Professional Documents
Culture Documents
1. Pengkajian
Pengkajian adanya streesor (Bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural) yang
menembus garis pertahanan komunitas merupakan langkah pertama yang dilakukan
perawat.
Garis pertahanan fleksibel disebut juga Buffer Zone , garis ini sangat dinamis
terhadap stresor , stimulus dapat menembus garis pertahanan ini sampai meyentuh
garis pertahanan normal walaupun sementara ( Jangka pendek). Komunitas tidak
merasakan adanya stimulus atau stressor atau komunitas dalam keadaan sehat.
Walaupun komunitas tidak merasakan ada masalah. Stresor dapat berupa adanya
warga baru dalam komunitas, warga baru dari budaya berbeda berisiko
mempengaruhi komunitas. Pembangunan pusat hiburan didekat komunitas
merupakan ancaman bagi generasi muda, karena sering digunakan tempat transaksi
NAPZA.
1
merasakannya, misal sebagian kecil masyarakat mulai terpapar dengan rokok,
minuman keras. Tidak ada sarana olah raga, kegiatan ekstrakurikuler tidak ada,
kegiatan keagamaan dan organisasi kepemudaan tidak jalan, warung menjual
rokok, minuman keras secara bebas. Kondisi ini menunjukan ada ancaman terhadap
komunitas. Pengkajian terhadap koping dan strategi pemecahan masalah pada
remaja sangat penting dalam memperkuat garis pertahanan normal ini.
2
agama. Remaja juga memanfaatkan fasilitas agama tersebut ? Perbedaan
budaya, agama , keyakinan dapat menjadi streesor bagi komunitas (Streesor
internal).
3
5). Politik dan pemerintahan, meliputi ; bagaimana keterlibatan remaja dalam
politik lokal, adakah organisasi keremajaan dikomunitas dan apakah organisasi
tersebut berperan dalam mengambil kebijakan tentang kesehatan remaja ?,
apakah pemerintahan lokal mendukung kegiatan remaja ? .
8). Rekreasi, meliputi ; dimana remaja biasa bermain ?, tempat rekreasi utama,
siapa yang banyak menggunakannya, fasilitas apa yang ada dilokasi rekreasi ?.
4
Persepsi remaja perlu dibandingkan dengan persepsi perawat, perawat perlu
membuat pernyataan umum tentang kondisi remaja, apakah ada ancaman pada
remaja di komunitas ?, apakah ancaman itu sudah berada pada garis pertahanan
normal, garis pertahanan resisten atau masih disekitar garis pertahanan
fleksibel. Perawat perlu mengkaji apakah jenis streesor yang ada dalam
komunitas.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan komunitas merupakan pernyataan kondisi kesehatan
komunitas baik aktual, adanya ancaman kesehatan (Risiko) dan adanya
kemungkinan kearah perbaikan (Potensial). Diagnosa keperawatan komunitas yang
mungkin muncul pada remaja dengan risiko penyalahgunaan NAPZA antara lain ;
1). Risiko peningkatan penyalahgunaan NAPZA pada remaja berhubungan kurang
kondusifnya lingkungan remaja (Keluarga, masyarakat, teman sebaya , sekolah dan
kerja) ; 2). Kurang efektifnya koping remaja berhubungan dengan pengetahuan dan
sikap yang salah terhadap NAPZA ; 3). Kurang efektifnya komunikasi remaja
dengan orang tua berhubungan pengetahuan orang tua yang masih rendah terhadap
tumbuh-kembang dan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja ; 4).Risiko
peningkatan perilaku kekerasan pada remaja berhubungan dengan peningkatan
penyalahgunaan NAPZA pada remaja ; dan 5). Risiko terjadinya penularan HIV /
AIDS pada remaja berhubungan peningkatan penggunaan jarum suntik secara
bersama pada pengguna NAPZA.
5
menghadapi risiko tersebut. Peran perawat sebagai pendidik lebih menonjol dalam
prevensi primer ini. Upaya prevensi sekunder melalui deteksi dini penyalahgunaan
NAPZA pada remaja. Peran perawat yang menonjol adalah penemu kasus dan
pemberi pelayanan. Perawat aktif menemukan kasus penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan upaya pelayanan dalam mengurangi perilaku tersebut.
4. Evaluasi
Evaluasi pada keperawatan komunitas dilakukan secara terus-menerus. Perubahan
perilaku komunitas tidak dapat dilihat dalam jangka waktu singkat, akan tetapi
tahapan perubahan perilaku dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, psikomotor
6
dan sikap. Minimal dibutuhkan waktu 12 minggu untuk merubah perilaku
masyarakat. Perubahan yang lebih besar membutuhkan waktu 6 bulan, satu tahun
bahkan lebih. Evaluasi dilakukan bersama-sama masyarakat. Apakah terjadi
penurunan pengguna NAPZA ?, apakah kekerasan masih sering terjadi dan
bagaimana insiden AIDS / HIV dalam komunitas remaja.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hamid,A. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan Remaja. Jakarta :
Widya Medika
Kozier,B .at all (2004). Fundamentals of Nursing (Conceps, Process and Practice). New
Jersey : Pearson Prentice Hall.
8
Mcmurray,A. (2003). Community Health and Wellness. Toronto : Mosby
Purwanto (2001). Mengenal dan Mencegah Bahaya Narkotik. Bandung : CV.Pionir Jaya
Riyanto (2002). Analisis Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap Perilaku Sehat Siswa
SLTP Negeri Wilayah Jakarta Timur Dalam Konteks Keperawatan Komunitas
Tahun 2002 (Tesis). Jakarta : Tidak dipublikasikan.
Stuart,G. W & Laraia,M.T (1998). Principles and Practice of Psichiatric Nursing : Mosby
Tempo Interaktif (2004). 97 Persen Masyarakat Jakarta Tahu Bahaya Narkoba. hhtp : //
Tempointeraktif. Com.diperoleh 8 Maret 2005.
9
Tugas praktikum :
1. Kelas dibagi tujuh kelompok (Tugas Sipen).
2. Identifikasi minimal 5 masalah kesehatan atau issue yang berkaitan dengan
kelompok khusus yang ada di komunitas :
a. Ibu Hamil
b. Bayi
c. Balita
d. Usia Sekolah
e. Remaja
f. Lansia
g. Kelompok pekerja.
3. Tentukan salah satu masalah kesehatan yang utama yang akan menjadi topik
diskusi kelompok.
4. Buatlah lingkup pengkajian sesuai dengan model “Community as Partner”
5. Buat diagnosa kep. Komunitas (2 buah) dan perencanaan (Pencegahan primer,
sekunder dan tertier).
6. Buat satu rancangan untuk promosi kesehatan (Satpel, materi dan Media).
7. Dikerjakan dikampus, tulis tangan dulu, dikumpul Kamis / 24 Juli 2008.
10