Professional Documents
Culture Documents
TESIS
Oleh
KAIMUDDIN
3301402014
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
NIP. 131286682
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi fakultas
Ekonomi, Universiatas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
Laeli Kurniati
NIM. 3301402014
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Muslim)
PERSEMBAHAN
¾ Almamaterku
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik
mereka tentu tidak saya lupakan begitu saja. Dan pada kesempatan ini saya
ilmu di UNNES
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah
penelitian.
5. Drs. Widiyanto, MBA. MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan
vi
6. Drs. Marimin, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan
7. Drs. Sukamto, selaku Kepala SMK Negeri I Purbalingga yang telah memberikan
8. Drs. Yosep Win Puji Punarwa, selaku Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri I
Purbalingga bidang Sarana dan Ketenagaan yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Seluruh guru SMK Negeri I Purbalingga yang telah bersedia menjadi responden
10. Mas Afid, atas doa, bantuan, dan dukungan selama ini.
11. Teman-teman kost Trisanja dan Anak AP’ 02, memberikan semangat untuk
12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun pihak yang
berkepentingan.
Penulis
vii
SARI
Laeli Kurniati. 2007. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Purbalingga. Skripsi. Jurusan Manajemen.
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Muhsin, M.Si,
Pembimbing II. Drs. Widiyanto, MBA, M.M. 100 hal.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
PRAKATA....................................................................................................... vi
SARI................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
ix
2.1.4 Teknik-teknik Supervisi ....................................................... 13
Kerja .................................................................................... 23
2.5 Hipotesis......................................................................................... 31
x
3.5.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 39
xi
4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru ........................ 97
5.2 Saran............................................................................................... 99
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Sekolah....................................................................................................... 46
sekolah ....................................................................................................... 46
Semangat ................................................................................................... 48
xiii
13. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah
Pembelajaran ............................................................................................. 52
Pembelajaran ............................................................................................. 54
Administrasi ............................................................................................... 56
23. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan Pendidikan dan Diklat ........ 58
xiv
27. Menyelesaikan Hasil Ulangan Siswa ........................................................ 60
Siswa ......................................................................................................... 63
36. Tindakan Guru terhadap Tugas yang diperintah Kepala Sekolah ............. 64
Sekolah ...................................................................................................... 69
xv
49. Kinerja Guru ............................................................................................. 72
58. Kinerja Guru dalam Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik .................. 78
60. Kemampuan Guru dalam Menganalisa dan Mengolah Hasil Penilaian .... 79
xvi
73. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ..................... 86
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 30
3. Uji Heteroskedastisitas............................................................................... 89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
15. Tabel Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ............................. 132
xix
23. Perhitungan Reliability Angket Kinerja Guru ........................................... 140
xx
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar
1
2
melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan
mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan
memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian
berdampak pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya. Pada guru yang puas
Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang
terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai
baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap
tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan
penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat
fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu
sendiri.
penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah
dan motivasi kerja guru. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru
sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.
guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam
pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih
diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian
(Pidarta, 1996:380)
dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong
adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan
dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah
berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan
pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan
bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru
meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala
sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah,
guru SD di Indonesia ternyata hanya sekitar 30% yang layak mengajar dikelas
dihadapan para siswa dan yang selebihnya tidak layak. Untuk guru SLTP, SMU,
umum persoalan tersebut meliputi: kualitas supervisi dari kepala sekolah yang
melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan
Sekolah dan Supervisi Pengajaran oleh Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru
penelitian tentang supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru berdasarkan kajian pustaka yang saya telusuri belum ada yang melakukan
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
2006/2007”.
1.2 Permasalahan
1. Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
2. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
1. Sebagai bahan masukan atau input bagi SMK Negeri I Purbalingga agar
1. Bagian awal skripsi yang berisi: sampul, lembar berlogo, halaman judul,
persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar serta
daftar lampiran.
Bab I PENDAHULUAN
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran kepada pihak yang terkait
LANDASAN TEORI
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan
maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai
9
10
2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala
3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala
sekolah.
interpretasi guru.
5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor
7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota
sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan
3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau
yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya
situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak
mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan
ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh
12
kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang
sedang berlaku.
4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya.
masing.
6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite
supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik
kelompok.
1. Teknik perseorangan
antara lain :
syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk
diperbaiki.
alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan
Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik
formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil
dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan
16
kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak
2.2 Motivasi
dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong
agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya
yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan.
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama bekerja
secara efektif dan terintegrasi dan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.
atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan
pikiran dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada
bekerja keras dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil
pekerjaannya.
kebutuhan dan kepuasan manusia bersifat jamak yaitu kebutuhan psikologis dan
a. Kebutuhan fisik
ini dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari
tertentu.
c. Kebutuhan Afiliasi
prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai
orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri ini berbeda dengan kebutuhan lain
dalam dua hal. Kebutuhan aktualisasi diri hanya dapat dipenuhi atas usaha
yang diinginkan guru melalui kerjanya, yaitu adanya rasa aman dan hidup layak,
kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan
jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil
self respect.
akan makan, pakaian, dan perumahan bagi guru maupun keluarganya sehingga
mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa
aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan-tekanan batin, rasa takut akan
kerja yang menarik, bersih, rapi, perlengkapan yang cukup, serta adanya
dalamnya.
21
3. Rasa diikutsertakan
mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus
Perlakukan setiap anggota dengan wajar dan adil. Janganlah sekali-kali pilih
kasih, dimana hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan perhatian. Jika
5. Rasa mampu
oleh pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin mengakui bahwa setiap anggota
sekolah harus selalu menghargai dan mengakui setiap hasil kerja guru.
Setiap orang yang bekerja ingin diakui oleh orang lainnya. Begitu pula
setiap guru menginginkan agar segala jerih payahnya, yang ia lakukan demi
22
Apabila keinginan untuk diakui tersebut terpenuhi maka guru akan merasa
Semua guru ingin ikut mbil bagian dalam membuat kebijakan sekolah.
Hasrat ini merupakan hasrat asasi manusia. Jika semua guru diikutsertakan
pelaksanaannya.
Rasa harga diri setiap guru perlu dikembangkan agar dapat melakukan
apa yag harus dilakukan tanpa harus dididik pimpinan. Berilah kesempatan
kerja, 5) tempat kerja yang baik, 6) penerimaan oleh kelompok, 7) perlakuan yang
guru yang produktif tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Selain itu,
juga harus berani mempertahankan pendapatnya kalau memang yakin dan
rasional. Bahkan peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum dan
berfikir bagaimana cara pemecahannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari motivasi kerja guru adalah dorongan
bagi seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar
tercapai agar tercapai tujuan sesuai rencana.
Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru adalah :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah
performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas
perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang
berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja
sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada
waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru
diatas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru
1. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,
dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode
2. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada
akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus
3. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia
mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan
dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.
dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mccormick (1975: 79)
seseorang yaitu:
1. Faktor Individual
2. Faktor Situasional
3. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-
alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran,
mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai
setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan
berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga
pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk
selanjutnya.
Standar Kompetensi Guru. Dalam bukunya Suparlan yang berjudul Guru sebagai
Profesi, standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai ”suatu ukuran yang
Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar
kompetensi guru dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.)
akademik.
memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.
5. Pengembangan profesi
pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru dan
motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang
lebih baik
mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu
sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
kinerja guru.
Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya
memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada
kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik.
pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru.
30
2.5 Hipotesis
1996: 67). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan
dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha): ‘’Ada Pengaruh Positif
Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK
Negeri I Purbalingga”.
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 1
Purbalingga yang berjumlah 60 orang. Karena jumlah kurang dari 100, maka
semua populasi menjadi subyek penelitian. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Arikunto (1998:112), apabila subyek kurang dari seratus lebih baik
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
kelas, 2.) semangat kerja guru, 3.) pemahaman tentang kurikulum, 4.)
b. Motivasi Kerja (X2), dengan indikator: 1.) tekun menghadapi tugas, 2.)
bekerja mandiri, 5.) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, 6.) dapat
32
33
2. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi suatu gejala. Adapun yang
menjadi variabel terikat (Y) adalah Kinerja guru yakni standar kompetensi
Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode antara lain:
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana supervisi kepala sekolah,
2. Metode Dokumentasi
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Data dapat diperoleh dari sumber
tertulis yang berhubungan dengan penelitian yaitu informasi tentang jumlah guru
dan karyawan serta data-data mengenai kepegawaian yang ada pada SMK Negeri
I Purbalingga.
3.4.1 Validitas
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
Validitas internal dalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara
analisis faktor dan analisis butir. Adapun cara pengukuran analisis butir adalah
dengan skor butir dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan rumus
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy=
{N ∑ X − (∑ X )}{N ∑ Y − (∑ Y ) }
2 2 2 2
Keterangan :
x : Skor butir
y : Skor total
(Arikunto,1998: 162)
dengan kaidah keputusan apabila r hitung > r tabel, maka instrumen dikatakan
valid. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka instrument dikatakan tidak valid
dan tidak layak untuk pengambilan data. Hasil analisis validitas dapat dilihat pada
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Terlihat dari tabel 3.1, pada variabel supervisi kepala sekolah terdapat 2
item yang tidak valid yaitu no 11 dan no 14 dengan rhitung -0,080 dan 0,377, untuk
variabel motivasi kerja terdapat 2 item yang tidak valid yaitu nomor 9 dan 16
dengan rhitung 0.002 dan -0.130, sedangkan untuk variabel kinerja guru terdapat 4
item yang tidak valid yaitu nomor 4, nomor 15, nomor 16 dan nomor 17 dengan
rhitung masing-masing 0.027, -0.050, 0.205 dan 0.122. Karena dari masing-masing
indikator sudah terwakili maka Item-item yang kurang dari rtabel pada taraf
3.4.2 Reliabilitas
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari suatu hasil pengetesan dengan
⎡ k ⎤⎡ ∑σ b ⎤
2
r11= ⎢ ⎢1 − ⎥
⎣ k − 1⎥⎦ ⎣ σt2 ⎦
Keterangan :
k : Banyaknya pertanyaan
∑σ b
2
: Jumlah varian butir
(Arikunto.1998:193)
signifikansi 5% atau internal kepercayaan 95%. Bila harga perhitungan lebih besar
dari r tabel, maka instrument dikatakan reliabel. Untuk mencari varian butir
digunakan rumus :
∑ (X )2
∑X 2
−
N
σ2 =
N
Keterangan :
N : Jumlah responden
sekolah mencapai 0,874, untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,886 dan untuk
variabel kinerja guru sebesar 0,854. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi
rtabel = 0,514 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam kategori reliabel.
rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka
Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian
yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK
n
%= x100%
N
Keterangan :
sebagai berikut:
b. Menetapkan range yang dicari yaitu selisih antara skor tertinggi dan skor
terendah
5
Persentase tertinggi : x 100% = 100%
5
1
Persentase terendah : x 100% = 20%
5
Jarak : 100% - 20% = 80%
Interval kriteria : 80% : 5 = 16%
Tabel 3.2 kriteria persentase
Untuk keperluan analisis data selanjutnya, maka akan lebih mudah dan
lancar bila variabel-variabel yang diteliti mengikuti distribusi tertentu. Dari teori
bisa diterima, tetapi apabila populasi tidak berdistribusi normal maka konklusi
40
berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan
apakah pada taraf signifikansi tertentu atau tidak. Pengujian normalitas data
masing variabel penelitian. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji
keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian
kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized Residual.
Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh titik-titik yang
normal.
suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas
akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji
linieritas merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier.
Sebaliknya jika hasil uji linieritas merupakan data yang tidak linier maka analisis
regresi yang digunakan nonlinier. Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan
tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat
tidaknya korelasi di antara sesama variabel bebas. Model regresi dalam penelitian
ini dapat memenuhi syarat apabila tidak terjadi multikolinieritas atau adanya
ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor (VIF). Antara variabel bebas
dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF > 10.
antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara supervisi kepala sekolah,
Y=a+b1X1+b2X2
Keterangan :
a = Bilangan konstanta
(Algifari,1997:51)
42
yaitu SPSS.
nilai F hitung dengan F tabel. Apabila perhitungan F hitung >F tabel atau p value
< 0,05 maka Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari
Jumlah guru SMK Negeri 1 Purbalingga ada 60 guru. sedangkan jumlah siswa
terdapat 920 dengan rincian : kelas I berjumlah 320 siswa, kelas II berjumlah 316
kursus-kursus
43
44
Sejalan dengan target pencapaian tujuan yang menjadi program sekolah tahun
1. Lulusan mulai 2006/2007 mencapai rata-rata NUN ≥ 7,0 dan lulusan ujian
bagi tingkat III tahun 2006/2007 mencapai > 10% dengan skor > dari 500
satu tahun pada lulusan tahun 2006/2007 telah bekerja > 70%
5. Siswa ada yang dapat mengikuti prakerin ke Luar Negeri pada tahun
2006/2007
2006/2007
Tabel 4.1
Persepsi Guru terhadap Supervisi Kepala Sekolah
baik dan 5% memandang tidak baik. Dari data hanya 15% guru yang memiliki
rapat-rapat pembinaan dan kegiatan rutin di luar mengajar masih belum optimal.
kunjungan kelas untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang
sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata
lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu
diperbaiki. Namun kenyataan yang ada kepala sekolah SMK Negeri 1 Purbalingga
46
menurut persepsi sebagian besar guru masih belum dilaksanakan secara baik.
