Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1. Resiko
Ketidakpastian→sumber dari risiko
2. Penyimpangan dari sesuatu yang diharapkan dengan senyatanya yang ia
terima
Risiko ada yang bersifat:
Murni : Risiko yang hanya berpotensi menimbulkan kerugian
Spekulatif : Risiko yang berpotensi menimbulkan keuntungan maupun
kerugian
3. Probabilitas
Kemungkinan timbulnya kerugian
Definisi Resiko:
Potensi terjadinya suatu PERISTIWA atau KEJADIAN baik yang
DIPERKIRAKAN maupun TIDAK DIPERKIRAKAN, yang langsung maupun
tidak langsung menimbulkan KERUGIAN KEUANGAN maupun Non-
KEUANGAN dan atau menyebabkan organisasi memiliki KETERBATASAN atau
KENDALA dalam mencapai TUJUAN yang telah ditetapkan.
Definisi Dan Pengertian Manajemen Resiko
1. Perencanaan (planning)
Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang
terorganisasi, komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan
penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko, penilaian
risiko yang kontinyu untuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan
sumberdaya yang memenuhi.
2. Penilaian (assesment)
Terdiri atas proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses
teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai
sasaran biaya, kinerja / performance, dan waktu penyelesaian kegiatan.
a. Identifikasi (identifying)
Merupakan proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis yang
memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi.
b. Analisa (analyzing)
Merupakan proses menggali informasi / deskripsi lebih dalam terhadap
risiko yang telah diidentifikasi, yang terdiri atas:
- kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek
biaya, waktu, dan teknis proyek
- penyebab risiko
- keterkaitan antar risiko
- saat terjadinya risiko
- sensitivitas terhadap waktu
3. Penanganan (handling)
Merupakan prases identifikasi, evaluasi, seleksi, dan implementasi
penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing program,
yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencegah risiko,
mengontrol risiko, dan mengalihkan risiko.
Hazard→Peril→Losses(kerugian)
C,PEMILAHAN RESIKO
1. Murni
Statis :Penyebab adanya kerugian itu adalah sesuatu yang
sama, tidak berubah (tetap)
Dinamis :Perubahan budaya masyarakat→lingkungan
2. Spekulatif
Statis :(ex:keterlambatan bahan baku)
Dinamis :Perubahan daya ekonomi masyarakat
Ada yang bersifat objektif (kemungkinan timbulnya kerugian bisa diukur) dan
subjektif (tidak bisa mengukur timbulnya kerugian).
Resiko proyek mengancam rencana proyek. Yaitu bila resiko proyek menjadi nyata,
ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami slip dan bahwa biaya menjadi
bertambah. Resiko proyek mengidentifikasi hal potensial yang berhubungan dengan
pembiayaan, jadwal, personil, sumber-sumber daya, pelanggan dan masalah
persyaratan serta pengaruhnya terhadap proyek perangkat lunak.
Resiko teknis mengancam kualitas dan ketepatan waktu perangkat lunak yang akan
dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan, implementasinya menjadi sangat
sulit atau tidak mungkin. Resiko teknis mengidentifikasi desain potensial,
implementasi, interfecing, verifikasi dan masalah pemeliharaan.
Resiko bisnis mengancam viabilitas perangkat lunak yang akan dibangun. Resiko
bisnis membahayakan proyek atau produk. Adapun lima resiko bisnis utama yaitu :
Pembangunan produk atau system yang baik sekali yang sebenarnya tidak
pernah diinginkan oleh setiap orang (resiko pasar).
Pembangunan sebuah produk yang tidak lagi sesuai dengan keseluruhan
strategi bisnis bagi perusahaan (resiko strategi)
Pembangunan sebuah produk di mana bagian pemasaran tidak tahu bagaimana
harus menjualnya
Kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dengan perubahan pada
focus atau perubahan pada manusia (resiko manajemen)
Kehilangan hal-hal yang berhubungan dengan biaya atau komitment personal
(resiko manajemen)
1. Resiko yang sudah diketahui adalah resiko yang dapat diungkap setelah
dilakukan evaluasi secara hati-hati terhadap rencana proyek, bisnis, dan lingkungan
teknik dimana proyek sedang dikembangkan dan sumber informasi reliable lainnya.
3. Resiko yang tidak diharapkan dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit
untuk diidentifikasi sebelumnya.
HAZARD
a. Physical Hazard :Karena factor/kondisi fisik yang menyebabkan PERIL
terjadi
ex→rumah yang dekat dengan pom bensin lebih besar beresiko kerugian
daripada rumah yang jauh dari pom bensin.
b. Moral Hazard :Hazard yang bersifat karakter, watak, sifat, perilaku
individu/masyarakat yang mendorong terjadinya PERIL.
c. Morale Hazard :Sikap mental yang ceroboh karena resiko sudah di
transfer kepihak lain.
d. Legal Hazard :hukum(kecerobohan orang yang menyampingkan
hukum).
