You are on page 1of 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem keamanan yang menggunakan sistem mikrokontroller telah

digunakan didunia industri, karena sistem keamanan yang menggunakan

mikrokontroller lebih efektif dan terjamin keamanannya. Aplikasi dari sistem

keamanan ini bisa digunakan pada ruangan kelas. Selain keamanan, kedisiplinan

juga sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, dimana setiap peserta didik yang

masuk ruangan kelas harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Sistem keamanan dan kedisiplinan ini diaplikasikan pada pintu kelas yang

terintegrasi dari komponen elektronika dan sistem mikrokontroller yang dapat

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah

sebuah alat yang diberi judul ”Sistem Keamanan Pintu menggunakan

Password berbasis Mikrokontroler AT89S52”. Adapun alat tersebut

merupakan perangkat elektronika berupa pintu yang dapat terbuka secara otomatis

dengan menggunakan password dan diaplikasikan diruangan kelas. Rangkaian ini

juga memiliki output berupa alarm, Door Strike Series Model: DS-101, LCD dan

lampu indikator yang berfungsi untuk mendukung proses kerja alat agar bekerja

dengan sebaik mungkin.

Pada laporan ini telah dibahas dan dipelajari lebih dalam tentang

perancangan sebuah alat elektronika berbasis mikrokontroler yang dikendalikan

oleh bahasa pemograman Assembler yang dapat menggerakkan Door Strike

1
2

Series Model: DS-101 sebagai pengunci agar pintu dapat terbuka secara otomatis

dan semua indikasi yang terkombinasi dengan alat dapat diaktifkan dengan

menggunakan password dan dapat dipahami fungsi, karakteristik, serta cara

kerja dari alat yang telah dibuat dan diaplikasikan pada ruangan kelas dan

kehidupan sehari-hari.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal yang disebutkan diatas, maka perumusan masalah yang

akan dibahas adalah :

a. Prinsip kerja Keypad 4 x 3.

b. Relay Sebagai Driver Pengunci Pintu Door Strike 101

c. Sistem kerja Door Strike Series Model: DS-101 sebagai pengunci pintu.

d. LED Indikator

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Mempelajari prinsip kerja keypad, relay sebagai driver dan rangkaian

output yang berupa Door Strike Series Model: DS-101 dan LED indikator.

1.3.2 Manfaat

Mengetahui prinsip kerja keypad, relay sebagai driver dan rangkaian

output yang berupa Door Strike Series Model: DS-101 dan LED indikator.
3

1.4 Sistematika penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan laporan akhir ini, maka dibuatlah

laporan ini berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang pemilihan judul,

tujuan dan manfaat, perumusan masalah, metode penulisan, serta

sitematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas tentang penguraian teori tentang

komponen-komponen yang mendukung dalam pembuatan alat

yang akan dibuat.

BAB III : RANCANG BANGUN ALAT

Dalam bab ini diterangkan tentang komponen yang digunakan,

tahap- tahap perancangan alat, mulai dari tujuan, perancangan,

percobaan perakitan sampai ketahap perakitan alat.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang Data pengukuran, perhitungan serta

analisa dari kombinasi antara Keypad dengan Mikrokontroller

AT89S52 dalam pengendalian relay sebagai driver Pengunci

Pintu Door Strike Series Model: DS-101.


4

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan

serta saran yang berisikan tentang tindak lanjut yang harus

dilakukan untuk mengembangkan Sistem Kemanan Pintu dengan

Menggunakan Password Berbasis AT89S52.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Catu Daya

Secara umum istilah catu daya biasanya berarti suatu sistem penyearah filter

(rectifier), dimana rangkaian ini mengubah tegangan AC yang berasal dari

tegangan sumber PLN menjadi tegangan DC yang murni. Komponen dasar yang

digunakan pada rangkaian catu daya adalah transformator, penyearah, resistor,

dan kapasitor. Transformator (trafo) digunakan untuk mentransformasikan

tegangan AC dari 220 volt menjadi lebih kecil sehinga bisa dikelola oleh

rangkaian regulator linear. Penyearah yang terdiri dari dioda-dioda mengubah

tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah, tetapi tegangan hasil penyearah

kurang konstan, artinya masih mengalami perubahan periodik yang besar. Sebab

itu diperlukan kapasitor sehingga tegangan tersebut cukup rata untuk diregulasi

oleh rangkaian regulasi yang bisa menghasilkan tegangan DC yang baik dan

konstan.

Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi sistem

elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber

AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC

merupakan sumber tegangan searah.

5
6

Bila dilihat dengan osiloskop seperti gambar 1 berikut ini.

Gambar 1 (a) Sinyal Tegangan AC dan (b) Sinyal Tegangan DC

Bila diamati, sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu pada kutub

positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber DC selalu pada

satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan

menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang dibentuk

dari dioda.

Jika suatu catu daya bekerja dengan beban maka akan terdapat keluaran

tertentu dan jika beban tersebut dilepas tegangan keluar akan naik, persentase

kenaikan tegangan dianggap sebagai regulasi dari catu daya tersebut. Regulasi

adalah perbandingan perbedaan tegangan terdapat tegangan beban penuhnya.

Besarnya persentase dari regulasi tegangan dapat dirinci dengan persaman :

(Vnl − Vfl )
% regulasi = x100 % , dimana : Vnl : tegangan tetap beban
2

Vfl : tegangan beban penuh

Agar tegangan keluaran catu daya lebih stabil, dapat digunakan suatu

komponen IC yang disebut dengan IC regulator, misalnya LM 78XX. Hal ini


7

memungkinkan keluaran DC catu daya dapat dibentuk sesuai kebutuhan. Gambar

2 menunjukan rangkaian catu daya menggunakan Regulator IC LM 7812 dan IC

LM 7805.

Gambar 2 Rangkaian Catu Daya

• Puncak tegangan sekunder.

Ns
Vs = Np .Vp

Jika filter kapasitor bekerja pada penyearah gelombang penuh, maka bentuk
gelombang vo dapat didekati sbb:

Gambar 3 Bentuk Gelombang dengan Filter Kapasitor


8

Berdasarkan gambar 2 dan 3 dapat diturunkan rumus sebagai berikut :

• Vpuncak

VS
Vpuncak = atau
2

1
= VS
2

1
= 0,707 V S

• Vdc tahap 1

Vdc(1) = Vpuncak – (2 x Vdioda)

• Tegangan riak puncak ke puncaknya (Vripple) adalah


Id c
Vrip = f C

Keterangan :

Idc = Arus Beban DC

f = Frekuensi

C = Beban Filter Kapasitor

• Jadi, tegangan searah yang dihasilkan oleh rangkaian power supply diatas

adalah :

Vdc(2) = Vdc(1) – Vrip

• Maka arus yang dihasilkan setelah melewati IC regulator adalah


Vdc
Idc =
RL
9

Dalam rangkaian catu daya ini dipasang 2 IC regulator dimana berfungsi

untuk menghasilkan keluaran tegangan yang diperlukan. IC regulator dipasang

untuk mendapatkan tegangan keluaran catu daya tetap, meskipun diberikan beban.

IC regulator memiliki 3 terminal, yaitu Vin, Vout dan ground (GND). Dalam IC

LM 78XX ini terdapat rangkaian regulasi yang berfungsi mengatur tegangan,

sehingga riak hilang dan tegangan keluaran tidak lagi tergantung pada arus yang

mengalir. Selain rangkaian regulasi tegangan juga sudah terdapat rangkaian

pengaman yang melindungi IC ini dari arus atau daya yang terlalu tinggi, terdapat

pembatas arus yang mengurangi tegangan keluaran kalau batas arus terlampaui..

Komponen ini memiliki arus beban mulai dari 100 mA hingga dari 3 A. Tersedia

dalam kemasan plastik atau logam dengan harga yang murah dan mudah

digunakan.

Gambar 4 Susunan kaki IC regulator 78xx


Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil,

namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan

outputnya juga akan naik/turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini

cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi

tegangan keluaran ini menjadi stabil.


10

2.2 Keypad

Keypad adalah saklar-saklar push button yang disusun secara matriks yang

berfungsi untuk menginput data seperti, input pintu otomatis, input absensi, input

datalogger dan sebagainya. Saklar-saklar push button yang menyusun keypad

yang digunakan umumnya mempunyai 3 kaki dan 2 kondisi, kondisi pertama

yaitu pada saat saklar tidak ditekan, maka antara kaki 1, 2 dan 3 tidak terhubung

(berlogika 1), sebagaimana terlihat pada gambar 5 (a),

Gambar 5 Keypad 4x3

sedangkan pada kondisi kedua adalah saat saklar ditekan, maka kaki 1, 2

dan 3 akan terhubung dan berlogika 0 sebagaimana terlihat pada gambar 6 (b).

(a) Keadaan saat saklar tidak ditekan (b) Keadaan saat saklar ditekan
(berlogika 1) (berlogika 0)

Gambar 6 Saklar Push Button 3 Kaki


11

2.2.1 Rangkaian Keypad Matrik 4 x 3

Keypad akan tersusun secara matrik dengan kondisi satu kaki menjadi

indeks kolom (C1), satu kaki menjadi indeks baris (R1) dan satu kaki menjadi

common (common). Susunan matrik keypad 4x3 tidak hanya terdiri dari satu

saklar, akan tetapi tersusun dari 12 saklar dalam kondisi terhubung antara indeks

baris, kolom dan common yang ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7 Rangkaian Matrik Keypad 4 x 3

2.2.2 Kombinasi Keypad dengan Mikrokontroller

Ketika keypad dalam keadaan tidak ditekan maka baris (row) R1, R2, R3,

R4, dan kolom (collum) C1,C2,C3,C4 yang terkombinasi dengan mikrokontroller

ber logika satu.


12

Gambar 8 Sistem Input Data Keypad

Dan apabila salah satu tombol ditekan akan terjadi hubungan singkat yang

menyebabkan berlogika nol. Berikut contoh input data desimal pada keypad:

TOMBOL 1 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 0 1 1 0 1 1 1

B 7

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 1 yaitu B7.

TOMBOL 2 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 0 1 0 1 1 1

D 7
13

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 2 yaitu D7.

TOMBOL 3 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 1 0 0 1 1 1

E 7

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 3 yaitu E7.

TOMBOL 4 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 0 1 1 1 0 1 1

B B

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 4 yaitu BB.

TOMBOL 5 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 0 1 1 0 1 1

D B

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 5 yaitu DB.


14

TOMBOL 6 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 1 0 1 0 1 1

E B

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 6 yaitu EB.

TOMBOL 7 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 0 1 1 1 1 0 1

B D

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 7 yaitu BD.

TOMBOL 8 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 0 1 1 1 0 1

D D

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 8 yaitu DD.


15

TOMBOL 9 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 1 0 1 1 0 1

E D

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 9 yaitu ED.

TOMBOL 0 ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 0 1 1 1 1 0

D E

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 0 yaitu DE.

TOMBOL (*) ditekan :

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 0 1 1 1 1 1 0

B E

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol (*) yaitu BE.

TOMBOL (#) ditekan :


16

P1.7 C1 C2 C3 R1 R2 R3 R4
P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0

1 1 1 0 1 0 1 0

E E

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol (#) yaitu EE.

Tabel 1
Kombinasi Data Keypad

C1 C2 C3 R1
Tomb P1. R2 R3 R4
P1. P1. P1. P1. HEX
ol 7 P1.2 P1.1 P1.0
6 5 4 3
1 1 0 1 1 0 1 1 1 B7
2 1 1 0 1 0 1 1 1 D7
3 1 1 1 0 0 1 1 1 E7
4 1 0 1 1 1 0 1 1 BB
5 1 1 0 1 1 0 1 1 DB
6 1 1 1 0 1 0 1 1 EB
7 1 0 1 1 1 1 0 1 BD
8 1 1 0 1 1 1 0 1 DD
9 1 1 1 0 1 1 0 1 ED
0 1 1 0 1 1 1 1 0 DE
* 1 0 1 1 1 1 1 0 BE
# 1 1 1 0 1 1 1 0 EE

Pengambilan data dari keypad dilakukan dengan menunggu adanya

penekanan tombol keypad. Kondisi tidak ada penekanan tombol adalah high

untuk semua pin keypad kecuali common yang terhubung ke ground atau pada

port mikrokontroler. Untuk itu program akan mendeteksi dengan tidak adanya

kondisi pada port sebagai detector akan tetapi adanya penekanan tombol. Setelah
17

ditemukan adanya penekanan tombol, maka dilakukan pencarian tombol apa yang

ditekan berdasarkan angka–angka yang tercantum pada tabel 1. Jika tidak

ditemukan salah satu kombinasi maka berarti ada lebih dari satu tombol yang

ditekan, atau ada “gangguan lain” yang menyebabkan data tidak valid. Untuk itu

ulangi lagi dengan menekan tombol keypad.

2.3 Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 dipilih karena memiliki memori flash PEROM

yang cukup untuk menyimpan seluruh program dari sistem, serta untuk

memanfaatkan fungsi timer yang digunakan sebagai pengatur kecepatan motor.

Spesifikasi penting dari mikrokontroler AT89S52 adalah:

 Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51

 8 Kbyte In-system Programmable (ISP) flash memori dengan kemampuan

1000 kali baca/ tulis

 Tegangan kerja 4-5 V

 Bekerja dengan rentang 0-33 Mhz

 256x8 bit RAM internal 32 jalur I/ O yang dapat diprogram

 Tiga buah 16 bit Timer/ Counter

 Delapan sumber interrupt (Budiharto, 2005: 17-18)

Mikrokontroller spesifikasi nilai tegangan tinggi dan nilai 1 tegangan

rendah 0.