Tabel 4.2
Persepsi Guru terhadap Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah
kunjungan kelas oleh kepala sekolah masih tergolong cukup, bahkan 18,3% guru
memandang kurang baik dan 6,7% memandang tidak baik. Dari data tersebut
tergolong baik. Dari data ini menunjukkan frekuensi kunjungan kelas dalam
rangka supervisi maupun observasi untuk memperbaiki cara mengajar guru masih
tergolong rendah karena dalam satu semester hanya 1-2 kali kunjungan.
Tabel 4.3
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas
Oleh kepala sekolah
Terlihat dari tabel 4.3, hanya 11,7% guru yang merasa pernah dikunjungi
kepala sekolah antara 3-4 kali dalam satu semester, namun 70% guru merasa
47
hanya dikunjungi 1-2 kali bahkan masih ada 18,3% guru yang tidak pernah
mengajar guru menurut persepsi guru juga masih tergolong kurang karena dalam
satu semester hanya 1-2 kali, bahkan ada guru yang tidak pernah dikunjungi
Tabel 4.4
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas dalam
Rangka Observasi Perbaikan Cara Mengajar Guru
Terlihat pada tabel 4.4, sebanyak 46,7% guru merasa pernah dikunjungi
oleh kepala sekolah dalam rangka observasi perbaikan cara pengajaran antara 1-2
kali dalam satu semester, bahkan 40% guru tidak pernah dikunjungi. Dari data
hanya 11,7% yang pernah dikunjugi 3-4 kali dan 1,6% dikunjungi lebih dari 4
kali.
Di satu sisi, guru merasa perlu adanya supervisi kunjungan kelas demi
perbaikan proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari persepsi guru bahwa
Tabel 4.5
Persepsi Guru terhadap Besarnya Manfaat Supervisi Kunjungan Kelas terhadap
Perbaikan Pengajaran
Terlihat dari tabel 4.5, sebanyak 75% guru merasa bahwa manfaat
ini menunjukkan bahwa sebagian besar merasa memperoleh manfaat yang tinggi
Salah satu kegiatan atau usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
menunjukkan bahwa tindakan kepala sekolah dalam memberi semangat kerja guru
sudah tergolong baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi Semangat
Terlihat dari tabel 4.6, sebanyak 53,3% guru memiliki persepsi yang baik
dan 18,3% memiliki persepsi sangat baik atas tindakan kepala sekolah dalam
memberi semangat kerja guru, meskipun demikian masih ada 10% yang
memandang cukup, 15% memiliki persepsi kurang baik dan 3,3% dalam kategori
tidak baik.
evaluasi terhadap proses belajar mengajar untuk memotivasi semangat kerja guru
tergolong rendah karena antara 1-2 kali. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.7.
Tabel 4.7
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Memberi Evaluasi
untuk memotivasi Semangat Kerja Guru
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 60% guru merasa bahwa dalam satu
memotivasi semangat kerja antara 1-2 kali dan 15% guru tidak pernah dikunjungi.
Dari data hanya 23,3% guru yang dikunjungi kepala sekolah antara 3-4 kali dan
terhadap semangat kerja tergolong tinggi antar 75%-100%. Lebih jelasnya dapat
Tabel 4.8
Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas terhadap
Semangat Kerja
Terlihat pada tabel 4.8, sebanyak 71,7% merasa bahwa dengan adanya
75%-100%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merasa perlu adanya
tour, dan sebagainya. Tindakan kepala sekolah dalam membimbing guru berkaitan
Tabel 4.9
Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Membimbing Guru
Berkaitan dengan Kurikulum
Terlihat dari tabel 4.9, sebanyak 66,7% guru memandang bahwa kepala
namun masih ada 13,3% yang merasa kurang baik dan 10% merasa tidak baik.
Tabel 4.10
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Peninajauan Kepala Sekolah terhadap Rencana
Pembelajaran Guru
Terlihat dari tabel 4.10, sebanyak 81,7% guru menyatakan hanya 1-2 kali
Dalam satu semester, hanya 1-2 kali saja kepala sekolah meninjau
Tabel 4.11
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah terhadap
Kesesuaian Perangkat Pembelajaran dengan Pelaksanaan Pembelajaran
Terlihat dari tabel 4.11, sebanyak 68,3% guru merasa hanya 1-2 kali
Di satu sisi sebagian besar guru merasa penting dengan adanya supervisi
Tabel 4.12
Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas
terhadap Pemahaman Kurikulum
Terlihat dari tabel 4.12 terlihat bahwa 40% guru merasa bahwa dengan
Tabel 4.13
Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Metode
dan Evaluasi
Terlihat pada tabel 4.13, sebanyak 45% guru menyatakan bahwa kepala
pengembangan metode pembelajaran antara 1-2 kali. Lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4.14
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Bimbingan Kepala Sekolah tentang teknik-
teknik evaluasi dan pengembangan metode pembelajaran
Terlihat dari tabel 4.14, sebanyak 68,3% guru menyatakan bahwa dalam
satu semester kepala sekolah hanya 1-2 kali melakukan bimbingan tentang teknik-
Di satu sisi, sebagian besar guru merasa penting dengan adanya evaluasi
untuk pengembangan teknik evaluasi dan metode pembelajaran. Hal ini tampak
dari pendapat guru yang merasa mendapat manfaat antara 75%-100% dengan
adanya supervisi.
Tabel 4.15
Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas
terhadap Pengembangan Teknik Evaluasi dan Metode Pembelajaran
Terlihat dari tabel 4.15, terlihat bahwa 58,3% guru merasa mendapatkan
rencana yang telah disusunnya, termasuk didalam perencanaan itu antara lain
belum terlaksana dengan baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16
Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam rapat-rapat upaya
pembinaan
Dalam satu semester, menurut persepsi sebagian besar guru rapat secara
Tabel 4.17
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Pelaksanaan Rapat-rapat Evaluasi KBM
pelaksanaan rapat-rapat evaluasi proses belajar mengajar antara 1-2 kali dalam
satu semester. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi secara bersama dengan
laksana sekolah juga tergolong kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.18.
