You are on page 1of 42

KLIPING

GEOgRAFI
(Bencana Alam Di Indonesia)

Di Susun Oleh: Kandida Alifia Anandarto

Tentang Bencana Alam:


Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan
daya tahan mereka[1]. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
“bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”.
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana
alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di
wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga
ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka
tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan
individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi
mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).
Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah
tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika
diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
• Gempa bumi

a.) Penyebab Gempa Bumi

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan


oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut.
Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional.Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar
terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga
terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam,
seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat
terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata
nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia
seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi, terlihat gambar berikut ini,
yaitu penyebab gempa bumi:
b.) Gempa Bumi di bagi 2 macam, yaitu…:

1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi


akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi.
Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara
mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar
keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan
tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal
sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng
tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan
mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit,
yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis
tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa
bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan
batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang
terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul
05.54 WIB,

1. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh


tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi
ini jarang terjadi
2. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini
jarang terjadi dan bersifat lokal.
3. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi
yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan
dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21

 15 juni 2010 gempa 10,2 guncang bandung

gempa 7,1 guncang biak city di indonesia * gempa 2,9 getarkan lembang* 7
April 2010, Gempa bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera
bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak
menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah,
belum ada informasi korban jiwa.

 27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432
orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi
Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia,
kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan
dampak ringan dan menengah.
 12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota
Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan
korban meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000
kehilangan tempat tinggal.
 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa
tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini
berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter
(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan
sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan
bangunan.
 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter
mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa
hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum
diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah
longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun 1906

Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun
1989

 3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.


 12 Mei 2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di
Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan
jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9
Skala Richter
 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera
Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [1].
 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9
pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada
skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000
keluarga kehilangan tempat tinggal.
 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala
Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500
orang tewas.
 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala
Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utarasekaligus menimbulkan
gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut
lebih dari 220.000 jiwa.
 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat
daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari
41.000 orang tewas.
 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter
dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan
menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai
13.000 orang.
 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter,
menyebabkan 2.400 korban tewas.
 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan
merenggut 17.000 nyawa.
 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut
1.171 nyawa.
 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9
pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan
merenggut 6.000 nyawa.
 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala
Richter dan menewaskan 1.000 orang.
 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala
richter dan menewaskan 2.500 orang.
 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter,
merengut 50.000 nyawa.
 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala
Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala
Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala
Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma
Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota
Rumania, Bukares (Bucureşti).
 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan
menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh.
 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir
pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan
kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan
menyebabkan 33.000 orang tewas.
 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala
Richter, 28.000 kematian.
 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan
menewaskan 50.000 orang.
 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala
Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
• Gelombang Tsunami

a.) Pengertian Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,


secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan
badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal
dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah
laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteordi
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian,
laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang


mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20,
pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian
masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami


sebagai "gelombang laut seismik".

Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan


gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya
beberapa meter diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai
daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah
menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning


Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami
pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang
membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan
berpusat di Indonesia.

Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi,


yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam
b.) Penyebab terjadinya Gelombang
Tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan


sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa
bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah
akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut,
yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana


gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per
jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih
50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di
tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai
tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan
mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi
juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga
dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami.
Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar
laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada
di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor
yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat
terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami

 Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)


 Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
 Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

Berikut adalah gambaran terjadinya Gelombang Tsunami :


c.) Sejarah Gelombang Tsunami
 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal,
dan menelan 60.000 korban jiwa.
 1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami
menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
 2004 - Pada tanggal 25-26 Desember 2004, gempa besar yang
menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia
Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m,
 2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan
pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di
Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan
berasal dari selatan kota Ciamis
 2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang.
Ketinggian tsunami 3-4 m.
 2010 - 27 Februari, Santiago, Chili
• BANJIR

a.) Penyebab Banjir


Curah hujan dalam jangka waktu panjang.
· Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.

· Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air


tersumbat.

· Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi

jalan / tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.

· Bendungan dan saluran air rusak.

· Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak


menyerap air.

· Pembabatan hutan secara liar (Illegal logging).

· Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang, mengakibatkan


banjir

kiriman atau banjir bandang.

b.) Cara menanggulangi banjir ?

CARA-CARA MENGATASI BANJIR


Pelbagai cara dijalankan, antaranya:

Menyediakan Sistem Perparitan

Parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan kumuhan hendaklah


sentiasa dibersihkan. Dengan ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan
dengan baik.

Projek Pendalaman Sungai

Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana kecetekan sungai. Jika dahulu


sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini
pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan proses pemendapan dan
pembuangan bahan-bahan buangan.

Langkah untuk menangani masalah ini ialah dengan menjalankan proses


pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang
terdapat di sungai. Apabila proses ini dilakukan, sungai bukan sahaja menjadi
dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.

Memelihara Hutan

Kegiatan pembalakan di mana penerokaan di kawasan pinggir sungai digemari


menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga
berlaku apabila aktiviti pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit.

Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi
masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan tadahan yang mampu
menyerap air hujan daripada mengalir terus ke bumi.

Hutan boleh berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air
hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga
bertindak sebagai penapis dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air.
Hutan mampu menyerap air hujan pada kadar 20%. Kemudian air hujan ini
dibebaskan kembali ke atmosfera melalui sejatan pemeluwapan. Hanya dengan
ini sahaja pengurangan air hujan dapat dilakukan.

Mengawal Aktiviti Manusia


Banjir kilat yang berlaku terutamanya di bandar disebabkan pembuangan
samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini,
kesedaran kepada masyarakat perlu didedahkan supaya aktiviti negatif ini
tidak terus dilakukan seperti mengadakan kempen mencintai sungai dan
sebagainya.

Badan-badan tertentu juga harus bertanggungjawab menentukan sungai


sentiasa bersih dan tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.

Kejadian banjir merupakan malapetaka yang tidak dapat dielakkan


terutamanya apabila membabitkan hujan lebat. Bagaimanapun usaha
seharusnya dibuat untuk mengurangkan akibat banjir. Manusia juga harus
sentiasa berwaspada dengan kejadian ini.

c. ) Dampak Banjir

· Ancaman wabah penyakit pasca banjir menimbulkan bakteri, virus,


parasit
dan bibit penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia berbahaya.

· Penyakit diare masa pertumbuhan antara 1 - 7 hari.

· Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk / serangga, seperti Demam


Berdarah,

Malaria, dan lain-lain.

· Unsur-unsur kimia seperti pestisida, pupuk kimia dan unsur-unsur

dengan bahan dasar minyak.

• LETUSAN GUNUNG MERAPI

a.) Penyebab Gunung Merapi


Gunung api meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan
tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang
menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah
sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang
besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi
putaran iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina
dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia.DampakHasil letusan
gunung api Gas vulkanikLava dan aliran pasir serta batu panasLaharTanah
longsorGempa bumiAbu letusan Awan panas (Piroklastik)Gas vulkanik adalah
gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi. Gas-gas yang
dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2),
Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang
membahayakan bagi manusia.Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi
yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu
mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada,
sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal di
lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang
terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah.
Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari
letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi
panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut
gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur
kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena
tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali
melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas bisa berupa awan
panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran
adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan
akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah. Awan panas
hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan
angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah
awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas
oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di
sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan
bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan
panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka
seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas
sampai tidak bisa bernapas.Abu letusan gunung berapi adalah material letusan
yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan
kilometer jauhnya.

Picture:
b.) Akibat Letusan Gunung Merapi
(Informasi: Kompas, Jum’at, 25 November
1994)
Yogyakarta, Kompas
Sampai Kamis kemarin (24/11) lebih dari 4.000 pengungsi maasih tersebar
di tempat-tempat penampungan di wilayah Kabupaten Sleman (DIY) dan
Magelang, Jawa Tengah. Kepastian kepulangan para pengungsi korban letusan
Gunung Merapi ke rumah masing-masing, ditentukan hari Selasa (29/11)
pekan depan. Jangka waktu ini diperlukan guna menunggu masa kritis
gunung yang secara teori biasanya baru berakhir sekitar seminggu.
Sampai hari Kamis (24/11) sore, korban tewas akibat amukan awan panas
Gunung Merapi bertambah lima orang, empat di antaranya meninggal secara
berturut-turut hari Kamis dinihari sampai sore hari di rumah sakit. Satu
korban lagi ditemukan tewas di sekitar sungai Boyong, Kecamatan Pakem,
Rabu sore. Keempat korban itu adalah Prawiroharjo, Ny Ngalimin, Ny Jinten,
dan Suwartono. Dengan tambahan ini, maka jumlah korban tewas seluruhnya
menjadi 32 orang.

Sedang yang masih dirawat di empat rumah sakit, yakni RSUP dr Sardjito,
RS Panti Rapih, RS Bethesda, dan RS PKU Muhammadiyah, tercatat 45
orang.
Sementara itu Menteri Kesehatan Sujudi kepada wartawan usai bertemu
Presiden
Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/11) mengungkapkan,
diperkirakan
masih ada sekitar 100-200 korban letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah
yang
hingga saat ini belum bisa diselematkana, karena berada di lokasi yang sulit
dijangkau, dan karena awan panas yang bisa mencapai 600 derajat Calsius.

"Masih ada yang di dalam, yang kita belum berani masuk. Karena memang
selain
sulit, juga panas. Panasnya itu kan bisa mencapai 600 derajat. Jadi itu orang
yang jauh, jadi masih ada sekitar 100-200 itu masih ada di dalam," kata
Menkes.

Siaga penuh
Sebagai langkah pengamanan, Wali Kotamadya Yogyakarta, R Widagdo, Kamis
siang (24/11) memerintahkan seluruh camat dan lurah di sepanjang aliran
Sungai Code yang merupakan bagian hilir Sungai Boyong, dalama kondisi
"siaga
penuh".

Dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Kota tersebut Widagdo


memerintahkan
agar para lurah mengumpulkan semua RT dan RW di wilayah masing-masing
untuk
bersiap-siap menghadapi kemungkinan bahaya banjir lahar dingin akibar
curah
hujan. Sejak pukul 15.00 WIB Kamis kemarin, daerah Plawangan, disisi timur
perbukitan Dusun Turgo, turun hujan dalam jumlah relatif kecil, dan sekitar
pukul 17.00 sebagian kota Yogya juga diguyur hujan.

Sehubungan musibah Merapi, Mensos Ny Inten Soeweno bersama Menko


Kesra
Azwar Anas, hari Kamis menghadiri rapat instansi terkait di kantor Pemda
DIY, diteruskan peninjauan ke barak pengungsi Pakembinangun dan
Purwobinanagun.
Sebelumnya ia juga melihat kondisi Merapi dari gardu pemandangan Turgo.
Azwar Anas dalam Rapat Koordinasi di Pemda DIY mengingatkan agar
penduduk yang
daerahnya dinyatakan terlarang, bersikap sabar menunggu sampai ada
perintah
dari Tim Satkorlak (Satuan Koordinasi Pelaksa) PBA (Penanggulangan
Bencana
Alam) yang memutuskan keadaan aman yang mengizinkan mereka kembali ke
desa-desa mereka.

Menkokersra juga menjelaskan sejak Kamis (24/11) pukul 02.00 hingga 06.00
kemarin tercatat 40 kali getaran dari Gunung Merapi. Ini berarti ada
penurunan
aktivitas Merapi dibanding sepanjang hari Raabu (23/11) yang tercatat 103
kali getaran.

Di Jakarta, Mentamben IB Sujana mengatakan, Direktorat Geologi sejak


Oktober
1993 telah melaporkan peningkatan kegiatan Gunung Merapi. Bahkan masalah
ini
sudah dijelaskan sesuai prosedur. Kemudian, tanggal 4 November lalu,
dikirim
peringatan kepada instansi berwenang terutama di daerah-daerah rawan,
karena
keadaan cukup gawat.

"Tapi entah kenapa kok ini tidak diumumkan kepada rakyat. Jadi silahkan
saja
saudara cek disana," katanya. Walau begitu, diharapkan, instansi berwenang
benar-benar menggiring masyarakat ke tempat yanag aman, terutama karena
saat ini tidak diketahui arah gerak awan panas. Seraya menyatakan ikut
prihaatin, di mengatakan. "Saya mengharapkan sekaligus mengimbau agar
pers
dapat menyebarkan berita yang bermanfaat buat rakyat. Tolonglah hal-hal
yang
memerlukan perhatian rakyat kita sebarkan, kepedulian kita kepada rakyat
yang
hidup jauh ini harus betul-betul diperhatikan," katanya.