Berikut tabel spesifikasi nilai pada mikrokontroller AT89S52:


18

Tabel 2 Tabel Spesifikasi Nilai Logika AT89S52

(http://www.datasheetcatalog.org/datasheet/atmel/doc1919.pdf)

Kondisi Tegangan Parameter V Min V Max Logika


Vil Tegangan Input Rendah -0.5 V 0.2 V 0
Vih Tegangan Input Tinggi 0.2 V 5V 1
Vol Tegangan Output Tinggi -0.5 V 0.45 V 0
Voh Tegangan Output Tinggi 0.45 V 5V 1

2.3.1 Konfigurasi Pin AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya

digunakan sebagai port pararel. Satu port pararel terdiri dari 8 pin, sehingga

jumlah port pada mikrokontroller AT89S52 adalah 4 port, yaitu port 0, port 1,

port 2 dan port 3. Diagram pin dari mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada

Gambar 9. (Wahyudin, 2006: 9)

Gambar 9 Susunan Pin Mikrokontroler AT89S52

Penjelasan dari pin-pin mikrokontroler AT89S52 tersebut adalah sebagai

berikut :

 Pin 1 sampai pin 8


19

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port 1. Port 1 sendiri

merupakan port input output dua arah yang dilengkapi dengan pull-up internal

yang mampu untuk memberikan/menyerap arus dari empat input TTL sebesar 1,6

mA. (ISP). (Budiharto, 2005: 23)

 Pin 9

Merupakan input reset yang berfungsi untuk membuat mikrokontroler

memulai pembacaan program dari alamat awal. Fungsi reset akan aktif bila

mikrokontroler menerima input dengan logika 1 pada pin 9. (Budiharto, 2005: 23)

 Pin 10 sampai pin 17

Pin 10 sampai dengan pin 17 merupakan pin dari port 3. Port 3 merupakan

port input-output dua arah dengan internal pull-up yang memiliki fungsi

pengganti. Ketika logika ‘1’ diberikan kepada port 3, maka pull-up internal akan

membuat port pada kondisi high dan port 3 dapat digunakan sebagai saluran

input. (Budiharto, 2005: 23)

 Pin 18 dan pin 19

Mikrokontroler AT89S52 telah memiliki seluruh rangkaian oscillator yang

diperlukan pada chip, kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi dari

ocsillator. Untuk mengunakannya, maka resonator kristal atau keramik

dihubungkan diantara kaki-kaki XTAL1 (Pin18) dan XTAL2 (Pin 19) dari

mikrokontroler AT89S52 seperti yang diperlihatkan pada gambar 10.


20

Gambar 10 Rangkaian Oscillator

 Pin 20

Merupakan pin ground yang dihubungkan dengan ground dari sumber

tegangan. Pada beberapa gambar rangkaian, simbol ground sering disingkat

dengan GND. (Budiharto, 2005: 25)

 Pin 21 sampai 28

Pin 21 sampai dengan pin 28 merupakan port 2 yang merupakan port input

output dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. (Budiharto, 2005:

25)

 Pin 29

Pin 29 adalah pin Program Store Enable ( PSEN ) yang merupakan sinyal

pengontrol untuk mengakses program memori eksternal yang masuk ke dalam

jalur data selama proses pemberian atau pengambilan instruksi. (Budiharto, 2005:

25)

 Pin 30

Pin 30 adalah pin Address Latch Enable (ALE/ PROG ) yang berfungsi

sebagai penahan alamat memori eksternal. Selain itu pin ini juga dapat berfungsi
21

sebagai sinyal input program selama proses pemrograman. Pin ALE dapat di non-

aktifkan dengan menset bit 0 dari SFR pada lokasi alamat 8EH. (Budiharto, 2005:

26)

 Pin 31

Pin 31 adalah pin EA /Vpp yang merupakan External Access Enable. Jika

mikrokontroler akan mengeksekusi program dari memori eksternal, maka pin 31

yaitu pin/Vpp harus dihubungkan dengan ground. Jika mikrokontroler akan

mengeksekusi program dari memori internal AT89S52, maka pin EA /Vpp harus

dihubungkan dengan Vcc. (Budiharto, 2005: 26)

 Pin 32 Sampai 39

Pin 32 sampai dengan pin 39 adalah port 0 yang merupakan port input

output dengan tipe open drain bidirectional. Sebagai port output, masing-masing

kaki dapat menyerap arus (sink) hingga delapan input TTL (arus sekitar 3,8 mA).

Sedangkan pada saat port 0 diberi logika ‘1’, maka pin-pin pada port 0 dapat

digunakan sebagai input berimpedansi tinggi. (Budiharto, 2005: 26)

 Pin 40

Merupakan pin Vcc untuk menerima tegangan sumber (+) yang dibutuhkan

oleh mikrokontroler AT89S52. (Budiharto, 2005: 26)

2.4 Transistor Sebagai Saklar


22

Saat sebuah transistor digunakan pada suatu rangkaian, fungsi dari

transistor tersebut ditentukan oleh kurva karakteristiknya. Transistor memliki

kurva karakteristik input, output dan transfer, yang paling umum digunakan

adalah kurva karakteristik output. Pada saat Transistor digunakan sebagai saklar,

maka daerah yang digunakan pada kurva karakteristik ialah daerah "cut-off" dan

daerah "saturasi", untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah.

Gambar 11 Kurva Karakteristik Transistor

Daerah yang diarsir kuning adalah daerah "cut-off". Pada saat "cut-off"

kondisi dari transistor adalah arus basis sama dengan nol (IB = 0), Arus output

pada kolektor sama dengan nol dan Tegangan pada kolektor maksimum atau sama

dengan tegangan supply ( VCE = VCC ).

Daerah yang diarsir merah adalah daerah "saturasi". Pada saat "saturasi"

kondisi dari transistor adalah arus basis maksimal (IB=Max) sehingga

menghasilkan arus kolektor maksimal (IC=Max) dan tegangan Kolektor Emitor

minimum (VCE=0).
23

Garis beban dapat dibangun apabila kita mengetahui arus beban pada

rangkaian dan tegangan operasinya. Sekarang coba anda bayangkan mendisain

transistor yang digunakan untuk mensaklar beban sebesar 20mA, tegangan

supply-nya 5V DC. Titik "A" pada diagram dibawah adalah kondisi saat Saat

transistor OFF, IC (arus kolektor) akan menjadi nol sedangkan VCE (tegangan

kolektor-emitor) akan menjadi hampir sama dengan tegangan supply (5V DC).

Titik "B" pada diagram diatas adalah kondisi saat transistor ON dimana IC

akan menjadi 20mA (sama dengan arus beban) dan VCE nilainya sangat kecil

hampir mendekati nol. Garis yang ditarik dari titik A ke titik B ini yang

dinamakan garis beban.

Berikut perumusan dari transistor

hfe = Ic / Ib

2.5 Relay Elektromagnetik

Relay adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan

atau menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan yang lainnya.

Relay adalah saklar elektromagnetik yang akan bekerja apabila arus

mengalirmelalui kumparan dan inti besi akan menjadi magnet sehingga menarik

kontak-kontak relay.

Gambar 12 Konfigurasi Relay


24

Kontak-kontak dapat ditarik apabila garis magnet dapat mengalahkan gaya pegas

yang melawannya. Untuk memperbesar kuat medan magnet dibentuk suatu

sirkuit. Bentuk fisik relay dapat dilihat pada gambar 12.

2.5.1 Parameter Relay

Parameter-parameter relay sebagai berikut :

a. Resistansi kumparan

Resistansi kumparan ditentukan oleh :

1. Tebal kawat

2. Jumlah lilitan

b. Arus driver

Besar kuat arus diberikan pabrik, relay perlawanannya kecil memerlukan

arus yang besar, sedang relay yang perlawanannya besar memerlukan arus yang

lebih kecil.

c. Tegangan driver

Tegangan driver adalah tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan

relay, besarnya tegangan ini adalah :

V = I .R

Dimana : I = arus

R = resistansi komponen

d. Daya driver

daya driver adalah perkalian arus dengan tegangan driver. Daya ini

merupakan daya yang diperlukan untuk mengaktifkan relay. Dalam penggunaan


25

relay perlu dipasang dioda pelintas tegangan balik. Konfigurasi pensaklaran relay

sesuai dengan jumlah kutub dan banyaknya posisi saklar.

Kontak-kontak dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian yaitu :

1. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan

disebut sebagai kontak Normally Open ( NO ).

2. Bila kumparan dialiri listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut

dengan kontak Normally Close (NC)

3. Tukar-sambung (Change Over/CO), relay jenis ini mempunyai kontak

tengah yang normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi ini dan

membuat kontak dengan yang lain bila relay dialiri listrik.

Normally Open Normally Close ChangeOver

Gambar 13 Jenis Konstruksi Relay

(http://id.wikipedia.org/wiki/Relay)

2.6 Pengunci Pintu (Door Strike Series Model: DS-101)

Pengunci Pintu (Door Strike Series Model: DS-101) merukapan alat pengunci

elektrik yang bersifat elektromagnetik karena alat ini terdiri dari lilitan, besi dan

magnet yang tersusun secara struktural, sehingga ketika diberi tegangan input
26

akan terjadi induksi yang dapat menghasilkan gaya gerak magnetik, dan tuas pada

DS-101 dapat mengunci secara otomatis seperti yang ditunjukan pada gambar 15.

Gambar 14 Pengunci Pintu (Door Strike Series Model: DS-101)

Tabel 3 Spesifikasi dari Door Strike Series Model : DS-101

Spesifikasi:
Ukuran 150Lx39.5Wx28H(mm)
Stuktur Standar Stainless Steel
Tegangan DC12V
Arus 450mA
Sistem Penguncian Terkunci ketika tidak diberi tegangan
Safety Function Built-out voltage spike suppressor
Tes Performa Seratus ribu kali test
Mode Buka Pintu Mengayunkan pintu 90 derajat
Suitable For Wooden Door, Metal Door, Fireproof Door.
Authority Certification CE & MA approved
Berat Bersih 0.4kg

Ketika diberi tegangan 12 volt DC maka lilitan akan menginduksikan

magnet, karena magnet didalam alat tersebut dihadapkan dengan polaritas yang

sama, sehingga terjadi gaya tolak magnet antara keduanya. Oleh karena lilitan

tersebut menghasilkan induksi elektro magnetis, magnet akan memberikan

tolakan kepada besi, sehingga besi tersebut bergerak dan memberikan celah untuk

tuas kunci pada pintu sehingga pintu dapat dibuka.


27

Induksi Elektro
Magnetis
Besi (Tuas Pengunci )

LILITAN MAGNET

Gambar 15 Kontruksi Pengunci Pintu (Door Strike Series Model: DS-101)

2.6.1 Prinsip Kerja Pengunci Pintu (Door Strike Series Model: DS-101)

Berikut kinerja dari alat pengunci (Door Strike Series Model: DS-101)

yang bekerja dalam 4 kondisi:

• Pada kondisi pertama alat tidak diberi tegangan, dan tidak ada gaya gerak

magnetik. Oleh karena itu tuas penyangga masih dalam keadaan diam

sehingga alat dalam kondisi terkunci. Lihat gambar 15 :

Gambar 16 Alat Ketika Tidak Diberi Tegangan


28

• Pada kondisi kedua, ketika alat diberi input tegangan 12 volt, akan terjadi

gaya gerak magnetis yang menyebabkan tuas penyangga kunci tertarik

oleh magnet, sehingga menyediakan ruang terhadap pengunci ( lihat

gambar 17 A, dan menyebabkan pengunci dapat didorong dan dalam

kondisi terbuka ( lihat gambar 17 B ):

A
12 V
Gambar 17 A Alat Ketika Diberi Tegangan

12 V B
Gambar 17 B Pengunci Didorong
29

12 V

Kaitan Kunci

Pengunci

A B
Gambar:18 A. Alat Dalam Keadaan Mengunci Pintu

B. Alat Dalam Keadaan Tidak Mengunci Pintu

• Pada kondisi terakhir ketika alat dipasang pada pintu, dan tidak diberi

tegangan maka pengunci tidak dapat didorong sehingga pintu masih dalam

keadaan terkunci ( lihat gambar 18 A), sedangkan ketika alat diberi

tegangan, maka pengunci akan bisa didorong, sehingga pintu dapat dibuka

( lihat gambar 18 B ).

2.7 Light Emiting Diode (LED)

LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang

dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah
30

dioda. Strukturnya sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa

elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi

Gambar 19 LED

-panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien mengeluarkan cahaya.

Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai

adalah galium, arsenic dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan

warna cahaya yang berbeda pula

2.7.1 Prinsip Kerja LED

Jika diberi tegangan maju, LED akan mengeluarkan cahaya. Warna cahaya

yang akan dihasilkan tergantung dengan jenis material dari pertemuan intensitas

cahayanya yang berbanding dengan arus maju yang mengalir. Arus maju yang

diserap berkisar antara 10 sampai 20 mA untuk kecerahan nyala maksimum.

LED juga dapat bekerja ketika kutub anoda dihubungkan pada tegangan

listrik searah DC positif (+), dan kutub katode dihubungkan pada tegangan DC
31

negative (-) . Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah

1,6 sampai 2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan

tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt,

LED kuning 5 volt, LED hijau 5 volt.

Gambar 20 Kontruksi LED

Fungsi dari LED yaitu dimana konsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil

bentuknya (tidak makan tempat). Setelah itu terdapat keistimewaan tersendiri dari

LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya dingin, umur tidak dipendekan

oleh peng on-off-an yang terus menerus, tidak memancarkan sinar merah infra

(terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti itu).


32

BAB III
PERANCANGAN

3.1 Blok Diagram

RELAY
M ELEKTROMAGNETIS
I
K
R
CATU O
DAYA K Door Strike Series
O Model: DS-101
N
T
KEYPAD R
MATRIK 4X3 LED
O
INDIKATOR
L
L
E
R

Gambar 21 Blok Diagram Sistem Keamanan Pintu menggunakan Password


berbasis Mikrokontroler AT 89S52

3.2 Tujuan Perancangan

Tahapan terpenting adalah perancangan yang baik dan sistematis akan

memberikan kemudahan dalam proses penyelesaian pembuatan alat. Untuk itu

diperlukan beberapa faktor penunjang diantaranya buku referensi ataupun fasilitas

laboratorium dan bengkel, yang kesemuanya sangat mendukung dlam proses

perancangan. Dari seluruh proses pembuatan suatu sistem rangkaian.