Tabel 4.18
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Pelaksanaan Pembinaan Administrasi sekolah
pelaksanaan pembinaan administrasi dalam satu semester hanya 1-2 kali. Hal ini
kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat dari
Tabel 4.19
Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi Kesempatan
Guru mengikuti kegiatan di luar pembelajaran
Tabel 4.20
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan MGMP
Berdasarkan data pada tabel 4.20, sebanyak 46,7% guru hanya mengikuti
MGMP 1-2 kali dalam satu semester bahkan 41,7% guru tidak pernah mengikuti
kegiatan MGMP.
rangka peningkatan kinerja guru masih tergolong rendah. Lebih jelasnya dapat
Tabel 4.21
Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan Pendidikan atau Diklat
Terlihat dari tabel 4.21, sebanyak 51,7% guru tidak pernah mengikuti
kegiatan diklat, hanya 38,3% yang mengikuti namun dalam satu tahun hanya 1-2
kali.
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk
terhadap macam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cerpat bosan pada
baik.
Tabel 4.22
Motivasi Kerja Guru
guru (38,3%) memiliki motivasi kerja yang sangat baik, sebanyak 22 guru
(36,7%) tergolong baik, 8 guru (13,3%) tergolong cukup dan hanya 7 guru
Tingkat ketekunan guru dalam menghadapi tugas dapat dilihat pada tabel
4.23.
Tabel 4.23
Ketekunan menghadapi tugas
yang sangat baik dan 26,7% memiliki ketekunan yang baik. Hal ini menunjukkan
60
bahwa sebagian besar guru memiliki usaha yang sangat baik menyelesaikan tugas-
mengkoreksi pada saat itu juga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.24
Usaha mengoreksi hasil ulangan siswa
menyelesaikan atau mengkoreksi hasil ulangan siswa saat itu juga dan 18,3%
menyelesaikan sebaik mungkin atas tugas yang diberikan kepala sekolah. Lebih
Tabel 4.25
Menyelesaikan tugas dari kepala sekolah
Tampak pada tabel 4.25, sebanyak 55% guru melaksanakan tugas kepala
Tingkat keuletan guru dalam menghadapi kesulitan dapat dilihat pada tabel
4.26.
Tabel 4.26
Ulet Menghadapi Kesulitan
Terlihat dari tabel 4.26, sebanyak 43,3% guru memiliki keuletan yang
sangat baik dalam menghadapi kesulitan, selebihnya 25% dalam kategori baik,
11,7% cukup namun masih ada 16,7% tergolong kurang baik dan 3,3% tidak baik.
mengarahkannya.
Tabel 4.27
Menghadapi kegaduhan dalam kelas
hanya 18,3% guru yang langsung marah apabila menghadapi kegaduhan dalam
kelas.
Tabel 4.28
Tingkat tanggung jawab menyelesaikan tugas
Terlihat dari tabel 4.28, sebanyak 38,3% guru memiliki rasa tanggung
memiliki tanggung jawab 50%-74%, sebanyak 10% antara 25%-49% dan 11,7%
4.29.
Tabel 4.29
Minat terhadap Bermacam-macam Masalah
Terlihat dari tabel 4.29, sebanyak 56,7% guru memiliki minat yang sangat
yang baik.
mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat ini demi tercapainya visi dan
Tabel 4.30
Tingkat kemauan memperbaiki dan mengembangkan kemampuan siswa
Terlihat pada tabel 4.30, sebanyak 53,4% guru memiliki kemauan antara
berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan instrospeksi. Hal ini
Tabel 4.31
Tindakan guru ketika siswanya mengalami penurunan prestasi
prestasi, sebanyak 40% lebih berinstrospeksi diri, namun 18,3% kecewa pada
siswa.
Tingkat kesenangan guru untuk bekerja mandiri dapat dilihat pada tabel
4.32.
Tabel 4.32
Tingkat Kesenangan Guru untuk Bekerja Mandiri
kesenangan yang baik untuk bekerja mandiri, selebihnya 11,7% dalam kategori
sangat baik, 30% dalam kategori cukup dan 20% kurang baik.
secara sendiri.
Tabel 4.33
Tindakan guru terhadap tugas yang diperintahkan kepala sekolah
Tindakan guru terhadap tugas yang diperintahkan
No kepala sekolah f %
1 Mengerjakan sendiri tepat waktu 28 46.6
2 Mengerjakan bersama-sama dengan guru 16 26.7
3 Mengerjakan dengan meniru pekerjaan orang lain 16 26.7
4 Tidak melaksanakan 0 0.0
Jumlah 60 100
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007
65
Terlihat pada tabel 4.33, sebanyak 46,6% guru mengerjakan sendiri secara
masih ada 26,7% hanya meniru pekerjaan orang lain. Namun demikian apabila
besar guru menunjukkan sikap yang kurang positif yaitu melaksanakan dengan
terpaksa.
Tabel 4.34
Tindakan guru ketika mendapatkan kesempatan seminar
Dari tabel 4.34, sebanyak 66,7% guru mengikuti kegiatan seminar hanya
terpaksa bahkan 20% memberikan kesempatan tersebut kepada orang lain. Dari
Tabel 4.35
Tindakan guru dalam menghadapi masalah tugas
Salah satu ciri dari adanya motivasi kerja yang tinggi adalah mudah bosan
bahwa sebagian besar guru lebih cepat bosan pada tugas-tugas rutinnya, sehingga
Tabel 4.36
Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin
yang sangat tinggi apabila menjalankan tugas secara monoton, selebihnya 13,3%
Tabel 4.37
Penggunaan Metode Pembelajaran dalam KBM
berbagai metode yang lebih menarik dan 38,3% menggunakan berbagai metode
jika dirasa perlu. Dari data hanya 11,7% guru hanya menggunakan 1-2 metode
saja.
Dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa sebagian besar guru menggunakan
media yang bervariasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
68
Tabel 4.38
Penggunaan Media Pembelajaran dalam KBM
No Penggunanan Media f %
1 Selalu menggunakan media yang bervariasi
disesuaikan dengan karakteristik materi 36 60.0
2 Menggunakan media yang ada 21 35.0
3 Menggunakan media yang monoton 3 5.0
4 Tidak menggunakan media 0 0.0
Jumlah 60 100
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007
Terlihat dari tabel 4.38, sebanyak 60% guru selalu menggunakan media
Adanya motivasi yang tinggi dalam diri guru ditunjukkan pula dari
Tabel 4.39
Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin
pendapatnya secara sangat baik dan 11,7% dalam kategori baik, namun demikian
masih ada 28,3% yang kurang baik dan 16,7% tidak baik.
