Professional Documents
Culture Documents
JENI YULIKA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
ABSTRAK
JENI YULIKA. Penjerapan Zat Warna Reaktif Cibacron Red Menggunakan Adsorben
Sekam Padi. Dibimbing oleh BETTY MARITA SOEBRATA dan MOHAMMAD
KHOTIB.
Limbah tekstil yang mengandung zat warna dapat mencemari lingkungan perairan.
Penelitian ini memanfaatkan sekam padi sebagai adsorben zat warna reaktif Cibacron Red
yang banyak digunakan dalam industri tekstil. Sekam padi dibuat menjadi adsorben tanpa
modifikasi (ATM) dan adsorben termodifikasi asam (AMA). Kondisi optimum ATM
diperoleh dengan waktu adsorpsi 30 menit, 1.0 g adsorben, dan 150 ppm konsentrasi
awal. Kondisi optimum AMA diperoleh dengan waktu adsorpsi 60 menit, 2.0 g adsorben,
dan 150 ppm konsentrasi awal. Kondisi optimum arang aktif (AA) sebagai pembanding
memiliki waktu adsorpsi 30 menit, 3.0 g adsorben, dan 150 ppm konsentrasi awal.
Kapasitas adsorpsi ATM, AMA, dan AA pada kondisi optimum adalah 2879.00, 6898.3,
dan 2470.00 µg/g. Efisiensi adsorpsi ATM, AMA, dan AA pada kondisi optimum
berturut-turut adalah 19.86, 91.71, dan 40.51%. Tipe isoterm ketiga jenis adsorben yang
digunakan adalah isoterm Freundlich. Penerapan terhadap limbah tekstil menunjukkan
penurunan warna setelah dijerap oleh ATM, AMA, dan AA, masing-masing sebesar
52.05, 98.86, dan 48.69% dengan intensitas warna awal 1485 Pt-co. Pengukuran KOK
limbah awal adalah 7372.0 mg/L, setelah dijerap dengan ATM, AMA, dan AA masing-
masing menurun sebesar 43.30, 98.56, dan 52.58%. Pengukuran KOB limbah awal
sebesar 149.09 mg/L, dan menurun setelah dijerap oleh ATM, AMA, dan AA masing-
masing 63.41, 76.09, dan 72.46%. Berdasarkan hasil ini dapat dinyatakan bahwa sekam
padi berpotensi sebagai penjerap zat warna, sehingga mampu mengurangi tingkat
pencemaran lingkungan perairan.
ABSTRACT
JENI YULIKA. Adsorption of Cibacron Red Reactive Dye Using Rice Husk as
Adsorbent. Supervised by BETTY MARITA SOEBRATA and MOHAMMAD KHOTIB.
Textile wastewater containing dyes can pollute aquatic environment. This study
utilized rice husk as adsorbent for Cibacron Red reactive dyes which are widely used in
textile industries. Husks were made into adsorbent without modification (ATM) and acid
modified adsorbent (AMA). The optimum condition was obtained under adsorption time
of 30 minutes, 1.0 g of adsorbent, and initial concentration of dye solution was 150
ppm. The optimum condition for AMA was obtained under adsorption time of 60
minutes, 2.0 g of adsorbent, and 150 ppm initial concentration of dye solution. The
optimum condition of activated charcoal (AA) as a comparison was 30 minute time of
adsorption, 3.0 g of adsorbent, and 150 ppm initial concentration dye
solution. Adsorption capacity of ATM, AMA, and AA at the optimum conditions was
2879.00, 6898.30, and 2470.00 µg/g, respectively. Adsorption efficiency of ATM, AMA,
and AA at the optimum conditions was 19.86, 91.71, and 40.51%, respectively. All three
types of adsorbent followed the Freundlich isotherm. Application of the adsorbent on
waste of textile manufacture showed a decrease in colour after adsorption by ATM,
AMA, and AA, up to 52.05, 98.86 and 48.69%, respectively, with the initial colour
intensity of 1485 Pt-Co. Starting with COD of the wastewater which was 7372.0 mg/L,
the values decreased after the adsorption with ATM, AMA, and AA were 43.30, 98.56
and 52.58%, respectively. Starting with BOD of 149.09 mg/L, the values decreased after
adsorption by ATM, AMA, and AA were 63.41, 76.09, and 72.46%, respectively. Based
on these results, rice husk is potentially used as an adsorbent of dyes, thereby reducing
the level of pollution of aquatic environment.
PENJERAPAN ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
MENGGUNAKAN ADSORBEN SEKAM PADI
JENI YULIKA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
Judul Skripsi : Penjerapan Zat Warna Rreaktif Cibacron Red Menggunakan
Adsorben Sekam Padi
Nama : Jeni Yulika
NIM : G44052917
Disetujui
Diketahui
Ketua Departemen,
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, kasih sayang, nikmat,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya
ilmiah berjudul Adsorpsi Zat Warna Reaktif Cibacron Red Menggunakan
Adsorben Sekam Padi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana sains pada Departemen Kimia FMIPA IPB, yang penelitiannya
dilaksanakan pada pertengahan bulan Juni 2009 sampai dengan Februari 2010
bertempat di Laboratorium Kimia Fisik dan Lingkungan, IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Betty Marita Soebrata, S.Si,
M.Si. dan Bapak Mohammad Khotib, S.Si. selaku pembimbing yang telah
memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis selama pelaksanaan
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.
Ungkapan terima kasih penulis berikan kepada keluarga tercinta, Ayah, Ibu,
Kakak tercinta dan Robby Hardian Kusuma yang selalu memberikan semangat,
doa, dan kasih sayang dalam berbagai bentuk yang tak pernah putus. Terima kasih
juga kepada Pak Nano, Pak Ismail, Bu Ai, dan seluruh staf Laboratorium Kimia
Fisik atas fasilitas dan bantuan yang diberikan selama penelitian. Ucapan terima
kasih tak lupa penulis berikan kepada Andayani, Hafidz, Gina, dan teman-teman
seperjuangan Kimia 42 yang turut membantu, memberikan semangat, dan
dukungannya dalam penyusunan karya ilmiah.
Akhir kata, penulis menyampaikan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca.
Jeni Yulika
RIWAYAT HIDUP
Halaman
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Sekam Padi ............................................................................................ 2
Adsorpsi ................................................................................................ 2
Isoterm Adsorpsi.................................................................................... 2
Isoterm Freundlich ................................................................................. 2
Isoterm Langmuir .................................................................................. 3
Arang Aktif ........................................................................................... 3
Modifikasi Adsorben ............................................................................. 3
Zat Warna Reaktif.................................................................................. 3
Cibacron Red ......................................................................................... 4
Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) ......................................................... 4
Kebutuhan oksigen Biokimia (KOB) ..................................................... 4
LAMPIRAN ................................................................................................... 15
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
saat pemecahan senyawa organik, pada selama 48 jam. Setelah itu, direndam dengan
kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik NaOH 0,1 N selama 12 jam dan dibilas
diartikan bahwa bahan organik ini digunakan dengan air destilata kemudian dikeringkan
oleh organisme sebagai bahan makanan dan dalam oven pada suhu 60 °C selama 24 jam
energinya diperoleh dari proses oksidasi. lalu digiling dan disaring untuk mendapatkan
Parameter KOB, secara umum banyak serbuk sekam padi berukuran 100 mesh.
dipakai untuk menentukan tingkat Serbuk sekam padi ini selanjutnya disebut
pencemaran air buangan. Pemeriksaan KOB adsorben tanpa modifikasi (ATM).
tehadap air limbah harus bebas dari udara luar Sekam padi yang telah dihaluskan
untuk mencegah kontaminasi dari oksigen ditambahkan asam sulfat pekat, lalu
yang ada di udara bebas. Konsentrasi air dipanaskan pada suhu 160°C selama 36 jam.
limbah juga harus berada pada suatu tingkat Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk
pencemaran tertentu, hal tersebut untuk menghilangkan kelebihan asam dengan
menjaga agar oksigen terlarut tetap tersedia pencucian 200 mL per gram adsorben.
selama pemeriksaan. Hal ini perlu Kemudian bahan dikeringkan pada suhu
diperhatikan mengingat pengukuran KOB 110°C. Serbuk sekam padi ini selanjutnya
dilakukan biasanya 5 hari, sehingga perlu disebut adsorben modifikasi asam (AMA).
dipertimbangkan akan kebutuhan oksigen
Pembuatan Larutan Zat Warna
yang akan digunakan selama waktu tersebut.
Kelarutan oksigen dalam air terbatas, yaitu Larutan stok zat warna konsentrasi 1000
sekitar 8 mg/L pada suhu kamar, dan pada ppm dibuat dengan cara melarutkan 1,00 g
suhu yang lebih rendah meningkat hingga serbuk Cibacron Red dalam air destilata dan
mencapai 14,6 mg/L, hal tersebut juga akan diencerkan hingga satu liter. Kemudian
menigkat pada tekanan yang lebih rendah. larutan tersebut dibuat dengan konsentrasi 0.5,
Pada suhu saat titik didih tercapai, kelarutan 1,0; 5,0; 10,0; 15,0; 20,0; dan 25,0 ppm untuk
oksigen dalam air adalah nol (Hach et al. pembuatan kurva standar.
1997).
Penentuan Kondisi Optimum Waktu
Adsorpsi, Bobot, dan Konsentrasi Awal Zat
BAHAN DAN METODE Warna
Bahan dan Alat ATM, AMA, dan Arang Aktif (AA)
dengan variasi bobot adsorben 1,0; 2,0; dan
Bahan-bahan yang digunakan adalah
3,0 gram dimasukkan ke dalam 100 mL
sekam padi, serbuk zat warna Cibacron Red,
larutan zat warna Cibacron Red dengan
arang aktif, dan limbah cair industri tekstil.
konsentrasi awal 50, 100, dan 150 ppm,
Alat-alat yang digunakan adalah kemudian larutan dikocok dengan pengocok.
Spektronik 20D+ Thermo Electron
Adsorpsi dilakukan dengan variasi waktu
Corporation dan Spektronik Hach DR/2000.
adsorpsi 30, 45, dan 60 menit (Raghuvanshi et
al. 2004), dilihat perubahan warna yang
Metode Penelitian
terjadi. Campuran disaring dan dibaca
Diagram alir penelitian ditunjukkan pada absorbansi filtratnya dengan spektronik 20D+
Lampiran 1. Pembuatan larutan-larutan yang pada panjang gelombang maksimum. Desain
digunakan untuk KOK dan KOB terdapat penentuan kondisi optimum adsorpsi
pada Lampiran 2. dilakukan menggunakan rancangan acak
lengkap faktorial dengan program statistika.