Diperkirakan wilayah tersebut masih mengalami masa kritis sekitar 7-10


hari.
"Kemarin saya melihat di sana dan kubah dari lava itu sekarang ini besarnya
11 juta meter kubik," katanya.

Masih berbahaya
Ketika ditemui Kompas di barak penampungan pengungsi Pakembinangun,
Kecamatan
Pakem, Kabupaten Sleman, hari Kamis (24/11) Dirjen Vulkanologi dan Sumber
Daya Mineral, Departemen Pertambangan daan Energi, Dr Ir Adjad
Sudradjat
mengatakan, batas waktu seminggu tersebut adalah minimal.

Adjat Sudradjat menjelaskan, pihak Direktorat Vulkanologi bersama Kantor


Seksi
PGM (Penyelidikan Gunung Merapi) di Yogyakarta terus memantau kondisi
gunung
baik secara visual maupun elektromagnetik. "Kesimpulannya, kondisi gunung
masih membahayakan, meski luncuran awan panas tak sepanjang hari Selasa
(22/11)
tutur Adjat.

Pengamatan secara visual menunjukkan, bahwa Merapi masih terselimuti


kabut,
dan hanya terjadi satu kali awan panas dengan jarak luncur 1,2 km pada
pukul 04.24 WIB dengan arah luncuran menuju ke sungai Krasak (arah barat
daya).
Emisi gas SO2 yang ke luar dari puncak rata-rata masih 54 ton per hari.
Hasil
pengamtan demikian membuahkan kesimpulan, status gunung masih "Awas
Merapi"
seperti sejak hari Selasa pukul 14.25. Status sebelumnyaa adalah "Siap
Merapi"
padaa pukul 11.00, dan sejam sebelumnya masih Siaga Merapi". Status
terendah
untuk Merapi adalah "Aktip Normal".

Karena gunung masih dianggap berbahaya, pencarian terhadap korban hilang


sampai hari Kamis belum bisa dilakukan. Kepala Desa Purwobinangun Sunaryo
mencatat, delapan penduduknya tidak ditemukan di barak pengungsian,
maupun
rumah sakit.
• Tanah longsor

a.) Penyebab Tanah Longsor


Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih
besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh
besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Ancaman tanah longsor biasanya terjadi pada bulan November, karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang
menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah
besar, sehingga mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga-rongga dalam
tanah, yang mengakibatkan terjadinya retakan dan rekahan permukaan
tanah.

Pada waktu turun hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak
sehingga dengan cepat tanah akan mengembang kembali. Pada awal musim
hujan dan intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi kandungan air
pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

Hujan lebat yang turun pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena
melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar
lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.

Dengan adanya vegetasi di permukaannya akan mencegah terjadinya tanah


longsor, karena air akan diserap oleh tumbuhan dan akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.

Lereng atau tebing yang terjal terbentuk akan memperbesar gaya pendorong.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 derajat,
apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
b.) Akibat tanah longsor

 Pohon- pohon tumbang


 Banyak korban tewas karena kejadia tanah longsor
 Daerah resapan air (hutan) sebagian berkurang

• ANGIN PUTING BELIUNG


a.) Penyebab Angin Puting Beliung
Dikarenakan adanya pertemuan arus angin / air streaming misalnya angin dari
utara bertemu di suatu titik dengan angin yang bertiup dari arah selatan.
Karena kedua angin memiliki power yang sama dan tidak ada yang mengalah
akhirnya pertemuan angin didorong angin yang dari belakang membentuk
putaran -> puntir.

Di Indonesia dapat terjadi karena angin yang bertiup tidak ada yang
menahannya. Kenapa ?
Angin yang bertiup biasanya ditahan oleh pepohonan / ranting / cabang dan
dedaunan, namun pohon" besar tersebut sudah menjadi sasaran empuk cukong
ilegal loging.
Angin yang bertiup mengandung oksiden/carbon inilah yang ditangkap oleh
tumbuh"an selama perjalanan angin, namun jika pepohonannya tidak ada siapa
yang menahan angin

b.) lainnya…
Tornado adalah suatu kolom udara yang berputar dengan kencang yang timbul
dari dasar awan comulunimbus atau cumulus (dalam beberapa kejadian) dan
sering (tidak selalu) tampak seperti “corong awan”. Sebuah pusaran angin
dapat dianggap sebagai tornado jika pusaran angin tersebut menyentuh tanah
dari dasar awan comulunimbus. Tornado muncul dalam banyak bentuk, tetapi
umumnya berbentuk corong kondensasi dengan ujung tornado yang menyempit
yang menyentuh tanah. Seringkali terdapat gumpalan-gumpalan awanyang
mengelilingi bagian tornado yang menyentuh atau hampir menyentuh tanah.
Ahli meteorologi belum menemukan cara yang mudah untuk mengklasifikasi
dan mendefinisikan tornado. Karena tidak ada perbedaan yang jelas
antara mesosiklon (sirkulasi badai guntur induk) di permukaan dengan tornado
lemah yang besar. Sebagian besar angin tornado memiliki kecepatan angin
mencapai 110 mph (175 km/jam) atau lebih, dengan ketinggian kurang lebih
250 kaki (75 m) dan menempuh jarak bermil-mil sebelum menghilang. Akan
tetapi sebagaian besar angin tornado dapat mencapai kecepatan lebih dari
300 mph (480 km/jam), yang jangkauan anginnya lebih dari 1 mil (1,6 km) dan
dapat melaju di permukaan tanah hingga 100 km.

Tornado umumnya terjadi pada siang hingga sore hari (malam hari dalam
beberapa kejadian). Di Amerika Serikat tornado terjadi antara pukul 15 – 21.
Meskipun angin tornado telah diamati oleh para ilmuwan di setiap benua
(kecuali Antartika), sebagian besar angin tornado terjadi di Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat kebanyakan tornado terjadi diAmerika Barat-Tengah di
wilayah Lorong Tornado (Tornado Alley) yang meliputi kota-kota
seperti Minneapolis, Sioux Falls, Denver, Kansas City,Wichita, Oklahoma
City, Amarillo, dan Dallas.
Kawasan-kawasan lain yang umumnya terjadi angin tornado antara
lainKanada Selatan bagian tengan, Afrika Selatan, Asia
Timur dan Selatanbagian tengah , Amerika Selatan bagian timur dan
tengah, Eropa Tengah dan Barat Laut, Italia, Australia Barat dan Tenggara,
danSelandia Baru. Di Indonesia, tornado lebih banyak terjadi
disekitarSumatera dan Jawa.
♣ Corong Kordenasi : Tornado tidak selalu terlihat begitu jelas. Akan
tetapi, tekanan pada bagian bawah yang disebabkan oleh
kecepatan angin yang tinggi dan kecepatan berputar tornado umumnya
menyebabkan uap air di udara mengembun menjadi corong kondensasi
yang terlihat jelas. Istilah tornado lebih mengarah kepada pusaran
angin daripada kondensasiawan. Dan ini disebabkan oleh perbedaan
tekanan serta suhu udara yang drastis.
♣ Corong awan: merupakan kondensasi yang membentuk corong dan dapat
terlihat jelas. Namun, tidak semua corong awan berubah menjadi
tornado. Akan Tetapi banyak tornado diawali dengan corong awan yang
berputar di permukaan tanah. Sebagian besar tornado menghasilkan
angin yang kuat pada permukaan tanah dan corong kondensasi akan
terbentuk dengan jelas. Sehingga sulit bagi kita untuk dapat
mengetahui perbedaan antara corong awan dan tornado dari kejauhan.
♣ Kadang kadang sebuah Badai mampu menghsailkan banyak tornado.
Proses ini dikenal dengan “putaran terjadinya tornado”. Tornado yang
dihasilkan dari badai yang sama dikenal sebagai “keluarga tornado”.
Kadang-kadang tornado yang dihasilkan badai terjadi secara
bersamaan.
Kata “Tornado” diambil dari bahasa Spanyol “Tronada” yang berarti badai
petir. Kata ini juga diambil dari bahasa Latin “Tonare” yang berarti
bergemuruh. Menurut cerita, kata Tornado diambil dari kombinasi antara
kata Tronada dan Tornar dalam bahasa Spanyol. Di Samping itu, Tornado
sering juga disebut dengan Twister.
Di Indonesia, tornado sering disebut “Angin Puting Beliung” atau “Angin
Lesus” namun hanya memiliki intensitas ringan F0 dan F1.
Beberapa julukan dari angin ini adalah “twister”, “willy-willy”.
ornado Lemah (Weak Tornado)
Tornado lemah umumnya mencakup 88% dari jumlah keseluruhan kejadian
tornado. Tronado dapat dikategorikan lemah jika kecepatan angin kurang dari
112 mph. Tornado lemah hanya terjadi dalam waktu singkat antara kurang
dari 1 sampai 10 menit atau lebih. Kematian yang diakibatkan tornado lemah
kurang dari 5% dari keseluruhan kematian yang disebabkan tornado.
Kebanyakan tonado lemah memiliki ukuran kecil (tetapi tidak semuanya).
Tornado ini umumnya berskala F0 – F1.
Tornado Kuat (Strong Tornado)
Tornado kuat mencakup 11% dari jumlah keseluruhan kejadian tornado.
Kecepatan angin tornado kuat antara 113 – 206 mph. Tornado kuat memikili
durasi 20 menit atau bahkan lebih. Kematian yang diakibatkan tornado ini
mencakup 30% kematian dari keseluruhan. Ukuran tornado ini umumnya tidak
terlalu besar atau kurang lebih 10 m. Tornadi jenis ini berskala F2 – F3.
Tornado Sangat Kuat (Violent Tornado)
Tornado jenis ini sangat jarang terjadi. Tornado kuat mencakup 1% dari
jumlah keseluruhan kejadian tornado. Kecepatan angin lebih dari 205 mph
dalam beberapa kejadian kecepatan anginnya mencapai 300 mph. Sekali
terjadi tornado ini dapat terjadi cukup lama melebihi 1 jam dan dapat
melintasi bermil-mil sebelum menghilang. Walaupun jarang terjadi, kematian
yang diakibatkan tornado ini mencapai 70% kematian dari keseluruhan. Skala
tornado ini adalah yang paling besar yaitu F4 – F5.

