinding embung seperti membangun
maka kegiatan ini tidak diperlukan. kolam, kemudian permukaan dinding embung dapat dilapisi
dengan adukan pasir dan semen.
3) Jika diperlukan dasar embung dapat dipasangi batu bata/batu e. Pembuatan saluran pemasukan (inlet)
kali yang dilapisi semen agar tidak bocor. Pembuatan saluran pemasukan berupa sudetan dari saluran air
4) Untuk mengurangi longsor pada dinding embung, dapat dibuat ke embung sangatlah penting. Saluran pemasukan dibuat untuk
tangga atau undakan di sekeliling dinding selain dapat juga mengarahkan aliran air yang masuk ke dalam embung, sehingga
berfungsi untuk mempermudah pengambilan air. tidak merusak dinding/tanggul. Saluran pemasukan ini dapat
dilengkapi dengan pintu pembuka/penutup berupa sekat balok
yang mudah dibuka dan ditutup.
f. Membuat pelimpas air/saluran pembuangan (outlet).
Pelimpas air sangat diperlukan bagi embung yang dibuat pada
alur alami atau saluran drainase. Hal ini untuk melindungi
bendung sekaligus mengalirkan air berlebih. Demikian pula
pembuatan saluran pembuangan bagi embung. Secara skematis
Lahan Pertanian
Outlet
Embung
Gambar 7. Ilustrasi Dam Parit Bertingkat (Sumber Balitklimat., 2004)
Inlet
Pintu
Pengatur Komponen Bangunan Dam Parit
Arah topografi ke bawah
Bangunan dam parit sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Talud/Jagaan (free board), berfungsi untuk menjaga pinggir parit
Gambar Embung Tampak Atas
tidak tergerus oleh air dan akan menjadi pegangan bangunan
Gambar 6. Desain Sederhana Embung bendung.
b. Bangunan bendung/tanggul, berfungsi untuk membendung
2. Dam Parit aliran/meninggikan muka air di parit.
c. Pengendali/Pintu Air, berfungsi untuk mengendalikan muka air di
Dam Parit dapat dibangun secara bertingkat pada satu parit/sungai dalam parit untuk dialirkan ke lahan usaha tani melalui saluran
yang sama, tetapi syaratnya masing-masing dam parit mendapatkan irigasi. Pengendali/pintu air ini dapat dibangun di pinggir atau di
air dari daerah tangkapan air di atasnya. tengah tanggul.
d. Saluran irigasi/drainase, berfungsi menyalurkan air dari bendung
I. Pembiayaan
C. Pelaporan
Tabel Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan
BULAN KE
JENIS PEKERJAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kata Pengantar
1. Pembuatan TOR
Daftar Isi
2. Penentuan CP/CL
3. Sosialisasi : - Aparat
I. Pendahuluan
- Penerima manfaat
4. Penyusunan Rencana/Proposal : 9 Latar belakang
- Penetapan CP/CL
Pedoman Umum Konservasi Air 2008 Pedoman Umum Konservasi Air 2008
Lampiran 3
FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR T.A. 2008
Dinas : ……………………..
Kabupaten/Kota : ……………………..
Provinsi : ……………………..
Subsektor : ……………………..
Program : ……………………..
Bulan : ……………………..
Pedoman Umum Konservasi Air 2008 Pedoman Umum Konservasi Air 2008
Mendukung
No. Prop./Kabupaten Jumlah
TP H BUN NAK
Mendukung
Kab. Maros 2 2 No. Prop./Kabupaten Jumlah
TP H BUN NAK
Kab. Pangkajene Kep. 1 2 3
Kab. Pinrang 1 1 17 Prop. NTT
Kab. Selayar 1 1 Kab. Kupang 3 3
Kab. Sidenreng Rappang 1 1 Kab. Belu 1 1 2
Kab. Sinjai 1 1 Kab. Timor Tengah Utara 6 9 15
Kab. Timor Tengah
Kab. Takalar 1 1 2
Selatan 1 1 1 3
Kab. Tana Toraja 1 1
Kab. Alor 2 1 3
Kab. Wajo 1 1 2
Kab. Flores Timur 2 2
Kab. Luwu Timur 1 1
Kab. Ende 3 3
12 12 1 25
Kab. Nagekeo 8 6 14
Prop. Sulawesi
Kab. Manggarai 1 1
14 Tenggara
Kab. Sumba Timur 1 1
Kab. Buton 1 1
Kab. Sumba Barat 1 1 2
Kab. Konawe 1 1
Kab. Lembata 1 1
Kab. Bombana 1 1
Kab. Rote Ndao 2 1 3
Kota Kendari 2 2 4
5 27 16 5 53
4 2 1 7
18 Prop. Papua
15 Prop. Bali
Kab. Jayapura 2 2
Kab. Bangli 1 1
Kab. Biak Numfor 1 1 2
Kab. Buleleng 2 2
Kab. Yapen 2 2
Kab. Jembrana 2 2
Kab. Nabire 2 2
Kab. Karangasem 3 1 3 7
Kab. Mimika 2 2
Kab. Klungkung 1 1
Kab. Tolikara 2 2
Kab. Tabanan 3 3
Kota Jayapura 2 2
6 3 2 5 16
Kab. Supiori 2 2
16 Prop. NTB
3 13 16
Kab. Lombok Barat 1 1
19 Prop. Gorontalo
Kab. Lombok Tengah 3 3
Kab. Boalemo 1 1
Kab. Lombok Timur 2 2 4
1 1
Kab. Bima 1 1 2
Kab. Sumbawa 1 1 Jumlah Total 107 57 34 43 241
Kab. Dompu 3 3
Kab. Sumbawa Barat 4 4
3 3 6 6 18
Pedoman Umum Konservasi Air 2008 Pedoman Umum Konservasi Air 2008
DAFTAR LOKASI DAM PARIT TAHUN ANGGARAN 2008
Mendukung
No. Prop./Kabupaten Jumlah
TP H BUN NAK
1 Prop. Jawa Tengah
Kab. Grobogan 16 16
16 16
2 Prop. DIY
Kab. Bantul 3 3
3 3
3 Prop. Jawa Timur
Kab. Bangkalan 10 10
10 10
Prop. Sumatera
4 Selatan
Kab. Banyuasin 1 1
1 1
Jumlah Total 29 1 30