32
33

Perancangan alat ini mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan suatu

alat atau system yang baik seperti yang diharapkan, dengan mempertimbangkan

karakteristik – karakteristik komponen yang digunakan. Selain itu dengan adanya

perancangan ini yang merupakan tahap penyelesaian Laporan Akhir, dilaksanakan

secara sistematis dan saling berkaitan sehingga diperoleh peralatan dengan

spesifikasi yang baik.

3.3 Metode Perancangan

Dalam proses perancangan alat ini terbagi menjadi dalam 2 langkah antara

lain :

 Perancangan Software

Pada Perancangan software ini, diatur bagaimana kerja dari rangkaian yang

akan dibuat, membuat rangkaian downloader serta membuat program

dengan menggunakan instruksi – instruksi yang ada pada Mikrokontroler

AT89S52 sehingga input dan outputnya langsung dapat digunakan.

 Perancangan elektronik

Pada bagian ini akan dibahas tentang perancangan dari alat, mulai dai

gambar rangkaian lengkap, sub rangkaian, layout rangkaian, dan tata letak

komponen serta mekanik dari pemasangan alat pengamanan pintu terhadap

aplikasi pintu sebenarnya.

Oleh karena itu pada perancangan ini terdiri dari 2 bagian yaitu :

• Bagian Elektronik

• Bagian Mekanik
34

3.4 Flow Chart

Start

Inisialisasi Port 1/0

Cek Keypad

Kode Keypad Valid BuzzeBuny 3 sekon


i

Write LCD = kode


valid

Masuk Pilih
Buka Pintu
2. Ganti Password

Key =
1

Key = x
LCD = Open = kode valid

LCD = Admin
Buka Pintu

LCD Please Change


Wait

Close

END
35

3.5 Sistem Kerja Rangkaian Berdasarkan Flow Chart

Rangkaian mikrokontroler ini merupakan pusat pengolahan data dan pusat

pengendali alat. Di dalam rangkaian mikrokontroler ini terhadap empat buah port

yang digunakan untuk menampung input atau output data dan terhubung langsung

oleh rangkaian-rangkaian dari alat pengendali. Rangkaian ini tersusun atas osilator

kristal 11.0592 MHz yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua

buah kapasitor sebesar 30pF yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi. Pada

rangkaian mikrokontroler, di bawah terdapat dua buah rangkaian LED yang

berfungsi sebagai tanda saat kode password dimasukkan melalui keypad.

Kapasitor 10uF dan resistor 8k2Ω berfungsi untuk rangkaian Reset

sebelum program yang terdapat pada mikrokontroler dijalankan. Pada alamat Port

0 terdapat delapan buah resistor sebesar 10kΩ yang berfungsi sebagai pull up

pada Port 0.

Rangkaian ini di buat untuk mengatur output LCD, Buzzer, Pengunci

Pintu Door strike 101 yaitu dengan menggunakan Keypad sebagai input dari

rangkaian. Keypad sendiri berfungsi sebagai pengentri password yang sudah di

program di mikrokontroller AT 9S52. Untuk mengaktifkan buzzer dan alat

pengunci pintu door strike 101, dibutuhkan masing-masing driver relay untuk

keduanya, dan pengontrollan alat tersebut sudah diprogram didalam

mikrokontroller AT89S52, ketika input password benar maka Rangkaian relay

akan mengaktifkan Pengunci pintu, sedangkan ketika input password salah, maka

relay akan mengaktifkan buzzer. Sedangkan LCD langsung dihubungkan ke

mikrokontroller yaitu Port2.0 Port2.1, Port 2.2, Port, 2.3, dan Port 2.4.
36

3.6 Perancangan Elektronika

3.6.1 Bagian Elektronik

3.6.1.1 Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya memberikan suplai tegangan pada alat pengendali.

Rangkaian catu daya mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC.

Tegangan 220 VAC ini kemudian diturunkan menjadi 15 VAC melalui trafo

penurun tegangan.

Tegangan AC 15V disearahkan oleh dioda bridge menjadi tegangan DC.

Keluaran dari dioda bridge ini kemudian masuk ke IC regulator yang fungsinya

adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator terdiri dari dua buah IC, yaitu

LM7805 dan LM7812 yang menghasilkan tegangan DC sebesar +5V dan +12V.

Oleh karena tegangan yang diperlukan pada tiap rangkaian tidak sama, rangkaian

catu daya ini mempunyai dua buah keluaran tegangan DC, yaitu +5V dan +12V

yang berfungsi untuk memberi pasokan tegangan pada tiap rangkaian. Kapasitor

100nF berfungsi untuk membuang noise pada tegangan.

Berikut gambar rangkaian, layout dan tata letak komponen dari Catu

Daya:

a. Rangkaian catu Daya


37

Gambar 22 Rangkaian Catu Daya

b. Layout Catu Daya

Gambar 23 Layout Catu Daya

c. Tata Letak Komponen Pada Rangkaian catu Daya

Gambar 24 Tata Letak Komponen Catu Daya

3.6.1.2 Rangkaian Matrik Pada Keypad

Rangkaian keypad ini merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai

tombol untuk mengendalikan alat secara manual. Keypad ini tersusun atas tombol

matrik 4x3 dan masing-masing tombol terhubung ke ground. Tiap tombol dari
38

rangkaian ini akan terhubung langsung ke alamat register P.0 pada

mikrokontroler.

Gambar 25 Rangkaian Keypad Matrik 4x3

Dari rangkaian keypad pada Gambar 27 di atas, dapat diketahui bahwa bila

tidak ada penekanan tombol pada keypad maka kondisi pada P0.0 sampai P0.6

adalah 1 atau high. Jika terjadi penekanan pada tiap tombol pada tiap tombol pada

keypad, kaki port 0 pada baris dan kolom terhubung ke ground sehingga baris dan

kolom akan berlogika low atau 0. Untuk membuat program Assembler,

pengambilan data melalui keypad pada prinsipnya dilakukan dengan cara

membandingkan data awal sebalum terjadi penekanan keypad dengan data setelah

terjadi penekanan pada keypad. Dari rangkaian keypad tersebut, data yang

dibandingkan adalah data yang terletak pada alamat Port 0 mikrokontroler.

3.6.1.3 Rangkaian Sistem Minimum


39

Rangkaian mikrokontroler ini merupakan pengendali utama bagi sistem

yang telah dibuat. Pada dasarnya rangkaian mikrokontroler ini merupakan sistem

minimum dari mikrokontroler AT89S52.

Agar mikrokontroler dapat bekerja, maka dibutuhkan suatu rangkaian

osialtor sebagai sumber clock dan dalam hal ini digunakan osilator internal yang

sudah ada dalam mikrokontroler ATmega8535 yang langsung dihubungkan

dengan sebuah kristal. Kristal yang digunakan adalah kristal 1 MHz supaya

mikrokontroler dapat bekerja dengan kecepatan maksimum. Fungsi dari kapasitor

C1 dan C2 merupakan sebagai penstabil clock.

