Professional Documents
Culture Documents
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Belakangan ini, 40 persen perusahaan yang terdaftar pada Standards and
Poor’s 500 menyediakan pilihan kepada investor untuk melaporkan angka laba.
Selain laba yang diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum
(GAAP), perusahaan juga melaporkan ukuran laba yang disesuaikan dengan pos-
pos tertentu. Perusahaan melakukan penyesuaian ini karena percaya pos-pos
tersebut tidak mewakili hasil operasi. Dalam beberapa kasus, penyesuaian ini
cukup besar. Seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini, dalam kuartal terakhir
pelaporan ukuran laba “pro-forma” seperti ini memberikan gambaran yang sangat
berbeda tentang hasil operasi. Pada beberapa kasus (JDS-Uniphase, PMC-Sierra
dan Yahoo), kerugian menurut aturan pengukuran GAAP menjadi laba operasi
setelah penyesuaian pro-forma.
Laba Per Saham
Perusahaan Pro-Forma GAAP
JDS – Uniphase $0.14 -$1.13
Checkfree 0.04 -1.17
Amazon.com -0.22 -0.66
PMC-Sierra 0.02 -0.38
Qualcomm 0.29 0.18
Yahoo 0.01 -0.02
2
dengan mengatakan bahwa laporan tersebut memberikan pandangan yang lebih
baik terhadap operasi dasar perusahaan.
Jadi, apa yang salah dengan fokus investor pada dasar bisnis? Menurut ED
Jenkins, mantan ketua FASB, salah satu masalahnya adalah bahwa tidak terdapat
standar untuk pelaporan angka-angka pro-forma. Akibatnya investor akan
mengalami kesulitan dalam membandingkan ukuran pro-forma Amazon dengan
apa yang dilaporkan perusahaan lain, yang memiliki gagasan yang berbeda
tentang dasar bisnis. Juga ada kekhawatiran bahwa perusahaan akan
menggunakan pelaporan pro-forma untuk mengalihkan perhatian investor dari
kabar buruk. Akibatnya, SEC menerbitkan Regulation G yang mewajibkan
perusahaan unruk merekonsiliasi ukuran keuangan non-GAAP dengan GAAP.
Peraturan ini memberikan investor jalan keluar untuk menganalisis penyesuaian
yang dilakukan perusahaan dalam membuat angka-angka GAAP menjadi hasil
pro-forma.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa kegunaan dan keterbatasan dari
laporan laba rugi?
b. Bagaimana cara membuat laporan laba
rugi dalam bentuk langsung dan bertahap?
c. Bagaimana pos-pos tidak biasa
dilaporkan?
d. Bagaimana alokasi pajak intraperiode?
e. Dimana informasi laba per saham
dilaporkan?
f. Bagaimana cara pelaporan laba ditahan?
g. Bagaimana laba komprehensif lainnya
dilaporkan?
3. TUJUAN PENULISAN
a. Dapat memahami kegunaan dan keterbatasan laporan laba
rugi.
3
b. Dapat mengetahui laporan laba rugi bentuk langsung dan
bertahap.
c. Dapat mengetahui bagaimana pos-pos tidak biasa
dilaporkan.
d. Dapat mengetahui alokasi pajak intraperiode.
e. Dapat mengetahui di mana informasi laba per saham
dilaporkan.
f. Dapat memahami laporan laba ditahan.
g. Dapat mengetahui bagaimana laba komprehensif lainnya
dilaporkan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Laporan
LaporanLaba
LabaRugi
Rugidan
danInformasi
Informasiyang
yangBerhubungan
Berhubungan
1. LAPORAN LABA-RUGI
Laporan laba-rugi (income statement), yang juga sering disebut
statement of income atau statement of earnings, adalah laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba-rugi
5
menyediakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan krditor untuk
membantu mereka memprediksikan jumlah, penetapan waktu, dan
ketidakpastian dari arus kas masa depan.
6
untuk menyusutkan aktiva pabriknya atas dasar dipercepat, sementara
perusahaan lainnya memilih penyusutan garis-lurus. Dengan
mengasumsikan semua faktor lainnya adalah sama, laba dari perusahaan
pertama akan lebih rendah dibanding laba perusahaan kedua.
c. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin mengestimasi umur manfaat
suatu aktiva selama 20 tahun sementara perusahaan lainnya memilih umur
manfaat 15 tahun untuk jenis aktiva yang sama. Demikian juga, sejumlah
perusahaan mungkin membuat estimasi yang terlalu optimis untuk biaya
garansi masa depan dan penghapusan piutang tak tertagih, sehingga
menciptakan beban yang lebih rendah dan laba yang lebih tinggi.
7
b. BEBAN. Arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva
sebuah entitas atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari
keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman dan
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan
bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
c. KEUNTUNGAN. Kenaikan ekuitas (aktiva bersih)
perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang
dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
d. KERUGIAN. Penurunan ekuitas (aktiva bersih)
perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal
dari beban atau distribusi kepada pemilik.
8
b. Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang
atau manufaktur (harga pokok penjualan), dan administrasi.
9
unutk membandingkan perusahaan yang berbeda dan menilai efisiensi
operasi.
Jumlah pos-pos tidak biasa yang dilaporkan dalam tahun belakangan ini pada 600 Perusahaan
Besar
10
Profesi akuntansi telah mengadopsi konsep mencakup-semua yang
dimodifikasi (modified all-inclusive concept) dan mewajibkan aplikasi
pendekatan ini dalam praktek. Pendekatan ini menunjukan bahwa perusahaan
mencatat hampir semua pos, termasuk pos-pos tidak biasa, sebagai bagian dari
laba bersih. Selain itu, perusahaan juga diharuskan menampilkan pos-pos tidak
biasa (irregular items) dalam laporan keuangan sehingga para pemakai dapat
menentukan dengan lebih baik kemampuan menghasilkan laba jangka panjang
dari perusahaan bersangkutan.
11
dan merupakan jenis yang secara jelas tidak berhubungan dengan, atau
hanya bersifat insidentil berkaitan dengan, aktivitas normal dan umum
perusahaan, dengan memperhitungkan lingkungan di mana perusahaan
beroperasi.
b. Kejarangan Terjadinya (infrequency of occurence).
Kejadian atau transaksi yang mendasari harus merupakan jenis yang tidak
diharapkan akan terjadi kembali di masa mendatang (foreseeable future),
dengan memperhitungkan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.
12
diadopsi. Perusahaan mencatat pengaruh kumulatif dari perubahan periode lalu
sebagai penyesuaian terhadap laba ditahan pada awal tahun yang disajikan.
Berdasarkan pendekatan retrospektif, perusahaan memasukan kembali
angka laba tahun lalu menurut metode yang baru diadopsi. Pendekatan ini
mempertahankan komparabilitas antartahun.
4. MASALAH PELAPORAN
KHUSUS
4.1 Alokasi Pajak Intraperiode
13
Perusahaan melaporkan pos-pos tidak biasa pada laporan laba-rugi atau
laporan laba ditahan bersih setelah pajak. Prosedur ini disebut alokasi pajak
intraperiode (intraperiode tax allocation), yaitu alokasi dalam satu periode.
Alokasi ini mengaitkan beban pajak penghasilan (terkadang disebut provisi pajak
penghasilan) dari periode fiskal dengan pos-pos khusus yang meningkatkan
jumlah provisi pajak.
Alokasi pajak intraperiode membantu para pengguna laporan keuangan
memahami dengan lebih baik dampak pajak penghasilan terhadap berbagai
komponen laba bersih. Selain itu, alokasi pajak intraperiode juga mencegah
pembaca laporan menggunakan ukuran kinerja sebelum pajak ketika
mengevaluasi hasil keuangan, dan karenanya mengakui bahwa beban pajak
penghasilan adalah biaya riil.
Alokasi pajak intraperiode dalam laporan laba-rugi digunakan untuk pos-
pos, laba dari operasi berlanjut, operasi yang dihentikan, dan pos-pos luar
biasa. Konsep umumnya adalah “biarkan pajak mengikuti laba”
14
4.3 Laporan Laba Ditahan
Laba bersih akan menaikkan laba ditahan dan rugi bersih akan
menurunkan laba ditahan. Sementara itu, baik deviden tunai maupun deviden
saham akan menurunkan laba ditahan. Perubahan prinsip akuntansi dan
penyesuaian periode bisa menaikkan atau menurunkan laba ditahan. Penyesuaian
periode sebelumnya (setelah pajak) harus dibebankan atau dikredit ke saldo awal
laba ditahan, sehingga tidak dimasukkan dalam penentuan laba bersih periode
berjalan.
Informasi yang berhubungan dengan laba ditahan bisa ditunjukan dengan
beberapa cara. Seperti, rekonsiliasi antara saldo awal dan saldo akhir laba ditahan
yang menyediakan informasi tentang mengapa aktiva bersih meningkat atau
menurun selama tahun berjalan.
Pada umumnya perusahaan mengungkapkan jumlah laba ditahan yang
dibatasi dalam jumlah catatan atas laporan keuangan. Dalam beberapa kasus,
perusahaan memindahkan jumlah laba ditahan yang dibatasi ke akun yang
berjudul Laba Ditahan yang Diapropriasi (Appropriated Retained Earning).
Karena itu, bagian laba ditahan dapat melaporkan dua jumlah yang terpisah, yaitu
(a) laba ditahan yang bebas (tidak dibatasi) dan (2) laba ditahan yang
diapropriasi (dibatasi). Total dari kedua jumlah ini adalah sama dengan total laba
ditahan.
15
FASB memutuskan bahwa komponen laba komprehensif lainnya harus
disajikan dengan salah satu dari tiga cara berikut
a. Laporan laba-rugi kedua. Pelaporan laba komprehensif
dalam laporan terpisah mengindikasikan bahwa keuntungan dan kerugian
yang diidentifikasi sebagai laba komprehensif lainnya memiliki status
yang sama dengan keuntungan dan kerugian tradisional. Di samping itu,
hubungan antara laporan laba-rugi tradisional dengan laporan laba-rugi
komprehensif terlihat jelas karena laba bersih merupakan titik awal dalam
laporan laba-rugi komprehensif.
b. Laporan laba-rugi dan laba komprehensif gabungan.
Pendekatan kedua untuk melaporkan laba komprehensif lainnya adalah
membuat laporan gabungan laba komprehensif (combined statement of
comprehensive income). Komprehensif ditunjukan sebagai total akhir.
Laporan gabungan ini memiliki keunggulan karena tidak perlu membuat
laporan keuangan baru. Akan tetapi, menyembunyikan laba bersih sebagai
subtotal dalam laporan merupakan salah satu kelemahannya.
c. Bagian dari laporan ekuitas pemegang saham.
Pendekatan ketiga adalah melaporkan pos-pos laba komprehensif lainnya
dalam laporan ekuitas pemegang saham (statement of stockholders’
equity). Laporan ini melaporkan perubahan dalam setiap akun ekuitas
pemegang saham dan total sekuitas pemegang saham selama tahun
berjalan. Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam
format berkolom untuk setiap akun dan total ekuitas pemegang saham.
Sebagian besar perusahaan menggunakan pendekatan laporan
ekuitas pemegang saham untuk menyajikan informasi yang berhubungan
dengan komponen laba komprehensif lainnya. Banyak perusahaan telah
membuat laporan ekuitas pemegang saham, mereka menambahkan kolom-
kolom baru untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan laba
komprehensif tanpa biaya.
16
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Laporan laba rugi menyediakan informasi kepada investor dan kreditor
untuk membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas
masa depan. Selain itu, laporan laba rugi juga mambantu para pemakainya
menentukan resiko (tingkat ketidakpastian) ketidakmampuan perusahaan
mencapai arus kas tertentu. Selain itu, laporan laba rugi juga memiliki
keterbatasan, yaitu: laporan itu tidak memuat banyak pos yang memberi
kontribusi terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum, angka
laba sering kali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan dan ukuran
laba merupakan subjek estimasi.
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian
secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: pendapatan,
laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan
asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau
17
rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau
rugi bersih untuk periode berjalan.
2. SARAN
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada bagian pembahasan maka
penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
a. Sebagai seorang mahasiswa atau mahasiswi
jurusan akuntansi harus dapat benar-benar memahami dan mengerti
tentang bagaimana penyusunan Laporan Laba-Rugi.
b. Dalam menyusun laporan keuangan
khususnya Laporan Laba-Rugi hendaknya dibuat dengan sebaik-baiknya
karena Laporan Laba-Rugi sebagai cerminan kodisi keuangan perusahaan
yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
18