You are on page 1of 2

Muhammad Adi Utama

09560122
Informatika C/ Mutawasitthin
Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk
memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, islam telah
memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan
mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut
dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara istiqomah, terdidik untuk berani
berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala
manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan
mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik,
berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat.
Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh
perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna
memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran. Kenapa demikian besar
perhatian Islam? Karena tdk dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk
membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yg diharapkan dapat mencetak
generasi-generasi muslim yg mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi
Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota maka akan kuat pula masyarakat dan akan
terwujud keamanan yg didambakan. Sebalik bila tercerai berai ikatan keluarga dan kerusakan meracuni
anggota-anggota maka dampak terlihat pada masyarakat bagaimana kegoncangan melanda dan rapuh
kekuatan sehingga tdk diperoleh rasa aman.
Untuk kepentingan ini perlu dipersiapkan anggota keluarga yg shalih tentu dimulai dari pasangan
suami istri. Seorang pria ketika akan menikah hendak mempersiapkan diri dan melihat kemampuan
dirinya. Dia harus membekali diri dgn ilmu agama agar dapat memfungsikan diri sebagai qawwam
yang baik dlm rumah tangga
Karena Allah Ta`ala telah menetapkan:
“Kaum pria itu adalah pemimpin atas kaum wanita disebabkan Allah telah melebihkan sebagian
mereka di atas sebagian yg lain dan karena kaum pria telah membelanjakan harta-harta mereka utk
menghidupi wanita”.
Hendak seorang pria menjatuhkan pilihan hidup kepada wanita yang shalihah karena demikian
yang dituntunkan oleh Nabi kita yg mulia Muhammad shallallahu alaihi wasallam
Beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda tentang kelebihan wanita yang shalihah:
“Dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah “.
“Ada empat perkara yang termasuk dari kebahagiaan: istri yang shalihah tempat tinggal yang luas
tetangga yang shalih dan tunggangan yang nyaman. Dan ada empat perkara yang termasuk dari
kesengsaraan: tetangga yang jelek istri yg jelek tunggangan yang jelek dan tempat tinggal yang
sempit”.
Beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengabarkan:
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena harta kedudukan kecantikan dan
agamanya. maka pilihlah wanita yg memiliki agama taribat yadaak “.

Ada 5 prinsip membangun keluarga bahagia berdasarkan Surat Ar Ruum: 21. Ayat ini identik dengan
pernikahan dan segala pernak perniknya.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).
Ada 5 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai rasa tenteram, kasih dan sayang dalam
rumah tangga:

1. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)


Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta
kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf.
Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik
terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.”
(HR.Thabrani & Tirmidzi)

2. Saling mengingatkan dalam kebaikan


Di antara bentuk ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga adalah
dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi. Lihat dan renungkanlah betapa
indah dan harmonisnya rumah tangga yang dibangun di atas Al-Qur’an dan sunnah serta metode para
sahabat yang telah digambarkan oleh Nabi dalam haditsnya, "Allah merahmati seorang suami yang
bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan
istrinya hingga shalat. Jika istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah
merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu
dia membangunkan suaminya hingga shalat. Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air
kewajahnya." HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).

3. Lebih mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, daripada menuntut hak


Dalam membangun rumah tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang saling sinergi satu
sama lain. Untuk menghadirkan ketentraman, hendaknya setiap individu lebih mengedepankan
kewajiban daripada hak. Hal ini akan menumbuhkan sikap saling pengertian dan rasa tanggung jawab.
Sebaliknya, tuntutan2 yang muncul dalam kehidupan rumahtangga dapat menyulut api perpecahan
diantara pasangan suami-istri.

4. Saling menutupi kekurangan pasangannya


Setiap suami pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan sang istri. Kekurangan2 tsb sangat
mungkin baru diketahui oleh pasangan masing2 setelah menikah. Dengan saling menutupi kekurangan
diri masing2, harmonisasi dalam rumahtangga akan terjaga. Tidak seperti seleb yang saling
mengungkapkan aib pasangannya ke pihak lain, yang kemudian berakhir dengan perceraian. Prinsip
saling menutupi ini didasari oleh Surat Al Baqarah ayat 187, "..mereka adalah pakaian bagimu, dan
kamupun adalah pakaian bagi mereka..". Fungsi pakaian adalah menutup aurat, sehingga dapat
dipahami bahwa suami-istri hendaknya saling menutupi kekurangannya satu sama lain.

5. Saling tolong menolong


Tolong menolong. Itulah kata kunci pasangan samara dalam mengelola keluarga. Suami-istri itu akan
berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka. Sungguh indah gambaran
pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga
kehormatan diri dan pandai menempatkan diri.

You might also like