69
Tabel 4.40
Mempertahankan pendapatnya dalam mengikuti rapat evaluasi KBM
memberikan usulan secara aktif saat mengikuti rapat evaluasi KBM dan 21,7%
masih ada 28,3% guru yang hanya mengikuti pendapat orang lain serta 16,7%
Tabel 4.41
Mempertahankan pendapatnya dalam mengikuti rapat tentang kebijakan sekolah
Ciri lain adanya motivasi kerja adalah tidak mudah melepaskan hal-hal
Tabel 4.42
Tidak Melepaskan Hal-hal yang Diyakini
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 71,7% guru merasa tidak mudah
melepas hal-hal yang diyakini, terbukti dari seringnya memberikan saran atau
Tabel 4.43
Senang mencari dan memecahkan masalah
kesenangan yang cukup, 23,3% dalam kategori tidak baik dan 20% dalam kategori
kurang baik dalam mencari dan memecahkan masalah. Dari data hanya 23,3%
Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar guru turut berperan aktif
membantu menyelesaikan masalah rekan guru lain. Hal ini membuktikan bahwa
guru lebih senang untuk mencari dan memecahkan masalah berkaitan dengan
Tabel 4.44
Membantu memecahkan masalah rekan guru dalam pergaulan
memecahkan masalah rekan guru dalam pergaulan lebih dari 4 kali dan 43,3%
Tingkat kesediaan guru untuk membantu rekan guru lain yang mengalami
kesulitan tertentu masih tergolong kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.45.
Tabel 4.45
Membantu rekan guru yang mengalami kesulitan
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 40% tidak pernah membantu rekan
hanya 10% yang sering membantu dan 3,3% selalu membantu rekan guru yang
mengalami kesulitan.
nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran
kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi
semester maupun persiapan mengajar. Dalam kajian penelitian ini kinerja guru
akademik.
memiliki kinerja yang baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.46.
Tabel 4.46
Kinerja Guru
guru (41,7%) memiliki kinerja yang sangat baik, sebanyak 26 guru (43,3%)
memiliki kinerja yang baik dan 9 guru (15%) memiliki kinerja yang cukup.
Tabel 4.47
Kinerja Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran
Terlihat dari tabel 4.47, sebanyak 58,3% guru mampu menyusun rencana
pembelajaran dengan baik dan 10% dalam kategori sangat baik, namun masih ada
mengalami kendala yang berarti. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.48.
Tabel 4.48
Kemampuan guru dalam penyusunan rencana pembelajaran
semua guru malas untuk menyusun rencana. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.49.
Tabel 4.49
Penyusunan rencana pembelajaran
setiap ada akreditasi atau supervisi, bahkan 3,3% tidak pernah membuat rencana
pembelajaran. Dari data hanya 11,7% yang membuat rencana setiap pokok
tergolong cukup baik. Jika dipersentasekan sebagian besar guru telah memiliki
kemampuan antara 50%-74%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.50.
Tabel 4.50
Kemampuan guru dalam perencanaan media pembelajaran
Tabel 4.51
Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar
Terlihat dari tabel 4.51, hampir semua guru (80%) memiliki kinerja yang
Tabel 4.52
Kemampuan guru dalam berinteraksi
No Kemampuan berinteraksi f %
1 75% - 100% 52 86.7
2 50% - 74% 5 8.3
3 25% - 49% 3 5.0
4 < 25% 0 0.0
Jumlah 60 100
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007
76
Terlihat dari tabel 4.52, sebanyak 86,7% guru memiliki kemampuan 75%-
100% dalam melakukan interaksi dengan siswa secara komunikatif, hanya 8,3%
guru yang memiliki kemampuan antara 50%-75%, dan 5% saja yang memiliki
kemampuan antara 25%-49%. Dari data menunjukkan bahwa sebagian besar guru
tinggi (75%-100%) dalam memberikan materi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.53
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
Terlihat dari tabel 4.53, sebanyak 81,7% guru memiliki kemampuan 75%-
100% dalam menyampaikan materi, hanya 15% guru yang memiliki kemampuan
antara 50%-75%, dan 3,3% saja yang memiliki kemampuan antara 25%-49%.
Dari data menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki kemampuan yang
semua guru memiliki kemampuan antara 75%-100%. Lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4.54
Kemampuan guru dalam memotivasi
No Kemampuan memotivasi f %
1
75% - 100% 40 66.7
2
50% - 74% 15 25.0
3
25% - 49% 5 8.3
4
< 25% 0 0.0
Jumlah 60 100
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007
Terlihat dari tabel sebanyak 66,7% guru telah memiliki kemampuan yag
yang perlu dilakukan guru, sebab dengan penilaian guru dapat mengetahui
Tabel 4.55
Kinerja Guru dalam Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik
Terlihat dari tabel 4.55, sebanyak 46,7% guru memiliki kemampuan yang
Tabel 4.56
Pelaksanaan ulangan harian
No Ulangan harian f %
1 Setiap kali pertemuan 21 35.0
2 Setiap pokok bahasan 33 55.0
3 Setelah beberapa pokok bahasan 6 10.0
4 Tidak pernah 0 0.0
Jumlah 60 100
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007
Berdasarkan data pada tabel 4.56, sebanyak 55% guru selalu mengadakan
ulangan harian setiap akhir pokok bahasan dan selebihnya melakukan ulangan
setiap kali pertemuan (post test). Dari data hanya 10% yang melakukan ulangan
Tabel 4.57
Kemampuan guru dalam menganalisis dan mengolah hasil penilaian
Tabel 4.58
Kemampuan guru dalam menyusun laporan penilaian
Setelah hasil penilaian diketahui, maka guru perlu melakukan tindak lanjut
program tindak lanjut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.59
Tabel 4.59
Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Tindak Lanjut
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 45% guru memiliki kemampuan yang
kemampuan yang baik, namun demikian masih ada 11,7% yang memiliki
50%-74% dalam menyusun program tindak lanjut hasil penilaian. Lebih jelasnya
Tabel 4.60
Kemampuan menyusun program tindak lanjut hasil penilaian
program tindak lanjut dan 36,7% memiliki kemampuan yang baik dengan
Tabel 4.61
Pelaksanaan remedial
No Pelaksanaan remedial f %
1 < 2 minggu setelah hasil ulangan diumumkan 25 41.7
2 > 2 minggu setelah ulangan diumumkan 33 55.0
3 Setelah ujian semester 2 3.3
4 Tidak dilakukan remedial 0 0.0
Jumlah 60 100
Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007
Terlihat dari tabel 4.61, sebanyak 55% guru melakukan remedial lebih dari
Tabel 4.62
Mengklasifikasikan kemampuan siswa
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 55% guru memiliki kemampuan dalam
5. Pengembangan Profesi
Tabel 4.63
Kinerja Guru dalam Pengembangan Profesi
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 25% guru memiliki kemampuan yang
sangat baik dalam pengembangan profesi, namun demikain masih ada 36,7% yang
tergolong kurang baik dan 30% dalam kategori tidak baik. Dari data tersebut
6. Pemahaman Wawasan
Tabel 4.64
Kinerja Guru dalam Pemahaman Wawasan Pendidikan
Tabel 4.65
Kemampuan memahami hubungan pendidikan dan pengajaran
sudah tergolong baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.66.