Adsorben
Kondisi yang digunakan sebagai faktor adalah
Adsorben yang digunakan adalah sekam waktu adsorpsi, bobot adsorben, dan
padi yang diperoleh dari tempat penggilingan konsentrasi awal zat warna, sedangkan
padi, Dramaga-Bogor. Adsorben sekam padi responnya kapasitas adsorpsi (Q) dan efisiensi
dibuat menjadi ukuran +100 mesh. Adsorben adsorpsi (E).
sekam padi kemudian dibandingkan dengan Kapasitas adsorpsi dan efisiensi adsorpsi
adsorben komersil, yaitu arang aktif yang dapat dihitung dengan persamaan:
terbuat dari tempurung kelapa. V C o C a
Q
Preparasi Sekam Padi (Raghuvanshi et al. m
2004) C Ca
E o 100%
Sekam dicuci dengan air mengalir hingga Co
bersih kemudian direndam dengan air destilata
6
KOB dibuat dengan perlakuan yang sama kesetimbangan (optimum) pada waktu
seperti prosedur sampel. Uji dilakukan adsorpsi 30 menit, 1,0 gram bobot adsorben,
terhadap botol kedua pada hari kelima. dan 150 ppm konsentrasi awal zat warna
Rumus: Cibacron Red. Nilai kapasitas adsorpsi dan
Oksigen Terlarut (OT) efisiensi adsorpsi pada kondisi optimum
Vt Nt BE O 2 Vb 1000 tersebut sebesar 2879,0 µg/g (artinya
OT sebanyak 2879,0 µg adsorbat yang terjerap
Vs (Vb - 2)
dalam 1,0 g adsorben) dan 19,86% (Tabel 2).
Nilai KOB pada hari kelima
Tabel 2 Kondisi optimum ATM
KOB = [(OTS1-OTS5)-k(OTB1-OTB5)] x fp
keterangan: Q E
Parameter Optimum
OTS = oksigen terlarut sampel (µg/g) (%)
OTB = oksigen terlarut blanko Waktu 30 menit
k = (fp-1)/fp Bobot 1,0 gram 2879,0 19,86
Konsentrasi 150 ppm
HASIL DAN PEMBAHASAN Kapasitas adsorpsi dan efisiensi adsorpsi
meningkat seiring dengan meningkatnya
Panjang Gelombang Maksimum dan waktu adsorpsi. Waktu optimum yang
Pembuatan Kurva Standar diperoleh ATM adalah 30 menit. Lampiran 5
menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi dan
Pemilihan panjang gelombang maksimum
efisiensi adsorpsi menurun setelah melewati
ditujukan untuk menentukan panjang
30 menit. Hal ini sesuai dengan hasil
gelombang yang tepat dalam pengukuran
penelitian Raghuvanshi et al. (2004) yang
sampel, karena energi yang paling banyak
menyatakan bahwa efisiensi adsorpsi
diserap oleh sampel tersebut adalah pada
berbanding lurus dengan waktu sampai pada
panjang gelombang maksimumnya.
Pengukuran pada panjang gelombang tersebut titik tertentu, kemudian mengalami penurunan
setelah melewati titik tersebut. Begitu juga
akan memberikan kepekaan dan ketelitian
dengan kondisi bobot ATM yang
pengukuran yang paling tinggi dengan
menunjukkan adanya penurunan kapasitas
spektrofotometer. Panjang gelombang
adsorpsi dan efisiensi adsorpsi seiring
maksimum Cibacron Red yang diperoleh
meningkatnya bobot adsorben, dikarenakan
adalah 518 nm (Lampiran 3).
masih tersedianya ruang tapak aktif yang
Pengukuran serapan pada beberapa
belum berikatan dengan permukaan.
konsentrasi untuk mendapatkan kurva standar
Peningkatan sisi aktif akan meningkatkan
ditunjukkan pada Lampiran 3. Persamaan
penyebaran adsorbat, sehingga kapasitas
kurva standar larutan Cibacron Red yang
adsorpsi lebih rendah dibandingkan dengan
dihasilkan adalah y = 0,0140x + 0,0000
dengan R2 = 99,99% ditunjukkan pada jumlah tapak aktif yang lebih sedikit.
Kapasitas dan efisiensi adsorpsi
Gambar 3. Persamaan tersebut selanjutnya
meningkat seiring dengan kenaikan
digunakan dalam penentuan konsentrasi
konsentrasi awal Cibacron Red. Pencirian
setelah adsorpsi.
adsorpsi Cibacron Red menunjukkan bahwa
0,4000 kejenuhan permukaan adsorben bergantung
pada konsentrasi Cibacron Red tersebut, pada
0,3000 konsentrasi yang rendah adsorben mampu
Absorbans
Data pada Lampiran 4 dan 5 untuk ATM Kondisi optimum AMA diperoleh pada
menunjukkan bahwa adsorpsi mencapai waktu adsorpsi 60 menit, bobot adsorben 2,0
8
gram, dan konsentrasi awal zat warna 150 Kondisi optimum AA ditunjukkan pada
ppm. Data terdapat pada Lampiran 6 dan 7. Tabel 4, diperoleh waktu adsorpsi selama 30
Kapasitas adsorpsi yang diperoleh pada menit, bobot adsorben 3,0 gram, dan
kondisi optimum sebesar 6898,30 µg/g artinya konsentrasi awal zat warna 150 ppm. Nilai
sebanyak 6898,30 µg adsorbat yang terjerap kapasitas adsorpsi pada kondisi optimum
dalam 2,0 g adsorben, dengan efisiensi diperoleh sebesar 2470.00 µg/g yang artinya
adsorpsi 91,71% terlihat pada Tabel 3. sebanyak 2470,00 µg adsorbat terjerap dalam
3,0 g adsorben dengan efisiensi adsorpsi
Tabel 3 Kondisi optimum AMA
40,51%.
Q E
Parameter optimum
(µg/g) (%) Tabel 4 Kondisi optimum AA
Waktu 60 menit Q E
Parameter optimum
Bobot 2,0 gram 6898,30 91,71 (µg/g) (%)
Konsentrasi 150 ppm Waktu 30 menit
Bobot 3,0 gram 2470,00 40,51
Berdasarkan hasil ini membuktikan Konsentrasi 150 ppm
bahwa modifikasi asam pada adsorben sekam
padi dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi Arang aktif yang digunakan berasal dari
dan efisiensi adsorpsi. Modifikasi adsorben tempurung kelapa, memiliki luas permukaan
sekam padi menggunakan asam sulfat terbukti yang besar, hal ini terlihat dari bentuk serbuk
memiliki nilai kapasitas dan efisiensi adsorpsi halus adsorben yaitu sekitar 300 mesh. Luas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan yang besar meningkatkan
adsorben sekam padi tanpa modifikasi. ketersediaan tapak aktif, sehingga waktu yang
Lampiran 7 menunjukkan waktu dan dibutuhkan untuk mencapai waktu
bobot optimum AMA yang diperoleh adalah kesetimbangan lebih lama.
selama 60 menit dan 2,0 gram adsorben. Bobot optimum AA sebesar 3,0 gram,
Namun, setelah melewati titik optimum tetapi semakin besar bobot menyebabkan
tersebut, kapasitas adsorpsi menurun dan kapasitas adsorpsi menurun dan efisiensi
efisiensi adsorpsi meningkat. Penurunan adsorpsi meningkat, karena semakin besar
kapasitas adsorpsi setelah mencapai nilai bobot adsorben menyebabkan luas permukaan
bobot optimum dimungkinkan adanya sisi aktifnya juga meningkat. Peningkatan jumlah
aktif yang belum berikatan dengan adsorbat luas permukaan aktif akan meningkatkan
sehingga kapasitas adsorpsi 2,0 gram lebih efisiensi adsorpsi. Kapasitas adsorpsi terus
besar dibandingkan 3,0 gram. Peningkatan meningkat hingga konsentrasi 150 ppm, hal
ketersediaan tapak aktif dengan penambahan ini dikarenakan jumlah molekul Cibacron Red
jumlah bobot, berbanding terbalik dengan yang terjerap pada tapak aktif AA semakin
nilai kapasitas adsorpsi. Hal ini dikarenakan besar. Kondisi optimum yang diperoleh,
tapak aktif dalam jumlah besar membutuhkan merupakan kondisi terbaik yang digunakan
waktu adsorpsi yang lebih lama. dalam penelitian ini, namun kondisi optimum
Konsentrasi awal Cibacron Red optimum yang sebenarnya dapat diperoleh dengan
yang diperoleh adalah 150 ppm. Kenaikan meningkatkan kisaran taraf-taraf daerah titik
kapasitas adsorpsi mengindikasikan jumlah optimum.
molekul Cibacron Red yang terjerap pada
tapak aktif semakin besar. Konsentrasi yang Adsorpsi Larutan Tunggal
tinggi akan meningkatkan jumlah molekul Sekam padi sebagai adsorben yang
Cibacron Red dalam larutan, sehingga potensial perlu diuji kemampuannya dalam
semakin besar kemungkinannya akan terjerap. menjerap zat warna dengan cara
Semakin besar konsentrasi, semakin tinggi membandingkan dengan adsorben komersial,
jumlah molekul dalam larutan, sehingga yaitu AA. Kapasitas adsorpsi dan efisiensi
meningkatkan laju reaksi antara molekul adsorpsi digunakan sebagai respon
adsorbat dan adsorben (Barros et al. 2003). pembanding. Perbandingan nilai kapasitas
adsorpsi antara ATM, AMA, dan AA terlihat
Kondisi Optimum Arang Aktif
pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa
Data pada Lampiran 8 dan 9 nilai kapasitas adsorpsi AMA lebih tinggi
menunjukkan pengaruh waktu adsorpsi, dibandingkan ATM dan AA berturut-turut
bobot, dan konsentrasi terhadap kapasitas sebesar 6898,30; 2879,00; dan 2470,00 µg/g
adsorpsi dan efisiensi adsorpsi oleh AA. adsorben.
9
8000,00 3000000,0
6898,30 2500000,0
Kapasitas adsorpsi (µg/g) 6000,00
2000000,0
y = -29.216,50x + 2.741.338,71
c/(x/m)
1500000,0 R² = 0,72
4000,00
1000000,0
2879,00
2000,00 2470,00 500000,0
0,0
0,00 0 25 50 75 100 125 150
ATM AMA AA c (ppm)
Jenis adsorben Gambar 6 Isoterm Langmuir adsorpsi
Gambar 4 Perbandingan kapasitas adsorpsi Cibacron Red oleh ATM.