Picture:

♣ Info Bencana Paling


Ekstrim
TORNADO

Angin Tornado adalah suatu angin pusaran kuat skala menengah dari kumpulan
arus kuat awan gelap yang merentang ke permukaan bumi. Saat muncul angin
Tornado, kerap disertai dengan satu atau beberapa pilar awan berbentuk
corong seperti “belalai gajah” dari dasar awan dan menjulur ke bawah, dengan
disertai badai angin dan hujan, petir atau rambun (batu es). Jika Tornado
melewati permukaan air, ia dapat menarik air ke atas, dan membentuk tiang
air, berdekatan dengan awan. Jika melewati daratan, kerap akan merobohkan
rumah, menumbangkan tiang listrik, bahkan menarik manusia, ternak atau
benda-benda lain ke dalam pusarannya dan dibawa ketempat lain.

Angin Tornado kerap terjadi pada saat hujan disertai petir di musim panas,
dan sebagian besar muncul pada sore hari hingga menjelang malam, skala
terjangannya kecil, diameter Tornado umumnya berkisar antara puluhan
hingga ratusan meter. Waktu berlangsungnya Tornado biasanya hanya
beberapa menit, paling lama juga tidak lebih dari beberapa jam. Terjangan
anginnya sangat kuat, kecepatan angin di sekitar pusat dapat mencapai 100-
200 meter/jam. Daya perusaknya sangat kuat, tempat yang dilalui angin
Tornado, kerap akan membuat pohon-pohon yang dilaluinya tercabut dari
akarnya, menjungkir balikan mobil, menghancurkan bangunan dan sebagainya,
terkadang menarik pergi manusia.
Secara umum, angin Tornado merupakan suatu Siklon (pusaran angin). Saat ia
mengadakan kontak dengan permukaan bumi, diameternya berlainan dari
beberapa meter hingga 1 km, namun rata-rata berkisar ratusan meter.
Jangkauan dampak yang diakibatkannya, dari beberapa meter hingga puluhan
kilometer bahkan ratusan kilometer, tempat yang dilaluinya akan menyapu
segala macam benda. Di atas samudera, terutama di daerah tropis, jika
muncul pemandangan serupa disebut Tornado laut.

Sebagian besar Tornado di belahan bumi utara berpusar berlawanan dengan


jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan berpusar searah jarum jam.
Mekanisme yang persis terjadinya Tornado saat ini masih dalam penelitian,
umumnya mengganggap berhubungan dengan aktivitas atmosfer.