84
Tabel 4.66
Kemampuan memahami fungsi sekolah
Tampak pada tabel 4.66, sebanyak 50% guru memiliki kemampuan cukup
Tabel 4.67
Kinerja Guru dalam Penguasaan Bahan Kajian Akademik
yang sangat baik terhadap bahan kajian akademik, selebihnya 31,7% memiliki
telah mempersiapkan materi yang akan disajikan > 1 minggu sebelum mengajar.
Tabel 4.68
Persiapan Materi yang akan disajikan kepada siswa
Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 40% guru mempersiapkan materi yang
akan disajikan kepada siswa > 1 minggu sebelum mengajar, sebanyak 30% guru
Tabel 4.69
Penguasaan terhadap bahan kajian
Salah satau syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah data
dan model regresi berdistribusi normal. Kenormalan data dapat dilihat dari uji
Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 Windows 2000.
maka data penelitian berdistribusi normal, sedangkan untuk normal P-P plot
apabila titik-titik berada dekat dengan garis diagonal maka model regresi
berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat dari output SPSS 12 seperti
Tabel 4.70
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 60 60 60
Normal Parameters a,b Mean 33.6667 48.6833 55.9333
Std. Deviation 6.10825 8.92244 6.78200
Most Extreme Absolute .159 .169 .171
Differences Positive .126 .082 .092
Negative -.159 -.169 -.171
Kolmogorov-Smirnov Z 1.233 1.310 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .096 .065 .060
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Terlihat dari tabel 4.70 pada baris asymp. Sig untuk dua sisi diperoleh nilai
signifikansi variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 0,096, untuk variabel
87
motivasi kerja (X2) sebesar 0,065 dan untuk kinerja guru (Y) sebesar 0,060. Nilai
signifikansi dari masing-masing variabel > 0,05 yang berarati bahwa Ho diterima
data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized Residual. Apabila
grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata titik-titik mendekati garis
jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada grafik berikut.
Dependent Variable: Y
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Gambar 4.1
P-P Plot pengujian normalitas model regresi
Terlihat dari grafik di atas, titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti
Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity
untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat
Tabel 4.71
Hasil Uji Linieritas
0,05 yang berarti bahwa hubungan antara X1 dan X2 dengan Y bersifat linier.
Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor
0,1 dan VIF > 10. Hasil pengujian multikolineiritas selengkapnya dapat dilihat
Tabel 4.72
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Supervisi kepala sekolah (X1) .923 1.084
Motivasi kerja (X2) .923 1.084
a. Dependent Variable: Y
89
Terlihat dari tabel 4.72, nilai toleransi dari masing-masing variabel bebas
> 0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung multikolinieritas.
4.1.3.4 Heteroskesdastisitas
residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat
Scatterplot
Dependent Variable: Y
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-4
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas
90
Terlihat dari grafik 4.2, titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu
vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat
bersifat homogen.
simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat
dilihat dari hasil uji F. Kriteria pengujiannya apabila nilai p value < 0,05, dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.73
Hasil Uji Simultan (Uji F)
b
Model Summary
Hasil pengujian diperoleh F hitung = 7,448 dan nilai p value = 0,001. Karena
nilai signifikansi < 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,
91
yang berarti Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan secara simultan
supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru diterima.
terhadap kinerja guru sebesar 20,7%, selebihnya dari faktor lain di luar kedua
variabel tersebut.
92
4.2 Pembahasan
sekolah SMK Negeri 1 Purbalingga menurut persepsi guru tergolong cukup baik.
Hal ini terbukti dari supervisi kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis
maupun observasi perbaikan cara mengajar guru dilakukan 1-2 kali dalam satu
tergolong baik. Dalam hal memberikan semangat kepada guru tergolong baik
terbukti dari pendapat sebagian besar guru yang menyatakan supervisi yang
kurikulum menurut persepsi sebagian besar guru tergolong cukup baik. Hal ini
pelaksanaan hanya 1-2 kali saja dalam satu semester. Namun banyak guru yang
kepala sekolah. Hal ini membuktikan bahwa supervisi yang dilakukan kepala
yang digunakan.
(1-2 kali dalam satu semester) namun sebagian besar guru memperoleh manfaat
yang tinggi dengan adanya kunjungan kelas dalam rangka pengembangan evaluasi
sudah tergolong baik, meskipun masih ada sebagian yang tergolong cukup. Dalam
Hal ini terlihat dari banyaknya guru yang berusaha menyelesaikan pekerjaannya
kegiatan pembelajaran, guru juga tidak lepas dan kesulitan, namun demikian
sebagian besar guru berusaha mengahadapi kesulitan tersebut dengan ulet. Hal ini
dapat dilihat ketika mengadai kegaduhan di dalam kelas, hampir semua guru
berusaha menegur atau membimbing dan mengarahkan, jarang sekali guru yang
marah atau membiarkan saja. Tanggung jawab guru dalam menyelesaikan tugas
siswa tergolong baik. Jika terjadi penurunan prestasi, sebagian besar guru
berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan instropeksi diri. Hal ini
masalah.
94
Tingginya motivasi kerja guru juga dilihat dari tingkat kesenangan guru
bahwa sebagian besar guru berusaha mengerjakan sendiri secara tepat waktu
masih bersifata terpaksa. Tingginya motivasi kerja juga ditunjukkan dari tingginya
tingkat kebosanan terhadap tugas-tugas yang rutin. Dalam hal ini sebagian besar
yang bervariasi sesuai dengan karakteristik materi. Sebagian besar guru dapat
sangat baik dan baik, hanya sebagian kecil saja yang memiliki kinerja cukup.
pembelajaran yang selalu dikerjakan secara baik. Hal ini karena sebagian besar
guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun rencana pembelajaran. Ini
semua tidak lepas dari pengalaman yang diperolehnya selama kuliah dan
supervisi kepala sekolah. Hal ini terjadi karena merasa bahwa rencana
95
memiliki pengalaman yang lebih lama dalam mengajar dan melakukan rutinitas
karena bagi guru tanpa rencanapun materi dapat selesai diajarkan sesuai dengan
kalender yang ditetapkan. Hampir semua guru lebih mementingkan pada kualitas
pembelajaran, bukan pada pembuatan rencana pembelajaran. Hal ini terbukti dari
mampu melaksanakan dengan sangat baik. Hal ini disebabkan karena kemampuan
memotivasi siswa untuk belajar. Ini semua juga tidak lepas dari pengalaman yang
prestasi belajar, hampir semua guru melaksanakan penilaian secara baik. Hal ini
pokok bahasan dan ada pula yang melaksanakan setiap kali pertemuan. Mereka
kaporan penilaian.
secara sangat baik. Mereka memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyusun
kemampuan siswa.