Cibacron Red oleh ATM, AMA log c
dan AA. 0,0000
0,0000
0,5000
1,0000
1,5000
2,0000
2,5000
Gambar 5 menunjukkan perbandingan -1,0000
efisiensi adsorpsi ATM, AMA, dan AA -2,0000
berturut-turut sebesar 19,86; 91,71; dan
log x/m
40,51%. Efisiensi adsorpsi terbesar adalah -3,0000
dengan menggunakan AMA. -4,0000
100
-5,0000 y = 4,086x - 10,85
90
91,71% R² = 0,982
80
Efisiensi adsorpsi (%)
-6,0000
70
Gambar 7 Isoterm Freundlich adsorpsi
60
Cibacron Red oleh ATM.
50
40 Linieritas kedua tipe isoterm adsorpsi
40,51%
30 Cibacron Red oleh ATM adalah sebesar
20 72,00% untuk isoterm Langmuir (Gambar 6)
10 19,86%
dan 98,20% untuk isoterm Freundlich
0 (Gambar 7). Berdasarkan hasil tersebut
ATM AMA AA linieritas isoterm adsorpsi tipe Freundlich
Jenis adsorben lebih tinggi dibandingkan isoterm Langmuir.
Gambar 5 Perbandingan efisiensi adsorpsi Hal ini menunjukkan bahwa adsorpsi zat
Cibacron Red oleh ATM, AMA, warna reaktif Cibacron Red dengan ATM
dan AA. mengikuti tipe isoterm Freundlich. Hasil
penelitian ini dikuatkan oleh Hussein et al.
Hasil ini membuktikan bahwa modifikasi
(2004) yang menyatakan bahwa dengan
asam pada adsorben sekam padi dapat
linieritas di atas 90%, tipe isoterm adsorpsi
meningkatkan kapasitas adsorpsi dan efisiensi
Freundlich dan Langmuir dapat terjadi pada
adsorpsi. Hal ini sesuai dengan penelitian
proses adsorpsi zat warna.
yang dilakukan oleh Abdelwahab et al. (2005)
300,0
yang menyatakan bahwa sekam padi
termodifikasi asam mampu meningkatkan 250,0
y = -171,0x + 280,6
kapasitas adsorpsi.
200,0 R² = 0,824
Isoterm Adsorpsi
c/(x/m)
150,0
Kurva regresi linier untuk tipe isoterm 100,0
Freundlich dan Langmuir menggunakan data
konsentrasi awal Cibacron Red, konsentrasi 50,0
terjerap, dan bobot adsorben (Lampiran 10,
0,0
11, dan 12). Semua kurva dibuat linier
berdasarkan hubungan antara sumbu x dan 0,0000 0,2500 0,5000 0,7500 1,0000
sumbu y dari penurunan rumus yang terdapat c (ppm)
pada Lampiran 12. Gambar 8 Isoterm Langmuir adsorpsi
Cibacron Red oleh AMA.
10
-0,5000
-0,4000
-0,3000
-0,2000
-0,1000
0,0000
memiliki afinitas yang rendah, isoterm
Freundlich melibatkan gaya van der Waals
sehingga ikatan antara adsorbat dengan
adsorben bersifat lemah. Hal ini
log x/m
memungkinkan adsorbat leluasa bergerak
y = 1,553x - 2,097 hingga akhirnya berlangsung proses adsorpsi
R² = 0,989 banyak lapisan. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa proses adsorpsi yang terjadi untuk
adsorben sekam padi adalah adsorpsi secara
fisik. Hasil ini serupa dengan penelitian yang
Gambar 9 Isoterm Freundlich adsorpsi dilakukan oleh Diapati (2009) dan Susanti
Cibacron Red oleh AMA. (2009) dengan menggunakan adsorben dari
Isoterm adsorpsi Cibacron Red oleh AMA ampas tebu dan kacang tanah, isoterm yang
menunjukkan linieritas sebesar 82,40% untuk dihasilkan mengikuti pola isoterm Freundlich.
isoterm Langmuir (Gambar 8) dan 98,90% Namun hasil ini berbeda dengan penelitian
untuk isoterm Freundlich (Gambar 9). yang dilakukan oleh Abdelwahab, et al.
Berdasarkan linieritas kedua tipe isoterm (2005) yang menyatakan bahwa adsorpsi zat
adsorpsi tersebut, maka adsorpsi warna Direct Red 23 dengan sekam padi tanpa
menggunakan AMA mengikuti tipe isoterm perlakuan dan perlakuan asam, keduanya
Freundlich. mengikuti isoterm Langmuir.
800000 Adsorpsi Limbah Industri
Kemampuan adsorpsi adsorben sekam
600000
padi juga diterapkan pada limbah industri
y = -5244,x + 62519 tekstil. Data pada Lampiran 13 menunjukkan
c/(x/m)
0,5000
1,0000
1,5000
2,0000
2,5000
-1,0000
untuk intensitas warna yang didapat. Panjang
gelombang yang digunakan adalah panjang
-2,0000 gelombang yang terbaik untuk pengukuran
log x/m
penelitian Abdelwahab et al. (2005) yang Berdasarkan analisis yang dilakukan nilai
menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi KOK limbah setelah dijerap oleh ATM,
adsorben sekam padi termodifikasi asam nitrat AMA, dan AA mengalami penurunan
lebih besar, yaitu 4350 µg/g dibandingkan berturut-turut sebesar 43,30; 98,56; dan
adsorben sekam padi tanpa modifikasi, yaitu 52,58% (Gambar 14).
2415 µg/g.
120,00
1600 1485
100,00
1400 98,56%
Intensitas warna (Pt-Co)
1000 60,00
800 712 762 52,58%
40,00 43,30%
600
20,00
400
0,00
200
17 ATM AMA AA
0 Jenis adsorben
Limbah ATM AMA AA Gambar 14 Persen penurunan nilai KOK
Sampel yang diukur setelah dijerap dengan ATM,
Gambar 12 Intensitas warna limbah tekstil AMA, dan AA.
awal dan setelah dijerap oleh Nilai KOK yang diperoleh menunjukkan
ATM, AMA, dan AA. jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
120,00 mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam
100,00 1 liter sampel air, dengan menggunakan zat
Penurunan warna (%)
60,00 63,41%
modifikasi dan arang aktif sebagai
50,00
pembanding. Persen penurunan intensitas
40,00
warna limbah industri tekstil, penurunan nilai
30,00
KOK serta penurunan nilai KOB oleh
20,00
adsorben sekam padi termodifikasi asam
10,00 sulfat adalah yang terbesar jika dibandingkan
0,00 dengan adsorben sekam padi tanpa modifikasi
ATM AMA AA dan arang aktif. Hal ini dapat dikatakan bahwa
Jenis adsorben adsorben sekam padi termodifikasi asam lebih
Gambar 15 Persen penurunan nilai KOB efektif dalam menurunkan kadar zat warna,
setelah dijerap oleh ATM, AMA, nilai KOK, dan nilai KOB yang merupakan
dan AA. parameter daya cemar air.
Nilai KOB didapatkan dari perbandingan Saran
kandungan oksigen terlarut (OT) yang tersisa Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
dari dua bagian contoh air. Bagian pertama, tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan
kandungan oksigen diukur setelah limbah adalah memperluas kisaran taraf yang
diambil yaitu pada hari ke-0 (OT0), sedangkan digunakan sebagai faktor kondisi optimum
bagian kedua diukur setelah diinkubasikan karena masih teramati pada ujung-ujung taraf.
selama 5 hari (OT5). Selama masa inkubasi, Pencirian lebih lanjut AMA dari sekam padi
oksigen terlarut digunakan oleh dengan Scanning electron microscopy (SEM)
mikroorganisme dalam proses kimiawi dan dan spektrofotometri inframerah.
mikrobiologi untuk mendekomposisi bahan
organik yang terlarut dalam limbah, sehingga DAFTAR PUSTAKA
akan terbebas dari material organik dan dapat
dialirkan ke lingkungan dengan aman. Abdelwahab O, Nemr AE, Sikaily AE,
Nilai KOB yang terukur tidak lebih besar Khaleed A. 2005. Use of Rice Husk for
dari nilai KOK, menurut Purwaningsih (2008) Adorption of Direct Dyes from Aqueous
perbedaan nilai tersebut dipengaruhi oleh Solution: a Case Study of Direct F.
beberapa faktor, yaitu adanya bahan kimia Scarlet. Egyptian Journal of Aquatic
yang tahan terhadap oksidasi biokimia tetapi Research 31:1–5 .
tidak tahan terhadap oksidasi kimia seperti Aldrich S. 2007. Cibacron brilliant red 3G-A.
lignin, terdapat bahan kimia yang dapat [terhubung berkala]. http: //www.sigma-
dioksidasi secara kimia dan peka terhadap aldrich.com [20 Apr 2009].
oksidasi biokimia tetapi tidak dalam uji KOB5
seperti sellulosa, lemak berantai panjang atau Alaerts, Santika SS. 1984. Metode penelitian
sel-sel mikroba. Adanya bahan toksik dalam air. Surabaya: Usaha Nasional Surabaya,
limbah yang akan mengganggu uji KOB tetapi Indonesia.
tidak uji KOK, dikarenakan mikroorganisme Atkins PW. 1999. Kimia Fisika jilid II.
dapat mati. Kartohadiprodjo II, penerjemah;
13
Rohhadyan T, editor. Oxford: Oxford [Deptan]. 2009. Hasil Pencarian Lokasi Sub
University Press. Terjemahan dari: Sektor Tanaman Pangan. [terhubung
Physical Chemistry. berkala].http://www.departemenpertanian
indonesia/search/hasil_lok_TP_PADI.asp
BPS. 2009. Statistik Pertanian Indonesia.
.xls. [23 Maret 2009].
Jakarta: Biro Pusat Statistik.
Diapati M. 2009. Ampas Tebu sebagai
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2004.
Adsorben Zat Warna Reaktif Cibacron
SNI-06-6989.14-2004 Air dan Air
Red [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
Limbah-Cara Uji Oksigen Terlarut secara
Bogor.
yodometri (modifikasi azida). Serpong:
BSN. Eckenfelder WW. 1989. Industrial Water
Pollution Control. Ed ke-2. New York:
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2004.
McGraw-Hill.
SNI-06-6989.15-2004 Air dan Air
Limbah-Cara Uji Kebutuhan Oksigen Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara.
Kimiawi (KOK) Refluks terbuka dengan Bogor: PAU Pangan dan Gizi.
refluks terbuka secara titrimetri. Serpong:
Fessenden RJ dan Fessenden JS. 1986. Kimia
BSN.
Organik jilid 1. Edisi ke-3. penerjemah;
Baker FS, Miller CE, Repik AJ, Tollens ED. Pudjaatmaka AH. Jakarta: Erlangga.
