Professional Documents
Culture Documents
1. IZHAR
Izh – har / Izh – har kholqi ialah bila ( ) ﻥatau tanwin bertemu dengan sesuatu huruf izh –
zhar dibaca jelas berbunyi suara “N” nya. Maka disebut izh – zhar kholqi karena huruf –
hurufnya keluar dari arah tenggorokan / halq.
Cara membaca ( ) ﻥatau tanwin yang demikian itu harus terang, jelas dan pendek, bunyi
suaranya tetap jelas, tidak samar dan tidak berdengung.
Sebagai misal ( ) ﻥbertemu harus dibaca TAN HAR, tidak boloeh dibaca
TANN ( mendengung ) HAR.
Huruf Izh – har tersebut ada 6 yaitu :
1. Alif ( )ﺍ 3. ‘Ain ( ) ﻉ 5. Ghain ( ) ﻍ
2. Kha’ ( ) ح 4. Ha’ ( ) ﻫ 6. Kho’ ( ) خ
( KUFUWAN AHADU )
2. IDGHOM BILAGHUNNAH
Idghom Bilagunnah adalah Idghom tanpa dengung pada hidung. Hukum bacaan disebut
Idghom Bilagunnah bila ( ) ﻥatau tanwin bertemu dengan huruf Idghom Bilagunnah
Lam ( ) ل Ro’ ( ) ر
4. IDGHOM MUTAJANISAIN
Ialah memadukan sesuatu huruf kepada huruf lainnya yang makhrajnya sama / bunyi
hurufnya, namun bunyi suaranya sedikit berlainan.
Cara membacanya harus dengan memasukkan atau mengidghomkan huruf pertama pada
huruf kedua.
Misalnya : DAL mati ( ) ﺩbertemu dengan TA’ ( ) ﺕ
( ‘ABAT – TUM )
5. IDGHOM MUTAQORIBAIN
Yaitu memadukan sesuatu huruf yang lain dan makhraj / bunyi suara mirip bersamaan.
Cara membacanya harus diidghomkan atau ditasydidkan huruf pertama pada huruf kedua
Misalnya : ( ) ﺏbertemu dengan ( ) م
Keterangan
Huruf Isti’la ialah huruf – huruf yang dibaca dengan mulut menjorok kemuka dan
berbunyi antara suara “A” dan “O”
Lam Mati pada kata kerja ( Fi’il )
1. Harus dibaca Izh – har, jelas dan terang bila sesudah Lam mati tidak terdapat huruf
RO’ dan Lam
( QUL – A’UDZU )
2. Harus dibaca Idghom dan ditasydidkan Lam mati itu bila sesudahnya terdapat huruf RO
dan Lam
7, LAFADZ ALLAH
Hukum membaca Lafadz Allah ada 2 macam, yaitu :
1. TAFKHIM
Lafadz Allah harus dibaca Tafkhim / tebal bunyi suara “O” ( ALLOOH ) apabila
didahului oleh huruf yang bertanda saksi / berbaris “Fat – hah / Dlommah”
( HUWALLOOH )
2. TARQIQ
Lafadz Allah dibaca Tarqiq / tipis bunyi suara pada Lam lafadz jalalalahnya, apabila
didahului oleh huruf yang bertanda saksi / berbaris kasroh
( BISMIL – LAH )
8. LAM TA’ARIF
Yang disebut dengan Lam Ta’arif yaitu Alif dan Lam ( ) ﺍلyang berada selalu diawal kata
benda sehingga perkataan tersebut menjadi Ma’rifat. AL ( ) ﺍلada yang dibaca jelas dan
terang atau diizhar – kannya karena berhadapan dengan huruf – huruf tertentu. Dan adapula
AL ( ) ﺍلyang bunyinya dihilangkan atau tidak diucapkan melainkan diighomkan pada
huruf berikutnya.
1. AL - QOMARIYAH
AL – QOMARIYAH ialah “AL” yang ada pada sesuatu huruf Qomariyyah, maka “AL”
tersebut dibaca jelas / terang bunyinya.
Huruf Qomariyyah itu ada 14, yaitu :
ALIF ( ) ﺍ ‘AIN ( ) ع MIM ( ) م
BA’ ( ) ب GHAIN ( ) غ WAU ( ) و
JIM ( ) ﺝ FA’ ( ) ف HA’ ( ) ﻫ
KHA’ ( ) ﺡ QOF ( ) ق YA’ ( ) ي
KHO’ ( ) خ KAF ( ) ك
( AL FIILI )
( AL FALAQI )
( AL KAFIRUUNA )
Keterangan :
Alif lam Qomariyyah dipermulaan / kata awall kata, maka dibaca jelas “AL” nya
sebagaimana contoh diatas tersebut. Dan apabila Alif lam qomariyyah terletak dalam
rangkaian kalimat, maka alifnya tidak dibaca, yang dibaca hanya Lam – nya saja.