Berikut gambar rangkaian, layout dan tata letak komponen dari Sistem

Minimum:

a. Rangkaian Sistem Minimum

Gambar 26 Rangkaian Sistem Minimum

b. Layout Rangkaian Sistem Minimum


40

Gambar 27 Layout Rangkaian Sistem Minimum


c. Tata Letak Komponen Sistem Minimum

Gambar 28 Tata Letak Komponen Rangkaian Sistem Minimum

3.6.1.4 Rangkaian Relay Sebagai Driver Alat Pengunci Pintu (DS-101)

Rangkaian Relay ini berfungsi untuk menghubungkan tegangan 12 Volt ke

alat pengunci Door Strike 101. Alat ini dikendalikan langsung oleh

mikrokontroler. Saat mikrokontroler memberi pulsa atau logika 0, Door Strike

101 dalam keadaan tertutup, sedangkan bila logika 1 diberikan oleh

mikrokontroler maka relay akan mengalami gaya gerak magnet yang

menggerakan switch yang ada didalam relay ke tegangan 12 volt, sehingga alat

pengunci pintu dapat bekerja dan pintu akan terbuka.

Berikut gambar rangkaian, layout dan tata letak komponen dari Relay

Sebagai driver alat Pengunci Pintu:


41

a. Relay pada rangkaian alarm ini menggunakan supply tegangan sebesar 5

Volt untuk dapat menggerakkan relay. Beban yang dapat digunakan pada

relay adalah sampai 24 VDC dengan arus sebesar 1V.

Gambar 29 Rangkaian Relay Sebagai Driver Alat Pengunci Pintu

b. Layout Driver Relay dan Tata Letak Komponen

Gambar 30 Layout Rangkaian Driver Relay


42

Gambar 31 Tata Letak Komponen Rangkaian Driver Relay


3.6.1.5 Rangkaian LED sebagai Indikator

Rangkaian LED terdapat LED 1 yang terhubung pada alamat register P1.4

dan LED 2 terhubung pada register P1.6. LED. LED tersebut berfungsi untuk

menandakan bahwa password yang dimasukan melalui keypad benar atau salah.

LED terdiri dari dua warna yaitu merah dan hijau. Jika password yang dimasukan

benar maka LED warna hijau atau LED 1 akan menyala, tapi jika password salah

maka LED warna merah atau LED 2 akan menyala.

Berikut gambar rangkaian, layout dan tata letak komponen dari rangkaian

LED:

a. Rangkaian LED c. Layout Rangkaian LED

b. Tata Letak Komponen LED


43

Gambar 33 Skema Rangkaian


Gambar 32: a. Rangkaian LED b. Layout Rangkaian LED

c. Tata Letak Komponen LED

3.7 Gambar Rangkaian Keseluruhan


44

3.8 Bagian Perancangan Mekanik

Pada bagian perancangan mekanik ini yaitu, desain pemasangan alat ke

pintu, langkah-langkah pemasangan rangkaian elektronika kedalam box, serta

pemasang box rangkaian elektronika tersebut terhadap pintu ruangan.

• Tampilan Desain Pintu

Gambar 34 Tampilan Depan Pintu


45

Alat sistem pengamanan pintu dipasang pada dinding bagian depan pintu,

lihat gambar dapat kita lihat pada box1, yaitu merupakan tempat menginput

password, pada box ini terdapat keypad, LCD, LED dan Buzzer. Sedangkan pada

box 2, merupakan tempat baterai emergensi. Apabila sumber listrik mati, baterai

dapat digunakan yaitu dengan menekan switch yang ada pada box 2 maka baterai

akan terhubung.

• Perancangan Box Set

Gambar 35 Perancangan Box Set

Pada gambar kita lihat bahwa gambar 2 adalah box yang telah dilubangi

sesuai dengan ukuran LDC ( gambar 3) agar LCD dapat dipasang pada bagian itu.

Begitu juga dengan Keypad (gambar 4) langsung dipasangkam pada box dengan

melekatkannya dengan lem bakar. Pada gambar satu kita lihat bahwa itu

merupakan system elektronika dari system pengamanan pintu. Bagian ini

dipasang pada dibagian belakang box, kemudian dikunci dengan sekrup.


46

• Mekanisme Pemasangan Alat Pengunci Pintu (Door Strike Series Model:


DS-101)

Door Strike Series


Model: DS-101

Gambar 36 Mekanisme Pengunci Door Strike Series Model: DS-101

Door Strike Series Model: DS-101 dipasangkan pada bagian samping

pintu, sebelumnya dibuatkan dulu tempat untuk DS-101 dengan pengukuran yang

sesuai dengan ukuran dari alat tersebut. Berikut mekanismenya ukurannya:

Gambar 37 Tampak Pengukuran Alat Dari Samping


47

Gambar 38 Tampak Pengukuran Alat Dari Atas

Gambar 39 Tampak Pengukuran Alat Ketika Dipasang ke Pintu

Keterangan gambar:
48

Semua nilai pengukuran dalam satuan Milimeter (mm)

3.9 Prinsip Kerja Alat

Alat pengunci pintu ini dapat dikendalikan yaitu dengan kode password

melalui keypad matrik untuk membuka pintu.

• Prinsip kerja pengendalian melalui keypad matrik :

a. Rangkaian diberi catu daya.

b. Masukan 3 digit kode password.

c. Jika kode benar, tekan (1) untuk masuk Pengunci Pintu Door Strike 101 akan

terbuka selama 10 detik dan LED 1 (hijau) akan menyala.

d. Jika kode salah, Buzzer akan berbunyi selama 5 detik LED 2 ( merah ) akan

menyala.

• Cara mengganti password

Pada saat mengganti password, semua password yang teregister di memori

mikrokontroller akan terkunci, sehingga hanya password baru yang berlaku.

a. Masukan password user yang ingin mengganti password.

b. Tekan (2).

c. Masukkan 3 digit password baru.

d. Setelah kode password lama diganti dengan kode password yang baru, semua

password yang teregister di memori mikrokontroller akan terkunci, sehingga

hanya password baru yang berlaku.


49

e. Untuk mereset kembali password lama yang sudah teregister dimemori

mikrokontroller, matikan power supply dan hidupkan kembali, maka semua

password yang teregister akan aktif kembali.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tujuan pengukuran alat

Pengukuran dan analisa merupakan tahap terpenting dalam pembuatan suatu

alat. Adapun tujuan dari pengukuran dan analisa rangkaian adalah untuk

mengetahui apakah alat yang dibuat dapat berfungsi dengan baik.