1997. Activated Carbon. New York: J Terjemahan dari: Organic Chemistry.
Wiley.
Forlink. 2000. Paket terapan produksi
Baral SS, Dasa, SN Chaudhury GR, Swamya, bersihpada industi tekstil. [terhubung
YV Rath P. 2009. Removal of Cr(VI) by berkala].Http://www.Forlink.dml.or.id/pte
thermally activated weed Salvinia rabp/te.html. [6 Februari2009].
cucullata in a fixed-bed column. Journal
Hach CC, Klein RL, Gibbs CR. 1997.
of Hazardous Materials 161:1427–1435.
Introduction to Biochemichal Oxygen
Barros JLM, Macedo GR, Duarte MML, Silva Demand. USA: Hach Company.
EP, Lobato AKCL. 2003. Biosorption of
Hattotuwa GBP, Ismail H, dan Baharin A.
cadmium using the fungus aspergillus
2002. Comparison of the Mechanical
niger. Braz J Chem Eng 20:1-17.
Properties of Rice Husk Powder Filled
Bates C. 2008. The “Diamond Age”. Polypropylene Composites with Talc
[terhubung berkala]. Filled Polypropylene Composites.
http://ret.coe.drexel.edu/RETNANO/2008 Polymer Testing 21:833–839.
/ChristopherBates/MyExpeirencesinaNan
Husni H, Wahyu R, Bastia A, Azwir. 2005.
oProject.aspx [14 Agstus 2010].
Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung
Bird T. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Kelapa Sawit (Elaies Guineensis Jacq.)
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Menggunakan NaOH dan Gas Nitrogen
sebagai Aktifator. Proceedings National
Boyle W, 1997. The Science of Chemical
Conference On Chemical Banda Aceh
Oxygen Demand Technical Information
Engineering Sciences And Applications
Series, Booklet No. 9. USA: Hach
(CHESA), Banda Aceh, Indonesia.
Company.
Hussein H, Ibrahim SF, Kandeel K, Moawad
[Ciba] Specialty Chemicals Indonesia. 2002.
H. 2004. Biosorption heavy metal from
Cibacron Red B-E. [terhubung berkala].
waste water using Pseudomonas sp. Elec
http://agrippina.bcs.deakin.edu.au/bcs_ad
J Biotechnol 7:1–8.
min/msds/msds_docs/Cibacron%20Red%
20B-E.pdf [15 Mei 2008]. Jagson CL. 2008. Reactive dyes. [terhubung
Berkala]. Http://www.jagson.com.htm.
[Depkes]. 1977. Peraturan Menteri Kesehatan
[10 Apr 2008].
RI No. 173/Men.Kes/Per./VIII/1977 ten-
tang syarat-syarat evaluasi kualitas badan Jason PP. 2004. Activated carbon and some
air. Jakarta: Depkes. applications for the remediation soil and
ground water pollution. [terhubung
[Depkes]. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan
berkala]. http://www.ce.edu/program
RI No. 416/Menkes/Per./IX/1990 tentang
areas [16 Feb 2008].
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
bersih. Jakarta: Depkes.
14
Sekam Padi
Preparasi Sampel
Arang
Tanpa modifikasi Modifikasi asam aktif
Larutan-larutan KOK
Larutan K2Cr2O7 0,25 N
Sebanyak 12,259 gram serbuk K2Cr2O7 dikeringkan dalam oven pada suhu 150 oC
selama 2 jam, lalu dilarutkan dengan akuades dan ditepatkan volumenya sampai dengan
1,0 L.
Campuran H2SO4-Ag2SO4
Sebanyak 5 gram Ag2SO4 dimasukkan ke dalam 500 mL H2SO4 pekat, diaduk dan
didiamkan selama satu sampai dua hari untuk proses pelarutannya. Campuran disimpan di
dalam botol gelap dan ditutup.
Larutan-larutan KOB
Larutan Kalium Dikromat 0,025 N
K2Cr2O7 (p.a) dikeringkan pada suhu 150°C selama 2 jam, kemudian ditimbang
sebanyak 1,2259 gram, lalu dilarutkan dalam akuades dan ditepatkan volumenya menjadi
1000 mL.
Larutan MnSO4.H2O
Sebanyak 36,4 gram MnSO4 dilarutkan ke dalam akuades, kemudian diencerkan
hingga volumenya tepat 100 mL.
Larutan Amilum
Sebanyak 2,0 gram amilum dilarutkan ke dalam akuades yang telah dididihkan
sebanyak 100 mL.
0,1480
0,1470
0,1460
Absorbans
0,1450
0,1440
0,1430
0,1420
0,1410
500 510 520 530 540 550
Panjang gelombang (nm)
Kurva panjang gelombang maksimum Cibacron Red
Contoh perhitungan:
Kapasitas adsorpsi
V C o C a
Q
m
Q = 100 ml x 1 liter /1000 ml x (50,0000 – 49,9624) mg/liter x 1000 µg/mg
1,0112 gram
= 7,2756 µg/g adsorben
Efisiensi adsorpsi
C Ca
E o 100 %
Co
Q(ATM2)
#54
#53
#52
#51
#50
.5
#48
#47
#46
#45
#44
#43
#42
#41 1430.8
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
#22
#21
0.
#19
#18
#17
#16
#15 2.4415
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-1000.
30.000 #96
#95
#94
#93
#92
#91
#90
#89
#88
#87
#86
#85
#84
#83
#82
#81
#80
#79
#78
#77
#76
#75
#74
19.587 #691.
#72
#71
#70
#68
#67
#66
#65
#64
#63
#62
#61 19.097
#60
#59
#58
#57
E(ATM2)
#56
#55
#54
#53
#52
#51
#50
.5
#48
#47
#46
#45
#44
#43
#42
#41
#40
#39
#38 9.6219
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
0.
#25
#24
#23
#22
#21
#20
#19
#18 .14714
#17
#16
#15
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-10.00
1.0000
Desirability
30. 60. 50. 150. 1. 3.
Q(AMA)
#52
#51
#50
#49
#48
#47
#46 5372.2
#45
#44
#43
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
0.
#21
#20
#19
#18
#17 1613.6
#16
#15
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-1000.
120.00 #96
#95
#94
#93
#92
#91
#90
#89
#88
#87
#86
#85
#84
#83
#82
#81
#80
#79
#78
#77
1.
#75
#74
#73
#72
#71
#70
#69
#68
#67 98.238
#66
#65
#64
#63
#62
91.710 #61
#60
#59
#58
#57
#56
#55
E(AMA)
#54
#53
#52
#51
#50
.5
#48
#47
#46
#45
#44
#43
#42
#41
#40 73.988
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
0.
#21
#20
#19
#18
#17
#16
#15
#14
#13
#12
#11 49.737
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
30.000
.78000
Desirability
30. 60. 50. 150. 1. 2. 3.
Q(AA)
#50
#49
#48 2141.9
#47
#46
#45
#44
#43
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
#22
#21
0.
#19
#18
#17
#16
#15 163.92
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-1000.
60.000 #96
#95
#94
#93
#92
#91
#90
#89
#88
#87
#86
1.
#84
#83
#82
#81
#80
#79
#78
#77 49.626
#76
#75
#74
#73
#72
#71
#70
#69
#68
#67
40.514 #66
#65
#64
#63
#62
#61
#60
#59
#58
#57
#56
#55
.5
#53
#52
#51
E(AA)
#50
#49
#48
#47
#46 28.124
#45
#44
#43
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
0.
#23
#22
#21
#20
#19
#18
#17
#16 6.6219
#15
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-10.00
.67782
Desirability
30. 60. 50. 150. 1. 3.
Lampiran 10 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi Cibacron Red oleh
adsorben tanpa modifikasi
C0 *Ca
Isoterm Langmuir Isoterm Freundlich
(ppm) c m (g)
(ppm) x* x/m c/(x/m) log c log x/m
25 24,9087 1,0003 0,0000 0,00001 2729442,7 1,3964 -5,0397
50 49,3121 1,0032 0,0001 0,00007 719176,5 1,6930 -4,1639
75 69,6210 1,0064 0,0005 0,00053 130259,7 1,8427 -3,2721
100 88,3266 1,0000 0,0012 0,00117 75664,6 1,9461 -2,9328
150 110,9173 1,0002 0,0039 0,00391 28385,8 2,0450 -2,4081
*Ca digunakan sebagai variabel c pada rumus Isoterm Langmuir dan Freundlich
1g
Nilai x = Cteradsorpsi (ppm) x Volume larutan (L) x
1000 mg
Persamaan garis isoterm Langmuir yang diperoleh y = -29216,50x + 2741338,71
R² = 72,0% maka dari persamaan C 1 1 C ,
x/m
diperoleh nilai α = -3,4227 x 10 5 dan β = -1,2485 x 10-10
-
Lampiran 12 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi Cibacron Red oleh arang
aktif
C0 *Ca
Isoterm Langmuir Isoterm Freundlich
(ppm) c m (g)
(ppm) x* x/m c/(x/m) log c log x/m
25 23,8201 3,0020 0,0001 0,00004 606074,71 1,3769 -4,4056
50 45,3223 3,0043 0,0005 0,00016 291086,14 1,6563 -3,8077
75 66,2941 3,0054 0,0009 0,00029 228857,88 1,8215 -3,5381
100 84,3183 3,0013 0,0016 0,00052 161375,57 1,9259 -3,2819
150 113,2162 3,0038 0,0037 0,00122 92453,388 2,0539 -2,9120
*Ca digunakan sebagai variabel c pada rumus Isoterm Langmuir dan Freundlich
1g
Nilai x = Cteradsorpsi (ppm) x Volume larutan (L) x
1000 mg
Persamaan garis isoterm Langmuir yang diperoleh y = -5244x + 62519
R² = 82,9% maka dari persamaan C 1 1
C,
x/m
diperoleh nilai α = -1,9069 x 10-4 dan β = -0,0839
Persamaan garis isoterm Freundlich yang diperoleh y = 2,140x - 7,371
x 1
R² = 99,2% maka dari persamaan log = log k + log C,
m n
diperoleh nilai n = 0,4673 dan k = 4,256 x 10-8
y = a + b x
y = a + b x
27
KOK
20,3 10,6 mL 0,095 8000 x 10
10 mL
KOK 7372,0 mg/L
29
Contoh perhitungan:
Kebutuhan oksigen biokimia hari ke-5
KOB5 = ( OT0 OT5 ) sampel k (OT0 OT5 ) blanko fp
= (5,4500 2,8129) 0,99(7,0323 6,3290) 100
= 194,09 mg/L