Sejak dari abad ke 19, ketepatan ramalan cuaca meningkat drastis, radar
cuaca dapat memprediksi angin Tornado, Thypoon (Taufan) dan berbagai
badai perusak lainnya.

Meski angin Tornado merupakan angin dengan kecepatan angin tertinggi dan
perusak terkuat, namun karena jangkauan perusaknya terbatas, maka hanya
digolongkan dalam urutan terakhir.

THYPOON (TOPAN)
Sistem siklon (pusaran angin) daerah tropis yang agak kuat yang terjadi di
perairan laut selatan dan Samudera Pasifik barat, disebut Thypoon. Pada
1989 silam, World Meteorological Organization (WMO) menetapkan, bahwa
menurut ukuran rata-rata kekuatan angin terkuat di sekitar pusat pusaran
angin daerah tropis, pusaran angin daerah tropis dibagi 4 kategori yaitu
tekanan rendah tropis, badai angin tropis, badai angin tropis kuat dan Taufan.
Pusaran angin tropis dengan kekuatan angin di bawah 8 tingkat disebut
tekanan rendah tropis, 8-9 tingkat disebut badai angin tropis, 10-11 tingkat
disebut badai angin tropis kuat, 12 atau di atas 12 tingkat disebut Taufan.
Pusaran angin tropis dengan kekuatan angin 12 tingkat atau di atas 12 tingkat
di sekitar pusat Australia, samudera pasifik timur, samudera atlantik disebut
Thypoon.

Ditinjau dari kejadian rata-rata bertahun-tahun, Thypoon di belahan bumi


utara sebagian besar terjadi pada Juli-Oktober, terutama awal Agustus,
September paling sering terjadi Thypoon. Namun tahun yang tidak sama bisa
berselisih cukup besar.

Meski daya perusak Thypoon tidak sehebat Tornado, namun karena


dampaknya luas, maka ia digolongkan dalam urutan ke-4.

GEMPA BUMI (EARTHQUAKE)


Gempa bumi, yaitu getaran cepat litosfer. Berdasarkan sebab terjadinya
gempa bumi dapat dibagi dua jenis : gempa bumi tektonik dan gempa bumi
vulkanik. Gempa bumi tektonik dampaknya paling luas pada manusia.
Terjadinya gempa bumi ini karena tegangan bagian dalam bumi, sehingga
menyebabkan perubahan struktural bumi. Lapisan batuan dalam kerak bumi,
dimana dibawah efek tegangan bumi dalam jangka panjang, akan terjadi
kemiringan dan lekukan, saat tegangan bumi yang terakumulasi melampaui
batas maksimum yang dapat ditahan lapisan batuan, maka akan terjadi
kesalahan letak dan retakan secara tiba-tiba di daerah lapisan batuan yang
lemah, sehingga energi yang terakumulasi dalam jangka waktu panjang tiba-
tiba dilepaskan, dan menyebar ke 4 penjuru dalam bentuk gelombang gempa,
sehingga terjadi getaran di permukaan bumi.

Dua pola penyebaran Gelombang gempa: Gelombang bujur (longitudinal) dan


gelombang lintang (tranversal). Kecepatan penyebaran gelombang bujur
sangat cepat, kekuatan sebarannya sangat kuat, jadi saat terjadi gempa.
Pertama lebih dulu mencapai permukaan bumi, saat demikian, orang-orang
yang berada di pusat gempa akan merasa terguncang. Selanjutnya gelombang
lintang tiba, kemudian bumi mulai goyang, bila parah, akan mengakibatkan
rumah roboh, tanah merekah, jalan raya berubah bentuk (retak).
Besar kecilnya gempa umumnya menggunakan tingkat gempa untuk
menentukan skalanya. Semakin besar energi yang dilepaskan gempa, maka
skalanya juga semakin tinggi. Setiap bertambah satu tingkat, maka energinya
juga akan meningkat kurang lebih 30 kali lipat.

Gempa bumi adalah suatu fenomena alam yang umum. Rata-rata setiap hari di
atas bumi ada gempa bumi, dan rata-rata terjadi 5 juta kali setiap tahun, di
antaranya gempa bumi yang terasa kurang lebih 50.000 kali, sedang gempa
keras di atas 7 pada skala richter rata-rata kurang dari 20 kali.
Gempa bumi desktruktif yang kuat dalam waktu singkat dapat merobohkan
rumah, menghancurkan jembatan, waduk dan bangunan, yang secara langsung
menimbulkan bencana hebat pada manusia. Bahkan dapat mengakibatkan
bencana banjir, kebakaran, Tsunami, zat beracun dan dan bencana sekunder
lainnya. Karena itu digolongkan dalam urutan ke-3.

TSUNAMI
Tsunami adalah suatu gelombang laut yang memiliki daya perusak yang kuat.
Aktivitas bumi seperti gempa bawah laut, letusan gunung berapi atau tanah
longsor dan sebagainya kemungkinan juga akan mengakibatkan Tsunami.

Ketika terjadi gempa, stratum (lapisan) dasar laut mengalami keretakan,


sebagian stratum naik atau tenggelam secara tiba-tiba, dan inilah yang
mengakibatkan segenap lapisan dari dasar laut hingga ke permukaan
mengalami “goncangan” keras. “Goncangan” ini tidak sama dengan gelombang
yang biasa kita jumpai. Gelombang laut umumnya hanya naik di sekitar
permukaan, tingkat kedalamannya tidak besar. Sedang “goncangan” air laut
yang disebabkan gempa adalah fluktuasi segenap sistem air dari permukaan
laut ke permukaan, energi yang terkandung didalamnya sangat mengejutkan.

Gelombang dahsyat menjulang tinggi saat Tsunami, ketinggiannya bisa


mencapai lebih dari puluhan meter, membentuk “dinding air”. Selain itu,
gelombang panjang Tsunami sangat besar, bisa menyebar ribuan km dengan
pengikisan energi yang sangat kecil. Karena sebab di atas, jika Tsunami
mencapai pesisir pantai, maka “Dinding air” akan menerjang ke daratan, dan
menimbulkan ancaman serius terhadap jiwa dan harta benda manusia.

Karena kedahsyatannya yang berdampak luas, sehingga Tsunami di golongkan


dalam urutan ke-2.
LETUSAN GUNUNG BERAPI

Gunung berapi bukan gunung yang menyemburkan “api”, yang disemburkannya


adalah suatu zat kental bersuhu tinggi, dan zat ini disebut magma (lahar).
Saat gunung berapi meletus, pemandangan akan tampak sangat menakjubkan.
Karena suhunya yang tinggi, dan mendapat tekanan kuat dari kerak bumi,
karena itu, jika bertemu dengan daerah yang agak tipis dan bercelah, maka
laharnya akan meluncur ke permukaan dengan deras.

Terjadinya gunung berapi adalah di bawah permukaan bumi, daerah yang


semakin dalam, maka suhunya juga akan semakin tinggi, di kedalaman sekitar
20 mil, tingginya suhu cukup melumerkan sebagian besar batuan. Saat batuan
lumer akan mengembang dan perlu ruang yang lebih luas. Materi yang
dilumerkan oleh suhu tinggi ini akan naik menelusuri celah. Saat tekanan lahar
lebih besar dari tekanan batuan di permukaannya, akan meletus dan
membentuk sebuah gunung berapi.

Ketika gunung berapi meletus, akan diiringi dengan gemuruh yang


menggetarkan bumi, batu-batuan beterbangan, dan lahar yang bukan main
panasnya menyembur deras dari bawah tanah, menelan segala yang benda di
sekelilingnya, dan dalam sekejab mata, sekitar puluhan mil lingkungan
tersebut diselimuti dalam sehamparan kabut tebal. Bahkan terkadang, karena
letusan gunung berapi, dapat membuat tanah datar dalam sekejab membentuk
sebuah gunung besar yang menjulang tinggi, seperti pembentukan gunung
Kilimanjaro di dekat khatulistiwa dan gunung ke tuo pa ke xi. Terkadang, bisa
juga dalam sekejab menelan segenap desa dan kota kabupaten, seperti kota
Longbei misalnya.

Letusan gunung berapi yang keras bukan saja dapat menghancurkan kota
kabupaten, bahkan bisa mengubah sebagian besar atau bahkan iklim sedunia.
Karena itu, gunung berapi digolongkan dalam urutan pertama dan memang
pantas mendapat sebutan penghancur ekstrem.

You might also like