96
mengajar sebagai tugas pokok seorang guru. Mereka juga memiliki wawasan
mempersiapkan materi yang akan disajikan untuk siswa dan menguasai bahan
kajiannya.
Berdasarkan hasil analisis regresi terutama dari hasil uji parsial diperoleh
nilai p value = 0,001. Nilai p value tersebut kurang dari taraf signifikansi 0,05
yang berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh supervisi terhadap
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata kinerja guru tergolong baik. Kinerja
guru tersebut tidak lepas dari suatu evaluasi, kritikan maupun saran dari berbagai
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
(Purwanto,2003:32).
yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan
0,035 < 0,05, yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh motivasi
terhadap kinerja guru diterima. Dengan motivasi kerja yang tinggi memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja guru. Dengan kata lain Kinerja guru tidak lepas
suatu pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
mencapai hasil dan tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan pula oleh Winardi
dalam bekerja, tidak mudah puas atas hasil kerjanya, terus memiliki keinginan
pembelajaran dan menerima dorongan dari kepala sekolah maupun dari rekan
positif terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini pada prinsipnya sesuai
sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.
5.1 Kesimpulan
sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1
Purbalingga tahun 2007, yang ditunjukkan dari hasil uji simultan dengan nilai
p value = 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering supervisi
dilakukan dan motivasi kerja guru yang besar maka kinerja guru akan semakin
baik.
2. Besarnya pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK
5.2 Saran
guru tergolong cukup. Oleh karena itu disarankan kepada sekolah untuk
99
100
lebih optimal.
101
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara
Rahayu, Sri retno Pudji. 2005. Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Bisnis
Manajemen di kota Semarang. Semarang: Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Semarang.
101
102
Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, 1992. Supervisi pendidikan dalam
rangka inservice Education. Jakarta : Rineka Cipta
Siagian, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
Supriadi, Dedi, 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta : Adi
Citra Karya Nusa
Angket Penelitian
Semarang, Pebruari 2007
Dengan hormat,
Hormat saya,
Laeli Kurniati
Peneliti
104
belajar mengajar
3. Penilaian prestasi belajar 8,9,10
peserta didik
4. Pelaksanaan tindak lanjut 11,12,13
hasil penilaian prestasi
belajar peserta didik
5. Pengembangan profesi 14
6. Pemahaman wawasan 18,19
kependidikan
7. Penguasaan bahan kajian 19,20,21
akademik
106
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama :………………………..
PETUNJUK PENGISIAN
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu
mengajar?
107
pembelajaran Bapak/Ibu?
Bapak/Ibu disekolah?
e. Rapat-rapat pembinaan
12. Dalam sebulan terakhir, berapa kali kepala sekolah mengadakan rapat
sekolah?
13. Dalam satu semester, berapa kali kepala sekolah mengadakan pembinaan
15. Dalam satu semester, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti MGMP guna
16. Dalam setahun terakhir, berapa kali Bapak/ibu mengikuti Pendidikan dan
b. Dilaksanakan semampunya
d. Tidak dilaksanakan
110
3. Terhadap siswa-siswanya yang selalu bikin onar dan gaduh saat pelajaran
berlangsung
kemampuan yang dimiliki saat ini demi tercapainya visi dan misi sekolah?
b. Introspeksi diri
d. Tetap cuek
111
d. Tidak melaksanakan
10. Terhadap tugas yang diberikan kepala sekolah terkait dengan pelaksanaan
administrasi pembelajaran?
d. Tidak melaksanakan
d. tidak Menggunakan
13. Dalam pelaksanaan rapat yang berkaitan dengan evaluasi KBM di sekolah
14. Dalam rapat yang berkaitan dengan kebijakan sekolah, berapa kali
sekolah?
d. Tidak pernah
17. Dalam sebulan terakhir, berapa kali Bapak/Ibu turut membantu apabila
18. Dalam sebulan terakhir, berapa kali Bapak/Ibu bersedia membantu bila ada
KINERJA GURU
pembelajaran?
Bapak/Ibu terhadap bahan kajian akademik sesuai mata diklat yang diampu?
X1
X1_01 Pearson Correlation .678**
Sig. (2-tailed) .005
N 15
X1_02 Pearson Correlation .594*
Sig. (2-tailed) .020
N 15
X1_03 Pearson Correlation .596*
Sig. (2-tailed) .019
N 15
X1_04 Pearson Correlation .647**
Sig. (2-tailed) .009
N 15
X1_05 Pearson Correlation .596*
Sig. (2-tailed) .019
N 15
X1_06 Pearson Correlation .681**
Sig. (2-tailed) .005
N 15
X1_07 Pearson Correlation .672**
Sig. (2-tailed) .006
N 15
X1_08 Pearson Correlation .532*
Sig. (2-tailed) .041
N 15
X1_09 Pearson Correlation .761**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
X1_10 Pearson Correlation .530*
Sig. (2-tailed) .042
N 15
X1_11 Pearson Correlation -.080
Sig. (2-tailed) .777
N 15
X1_12 Pearson Correlation .611*
Sig. (2-tailed) .015
N 15
X1_13 Pearson Correlation .856**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
X1_14 Pearson Correlation .377
Sig. (2-tailed) .166
N 15
X1_15 Pearson Correlation .849**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
X1_16 Pearson Correlation .779**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
X1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) .
N 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 4 120
Uji Validitas Angket Motivasi Kerja
Correlations
X2
X2_01 Pearson Correlation .569*
Sig. (2-tailed) .027
N 15
X2_02 Pearson Correlation .555*
Sig. (2-tailed) .032
N 15
X2_03 Pearson Correlation .512
Sig. (2-tailed) .051
N 15
X2_04 Pearson Correlation .851**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
X2_05 Pearson Correlation .702**
Sig. (2-tailed) .004
N 15
X2_06 Pearson Correlation .774**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
X2_07 Pearson Correlation .729**
Sig. (2-tailed) .002
N 15
X2_08 Pearson Correlation .546*
Sig. (2-tailed) .035
N 15
X2_09 Pearson Correlation .005
Sig. (2-tailed) .987
N 15
X2_10 Pearson Correlation .757**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
X2_11 Pearson Correlation .646**
Sig. (2-tailed) .009
N 15
X2_12 Pearson Correlation .827**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
X2_13 Pearson Correlation .767**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
X2_14 Pearson Correlation .664**
Sig. (2-tailed) .007
N 15
X2_15 Pearson Correlation .575*
Sig. (2-tailed) .025
N 15
X2_16 Pearson Correlation -.128
Sig. (2-tailed) .650
N 15
X2_17 Pearson Correlation .563*
Sig. (2-tailed) .029
N 15
X2_18 Pearson Correlation .554*
Sig. (2-tailed) .032
N 15
X2 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) .
N 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2 il d)
Lampiran 5 121
Uji Validitas Angket Kinerja Guru
Correlations
Y
Y_01 Pearson Correlation .567*
Sig. (2-tailed) .028
N 15
Y_02 Pearson Correlation .715**
Sig. (2-tailed) .003
N 15
Y_03 Pearson Correlation .605*
Sig. (2-tailed) .017
N 15
Y_04 Pearson Correlation .027
Sig. (2-tailed) .924
N 15
Y_05 Pearson Correlation .696**
Sig. (2-tailed) .004
N 15
Y_06 Pearson Correlation .764**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
Y_07 Pearson Correlation .762**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
Y_08 Pearson Correlation .586*
Sig. (2-tailed) .022
N 15
Y_09 Pearson Correlation .699**
Sig. (2-tailed) .004
N 15
Y_10 Pearson Correlation .529*
Sig. (2-tailed) .043
N 15
Y_11 Pearson Correlation .664**
Sig. (2-tailed) .007
N 15
Y_12 Pearson Correlation .611*
Sig. (2-tailed) .015
N 15
Y_13 Pearson Correlation .554*
Sig. (2-tailed) .032
N 15
Y_14 Pearson Correlation .664**
Sig. (2-tailed) .007
N 15
Y_15 Pearson Correlation -.050
Sig. (2-tailed) .859
N 15
Y_16 Pearson Correlation .205
Sig. (2-tailed) .464
N 15
Y_17 Pearson Correlation .122
Sig. (2-tailed) .666
N 15
Y_18 Pearson Correlation .612*
Sig. (2-tailed) .015
N 15
Y_19 Pearson Correlation .625*
Sig. (2-tailed) .013
N 15
Y_20 Pearson Correlation .594*
Sig. (2-tailed) .019
N 15
Y_21 Pearson Correlation .705**
Sig. (2-tailed) .003
N 15
Y Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) .
N 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 6 122
Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 16
Item Statistics
Scale Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.881 18
Item Statistics
Scale Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.854 21
Item Statistics
Scale Statistics
X1 X2 Y
N 60 60 60
Normal Parameters a,b Mean 33.6667 48.6833 55.9333
Std. Deviation 6.10825 8.92244 6.78200
Most Extreme Absolute .159 .169 .171
Differences Positive .126 .082 .092
Negative -.159 -.169 -.171
Kolmogorov-Smirnov Z 1.233 1.310 1.326
Asymp. Sig. (2-tailed) .096 .065 .060
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
126
Lampiran 10
Report
Y
X1 Mean N Std. Deviation
16.00 54.0000 1 .
21.00 56.0000 1 .
22.00 41.0000 1 .
23.00 49.0000 2 9.89949
25.00 57.0000 1 .
26.00 54.0000 1 .
28.00 49.0000 2 11.31371
29.00 56.6667 3 .57735
30.00 42.0000 1 .
31.00 59.0000 1 .
32.00 57.0000 6 2.09762
33.00 53.9091 11 7.48939
34.00 60.3333 6 5.46504
35.00 51.8000 5 7.72658
36.00 57.0000 1 .
37.00 59.7143 7 4.15188
39.00 56.0000 1 .
41.00 60.2500 4 6.44851
43.00 54.0000 1 .
45.00 66.0000 1 .
46.00 55.0000 1 .
47.00 62.0000 2 7.07107
Total 55.9333 60 6.78200
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X1 Between (Combined) 1237.846 21 58.945 1.518 .129
Groups Linearity 385.889 1 385.889 9.936 .003
Deviation
851.957 20 42.598 1.097 .391
from Linearity
Within Groups
1475.888 38 38.839
Total 2713.733 59
Measures of Association
Lampiran 11
Report
Y
X2 Mean N Std. Deviation
28.00 54.0000 1 .
29.00 42.0000 1 .
30.00 41.0000 1 .
33.00 45.0000 1 .
34.00 58.0000 2 1.41421
35.00 61.0000 1 .
36.00 58.0000 1 .
38.00 63.0000 1 .
39.00 57.0000 3 2.64575
41.00 41.5000 2 .70711
44.00 57.0000 1 .
45.00 53.7778 9 4.68449
48.00 60.3333 3 4.16333
49.00 60.0000 2 4.24264
51.00 49.0000 1 .
52.00 62.0000 1 .
53.00 57.6667 3 .57735
54.00 56.0000 3 2.00000
55.00 55.1111 9 5.68868
56.00 59.5000 4 2.38048
57.00 56.5000 2 .70711
58.00 60.5000 4 7.72442
61.00 57.0000 3 14.79865
62.00 68.0000 1 .
Total 55.9333 60 6.78200
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X2 Between (Combined) 1566.956 23 68.129 2.139 .020
Groups Linearity 331.986 1 331.986 10,42 .003
Deviation from
1234.969 22 56.135 1.762 .064
Linearity
Within Groups 1146.778 36 31.855
Total 2713.733 59
Measures of Association
Lampiran 12
Regression
Descriptive Statistics
Correlations
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .377 .350
X1 .377 1.000 .278
X2 .350 .278 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .001 .003
X1 .001 . .016
X2 .003 .016 .
N Y 60 60 60
X1 60 60 60
X2 60 60 60
Model Summaryb
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 562.226 2 281.113 7.448 .001a
Residual 2151.507 57 37.746
Total 2713.733 59
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Partial Tolerance VIF
1 (Constant) 34.777 5.544 6.273 .000
X1 .337 .136 .303 2.470 .017 .311 .923 1.084
X2 .202 .093 .265 2.161 .035 .275 .923 1.084
a. Dependent Variable: Y
129
Lampiran 13
Histogram
Dependent Variable: Y
14
12
10
Frequency
2
Mean = 4.65E-16
Std. Dev. = 0.983
0 N = 60
-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Residual
130
Lampiran 14
Dependent Variable: Y
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
131
Scatterplot
Dependent Variable: Y
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-4
-4 -2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
103