4.2 Pengukuran alat

Proses pengukuran dapat segera dilakukan setelah mengetahui titik-titik

pengukuran ( Tp ). Pengaruh impedansi juga perlu diperhatikan dalam melakukan

proses pengukuran. Ketidaksesuaian impedansi antara pengujian, kabel dan alat

pengukuran yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

4.3 Rangkaian pengujian

Rangkaian yang telah selesai dirancang sesuai dengan spesifikasi alat yang

diinginkan, maka perlu diadakan serangkaian pengujian-pengujian terhadap

rangkaian tersebut. Pengujian ini berguna untuk membuktikan bahwa hasil

perencanaan yang dilakukan adalah benar. Pengujian atau pengukuran dilakukan


50

pada rangkaian pengujian dengan memperhatikan TP (titik pengukuran). Adapun

titik pengukuran pada rangkaian dapat dilihat pada gambar 41.

4.4 Titik Pengukuran Pada Rangkaian

47
51

Gambar 40 Titik Pengukuran Pada Rangkaian

Dapat dilihat pada gambar 41 ada 13 titik pengukuran pada rangkaian

yaitu, pada bagian output Keypad, LED indikator, tegangan basis dan kolektor

pada Transistor, dan tegangan input pada Pengunci Pintu (door strike 101).

TABLE PENGUKURAN KEYPAD


52

Keterangan Table:

Berdasarkan data sheet nilai logika output Keypad, nilai minimum dan

maximum ditentukan oleh data sheet sebagai berikut:

Tabel 5 : Nilai Logika Output Keypad

(http://cubloc.com/download/etc/keypad.pdf)

Kondisi Tegangan Parameter V min V max Logika


Tegangan Output
VoL 0V 0.5 V 0
Rendah
Tegangan Output
Voh 0.6 V 5V 1
Tinggi

• Nilai Tegangan Minimum

Nilai Tegangan = 0 V sampai 0.5 V

Nilai Logika =0

• Nilai Tegangan Maksimum

Nilai Tegangan = 0.6 sampai 5 V

Nilai Logika =1

• Analisa
53

Rangkaian keypad matrik 4x3 menggunakan konfigurasi common anoda.

Sehingga ketika keypad tidak ditekan maka baris dan kolom akan berlogika 1.

Input yang digunakan untuk keypad pada rangkaian adalah 5 volt dc,

sedangkan ketika tombol keypad ditekan akan terjadi grounding yang

menyebabkan baris dan kolom yang terhubung dengan tombol yang ditekan

akan berlogika 0. Lihat tabel 4, pada saat tombol 1 ditekan, maka kolom 1 dan

baris 1 akan berlogika 0, sedangkan baris dan kolom atau tombol yang lain

berlogika 0 karena keypad bersifat serial, jadi input yang masuk secara

bergantian. Dapat kita lihat pada table 4, ketika tombol satu ditekan akan

menghasilkan logika 10110111 atau dalam bentuk hexadesimal akan bernilai

B7. Ketika Mikrokontroller mendapat input logika hexadesimal B7, maka

mikrokontroller akan mengkonversinya menjadi bilangan desimal 1, karena

bilangan tersebut sudah diprogram didalam mikrokontroller contoh B7 =

Desimal 1 begitu juga dengan tombol lainnya yang dapat kita lihat pada tabel

diatas. Setelah dilakukan pengukuran, ketika keypad ditekan maka

tegangannya berkisar 4.80 sampai 4.87 volt dan berlogika 1, arusnya 40.87

mA, sedangkan ketika keypad tidak ditekan maka tegangannya 0 volt dan

arusnya 0 A.

• Hasil Pengukuran Input Mikrokontroller AT89S52 :

Tabel Hasil Pengukuran Input Mikrokontroller AT89S52 dari Keypad

Tabel 6 Data Pengukuran Input Mikrokontroller AT89S52 dari Keypad


54

Nilai Pengukuran
Titik
Tp 1 Tp 2 Tp 3 Tp 4 Tp 5 Tp 6 Tp 7 Tp 8
Pengukuran
Port P1.7 P1.6 P1.5 P1.4 P1.3 P1.2 P1.1 P1.0
4.87 0 0 0 0 0 0 0
0 4.82 0 0 0 0 0 0
0 0 4.84 0 0 0 0 0
0 0 0 4.87 0 0 0 0
Tegangan ( V )
0 0 0 0 4.80 0 0 0
0 0 0 0 0 4.87 0 0
0 0 0 0 0 0 4.85 0
0 0 0 0 0 0 0 4.86
• Timing Diagram Tegangan Input Mikrokontroller AT89S52

Gambar 42 Timing Diagram Input Mikrokontroller dari Keypad

• Analisa

Sistem input mikrokontroller bersifat serial, ketika input tegangan logika 1

masuk kesalah satu port contoh P1.7, maka port yang lain akan berlogika 0.

Nilai logika pada pengukuran tegangan input pada mikrokontroller yang

berkisar dari 4.80 sampai 4.87 adalah adalah 1, Karena berdasarkan dengan

data sheet mikrokontroller AT89S52 tegangan maksimal dan minimum akan

ditentukan sesuai data sheet berikut:


55

Tabel 7 Tabel Spesifikasi Nilai Logika AT89S52


(http://www.datasheetcatalog.org/datasheet/atmel/doc1919.pdf)

Kondisi Tegangan Parameter V Min V Max Logika


Vil Tegangan Input Rendah -0.5 V 0.2 V 0
Vih Tegangan Input Tinggi 0.2 V 5V 1
Vol Tegangan Output Tinggi -0.5 V 0.45 V 0
Voh Tegangan Output Tinggi 0.45 V 5V 1
Input tegangan yang masuk ke mikrokontroller AT89S52 akan berlogika 0

apabila tegangan yang masuk -0,5 volt sampai 0,2 volt dan input tegangan

akan berlogika 1 apabila tegangan yang masuk 0,2 volt sampai dengan 5 volt.

Jadi input tegangan dari keypad 4.87 volt adalah berlogika 1.

• Hasil pengukuran Rangkaian Relay Sebagai driver Pengunci Pintu

( Door Strike 101 )

22 k

Gambar 43 : titik Pengukuran Pada relay Sebagai Driver

Tabel 8 Tabel Pengukuran Rangkaian Relay Sebagai Driver Pengunci Pintu

(Password Benar)

Tabel 9 Tabel Pengukuran


Pengukuran Rangkaian
Driver RelayRelay
UntukSebagai Driver
Password Pengunci Pintu
Benar
Password Benar
456
Titik Pengukuran Tegangan Relay Door Strike 101
Tp 11 = V in 4.4 Volt OFF Terkunci
Tp 12 = V c 4.2 Volt ON Terkunci
TP 13 = Vout 12 Volt ON Terbuka
56

Pengukuran Driver Relay Untuk Password Salah


Password Salah
919
Titik Pengukuran Tegangan Relay Door Strike 101
Tp 11 = V in 0 Volt OFF Terkunci
Tp 12 = V c 4.2 Volt OFF Terkunci
TP 13 = Vout 0 Volt OFF Terkunci

• Analisa

Pada saat input password benar atau teregister didalam mikrokontroller

maka input tegangan pada rangkaian adalah 4.4 Volt dan berlogika 1.

Sedangkan nilai pengukuran tegangan kolektor pada transistor S9013

adalah 4.2 volt. Sebelum basis transistor mendapat input tegangan, nilai

tegangan kolektor adalah 0 volt oleh karena tegangan 4.4 volt masuk ke

basis transistor, terjadi saturasi yang menyebabkan transistor dalam

keadaan tertutup yang menyebabkan arus basis masuk ke kolektor

sehingga mengaktifkan relay pada kondisi ini arus kolektor adalah 0.2 mA.

Pada saat inilah transistor disebut sebagai switch. Ketika tegangan masuk

ke input relay, antara magnet coil dan electromagnet yang ada didalam

relay mengalami induksi, sehingga electromagnet menarik steel plate

untuk mengubah arah jalur tegangan catu daya, yaitu dari tegangan 5 volt

ke 12 volt lihat gambar 14 (relay electromagnetis). Alat pengunci (door

strike 101) membutuhkan tegangan 12 volt, pada saat steel plate pada relay

terhubung dengan tegangan 12 volt, alat pengunci akan aktif dan dalam

kondisi terbuka.
57

Pada Saat Input password salah, mikrokontroller tidak dapat membaca

kode yang tidak teregister, sehingga tidak memeberikan input ke basis

transistor sedangkan pada Vc terhubung dengan tegangan 5 volt akan

tetapi tidak terhubung dengan Vb sehingga tidak terjadi hubungan antara

Vb dan Vc sehingga relay tidak aktif.

• Perhitungan Rangkaian Relay Sebagai driver Pengunci Pintu ( Door

Strike - 101

Didalam driver relay terdapat transistor sebagai saklar untuk mengaktifkan

relay. Tegangan supply yang digunakan input transistor adalah 5V DC yang

difungsikan untuk mensaklar sebuah relay 5V DC 20 mA. Transistor diplih

bervariasi dengan variasi hfe dari 100 – 500 yaitu S9013. Rangkaian

menggunakan konfigurasi common-emitor (gambar dibawah). Tentukan nilai Rb

(tahanan basis)

Gambar 44. Rangakaian Relay Sebagai Driver Pengunci Pintu ( Door Strike )

Karena transistor mungkin mempunyai hfe antara 100 - 500 maka kita

pilih dulu menggunakan hfe minimum ( 100 ). Arus kolektor adalah 20mA, maka

Arus Basis yang dibutuhkan adalah:


58

hfe = Ic / Ib

ib = Ic / hfe(min) = 20/100= 0.2mA

Nilai Vin adalah 5V DC, nilai Vbe adalah 0,6V DC (konstanta) berarti

tegangan yang melewati Rb adalah:

Vin - Vbe = 4,4 V DC.

Sehinggan Nilai Rb dapat kita hitung:

Rb = 4.4 / 0.2 = 22K

• Hasil Pengukuran Pada LED Indikator:

Table 9 Hasil Pengukuran Pada Rangkaian LED Indikator


Titik Pengukuran LED Password Benar Password Salah
Tp 9 1 ( Hijau ) 4.95 V 0V
Tp 10 2 ( Merah ) 0V 4.95 V

• Analisa

Pada rangkaian LED diberi input tegangan 5 volt. Ketika input password

benar, atau sesuai dengan data yang sudah teregister didalam mikrokontroller,

maka LED 1 ( hijau ) akan menyala. Setelah dilakukan pengukuran pada Tp

9, tegangan yang keluar adalah 4.95 volt. Sedangkan ketika input password

salah, atau kode yang dimasukkan tidak sesuai dengan data yang teregister

dimikrokontroller, maka LED 2 ( merah ) akan menyala. Dan dilakukan

pengukuran pada Tp 10 tegangan yang keluar adalah 4.95 volt.


59

• Hasil Perhitungan Pada LED Indikator

I =V/R

= 5 / 330

= 0.015 A x 1000

= 15 mA

V =IxR

= 15 mA x 330

= 4950 mV / 1000

= 4.95 V

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
60

Berdasarkan hasil perancanangan dan analisa dari sistem keamanan pintu

dengan menggunakan password berbasis mikrokontroller AT89S52, dapat

disimpulkan bahwa:

• Keypad matrik 4x3 merupakan alat penginput data yang tersusun dari saklar

saklar. Rangkaian keypad matrik 4x3 menggunakan konfigurasi common

anoda. Sehingga ketika keypad tidak ditekan maka baris dan kolom akan

berlogika 1. Input yang digunakan untuk keypad pada rangkaian adalah 5 volt

DC, sedangkan ketika tombol keypad ditekan akan terjadi grounding yang

menyebabkan baris dan kolom yang terhubung dengan tombol yang ditekan

akan berlogika 0. pada saat tombol 1 ditekan, maka kolom 1 dan baris 1 akan

berlogika 0, sedangkan baris dan kolom atau tombol yang lain berlogika 0

karena keypad bersifat serial, jadi input yang masuk secara bergantian.

• Driver Relay akan bekerja ketika transistor mengalami saturasi yang

menyebabkan tegangan basis dari transistor masuk ke tegangan kolektor dan

masuk ke input relay, pada kondisi ini relay mengalami induksi

elektromagnetis yang dapat menghubungkan steel plate didalam relay pada

tegangan 12 volt sehingga door strike 101 mendapat input 12 Volt dan

terbuka.

• Door Strike 101 merupakan alat pengunci elektromagnetis yang

konfigurasinya terdiri dari lilitan, magnet ,tuas penahan kunci dan pengunci.

Alat ini akan bekerja pada tegangan 12 V. ketika tidak diberi tegangan, maka

tidak akan terjadi induksi 58 elektromagnetis, sehingga alat

masih dalam keadaan terkunci, sedangkan ketika alat diberi tegangan 12 volt,
61

maka akan terjadi induksi elektromagnetis antara lilitan dan magnet, yang

menyebabkan tuas penahan kunci ditarik oleh gaya gerak magnet, sehingga

pengunci dapat didorong dan pintu terbuka.

• LED diberi input tegangan 5 volt. Ketika input password benar, atau sesuai

dengan data yang sudah teregister didalam mikrokontroller, maka LED 1

( hijau ) akan menyala. Setelah dilakukan pengukuran pada Tp 9, tegangan

yang keluar adalah 4.95 volt. Sedangkan ketika input password salah, atau

kode yang dimasukkan tidak sesuai dengan data yang teregister

dimikrokontroller, maka LED 2 ( merah ) akan menyala. Dan dilakukan

pengukuran pada Tp 10 tegangan yang keluar adalah 4.95 volt.

1.2 Saran

• Perhatikan tegangan input yang masuk ke mikrokontroller AT89S52 yang

bekerja pada tegangan 5 volt. Lakukan pengukuran pada output catudaya

yang dihubungkan pada VCC mikrokontroller AT89S52, apakah benar-

benar 5 Volt dan sesuai dengan data logika mikrokontroller tersebut

dimana tegangan -0.5 sampai 0.2 logika 0 dan 0.3 sampai 5 logika 1,

apabila tegangan yang masuk ke VCC lebih dari 5 volt maka

mikrokontroller akan mengalami kegagalan atau rusak.

You might also like