You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penulisan


Jumlah dana dalam kas dan bank yang berlebihan dan tidak dimanfaatkan secara
umum tidak dapat dibenarkan, sehingga umumnya dana tersebut dimanfaatkan dengan
ditanamkan dalam bentuk surat-surat berharga sangat bermanfaat karena dapat segera dijual.
Hal yang sangat mendorong investasi sehingga menjadi suatu alternative yang
menarik antara lain adalah semakin berkembangnya pasar modal seperti di Bursa Efek
Indonesia. Pasar modal mempunyai peranan penting di suatu negara yang bertujuan
menciptakan fasilitas bagi kepentingan industry dalam memenuhi permintaan dan penawaran
modal.
Lazimnya seseorang dalam berusaha untuk meningkatkan usahanya akan
membutuhkan modal. Modal dapat diperoleh dengan bermacam-macam cara, antara lain
investor menyertakan modal dalam persekutuan atau investor membeli saham yang
diterbitkan perusahaan. Setoran modal, dapat berupa uang, aset baru, atau tenaga kerja tetapi
dalam hal bentuk hukum perusahaan yaitu Perseroan Terbatas tertentu dapat berupa saham.
Tidak semua saham diciptakan sama. Sejumlah saham memberikan hasil deviden
yang besar tetapi juga menjanjikan pertumbuhan laba yang tinggi. Saham-saham ini dapat
memberikan hasil yang sehat terus menerus bagi investor. Kita ambil contoh yang baik
adalah Creek Timber yang berlokasi di Seattle’s Plum. Saham ini membayar deviden hampir
sebesar 4.2%, dan laba yang diharapkan meningkat sekitar 6% pada tahun depan.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Ekuitas, Bentuk Hukum dan Jenis Ekuitas?
b. Apakah Ekuitas Badan Usaha?
c. Apa yang dimaksud dengan Efek dan Derevatif Efek?
d. Apakah Bursa Efek itu?
e. Apa saja Jenis-Jenis Perjanjian Penjaminan Efek?
f. Bagaimana Efek dinilai dan siapakah penjamin Emisi Efek?
g. Apa yang dimaksud dengan saham dan bagaimanakah system saham?
h. Bagaimana saham diterbitkan dan Reakuisisi saham?

Modal Saham dan Ekuitas 1


i. Bagaimana pembagian deviden dan jenis-jenis deviden?
j. Apa saja keuntungan dan kerugian berinvestasi dengan saham?
k. Bagaimana Perlakuan Pajak Bagi Investasi Saham

3. Tujuan Penulisan
a. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Ekuitas, Bentuk Hukum dan
jenis Ekuitas.
b. Dapat mengetahui terdiri dari apa saja Ekuitas Badan Usaha itu.
c. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan Efek dan macam-macam
Derivatf Efek.
d. Dapat mengetahui apa itu Bursa Efek dan pihak-pihak yang berada di
dalamnya.
e. Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis Perjanjian Penjaminan Efek.
f. Dapat mengetahui bagaimana Efek dinilai dan siapa sajakah yang dapat
bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek.
g. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan saham, dan bagaimanakan
system saham itu.
h. Dapat mengethui bagaimana saham diterbitkan dan Reakuisisi dari saham.
i. Dapat mengetahui bagaimana deviden dibagikan dan jenis-jenis dari deviden.
j. Dapat mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian berinvestasi dengan
saham
k. Dapat mengetahui bagimana perlakuan pajak atas Investasi saham

Modal Saham dan Ekuitas 2


BAB II
PEMBAHASAN

1. Efek
Efek (security) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham obligasi, tanda bukti utang, unit pernyataan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek. Efek dapat berupa:
a. Surat Pengakuan Utang
b. Saham
c. Obligasi
d. Tanda Bukti Utang
e. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif
f. Kontrak berjangka atas efek
g. Setiap derevatif dari saham atau obligasi
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek diantara mereka. Saat ini terdapat 2 Bursa Efek yang telah
memperoleh izin usaha dari BAPEPAM, yaitu: Bursa Efek Surabaya (BES) yang
memperdagangkan Obligasi, Stock Index Future, dan produk derivative yang lain dan Bursa
Efek Jakarta (BEJ) yang memperdagangkan Saham, Right Issue, dan Waran.

1.1 Derevatif dari Efek


a. Right Issue (Klaim)
Sebagai bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham yang
akan memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan
diterbitkan perusahaan sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Apabila pemegang
saham tidak menggunakan haknya untuk membeli saham, maka bukti right yang
dimilikinya dapat diperjualbelikan di bursa. Membeli right issue sama dengan
melakukan investasi pada instrumen investasi lain, yaitu untuk meningkatkan
kekayaan. Pilihan terhadap instrumen investasi ini karena kemampuannya

Modal Saham dan Ekuitas 3


memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal
yang lebih rendah. Sebab, biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari
saham lama. Membeli right issue berarti membeli hak untuk membeli saham maka
kalau investor menggunakan haknya otomatis investor telah melakukan pembelian
saham. Karena membeli saham maka investor akan mendapat penghasilan berupa
dividen dan capital gain. Sebenarnya bisa saja hak ini tidak digunakan (tidak
membeli saham baru) atau menjual hak tersebut (kalau memang lebih
menguntungkan). Jika dijual, maka ada kemungkinan investor mendapat capital
gain. Dengan demikian, investor bisa mendapatkan capital gain dengan dua cara,
dari penjualan saham hasil right issue atau langsung menjual right issue.
b. Waran
Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, waran merupakan efek yang diterbitkan oleh
perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang saham untuk memesan
saham dari perusahaan pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih. Waran ini
mempunyai opsi seperti halnya sertifikat bukti right, namun dengan jangka waktu
tertentu. Waran umumnya berjangka panjang, antara 6 bulan sampai 5 tahun.
Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi (ditukar) dengan
waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar,
baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangakan secara terpisah.
Memiliki waran tidak ubahnya seperti menabung. Perbedaannya, surat tanda
menabung berupa buku tabungan tidak dapat diperjualbelikan, sedang waran dapat
diperjualbelikan. Selain itu waran bisa diubah menjadi saham. Investor tertarik
memilih instrumen investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan
ganda, terutama waran yang menyertai obligasi. Disamping akan mendapatkan
bunga dari obligasi, kelak setelah waran dikonversi menjadi saham, akan
mendapatkan dividen dan capital gain.
c. Saham Deviden
Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat berbentuk uang tunai maupun
berwujud saham deviden. Perusahaan tidak membagi deviden secara tunai tetapi
memberikannya dalam bentuk saham baru.
d. Saham Bonus
Penerbitan saham bonus umunya diberikan kepada pemegang saham lama.
e. Obligasi Konvertibel (Convertible Bonds)

Modal Saham dan Ekuitas 4


Obligasi Konvertibel yaitu obligasi yang dapat ditentukan dengan saham
perusahaan emiten apabila obligasi tersebut setelah melewati jangka waktu
tertentu atau masa dengan perbandingan atau harga tertentu.
f. Reksadana (Mutual Fund)
Reksadana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal yang diinvestasikan dalam portofolio oleh manager investasi.
Dengan demikian reksadana mengeluarkan sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk
diinvestasikan baik di pasar modal atau pasar uang.

1.2 Bursa Efek


Kegiatan pedagangan efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada umumnya,
yang melibatkan pembeli dan penjual. Hanya jika anda ingin membeli atau menjual efek,
anda tidak dapat langsung membeli atau menjual efek di lantai bursa, melainkan harus
melalui perusahaan pialang atau broker, atau juga sering disebut (Anggota Bursa/AB).
Perusahaan pialang akan bertindak sebgai pembeli dan penjual. Aktivitas jual dan beli
saham di lantai bursa dilakukan perusahaan pialang melalui orang yang ditunjuk sebagai
WPPE (Wakil Perantara Pedagang Ffek).
Bursa Efek sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mempunyai peran strategis
dalam menjaga kelangsungan Pasar Modal. Pihak-pihak yang terdapat dalam bursa efek
adalah:
a. Perantara Perdagangan Efek (Broker-Dealer). Adalah pihak yang
melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak
lain. Kewajiban dari Perantara Perdagangan Efek adalah:
 Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melakukan transaksi
untuk kepentingan sendiri
 Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau
menjual Efek wajib memperhatikan keadaan keuangan dan maksud serta
tujuan investasi dari nasabah
 Membubuhi jam, hari, dan tanggal atas semua pesanan nasabah pada
formulir pemesanan. Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum
berakhirnya hari bursa setelah dilakukan transaksi.

Modal Saham dan Ekuitas 5


 Menerbitkan tanda terima setelah menerima Efek atau uang dari
nasabah
 Menyelesaikan amanat jual/beli dari pemberi amanat
 Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan para pemodal
 Membantu mengelola dana bagi kepentingan para pemodal
 Memberikan saran kepada para pemodal
b. Penjamin Emisi Efek (Underwriter). Adalah pihak yang membuat kontrak
Emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau
tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. Kewajiban dari
Penjamin Emisi Efek adalah:
 Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan Emisi.
 Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau
hubungan lain yang bersifat material antara Perusahaan Efek dan Emiten
 Penjamin Pelaksana Emisi Efek Bertugas
 Menjamin penjual Efek dan pembayaran keseluruhan nilai Efek yang
diemisikan kepada Emiten
 Mewakili para Penjamin Emisi Efek dalam hubungannya dengan
Emiten dan pihak ketiga
 Menetapkan bagian kewajiban masing-masing Penjamin Emisi Efek
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian antar
Penjamin Emisi Efek
 Mengumpulkan semua hasil penjualan Efek dilakukan oleh para
Penjamin Peserta Emisi dan para Agen Penjual
 Menyerahkan hasil penjualan Efek kepada Emiten serta membayar
Efek yang tidak terjual tepat pada tanggal yang disepakati.
Penjamin Emisi Efek juga bertugas untuk:
 Mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan Emisi Efek
 Mengkoordinasikan seluruh Penjamin Emisi Efek dalam hal
pelaksanaan penjaminan Efek, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan
kewajiban para Penjamin Emisi Efek
 Menjamin penjualan Efek dan pembayaran nilai Efek kepada Penjamin
Pelaksana Emisi Efek sesuai dengan bagian penjaminan yang diambil
(disepakati dalam perjanjian)

Modal Saham dan Ekuitas 6


c. Manajer Investasi (Investment Manager). Adalah pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku. Manajer Investasi bertugas untuk:
 Mengadakan riset
 Menganalisa Kelayakan investasi
 Mengelola dana portofolio
d. Penasihat Investasi. Adalah pihak yang memberikan nasehat kepada pihak
lain mengenai penjualan atau pembeli Efek dengan memperoleh imbalan jasa.
Tugas Penasihat Investasi adalah:
 Memberikan nasehat kepada pihak lain
 Melakukan riset
 Membuat rekomendasi
 Memberikan analisa di bidang Efek dengan memperoleh imbalan tertentu
 Wajib memelihara segala catatan yang berhubungan dengan nasehat yang
diberikan
e. Biro Adminitrasi Efek. Adalah Pihak yang didasarkan kontrak dengan
Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang
berkaitan dengan Efek. Tugas dari Biro Administrasi Efek untuk mendaftarkan
dan mengadministrasikan saham yang pemodal beli menjadi atas nama pemodal
tersebut, untuk hal tersebut diperlukan biaya sesuai yang ditetapkan oleh Biro
Administrasi Efek.
f. Wali Amanat. Adalah Pihak yang didasarkan kontrak dengan Emiten untuk
mewakili kepentingan pemegang efek bersifat hutang. Wali Amanat bertugas
untuk:
 Mewakili kepentingan pemegang Efek bersifat utang baik di dalam
maupun di luar pengadilan.
 Memberikan ganti rugi kepada pemegang Efek bersifat utang atas
kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana diatur
dalam Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak
perwaliamanatan

Modal Saham dan Ekuitas 7


g. Kustodian. Adalah pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak
lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya. Jasa yang berikan oleh kustodian adalah:
 Menyediakan TPH (Tempat Penitipan Harta) yang aman bagi surat-
surat berharga (Efek)
 Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat.
(Jasa administrasi)
 Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan Efek untuk
kepentingan pihak yang diwakilinya
 Mengamankan pemindah tanganan Efek
 Menagih deviden saham, bunga obligasi, dan hak-hak lain yang
berkaitan dengan surat berharga yang dititipkan
Karena di dalam perusahaan terdapat beberapa pihak yang berkaitan langsung
dengan kegiatan jual-beli efek, maka otoritas pasar modal (BAPEPAM) telah menetapkan
berbagai ketentuan operasional dalam melakukan kegiatan Perusahaan efek, seperti:
a. Perusahaan Efek dituntut untuk memelihara likuiditas yang cukup, sehingga
mampu memenuhi seluruh kewajibannya.
b. Siklus transaksi Perusahaan efek sangat singkat.
c. Dalam menjalankan usahanya, transaksi Perusahaan efek terkait denan Bursa
Efek, Kustodian, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LPK), dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyesuaian (LPP).
d. Efek, terutama saham dan unit penyertaan Reksa Dana, umumnya tersedia
harga pasarnya setiap hari. Sedangkan nilai efek tersebut dapat berfluktuasi secara
signifikan.

1.3 Perjanjian Penjaminan Efek


Terdapat beberapa jenis perjanjian dapat disepakati oleh penjual dan pembeli efek,
diantaranya:
a. Penjaminan Emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment
underwriting). Penjamin Emisi disamping menyanggupi untuk menawarkan Efek
tersebut kepada masyarakat, juga menyanggupi untuk membeli sendiri Efek yang
tidak habis terjual.

Modal Saham dan Ekuitas 8


b. Penjamin Emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment
underwriting). Penjamin Emisi disamping menyanggupi untuk menawarkan Efek
tersebut kepada masyarakat juga menyanggupi untuk membeli sisa Efek yang
tidak habis terjual pada suatu tingkat harga tertentu sesuai dengan syarat yang
diperjanjikan
c. Penjamin Emisi dengan kesanggupan terbaik (best efforts underwriting).
Penjamin emisi hanya mempunyai kewajiban untuk menawarkan Efek tersebut
sebaik-baiknya dan apabila tidak habis terjual maka efek tersebut akan
dikembalikan ke emiten.
d. All-or-None Offering (Kesanggupan semua atau tidak sama sekali).
Penawaran akan dibatalkan apabila tidak terjual semua.
e. Minimum-Maksimum (Paling sedikit-Paling Banyak). Penawaran efek
akan dibatalkan apabila tidak tercapai batas minimum.

1.4 Penilaian Efek


Portofolio Efek yang dibeli untuk sendiri dinilai berdasarkan harga pasar.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan harga
pasar dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan.
Efek yang diperdagangkan di bursa mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi dan
mengalami perubahan harga yang cukup cepat. Oleh karena itu, penilaian berdasarkan
harga pasar lebih mencerminkan nilai yang dapat direalisasi. Harga pasar tersedia di bursa
dan dipublikasikan secara harian. Dalam hal suatu efek tercatat pada lebih dari satu bursa,
maka harga pasar yang digunakan adalah harga terakhir pada bursa utama di mana efek
tersebut diperdagangkan.
Apabila efek yang diperdagangkan di bursa tidak likuid atau harga pasar yang
tersedia tidak dapat diandalkan, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai wajar yang
ditentukan oleh manajemen. Apabila harga pasar efek yang tercatat di bursa tidak
tersedia, maka efek tersebut dinilai berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan
nilai wajar.
Meskipun suatu efek tercatat di bursa, dapat terjadi bahwa harga pasar efek
tersebut tidak tersedia atau tidak dapat di andalkan. Hal ini terjadi karena efek tersebut
tidak aktif diperdagangkan. Dengan hal demikian, manajemen harus menentukan nilai
wajar dari efek tersebut.
 Transaksi Pinjam-Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing)

Modal Saham dan Ekuitas 9


Transaksi pinjam meminjam efek lazimnya dilakukan dengan tujuan untuk
menhindari gagal serah. Hal ini biasanya terjadi pada short selling, yaitu menjual
efek yang belum dimiliki. Dalam transaksi ini, lazimnya perusahaan efek yang
meminjam efek menyerahkan uang jaminan atau menyerahkan jaminan efek lain
atau standby letter of credit.

 Transaksi Jual Efek dengan Janji Beli Kembali/Beli Efek dengan Janji
Jual Kembali (Repo/Reverse Repo)
Perlakuan akuntansi untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:
(a) Efek yang dijual dengan janji beli kembali diakui sebagai kewajiban
dan efek yang diserahkan tetap diakui sebagai persediaan portofolio efek.
Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga.
(b) Efek yang dibeli dengan janji jual kembali diakui sebagai piutang dan
efek yang diterima tidak diakui sebagai persediaan portofolio efek. Selisih
antara harga beli dan harga jual kembali merupakan bunga.

1.5 Penjamin Emisi Efek


Pendapatan yang berhubungan dengan penjaminan emisi diakui pada saat aktivitas
penjaminan amisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat
ditentukan. Biaya yang timbul sehubungan proses penjaminan emisi diakumulasi dan
dibebankan pada saat pendapatan penjaminan emisi diakui. Dalam hal kegiatan
penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi
tersebut dibebankan pada periode berjalan.
Sebagai penjamin emisi efek, Perusahaan Efek melakukan berbagai kegiatan
untuk membantu calon emiten dalam penerbitan dan penawaran efek kepada masyarakat.
Sehubungan dengan kegiatan penjaminan emisi tersebut, Perusahaan efek memperoleh
pendapatan sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian penjaminan emisi berupa jasa
perjanjian emisi, jasa penjualan, dan jasa manajemen.

2. Ekuitas
Ekuitas menurut PSAK No.21 Tahun 2007 diartikan sebagai Hak pemilik dalam
perusahaan yaitu selisih antara asset dan kewajiban yang ada. Ekuitas berasal dari investasi

Modal Saham dan Ekuitas 10


pemilik dan hasil usaha perusahaan yang dapat berubah karena adanya penarikan kembali
pernyertaan, pembagian laba, atau rugi. Dengan demikian, kriteria ekuitas terdiri atas:
a. Modal atau simpanan pokok anggota untuk koperasi,
b. Saldo laba, dan
c. Unsur lain, misalnya tambahan setoran modal

2.1 Bentuk Hukum dan Jenis Ekuitas


Pengelompokan bentuk hukum dan jenis ekuitas berupa:
a. Badan Usaha Milik Negara/Daerah
 Perusahaan Jawatan, dimana modal perusahaan tidak diteruskan dari
APBN.
 Perusahaan Umum, dimana modal perusahaan yang disetor merupakan
kekayaan negara terusan dari APBN dan tidak terdiri atas saham.
 PT (Persero), sebagai BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas, yang
mayoritas sahamnya dimiliki negara.
b. Perusahaan Swasta
 Perusahaan Perorangan. Dikategorikan sebagai usaha hukum, dengan modal
yang tidak terbagi atas saham. Oleh karena itu harta pribadi pemilik
perusahaan terkait pada utang-piutang usaha.
 Persekutuan Perdata. Persekutuan ini bukan badan hukum, dan modalnya tidak
terdiri atas saham.
 Firma. Dalam Firma, bentuk modal tidak terbagi atas saham dan pola
partner/anggota Firma mempunyai tanggung jawab atas kewajiban Firma
sebagai modal perusahaan orang.
 Commanditier Vennotsehaap (CV). CV sering disebut sebagai perseroan
komanditier, yang modalnya harus dipisahkan antara Persero Aktif dan
Persero Komanditier.
 Perseroan Terbatas (PT). Modal PT terdiri atas saham dengan tanggung jawab
setiap persero yang terbatas jumlah modal saham yang disetor apabila PT telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman.
c. Koperasi. Koperasi sebagai badan hukum yang modalnya dari simpanan para
anggota, tidak dapat dipindahtangankan tetapi dapat diambil bila anggota keluar

Modal Saham dan Ekuitas 11


dari keanggotaan koperasi. Modal koperasi terdiri atas simpanan modal, simpanan
lain. Peminjaman, dan penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.

2.2 Ekuitas Badan Usaha


 Ekuitas Badan Usaha Bukan Perseroan Terbatas
Akuntansi untuk ekuitas Badan Usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar
akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk industry yang bersangkutan,
misalnya koperasi.

 Ekuitas Badan Usaha Berbentuk Perseroan Terbatas


Akuntansi untuk ekuitas badan Usaha berbentuk PT yaitu Modal saham meliputi
saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan modal disetor. Pos modal
lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian
dari tambahan modal disetor.

2.3 Metode Ekuitas


Metode Ekuitas merupakan jembatan hubungan ekonomi yang substantif antara
investor dan investee. Investasi pada awalnya dicatat sebagai biaya untuk memperoleh
saham tetapi kemudian disesuaikan setiap periode mengikuti perubahan investasi bersih
investee. Hal ini berarti : Nilai investasi secara periodik akan meningkat (menurun)
mengikuti proporsi keuntungan (kerugian) saham investee dan juga menurun dilihat dari
jumlah dividen yang diterima investor dari investee.
Metode Ekuitas mengakui bahwa pendapatan investee meningkatkan aset bersih
investee, dan sebaliknya kerugian investee serta pembagian dividen menurunkan aset
bersih investee. Untuk mengilustrasikan Metode Ekuitas sekaligus perbandingannya
dengan metode nilai wajar (fair value), asumsikan Perusahan Maxi membeli 20% saham
pada perusahaan Mini. Bila metode nilai wajar yang digunakan maka Pihak Maxi tidak
memiliki hak/pengaruh pada perusahaan Mini , dan saham yang dibeli tersebut dapat
digolongkan “untuk dijual” (Available for Sale -Securities).
Fair Value method Equity method
Pada 2 Januari 2002, Perusahaan Maxi mengakuisisi 48.000 lembar saham (20% dari
total saham Perusahaan Mini) denga harga $10 /lembar
Available for Sale Securities 480.00 Investment in Mini Stock 480.000

Modal Saham dan Ekuitas 12


Cash 480.000 Cash 480.000
Pada Tahun 2002, Perusahaan Mini melaporkan pendapatan bersihnya sebesar $
200.000, maka saham Perusahaan Maxi sebesar 20% atau $40.000.
Tidak ada entri apapun Investment in Mini Stock 40.000
Revenue from Investment 40.000
Pada 31 Desember 2002, 48.000 lembar saham Perusahaan Mini memiliki nilai wajar
(harga pasar) $12/lbr, atau $576.000.
Securities Fair Value Adjustment Tidak ada entri apapun
(Available for sale) 96.000
Unrealized Holding Gain
Or Loss-Equity 96.000
Pada 28 Januari 2003, Perusahaan Mini mengumumkan dan membayar dividen tunai
sebesar $100.000, Perusahaan Maxi menerima 20% atau $20.000.
Cash 20.000 Cash 20.000
Dividend Revenue 20.000 Investment in Mini Stock 20.000
Pada tahun 2003, Perusahaan Mini melaporkan kerugian bersih $50.000, saham
Perusahaan Maxi adalah 20% atau $10.000
Tidak ada entri apapun Loss on Investment 10.000
Investment in Mini Stock 10.000
Pada 31 Desember 2003, 48.000 saham Perusahaan Mini memiliki nilai wajar (harga
pasar) sebesar $11/lbr atau $528.000
Unrealized Holding Gain Tidak ada entri apapun
Or Loss-Equity 48.000
Securities Fair Value Adjustment
(Available for Sale) 48.000

Dengan menggunakan Metode Nilai Wajar, hanya dividen tunai yang diterima
dari Perusahaan Mini yang dicatat sebagai pendapatan oleh Perusahaan Maxi.
Penghasilan dari pendapatan bersih (net income) investee dianggap tidak layak
diakui sebagai pendapatan investasi oleh investor.
Alasannya, peningkatan aset bersih sebagai akibat dari kinerja operasional
investee kemungkinan secara permanen akan ditahan (retain) oleh perusahaan investee.
Oleh karena itu pendapatan belum dapat diakui oleh investor sampai dividen diterima di
tangan investee.
Pada metode ekuitas, pendapatan investor reguler terdiri dari bagian proporsional
pendapatan investee (disesuaikan untuk menghilangkan keuntungan dan kerugian antar
perusahaan) dan amortisasi atas perbedaan /selisih antara biaya inisial investor dan bagian

Modal Saham dan Ekuitas 13


proporsional investor atas nilai buku investee pada saat akuisisi terjadi (tanggal/hari
akuisisi). Jika pendapatan bersih investee termasuk extraordinary item, maka investor
mengakuinya sebagai extraordinary item pula, bukan sebagai pendapatan investment
biasa.
Asumsikan tanggal 1 januari 2002, perusahaan investor membeli 250.000 lbr
(=25%) saham perusahaan investee dari total 1.000.000 lbr saham yang outstanding,
senilai $8.500.000. Total nilai buku bersih Investee = $30.000.000, Perusahaan investor
membayar $1.000.000 ($8.500.000-0.25($30.000.000)) atas kelebihan nilai buku nya.
Telah ditentukan sebelumnya bahwa $600.000 merupakan undervalued depreciable
assets perusahaan investee dan $400.000 merupakan unrecorded goodwill . Perusahaan
investor memperkirakan rata-rata umur ekonomis undervalued assets ini 10 tahun dan
memutuskan 40 tahun sebagai periode amortisasi untuk goodwillnya (maksimum waktu
amortisasi yang diperbolehkan). Tahun 2002, investee melaporkan pendapatan bersih
$2.800.000 termasuk extraordinary loss ($400.000) dan pembayaran dividen pada 30 juni
2002 sebesar $500.000 serta pada 31 Desember 2002 sebesar $900.000. Berikut adalah
jurnal perusahaan investor yang mencatat investasi jangka panjang di atas dengan
menggunakan metode ekuitas:
1 Januari 2002
Investment in Investee Stock 8.500.000
Cash 8.500.000
(mencatat akuisisi dari 250.000 lembar saham biasa perusahaan investee)

30 Juni 2002
Cash 125.000
Investment in Investee Stock 125.000
(mencatat dividen diterima ($500.000x 0.25 dari perusahaan investee)
Jurnal 31 Desember bahkan lebih kompleks. Atas pembagian dividen yang
diterima investor, maka perusahaan investor harus mengakui sahamnya pada pendapatan
perusahaan investee. Baik extraordinary item maupun yang biasa (ordinary) harus dicatat
oleh investor, karena dalam pendapatan investee, kedua item itu ikut serta. Lebih jauh
lagi, investor harus membayar lebih dari nilai buku jika berminat atas aset bersih
investee. Akibatnya tambahan beban ini harus dicatat sesuai dengan periode akuntingnya.
31 Desember 2002
Investment in Investee Stock 700.000

Modal Saham dan Ekuitas 14


Loss from Investment (extraordinary) 100.000
Revenue from Investment (ordinary) 800.000
[mencatat pembagian pendapatan biasa perusahaan investee ($3.200.000x25%) dan
kerugian istimewanya ($400.000 x 25%)]
31 Desember 2002
Cash 225.000
Investment in Investee Stock 225.000
(Mencatat penerimaan dividen ($900.000x25) dari perusahaan investee)
31 Desember 2002
Revenue from Investment (ordinary) 70.000
Investment in Investee Stock 70.000
(mencatat amortisasi investment cost yang lebih besar dari nilai buku)
Undervalued depreciable assets - $600.000:10 = $60.000
Unrecorded goodwill - $400.000 : 40 = $10.000
Total $70.000

Investasi pada perusahaan investee disajikan dalam neraca Investor sbb:


Investment in Investee Company
Acquisition cost, 1/1/02 $8.500.000
Plus : Share of 2002 income before extraordinary item 800.000 $9.300.000
Less: Share of extraordinary loss 100.000
Dividends received 6/30 and 12/31 350.000
Amortization of undervalued depreciable assets 60.000
Amortization of unrecorded goodwill 10.000 $520.000
Carrying amount 12/31/02 $8.780.000

Pada ilustrasi di atas, biaya investasi melebihi nilai bukunya. Pada kasus-kasus
tertentu, investor mungkin melakukan investasi dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan nilai bukunya. Bahkan pada kasus spesifik diasumsikan overvalued
dan jika dapat di depresiasi, kelebihan nilai buku atas biaya akuisisi investor tersebut di
amortisasikan pada pendapatan investasi sepanjang sisa aset yang masih ada. Pendapatan
investasi bertambah dengan asumsi jika pendapatan bersih investee yang dilaporkan
benar-benar dibawah nilai sesungguhnya (understated) karena investee membebankan
depresiasi pada aset diatas nilai sesungguhnya (overstated asset values).

Modal Saham dan Ekuitas 15


3. Modal Saham
Saham adalah penyertaan modal adalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas atau
emiten. Terdapat dua macam jenis kepemilikan ini yaitu saham atas nama dan saham atas
unjuk. Di Indonesia banyak diperdagangkan saham atas nama yaitu nama pemiliknya tertera
dalam saham. Pencatatan saham didasarkan pada nilai perolehannya yaitu harga pembelian
ditambah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian.
Sebagai contoh, Pada tanggal 1 Febuari 2009 dibeli 1.000 lembar saham preferen 20%
dari PT Bina dengan nominal Rp 10.000,00/lembar kurs 110. Provisi dan materai dibayar Rp
20.000,00. Deviden dibayar setiap akhir tahun. Pada tanggal 10 Maret 2009 karena
membutuhkan uang perusahan menjual kembali sahamnya dengan Kurs 112 dan biaya
penjualan Rp 20.000,00.
Maka perhitungan harga perolehan saham:

Harga Kurs saham Rp 11.000.000

Provisi dan Materai Rp 20.000 +


Harga perolehan 11.020.000
Besarnya deviden per 31 Desember 2009 = 20% x Rp 10.000.000
= Rp 2.000.000
Perhitungan Penjualan Saham:

Harga Kurs saham Rp. 11.200.000

Biaya Penjualan Rp. 20.000_-


Harga penjualan Rp. 11.180.000
Laba/Rugi penjualan =
= Rp 160.000
Ayat Jurnal yang disusun:
1. Saham Prerefen – PT Bina 11.020.000
Kas 11.020.000
(Pembelian saham prefen)

2. Kas 2.000.000
Penghasilan Deviden 2.000.000
(Penerimaan Deviden Saham Preferen)

Modal Saham dan Ekuitas 16


3. Kas 11.180.000
Saham Preferen – PT Bina 11.020.000
Keuntungan penjualan saham preferen 160.000

3.1 Sistem Saham


Modal saham yang ditanamkan dalam perusahaan biasanya dibuktikan dengan
lembar-lembar saham. Penanaman modal dalam saham dapat dilakukan dalam bentuk
saham biasa atau saham prioritas. Baik saham biasa maupun saham prioritas, masing-
masing mempunyai hak yang pasti maupun hak yang istimewa sesuai dengan yang
ditentukan dalam kontrak. Hak-hak yang melekat pada saham, antara lain:
a. Menerima pembagian laba dalam bentuk deviden kas atau tambahan lembar
saham atau menangung rugi secara proporsional.
b. Memberikan suara yang mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen.
c. Mempunyai andil atas pembagian kekayaan perusahaan jika terjadi likuidasi.
d. Ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari
kelompok yang sama- disebut hak istimewa (preemptive right).
Keunggulan utama dari system saham adalah kemudahannya dalam pemindahan
kepentingan dalam perusahaan dari seseorang ke pihak lainnya. Setiap saham adalah
aktiva pribadi pemiliknya dan dapat dilepaskan jika dikehendaki. Karena saham dapat
dipindah tangankan secara bebas setiap saat, maka perusahaan perlu merevisi buku besar
pembantu pemegang saham secara periodik, yang umumnya dilakukan sebelum
pembayaran deviden atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Modal saham yang termasuk dalam akuntansi ekuitas untuk badan usaha
berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam PSAK 21 (2007), yang meliputi:
a. Saham Preferen (preferend stock)
b. Saham Biasa (common stock)
c. Tambahan modal disetor (paid in capital)
Untuk modal yang berasal dari sumbangan disajikan sebagai tambahan modal
disetor. Dalam jenis saham yang dikemukakan di atas terdapat saham preferen yang
memberikan hak preferensi kepada pemegangnya berupa:
a. Pembagian asset terlebih dahulu pada saat berdiri.
b. Pembagian diuraikan dalam pembagian laba yang dapat berbentuk kumulatif
dan tidak kumulatif, pertisipasi, dan tanpa partisipasi.

Modal Saham dan Ekuitas 17


c. Convertible.
Saham biasa tidak mempunyai hak lebih di bandingkan dengan saham-saham
lainnya, tetapi pemegang saham biasa umumnya mengendalikan manajemen perusahaan
dan memperoleh laba yang lebih besar jika perusahaan sukses. Apabila perusahaan hanya
memiliki satu terbitan modal saham yang diotorisasi, maka menurut definisinya terbitan
itu disebut sebagai saham biasa.
Sedangkan tambahan modal disetor sebagai bagian dari modal saham memuat
berbagai macam unsur penambah modal seperti agio saham, tambahan modal, dan
perolehan kembali saham dengan harga yang lebih murah daripada jumlah yang diterima
pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kambali
dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal
dari perbedaan harus modal disetor dan lain sebagainya (PSAK No. 21 Tahun 2007).
Menurut PSAK diatur pencatatan perubahan modal disetor PT dicatat berdasarkan:
a. Jumlah uang yang diterima.
b. Setoran saham dalam bentuk uang sesuai transaksi nyata untuk jenis saham
yang status dalam bentuk rupiah pada akta pendiriannya, setoran saham tunai
dalam bentuk mata uang asing dinilai berdasarkan kurs yang berlaku.
c. Besarnya tagihan yang timbul/kurang dikonversi menjadi modal.
d. Setoran saham dalam deviden saham dilakukan dengan harga wajar saham,
yaitu harga dasar tanggal transaksi untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa
Efek atau nilai wajar yang disepakati RUPS utnuk saham yang tidak ada harga
pasarnya.
e. Nilai wajar asset lancer kas yang diterima.
f. Setoran saham dalam bentuk barang (Inberg), menggunakan nilai wajar aset
bukan kas yang diserahkan yaitu Appraisal atau Tanggal Transaksi yang disetujui
Dewan Komisaris untuk saham yang terdaftar di Bursa Efek.
Pada umumnya pengeluaran saham mempunyai nilai nominal. Di Indonesia,
pengeluaran saham tanpa nilai nominal tidak diperkenankan. Tetapi dapat pula terjadi
nilainya ditetapkan (stated value) yang jarang di Indonesia, walaupun hakikatnya tidak
berbeda dengan saham nilai nominal. Untuk lebih jelasnya dalam melaporkan dan
mengilustrasikan sebagai berikut:
a. Pada tanggal 1 Juni 2009 PT Aditya setuju untuk mengeluarkan saham 10.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100.000 per lembar. Sejumlah 4.000
lembar terjual seharga Rp 450.000.000 tunai. Maka ayat jurnalnya adalah:

Modal Saham dan Ekuitas 18


Kas Rp 450.000.000
Modal Saham Rp 400.000.000
Tambahan Modal Disetor 50.000.000

b. Apabila nilai nominal tidak ditetapkan, sehingga jumlah tunai atas penjualan
tersebut tidak dicatat dalam akun “Tambahan Modal Disetor”, tetapi akun “Modal
Saham” seperti di atas akan dijurnal:
Kas Rp 450.000.000
Modal Saham Rp 450.000.000

c. Ketika penerbitan saham digunakan untuk pembelian tanah seharga Rp


450.000.000. maka ayat jurnal yang disusun:
Tanah Rp 450.000.000
Modal Saham Rp 400.000.000
Tambahan Modal Saham 50.000.000

Dalam PSAK 13 mengatur tentang Akuntansi untuk Investasi dan PSAK 50


mengatur tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu. Perlakuan akuntasi untuk investasi
saham tergantung pada tingkat pengaruh dengan kategori sebagai berikut:
Category Valuation Unrealized Holding Gains/Loss Other Income Effects
that recorded
1)Holding < 20 % :
a. Available for sale Fair Value Recognized in other Dividends declared; gain
comprehensive income and as and lossess from sale.
separate component of
stockholders’ equity
b. Trading Fair Value Recognized in net income Dividends declared; gain
and lossess from sale.
2)Holding between Equity Not recognized Proportionate shares of
20 % and 50 % investee’s net income
(adjusted for appropriate
amortitation)
3)Holding more Consolidation Not recognized Not Applicable.
than 50 %

3.2 Modal Perseroan


Ekuitas pemilik dalam perseroan didefinisikan sebagai ekuitas pemegang saham.
Tiga kategori berikut biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham:
Modal Saham dan Ekuitas 19
a. Modal saham
b. Tambahan modal disetor
c. Laba ditahan
Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor,
merupakan modal kontribusi. Laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
Modal kontribusi adalah total jumlah yang disetorkan ke modal saham, jumlah tersebut
diberikan oleh pemegang saham kepada perseroan untuk digunakan dalam bisnisnya.
Sedangkan Modal yang dihasilkan adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan
dengan menguntungkan. Modal ini terdiri dari semua laba yang tidak dibagi yang tetap
diinvestasikan dalam perusahan.

3.3 Penerbitan Saham


Dalam penerbitan saham, beberapa prosedur harus dilakukan. Berikut adalah
langkah-langkah Penerbitan saham Di Pasar Modal (Go Public) adalah:
a. Persiapan. Langkah awal yang perlu ditempuh oleh perusahaan yang akan
melakukan emisi adalah persiapan internal perusahaan, dengan melakukan RUPS
yang menyetujui perusahaan akan melakukan Go Public. Persetujuan RUPS
diperlukan karena akan mengakibatkan perubahan anggaran dasar perusahaan.
b. Pernyatan. Setelah persiapan ditingkat internal perusahaan selesai dan
mendapat persetujuan, maka langkah selanjutnya perusahaan harus
menyampaikan persyaratan maksud atau Letter of Intent kepada BAPEPAM.
Setelah itu menghubungi Penjamin Emisi atau Underwriter yang akan membantu
perusahaan dalam proses emisi efek. Underwriter segera menyiapkan dokumen-
dokumken dan persyaratan lainnya yang diperlukan dalam Go Public.
c. Underwriter atas nama Emiten akan menyampaikan pernyataan pendaftaran
emisi efek kepada BAPEPAM dengan menyerahkan berbagai persyaratan yang
diperlukan.
d. Setelah pernyataan pendaftaran, BAPEPAM akan melakukan evaluasi
terhadap permintaan emiten untuk Go Public.
e. Apabila evaluasi dinyatakan cukup dan memenuhi persyaratan, maka
BAPEPAM akan memberikan izin kepada Emiten untuk menawarkan sahamnya
ke pasar perdana.
f. Setelah mendapatkan izin, perusahaan segera memasuki pasar perdana untuk
melakukan penawaran efek langsung kepada masyarakat.

Modal Saham dan Ekuitas 20


g. Penjatahan Saham. Apabila permintaan efek oleh investor lebih besar
dibanding dengan jumlah efek yang ditawarkan.
h. Pengembalian Dana. Apabila terjadi kelebihan permintaan berarti juga terjadi
kelebihan bayar oleh investor, maka kelebihan setor tersebut harus segera
dikembalikan
i. Penyerahan Efek kepada pemesan sesuai dengan jatah yang diterima oleh
masing-masing investor.
j. Pencatatan efek ke bursa, agar efek yang telah dibeli oleh investor dapat
diperjual belikan di bursa.

3.4 Reakuisisi Saham


Reakuisisi saham umum bagi perusahaan ketika membeli kembali saham-
sahamnya. Dalam kenyataannya, pembelian kembali saham saat ini melebihi deviden
sebagai bentuk distribusi kepada pemegang saham. Ada banyak alasan mengapa
perusahaan membeli kembali sahammnya. Beberapa alasan utamanya adalah:
a. Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada
pemegang saham.
b. Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas.
c. Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawannya atau
memenuhi kebutuhan kebutuhan merger yang potensial.
d. Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah
pemegang saham.
e. Membentuk pasar bagi saham.
Setelah saham dibeli kembali, saham tersebut dapat dihapuskan atau disimpan di
bendahara utnuk diterbitkan kembali. Jika tidak dihapuskan, maka saham-saham itu
disebut sebagai saham treasuri. Saham treasuri pada dasarnya sama dengan modal
saham yang belum diterbitkan.
Pemilikan saham treasuri tidak memberikan perusahaan hak untuk memberikan
suara, melaksanakan hak istimewa sebagai pemegang saham, hak menerima deviden
tunai, atau menerima aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Saham treasuri pada
dasarnya sama dengan modal saham yang belum diterbitkan. Tidak ada yang
mendukung untuk mengklasifikasikan modal saham sebagai aktiva di neraca. Dua metode
umum untuk menangani saham treasuri pada akun-akun adalah:

Modal Saham dan Ekuitas 21


a. Metode Biaya menghasilkan pendebetan akun Saham Treasuri untuk biaya
reakuisisi, serta dalam pelaporan akun ini sebagai suatu pengurangan dari total
modal disetor dan laba ditahan di neraca.
b. Metode nilai pari atau nilai ditetapkan, mencatat semua transaksi saham
treasuri pada nilai parinya dan melaporkan saham treasuri hanya sebagai
pengurang atas modal saham.

3.5 Saham Preferen


Saham Preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa
preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik
paling umum yang melekat pada saham preferen adalah:
a. Preferensi atas deviden
b. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
c. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
d. Tidak mempunyai hak suara

3.6 Kebijakan dan Pembagian Deviden


Pembayaran deviden dapat menjadi sinyal penting untuk pasar. Praktek
pembayaran deviden menurun tajam pada tahun 1980-an dan 1990-an ketika perusahaan
berfokus pada pertumbuhan dan menginvestasikan kembali labanya ke dalam perusahaan.
Peningkatan kembali pembayaran deviden sebagian besar disebabkan oleh pemotongan
pajak deviden pada tahun 2003, yang mengurangi tariff pajak deviden hingga 15%. Hal
ini terjadi karena cek deviden memberikan bukti bahwa paling tidak sebagian dari laba
perusahaan itu adalah sungguhan.
Perusahaan yang membayar deviden secara ekstrim enggan untuk mengurangi
devidennya, karena mereka percaya bahwa tindakan ini akan dipandang negative oleh
pasar sekuritas. Sehingga sangat sedikit perusahaan yang membayar deviden dalam
jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara legal.
Sebelum deviden diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan
dana untuk membayar deviden. Suatu deviden sebaiknya tidak dibayarkan kecuali baik
posisi keuangan sekarang ataupun yang akan datang tampak menjamin pembagian
deviden. Karena, SEC telah menganjurkan perusahaan untuk mengungkapkan kebijakan
devidennya pada laporan tahunan.

Modal Saham dan Ekuitas 22


3.7 Jenis-Jenis Deviden
Pembagian Deviden umumnya didasarkan atas akumulasi laba atas beberapa pos
modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Deviden memiliki jenis sebagai berikut:
a. Deviden Tunai. Pengumuman deviden tunai merupakan kewajiban karena
pembayaran biasanya dilakukan dengan segera. Maka biasanya deviden disebut
sebagai kewajiban lancar. Deviden tunai tidak diumumkan dan dibayarkan atas
saham treasuri dan kebijakan deviden dapat bervariasi di antara perseroan.
b. Deviden Properti. Adalah hutang deviden dalam bentuk aktiva perusahaan
selain kas. Deviden property dapat berupa barang dagang, real estate, atau
investasi dan bentuk lainnya yang dirancang oleh dewan direksi. Ketika deviden
property diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property
yang akan dibagikan dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian.
c. Deviden Likuidasi. Adalah deviden yang tidak didasarkan pada laba ditahan,
yang menyiratkan bahwa deviden ini merupakan pengembalian dari investasi
pemegang saham dan bukan dari laba. Jadi, setiap deviden yang yang tidak
didasarkan pada laba merupakan pengurangan modal disetor perusahaan dan
sejauh itu merupakan deviden likuidasi
d. Deviden Saham. Merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham
miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar prorate. Jika deviden saham
lebih kecil dari 20-25% sering kali disebut sebagai deviden saham kecil.

3.8 Kerugian dan Keuntungan Berinvestasi Saham


Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu
sisi dan potensi kerugian atau risiko di sisi lain. Seperti tabungan dan deposito Bank
memiliki risiko kecil karena tersimpan aman di Bank, tetapi kelemahannya adalah
keuntungan yang lebih kecil dibanding potensi keuntungan dari saham. Investasi di
properti (rumah atau tanah) semakin lama harganya semakin tinggi, tetapi juga berisiko
apabila tergusur atau terjadi kebakaran, sedangkan usaha sendiri (wiraswasta) berisiko
bangkrut atau pailit, sementara investasi di emas memiliki risiko harga turun. Khusus
untuk saham, peluang keuntungan dan risiko yang mungkin timbul antara lain:
KEUNTUNGAN:
a. Capital Gain. Adalah keuntungan dari hasil jual beli saham. Bila
dibandingkan investasi lain, saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan
return atau keuntungan yang lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return).

Modal Saham dan Ekuitas 23


Selain high return, saham juga memiliki sifat high risk yaitu suatu ketika harga
saham juga dapat turun secara cepat, atau sahamnya di-delist (dihapuskan
pencatatannya) dari bursa sehingga untuk jual beli harus mencari pembeli atau
penjual sendiri dan saham tidak memiliki harga patokan pasar. Dengan
karakteristik high risk high return ini maka pemodal perlu terus memantau
pergerakan harga saham yang dipegangnya, agar keputusan yang tepat dapat
dihasilkan dalam waktu yang tepat pula terkait dengan saham.
b. Deviden. Merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan
kepada pemegang saham, tetapi ada bagian yang ditahan kembali. Besarnya
dividen yang anda terima ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu dicatat adalah bahwa perusahaan
tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi tergantung
kepada kondisi perusahaan itu sendiri (khususnya berkaitan dengan keuntungan
yang diraih); artinya jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja dividen tidak
akan dibagikan pada tahun berjalan tersenut. Dividen dapat berupa dividen tunai
atau dividen saham. Selain itu investor juga bisa mendapatkan keuntungan dari
saham bonus (jika ada).
KERUGIAN:
a. Capital Loss. Yaitu suatu kondisi dimana anda menjual saham yang anda
memiliki dibawah harga belinya.
b. Rasio Likuidasi. Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut
oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim
dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan ekayaan perusahaan). Jika masih
terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut
dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak
terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan mempeoleh
apa-apa. Ini merupakan risiko yang terberat dari seorang pemegang saham. Untuk
itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti
perkembangan dari perusahaan yang sahamnya dimiliki.

3.9 Aspek Pajak Saham

Modal Saham dan Ekuitas 24


Menurut Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 jo Keputusan Menteri
Keuangan No. 282/KMK.04/1997 jo SE - 06/PJ.04/1997. Tentang Pajak Penghasilan atas
Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek adalah
Objek Pemotongan adalah Penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi
atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek. Atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari transaksi penjualan saham di bursa efek dikenakan pajak bersifat
final. Adapun tarif pemotongannya adalah sebagai berikut :
a. 0.1% (nol koma satu persen) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan.
b. Bagi pemilik saham pendiri dikenakan sebesar :
 0.1% x Nilai transaksi + 0.5% dari nilai saham pada 30 December 1996,
dalam hal saham tersebut telah diperdagangkan dibursa efek sebelum 31
December 1996.
 0.1% x Nilai transaksi + 0.5% dari nilai saham pada saat IPO, dalam hal
saham tersebut diperdagangkan dibursa efek pada atau setelah 1 January 1996.

Pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam daftar
pemegang saham atau tercantum dalam anggaran dasar sebelum pernyataan pendaftaran
yang diajukan pada BAPEPAM dalam rangka penawaran umum perdana.
Saham Pendiri adalah saham yang dimiliki oleh para pendiri pada saat perusahaan
mengajukan peryataan pendaftaran kepada BAPEPAM dalam rangka IPO (Initial Public
Offering) termasuk :
a. Saham dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan dan dibagikan setelah IPO
kepada pendiri.
b. Saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri yang masih dimiliki
pendiri.
Yang tidak termasuk ke dalam Saham Pendiri
a. Pembagian dividen dalam bentuk saham setelah IPO.
b. Pelaksanaan hak pemesanan efek terlebih dahulu, warrant, obligasi konversi
dan efek konversi lainnya setelah IPO.
c. Perusahaan reksadana.
d. Berupa saham bonus dari kapitalisasi agio setelah IPO yang telah dilunasi
tambahan PPh sebesar 0.5% atas saham pendirinya oleh pemegang saham pendiri.

Modal Saham dan Ekuitas 25


Penyetoran Pajak penghasilan yang terhutang selambat-lambatnya 1 bulan setelah
saham diperdagangkan di bursa efek. Jika pengenaan tambahan PPh sebesar 0,5%
tersebut tidak disetor sesuai dengan batas waktu yang ditentukan, maka atas penghasilan
berupa capital gain dari penjualan saham pendiri tersebut dikenakan PPh dengan tarif
umum Pasal 17 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (tidak final). Dalam hal ini
wajib pajak juga diperkenankan memilih menghitung PPh atas penjualan saham pendiri
dengan tarif pasal 17 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 dikalikan dengan capital
gainnya.
Penyetoran tambahan PPh 0,5% atas saham pendiri tersebut harus dilakukan oleh
emiten dengan menggunakan satu SSP final untuk penyetoran tambahan seluruh saham
pendiri. SSP tersebut diisi dengan NPWP Emiten.
Pelaporan ke KPP atas penyetoran tambahan PPh 0,5% atas saham pendiri
dilakukan oleh emiten, selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan
penyetoran, laporan tersebut setidaknya memuat nama dan NPWP pemilik saham pendiri,
nilai saham, PPh terutang dan tanggal penyetoran pajak dengan dilampiri SSP lembar
ketiga
Emiten juga harus melaporkan penyetoran tambahan PPh 0,5% tersebut kepada
penyelenggara bursa efek, agar untuk selanjutnya atas penjualan saham pendiri tersebut
hanya dikenakan PPh sebesar 0,1%.
Penyelenggara bursa efek wajib :
a. Memotong PPh yang terutang melalui perantara perdagangan efek pada saat
pelunasan transaksi penjualan saham = 0,1% x harga jual.
b. Menyetor PPh ke bank persepsi atau Kantor Pos selambat-lambatnya tanggal
20 bulan berikutnya setelah transaksi penjualan saham.
c. Melaporkan pemotongan dan penyetoran PPh ke KPP setempat selambat-
lambatnya tanggal 25 bulan yang sama dengan bulan penyetoran.

Modal Saham dan Ekuitas 26


BAB III
PENUTUP

Ekuitas adalah Hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara asset dan kewajiban
yang ada. Ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan yang dapat
berubah karena adanya penarikan kembali pernyertaan, pembagian laba, atau rugi. Bentuk
Hukun dan Jenis Ekuitas terdiri dari, Badan Usaha Milik Negara/Daerah, Perusahaan Swasta,
dan Koperasi.
Efek (security) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham obligasi, tanda bukti utang, unit pernyataan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek. Bursa Efek sebagai lembaga
kepercayaan masyarakat mempunyai peran strategis dalam menjaga kelangsungan Pasar
Modal.
Efek yang diperdagangkan di bursa mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi dan
mengalami perubahan harga yang cukup cepat. Oleh karena itu, penilaian berdasarkan harga
pasar lebih mencerminkan nilai yang dapat direalisasi. Harga pasar tersedia di bursa dan
dipublikasikan secara harian. Dalam hal suatu efek tercatat pada lebih dari satu bursa, maka
harga pasar yang digunakan adalah harga terakhir pada bursa utama di mana efek tersebut
diperdagangkan. Sebagai penjamin emisi efek, Perusahaan Efek melakukan berbagai kegiatan
untuk membantu calon emiten dalam penerbitan dan penawaran efek kepada masyarakat.
Sehubungan dengan kegiatan penjaminan emisi tersebut, Perusahaan efek memperoleh
pendapatan sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian penjaminan emisi berupa jasa
perjanjian emisi, jasa penjualan, dan jasa manajemen.
Saham adalah penyertaan modal adalam pemilikan suatu Perseroan terbatas atau
emiten. Terdapat dua macam jenis kepemilikan ini yaitu saham atas nama dan saham atas

Modal Saham dan Ekuitas 27


unjuk. Di Indonesia banyak diperdagangkan saham atas nama yaitu nama pemiliknya tertera
dalam saham. Saham terdiri dari Saham Biasa (Common Stock) dan Saham Preferen
(Preferent Stock). Saham Preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki
beberapa preferansi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Deviden sebaiknya tidak dibayarkan kecuali baik posisi keuangan sekarang ataupun
yang akan datang tampak menjamin pembagian deviden. Karena, SEC telah menganjurkan
perusahaan untuk mengungkapkan kebijakan devidennya pada laporan tahunan.
DAFTAR PUSTAKA

• http://elearning.gunadarma.ac.id

• Waluyo. 2008. Akuntansi Pajak, Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Penerbit


Salemba Empat.

• http://Vibiznews.com

• Kieso, Donald E, dkk. 2007. Akuntansi Intermediate, Buku 2 Edisi 12.


Jakarta: Erlangga.

• http://pajak.go.id

• Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntasi Keuangan.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Modal Saham dan Ekuitas 28

You might also like