D.SUMBER RESIKO
a. Sosial masyarakat→perubahan perilaku/paradigma/selera masyarakat.
b. Fisik/alam
c. Ekonomi→(tingkat bunga, inflasi, apresiasi)
d. Legal hukum→memilikidaya paksa yang kuat (aturan hukum yang berlaku)
e. Politik dan keamanan
Bahaya atau resiko adalah kejadian atau peristiwa yang mungkin atau tidak
mungkin terjadi (may and may not happen). Kalau perils atau bahaya tersebut terjadi,
akibatnya dapat menimbulkan kerugian, atau tidak menimbulkan kerugian atau
keuntungan apa-apa (Breakeven/ Statusquo). Wujud kejadian atau peristiwanya
bisabermacam-macam, yang semuanya bersumber dari:
Alam (Nature) :
Bencana Alam (Act of God) sepeni Petir, Gempa Bumi, Angin Topan, Banjir,
Letusan Gunung Api.
Manusia (Human) :
Kelalaian, Kejahatan (Pencurian, Perampokan. Penganiayaan).
Peralatan/Harta Benda yang dimiliki, dipergunakan, disimpan, disewa,
misalnya :Kecelakaan Mobil, Korsluiting Listrik, Kompor Meledak dan lain
sebagainya.
E.IDENTIFIKASI RESIKO/DIAGNOSA
Tahapan pertama dari proses manajemen resiko.
Identifikasi resiko merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis
(terus-menerus berkesinambungan untuk menemukan dan memetakan potensi
resiko)→memerlukan system, prosedur, pendekatan-pendekatan.
Tujuan: menemukan dan memetakan potensi resiko.
Kerugian:Asset Losses
-Langsung
-Tak Langsung
Leability Losses :Kerugian yang dipertanggungjawabkan untuk pihak
pertama
Personal Losses :Kerugian yang terjadi pada asset diri
sendiri/pribadi/SDM.
Identifikasi Risiko.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
· Brainstorming
· Survei
· Wawancara
· Informasi historis
· Kelompok kerja, dll.
Pekerjaan identifikasi adalah pekerjaan awal manajemen risiko yang paling
mudah dilaksanakan, tetapi bila petugas/pelaksana identifikasi tidak punya
kompetensi/kemampuan yang memadai, akan menghasilkan identifikasi risiko yang
salah dan berakibat pada mitigasi yang salah pula. Pekerjaan awal ini akan
menghasilkan output daftar risiko.
Bagaimana melakukan identifikasi risiko?
Pekerjaan ini dimulai dengan melakukan analisis pihak berkepentingan
(stakeholder), yang meliputi pemegang saham, kreditur, pemasok, karyawan,
pemain lain dalam industri yang sama, pemerintah, manajemen itu sendiri,
masyarakat dan pihak lain yang terpengaruh oleh adanya perusahaan.
Langkah berikutnya adalah analsis internal, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan 7S dari McKenzie, meliputi shared value, strategy, structure,
staff, skill, system dan style.
Metode yang biasa digunakan dalam identifikasi risiko adalah analisis data
historis, pengamatan&survei, benchmarking, dan pendapat ahli. Namun
metode ini bisa juga didukung dengan tehnik lain yang dipandang perlu,
misalnya analisis kontrak saat kita hendak melakukan transaksi dengan pihak
ketiga. Analisis kontrak bertujuan untuk melihat risiko yang muncul karena
kontrak tertentu.
PROYEKSI RISIKO/ PERKIRAAN RISIKO
Dua cara melakukan proyeksi risiko :
Probabilitas di mana risiko adalah nyata
Konsekuensi masalah yang berhubungan dengan risiko
Perencanaan proyek bersama dengan manajer & staf teknik melakukan 4
aktifitas proyeksi risiko :
Membangun suatu skala yang merefleksikan kemungkinan risiko yang
dirasakan
Menggambar konsekuensi risiko
Memperkirakan pengaruh risiko pada proyek dan produk
Memcatat keseluruhan akurasi proyeksi proyek risiko sehingga akan
tidak ada kesalahpahaman
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari suatu risiko, maka kita dapat
mengetahui potensi suatu risiko. Untuk mengukur bobot risiko kita dapat
menggunakan skala dari 1-5 sebagai berikut seperti yang disarankan oleh JISC
infoNet:
Skala Probabilitas Dampak:
1 Sangat rendah : hampir tidak mungkin terjadi dampak kecil
2 rendah : kadang terjadi dampak kecil pada biaya, waktu dan kualitas
3 sedang : mungkin tidak terjadi dampak sedang pada biaya, waktu dan kualitas
4 Tinggi : sangat mungkin terjadi dampak substansial pada biaya, waktu dan
kualitas
5 sangat tinggi : hampir pasti terjadi mengancam kesuksesan proyek
I.KEBIJAKAN MANAJEMEN RESIKO
1) Biarkan
Tetap dipantau terus-menerus.
2) Transfer resiko
Resiko kita alihkan /pindahkan ke pihak lain
Ex:Asuransi
Hanya menerima resiko murni
Probabilitas besar dan dampak besar
Probabilitas kecil dan dampak kecil
Keriteria Kemungkinan Kerugian Yang Dapat Diasuransikan
Sekelompok besar unit-unit exposures yang Homogen
a. Adaya kerugian tertentu yang tidak dapat dipalsukan
b. Kerugian yang bersifat tidak terduga
c. Kerugian yang diakibatkan besar
d. Biaya premi seekonomis mungkin
e. Kemungkinan kerugian dapat diperhitungkan
f. Kerugian tidak terjadi bersamaan dalam satu waktu.
3) Resiko diambil/dikelola
Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan
potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas.