You are on page 1of 8

TAJWID PRAKTIS MUSHAF USMANY

NUN MATI adalah huruf ( ‫ ) ن‬yang ditandai seperti : ( ‫) ﻦ‬, ( ‫) ﻨ‬, ( ‫) ﻧ‬


TANWIN adalah suara Nun sukun ( bukan nun sukun tetepi bunyi suara nun sukun ) yang
terdapat diakhir kata benda. Tanwin merupakan tanda harokah rangkap.
Nun mati dan Tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyyah mempunyai 4 macam hukum yaitu :
1. Izh - har
2. Idghom
3. Iqlab
4. Ikhfa’

YANG DIBACA DENGAN TEMPO SATU KETUKAN

( MENURUT QIRO’AT HAFSH DAN WARASY )


Yaitu terdapat dalam kalimat berikut ini :
( SHOLA – TIHIM ) 

YANG DIBACA DENGAN TEMPO DUA KETUKAN

1. IZHAR
Izh – har / Izh – har kholqi ialah bila ( ‫ ) ﻥ‬atau tanwin bertemu dengan sesuatu huruf izh –
zhar dibaca jelas berbunyi suara “N” nya. Maka disebut izh – zhar kholqi karena huruf –
hurufnya keluar dari arah tenggorokan / halq.
Cara membaca ( ‫ ) ﻥ‬atau tanwin yang demikian itu harus terang, jelas dan pendek, bunyi
suaranya tetap jelas, tidak samar dan tidak berdengung.
Sebagai misal ( ‫ ) ﻥ‬bertemu harus dibaca TAN HAR, tidak boloeh dibaca
TANN ( mendengung ) HAR.
Huruf Izh – har tersebut ada 6 yaitu :
1. Alif ( ‫)ﺍ‬ 3. ‘Ain ( ‫) ﻉ‬ 5. Ghain ( ‫) ﻍ‬
2. Kha’ ( ‫) ح‬ 4. Ha’ ( ‫) ﻫ‬ 6. Kho’ ( ‫) خ‬
( KUFUWAN AHADU )  

( GOSIKIN IZZA – WAQOBA )   


( TOYRON ‘ABABIL )  

2. IDGHOM BILAGHUNNAH
Idghom Bilagunnah adalah Idghom tanpa dengung pada hidung. Hukum bacaan disebut
Idghom Bilagunnah bila ( ‫ ) ﻥ‬atau tanwin bertemu dengan huruf Idghom Bilagunnah

Lam ( ‫) ل‬ Ro’ ( ‫) ر‬

( WALAM YAKUL – LAHU )   


( WAILUL – LIKULI )  
( HUMAZATIL – LUMAZATI )  

3. IZH – HAR SYAFAWI


Izh – har syafawi apabila ( ‫ ) م‬bertemu dengan ( ‫ ) ف‬membaca mim disuarakan dengan
terang dan jelas, dan lebih diperjelas lagi bila bertemu dengan ( ‫) و‬
( KAIDAHUM – FITADLILI )   

4. IDGHOM MUTAJANISAIN
Ialah memadukan sesuatu huruf kepada huruf lainnya yang makhrajnya sama / bunyi
hurufnya, namun bunyi suaranya sedikit berlainan.
Cara membacanya harus dengan memasukkan atau mengidghomkan huruf pertama pada
huruf kedua.
Misalnya : DAL mati ( ‫ ) ﺩ‬bertemu dengan TA’ ( ‫) ﺕ‬
 ( ‘ABAT – TUM )

5. IDGHOM MUTAQORIBAIN
Yaitu memadukan sesuatu huruf yang lain dan makhraj / bunyi suara mirip bersamaan.
Cara membacanya harus diidghomkan atau ditasydidkan huruf pertama pada huruf kedua
Misalnya : ( ‫ ) ﺏ‬bertemu dengan ( ‫) م‬

6. HUKUM LAM DAN RO


Huruf LAM ( ‫ ) ل‬dan huruf RO’ ( ‫ ) ر‬ada yang dibaca tebal / Tafkhim dan ada pula yang
dibaca tipis / Tarqiq. Sedangkan RO’ ( ‫ ) ر‬ada yang boleh keduanya, tipis maupun tebal.
Hukum RO’ itu ada 3 macam yaitu :
1. TAFKHIM = dibaca tebal / berat bunyinya
Dibaca tebal dengan cara mengangkat semua lidah dan menekankannya kelangit –
langit atas sambil menekankan suara yang cukup kuat
a. Apabila RO’ berbaris fat-hah / fat-hatan atau dlommah/dlommahtain, misalnya :
 ( KHUSRIN )
b. Apabila RO’ itu mati / sukun dan huruf sebelumnya berbasis fathah atau dlommah.
 ( WA’ARSALA )
2. TARQIQ = dibaca ringan dan tipis bunyinya
RO’ yang berharokah kasroh dimanapun letaknya pada suatu perkataan, diawal,
ditengah maupun diakhir perkataan, pada kata kerja ataupun pada kata benda
a. Apabila RO’ itu berbasis Kasroh / Kasrotain.
( WALA – NASHIRIN )  
b. Apabila RO’ itu mati / sukun dan didahului huruf berbasis kasroh

3. TARQIQ DAN TAFKHIM


Huruf RO’ itu boleh dibaca TARQIQ atau TAFKHIM apabila RO’ itu mati atau sukun
dan didahului oleh huruf yang bertanda saksi kasroh dan dihadapannya berhuruf Isti’la
Huruf Isti’la ada 7 yaitu
KHO’ ( ‫) خ‬ DLOD ( ‫) ض‬ ZHO’ ( ‫) ظ‬ QOF ( ‫) ق‬
SHOD ( ‫) ص‬ THO’ ( ‫) ط‬ GHAIN ( ‫) غ‬
  ( ‘ALAIHIMULQUR’AN )

Keterangan
Huruf Isti’la ialah huruf – huruf yang dibaca dengan mulut menjorok kemuka dan
berbunyi antara suara “A” dan “O”
Lam Mati pada kata kerja ( Fi’il )
1. Harus dibaca Izh – har, jelas dan terang bila sesudah Lam mati tidak terdapat huruf
RO’ dan Lam
  ( QUL – A’UDZU )
2. Harus dibaca Idghom dan ditasydidkan Lam mati itu bila sesudahnya terdapat huruf RO
dan Lam

7, LAFADZ ALLAH
Hukum membaca Lafadz Allah ada 2 macam, yaitu :
1. TAFKHIM
Lafadz Allah harus dibaca Tafkhim / tebal bunyi suara “O” ( ALLOOH ) apabila
didahului oleh huruf yang bertanda saksi / berbaris “Fat – hah / Dlommah”
  ( HUWALLOOH )
2. TARQIQ
Lafadz Allah dibaca Tarqiq / tipis bunyi suara pada Lam lafadz jalalalahnya, apabila
didahului oleh huruf yang bertanda saksi / berbaris kasroh
  ( BISMIL – LAH )
8. LAM TA’ARIF
Yang disebut dengan Lam Ta’arif yaitu Alif dan Lam ( ‫ ) ﺍل‬yang berada selalu diawal kata
benda sehingga perkataan tersebut menjadi Ma’rifat. AL ( ‫ ) ﺍل‬ada yang dibaca jelas dan
terang atau diizhar – kannya karena berhadapan dengan huruf – huruf tertentu. Dan adapula
AL ( ‫ ) ﺍل‬yang bunyinya dihilangkan atau tidak diucapkan melainkan diighomkan pada
huruf berikutnya.
1. AL - QOMARIYAH
AL – QOMARIYAH ialah “AL” yang ada pada sesuatu huruf Qomariyyah, maka “AL”
tersebut dibaca jelas / terang bunyinya.
Huruf Qomariyyah itu ada 14, yaitu :
ALIF ( ‫) ﺍ‬ ‘AIN ( ‫) ع‬ MIM ( ‫) م‬
BA’ ( ‫) ب‬ GHAIN ( ‫) غ‬ WAU ( ‫) و‬
JIM ( ‫) ﺝ‬ FA’ ( ‫) ف‬ HA’ ( ‫) ﻫ‬
KHA’ ( ‫) ﺡ‬ QOF ( ‫) ق‬ YA’ ( ‫) ي‬
KHO’ ( ‫) خ‬ KAF ( ‫) ك‬
 ( AL FIILI )
 ( AL FALAQI )
( AL KAFIRUUNA ) 
Keterangan :
Alif lam Qomariyyah dipermulaan / kata awall kata, maka dibaca jelas “AL” nya
sebagaimana contoh diatas tersebut. Dan apabila Alif lam qomariyyah terletak dalam
rangkaian kalimat, maka alifnya tidak dibaca, yang dibaca hanya Lam – nya saja.

2. AL - SYAMSIYYAH
Al – syamsiyyah ialah “AL” yang ada pada sesuatu huruf syamsiyyah yang diberi tanda
saksi “Syaddah” maka Lam nya tidak dibaca.
Hukum bacaannya adalah bila alif dan lam ( ‫ ) ﺍل‬bertemu dengan huruf – huruf
hijaiyyah selain huruf – huruf qomariyyah.
Cara membacanya dengan mengidghomkan atau mentasydidkan pada huruf
syamsiyyah, sehingga tidak terbaca lagi meskipun tulisannya tetap ada.
Huruf syamsiyyah ada 14, yaitu :
TA’ ( ‫) ت‬ ZAI ( ‫) ز‬ THO’ ( ‫) ط‬
TSA’ ( ‫) ث‬ SIN ( ‫) س‬ ZHO’ ( ‫) ظ‬
DAL ( ‫) د‬ SYIN ( ‫) ش‬ LAM ( ‫) ل‬
DZAL ( ‫) ذ‬ SHOD ( ‫) ص‬ NUN ( ‫) ن‬
RO’ ( ‫) ر‬ DLOD ( ‫) ض‬
( WAD DLUHA ) 
 ( AN NAASI )
Keterangan :
Al – syamsiyyah tersebut baik dipermulaan / di awal kata maupun dalam rangkaian
kalimat lamnya tidak dibaca, tetapi dipadukan dengan huruf – huruf syamsiyyah
tersebut bertanda tasydid

9 QOLQOLAH
Qolqolah ialah bunyi suara huruf yang terlentur / mengeper kembali apabila huruf tersebut
bertanda saksi sukun / mati, dan terdengar suara rangkap.
Huruf Qolqolah tersebut ada 5, yaitu :
QOF ( ‫) ق‬ BA’ ( ‫) ب‬ DAL ( ‫) د‬
THO’ ( ‫) ط‬ JIM ( ‫) ج‬
Ada dua macam Qolqolah, yaitu :
1. Qolqolah Shugro
2. Qolqolah Kubro

1. QOLQOLAH SHUGRO
Ialah huruf qolqolah terdapat ditengah kalimat bertanda saksi sukun / mati
Cara membacanya harus bergoncang dan berbunyi membalik
 ( 'ATH – ‘AMAHUM dibaca / bersuara ‘ATH – th – ‘AMAHUM )
2. QOLQOLAH KUBRO
Ialah lebih besar. Hukum bacaan disebut qolqolah kubro apabila salah satu huruf
qolqolah berharokah sukun karena waqof ( berhenti ). Cara membacanya lebih
berkumandang dan lebih jelas.
  ( BIRABBILFALAQI dibaca BIROBBILFALAQ )
10. MAD ASHLI / MAD THOBI’I
Hukum bacaan Mad Thobi’I yaitu bila huruf yang dipanjangkan buunyi suaranya berupa
1. Alif mati sesudah huruf yang berbaris “Fat – hah”
( TSAA ) 
2. Wau mati sesudah huruf yang berbaris “Dlommah”
( HUUN ) 
3. Ya’ mati sesudah huruf yang berbaris “kasroh”
( BIDDIIN ) 

11. Mad Aridl Lissukun


Mad Aridl Lissukun yaitu apabila Mad – Thobi’I bertemu dengan satu huruf yang hidup
dalam satu kalimat dan diwaqafkan / berhenti.
Cara membacanya suara dipanjangkan 2,4,6 harkat. Apabila kalimat tidak diwaqafkan /
berhenti, maka tidak menjadi Mad – Aridl Lissukun, tetapi menjadi Mad Thobi’i, yang
panjangnya 2 harkat
Contoh dari Mad Aridl Lissukun :
  ( YAUMIDDIIN )
12. Mad Badal
Adapun Mad Badal ini yaitu mad pengganti huruf Hamzah dengan tanda saksi / baris
“Fathah Tegak” atau “Kasroh Tegak” dan panjang bunyi suaranya 2 harkat
  ( INNAL – ‘IN – n – TSAAN )
13. Mad Iwadl
Yaitu apabila pada akkhir kalimatnya / hurufnya bertanda saksi tanwin “Fathatain” dan
diwaqafkan / berhenti, maka dibaca panjang 2 harkat
( TSIDZIILI ) 

14. Mad Lazim Mukhoffaf Harfi


Yaitu huruf – huruf yang ada pada permulaan surat dalam Al – Qur’an
Cara membaca dipanjangkan 2 harkat.
 ( YAA – SIIN )
15. Mad Layin
Yaitu huuruf Wau sukun / mati atau Ya dan sesudahnya huruf yang berfathah, kemudian
huruf yang bertanda saksi hidup.
Mad layin terjadi apabila diwaqafkan / berhenti, dan apabila membacanya tidak
diwaqafkan maka tidak menjadi mad layin / tidak panjang bunyi suara tersebut.
Cara membacanya bunyi suara dipanjangkan 2 s/d 6 harkat
 ( A’BA – BIIL )
16. Mad Shilah
Mad Shilah ada 2 macam :
1. Mad Shilah Qoshiroh
2. Mad Shilah Thowiilah
1. Mad Shilah Qoshiroh
Yaitu apabila ada Ha’ kata ganti orang / benda ketiga berada sesudah huruf yang
berharokah. Bertanda saksi dlommah terbalik atau kasroh tegak. Cara membacanya
dipanjangkan sampai 2 harkat.
( HATTAA )
2. Mad Shilah Thowiilah
Yaitu bila Mad Shilah Qoshiroh bertemu dengan Hamzah. Karena Ha’ dlomir bertemu
dengan huruf “Hamzah”. Panjang bunyi suaranya 2 s/d 6 harkat

   ( MAALAHU – IDZAA TARODDAA )

YANG DIBACA DENGAN TEMPO EMPAT KETUKAN

1. IKHFA
Hukum bacaan ikhfa‘ bila ( ‫ ) ﻥ‬atau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa’, maka dibaca
samar antara suara “N” atau “NG” berdengung dihidung
Huruf ikhfa ada 15 yaitu :

1. Ta’ ( ‫) ت‬ 6. Zai ( ‫) ز‬ 11. Tho’ ( ‫) ط‬


2. Tsa’ ( ‫) ث‬ 7. Sin ( ‫) س‬ 12. Zho’ ( ‫) ظ‬
3. Jim ( ‫) ج‬ 8. Syin ( ‫) ش‬ 13. Fa’ ( ‫) ف‬
4. Dal ( ‫) د‬ 9. Shod ( ‫) ص‬ 14. Qof ( ‫) ق‬
5. Dzal ( ‫) ذ‬ 10. Dlod ( ‫) ض‬ 15. Kaf ( ‫) ك‬
Nun mati yang bertemu dengan huruf Ikhfa’ ada 2 macam, yaitu :
1. Nun mati bertemu dengan huruf ikhfa’ disatu kalimat
  ( IN – NAL’I – N – SAN )
.Nun mati bertemu dengan huruf ikhfa’ dalam satu kata .2
( ‘A – N – SHOLATIHIM )  
( MI – N – ZUI )  
2. IKHFA’ SYAFAWI
Hukum bacaan disebut Ikhfa Syafawi apabila ( ‫ ) م‬bertemu ( ‫) ﺏ‬. Cara membacanya harus
disuarakan samar – samar di bibir dan didengungkan ( bunyi antara samar dan jelas )
  ( TARMIHIM – BIHIZAROTI )
3. IDGHOM MUTAMATSILAIN
Hukum bacaan disebut idghom mutamatsilain apabila ( ‫ ) م‬bertemu dengan ( ‫) م‬. Cara
membacanya adalah menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan ( memadukan kedua
huruf tersebut )
  (‘ALLAIHIM – MU’SHODATU)

4. IDGHOM BIGUNNAH
1. Idghom Bigunnah
Ialah suara dengung pada hidung. Hukum bacaan disebut idghom bigunnah ialah bila
nun sukun bertemu dengan salah satu huruf empat ini, yaitu : YAA ( ‫) ي‬, NUN ( ‫) ن‬,
MIM ( ‫) م‬, dan WAU ( ‫) و‬.
Cara membacanya : nun sukun atau tanwin itu dimasukkan menjadi satu dengan huruf
sesudahnya atau ditasydidkannya dan dengan mendengung.
   ( ZAMA’A – MAALAW – WA’ADDADAH )
   ( FII ‘AMADIM – MUMADDADAH )
  ( KA’ASFIM – MA’KUL )
5. IQLAB
IQLAB artinya mengganti atau menukar
Hukum bacaan iqlab adalah apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf BA’
Cara membacanya dengan menyuarakan Nun mati atau Tanwin menjadi suara Mim,
dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.
Nun mati bertemu dengan BA’
   ( LAYU – m – BAZANNNAFILHUTHOMAH )
 )  ( MI – m – BA’DI
  ( MI – m – BAINI )
6. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID
Tasydid dengan tanda kepala hurus SIN ( ‫ﺱ‬,‫ ) ﺳ‬diatas sesuatu huruf, menunjukkan huruf
yang bertasydid diatasnya itu adalah huruf rangkap,huruf yang satu sukun dan huruf yang
satunya lagi berharokah.
Adapun nun dan mim yang bertasydid itu hendaknya dibaca dengan mendengung dihidung.
Hukum bacaan disebut Ghunnah yaitu wajib dibaca dengung apabila ada Nun bertasydid
dan Mim bertasydid.
  ( IN – NAL’I – N – SAN )
 ( FA'AM - MA )
KETERANGAN :
Nun dan mim yang bertasydid itu asalnya masing – masing kembar dua hurufnya. Dan
yang pertama bertanda saksi sukun / mati, kemudian diganti dengan tanda saksi tasydid.
Dan panjang bunyi suara dengungnya : 4 harkat / ketukan dalam istilah not irama lagu atau
selama 4 detik.

7. Mad Aridl Lissukun


Mad Aridl Lissukun yaitu apabila Mad – Thobi’I bertemu dengan satu huruf yang hidup
dalam satu kalimat dan diwaqafkan / berhenti.
Cara membacanya suara dipanjangkan 2,4,6 harkat. Apabila kalimat tidak diwaqafkan /
berhenti, maka tidak menjadi Mad – Aridl Lissukun, tetapi menjadi Mad Thobi’i, yang
panjangnya 2 harkat
Contoh dari Mad Aridl Lissukun :
  ( YAUMIDDIIN )
8. Mad Layin
Yaitu huuruf Wau sukun / mati atau Ya dan sesudahnya huruf yang berfathah, kemudian
huruf yang bertanda saksi hidup.
Mad layin terjadi apabila diwaqafkan / berhenti, dan apabila membacanya tidak
diwaqafkan maka tidak menjadi mad layin / tidak panjang bunyi suara tersebut.
Cara membacanya bunyi suara dipanjangkan 2 s/d 6 harkat
 ( A’BA – BIIL )
9. Mad Shilah Thowiilah
Yaitu bila Mad Shilah Qoshiroh bertemu dengan Hamzah. Karena Ha’ dlomir bertemu
dengan huruf “Hamzah”. Panjang bunyi suaranya 2 s/d 6 harkat

YANG DIBACA DENGAN TEMPO ENAM KETUKAN


1. Mad – Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil yaitu setiap mad thobi’i dalam satu kalimat bertemu huruf hamzah pada
kalimat tersebut. Cara membacanya wajib dipanjangkan 6 harkat
 ) ALMALAIKAH harus dibaca AL – MALAA – IKAH (

2. Mad Jaiz Munfasiil


Mad Jaiz Munfashil yaitu Mad Thobi’i disatu kalimat bertemu dengan hamzah dikalimat
berikutnya. Cara membacanya dipanjangkan 6 harkat.
  ( INNAA – ANZALNAAHU )

3. Mad Aridl Lissukun


Mad Aridl Lissukun yaitu apabila Mad – Thobi’I bertemu dengan satu huruf yang hidup
dalam satu kalimat dan diwaqafkan / berhenti.
Cara membacanya suara dipanjangkan 2,4,6 harkat. Apabila kalimat tidak diwaqafkan /
berhenti, maka tidak menjadi Mad – Aridl Lissukun, tetapi menjadi Mad Thobi’i, yang
panjangnya 2 harkat
Contoh dari Mad Aridl Lissukun :
  ( YAUMIDDIIN )
4. Mad Laazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu Mad Thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid. Cara membacanya
dipanjangkan 6 harkat
  ( WALA – DLOOLLIIN )
5. Mad – Laazim Mukhofaf Kalimi
Yaitu Mad Badal bertemu dengan huruf bersukun / mati.
Cara membacanya dipanjangkan 6 harkat

6. Mad Laazim Harfi Musyba’


Yaitu huruf – huruf yang ada pada permulaan dalam surat Al – Qur’an
Cara membacanya panjang bunyi suaranya 6 harkat
Dan huruf tersebut ada 8, yaitu :
NUN ( ‫) ن‬ SIN ( ‫) س‬
QOF ( ‫) ق‬ LAM ( ‫) ل‬
SHOD ( ‫) ص‬ KAF ( ‫) ك‬
‘AIN ( ‫) ع‬ MIM ( ‫) م‬

 ( ALIF – LAAM – MIIM )


7. Mad Layin
Yaitu huuruf Wau sukun / mati atau Ya dan sesudahnya huruf yang berfathah, kemudian
huruf yang bertanda saksi hidup.
Mad layin terjadi apabila diwaqafkan / berhenti, dan apabila membacanya tidak
diwaqafkan maka tidak menjadi mad layin / tidak panjang bunyi suara tersebut.
Cara membacanya bunyi suara dipanjangkan 2 s/d 6 harkat
 ( A’BA – BIIL )

8. Mad Shilah Thowiilah


Yaitu bila Mad Shilah Qoshiroh bertemu dengan Hamzah. Karena Ha’ dlomir bertemu
dengan huruf “Hamzah”. Panjang bunyi suaranya 2 s/d 6 harkat
   ( MAALAHUU – IDZAA TARODDAA )

9. Mad – Farqu
Yaitu Mad – Badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara
kalimat Istifham / pertanyaan dan sebutan / berita. Bunyi suaranya dipanjangkan 6 harkat
10. Mad Tamkiin
Yaitu 2 huruf “YA” bertemu dalam satu kalimat, yang pertama bertanda saksi kasroh serta
bertasydid dan yang kedua / YA’ tersebut bertanda saksi sukun ,dan berikutnya huruf
bertanda saksi hidup. Cara membacanya dipanjangkan 2 sampai 6 harkat

TAMBAHAN

AS - SAKTAH
Tanda saktah adalah berhenti sepintas pada kalimat tersebut dengan tidak melepaskan nafas
Didalam Al – Qur’an terdapat 4 tanda saktah, yaitu :
1. Pada surat Al – Muthoffifin ayat 14 :
   
2. Pada surat Al – Qiyamah ayat 27 :
  
3. Pada surat Yaasin ayat 52 :
   
4. Pada surat Al – Kahfi ayat 1 – 2 :
    

WAQOF
Tanda – tanda waqof dalam Al – qur’an ada 11, yaitu :
No Tanda Waqof Keterangan
1 ‫م‬ Waqof Lazim : Harus berhenti
2 ‫ط‬ Waqof Muthlaq : Lebih baik berhenti
3 ‫ج‬ Waqof Jaiz : Boleh berhenti / tidak
4 ‫ز‬ Waqof Mujauwaz :Boleh berhenti / tidak
5 ‫ص‬ Waqof Murokh – khosh : Boleh berhenti
6 ‫قف‬ Waqob Mustakhab : Sebaiknya berhenti
7 ‫ﻻ‬ Washol : Larangan berhenti
8 ‫ﺳ‬ Waqof Sima’ie : Sebaiknya berhenti
9 ‫ك‬ Suatu tanda untuk menerengkan hukum wakofnya, seperti hukum
waqof sesudahnya
10 ‫ء‬ Ruku’ : Tanda pembagian berhenti setiap hari untuk orang yang ingin
menghafal Al – qur’an dalam jangka dua tahun
11 ۵ Seperti Waqof Muthlak

You might also like