2. AL - SYAMSIYYAH
Al – syamsiyyah ialah “AL” yang ada pada sesuatu huruf syamsiyyah yang diberi tanda
saksi “Syaddah” maka Lam nya tidak dibaca.
Hukum bacaannya adalah bila alif dan lam ( ) ﺍلbertemu dengan huruf – huruf
hijaiyyah selain huruf – huruf qomariyyah.
Cara membacanya dengan mengidghomkan atau mentasydidkan pada huruf
syamsiyyah, sehingga tidak terbaca lagi meskipun tulisannya tetap ada.
Huruf syamsiyyah ada 14, yaitu :
TA’ ( ) ت ZAI ( ) ز THO’ ( ) ط
TSA’ ( ) ث SIN ( ) س ZHO’ ( ) ظ
DAL ( ) د SYIN ( ) ش LAM ( ) ل
DZAL ( ) ذ SHOD ( ) ص NUN ( ) ن
RO’ ( ) ر DLOD ( ) ض
( WAD DLUHA )
( AN NAASI )
Keterangan :
Al – syamsiyyah tersebut baik dipermulaan / di awal kata maupun dalam rangkaian
kalimat lamnya tidak dibaca, tetapi dipadukan dengan huruf – huruf syamsiyyah
tersebut bertanda tasydid
9 QOLQOLAH
Qolqolah ialah bunyi suara huruf yang terlentur / mengeper kembali apabila huruf tersebut
bertanda saksi sukun / mati, dan terdengar suara rangkap.
Huruf Qolqolah tersebut ada 5, yaitu :
QOF ( ) ق BA’ ( ) ب DAL ( ) د
THO’ ( ) ط JIM ( ) ج
Ada dua macam Qolqolah, yaitu :
1. Qolqolah Shugro
2. Qolqolah Kubro
1. QOLQOLAH SHUGRO
Ialah huruf qolqolah terdapat ditengah kalimat bertanda saksi sukun / mati
Cara membacanya harus bergoncang dan berbunyi membalik
( 'ATH – ‘AMAHUM dibaca / bersuara ‘ATH – th – ‘AMAHUM )
2. QOLQOLAH KUBRO
Ialah lebih besar. Hukum bacaan disebut qolqolah kubro apabila salah satu huruf
qolqolah berharokah sukun karena waqof ( berhenti ). Cara membacanya lebih
berkumandang dan lebih jelas.
( BIRABBILFALAQI dibaca BIROBBILFALAQ )
10. MAD ASHLI / MAD THOBI’I
Hukum bacaan Mad Thobi’I yaitu bila huruf yang dipanjangkan buunyi suaranya berupa
1. Alif mati sesudah huruf yang berbaris “Fat – hah”
( TSAA )
2. Wau mati sesudah huruf yang berbaris “Dlommah”
( HUUN )
3. Ya’ mati sesudah huruf yang berbaris “kasroh”
( BIDDIIN )
1. IKHFA
Hukum bacaan ikhfa‘ bila ( ) ﻥatau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa’, maka dibaca
samar antara suara “N” atau “NG” berdengung dihidung
Huruf ikhfa ada 15 yaitu :
4. IDGHOM BIGUNNAH
1. Idghom Bigunnah
Ialah suara dengung pada hidung. Hukum bacaan disebut idghom bigunnah ialah bila
nun sukun bertemu dengan salah satu huruf empat ini, yaitu : YAA ( ) ي, NUN ( ) ن,
MIM ( ) م, dan WAU ( ) و.
Cara membacanya : nun sukun atau tanwin itu dimasukkan menjadi satu dengan huruf
sesudahnya atau ditasydidkannya dan dengan mendengung.
( ZAMA’A – MAALAW – WA’ADDADAH )
( FII ‘AMADIM – MUMADDADAH )
( KA’ASFIM – MA’KUL )
5. IQLAB
IQLAB artinya mengganti atau menukar
Hukum bacaan iqlab adalah apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf BA’
Cara membacanya dengan menyuarakan Nun mati atau Tanwin menjadi suara Mim,
dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.
Nun mati bertemu dengan BA’
( LAYU – m – BAZANNNAFILHUTHOMAH )
) ( MI – m – BA’DI
( MI – m – BAINI )
6. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID
Tasydid dengan tanda kepala hurus SIN ( ﺱ, ) ﺳdiatas sesuatu huruf, menunjukkan huruf
yang bertasydid diatasnya itu adalah huruf rangkap,huruf yang satu sukun dan huruf yang
satunya lagi berharokah.
Adapun nun dan mim yang bertasydid itu hendaknya dibaca dengan mendengung dihidung.
Hukum bacaan disebut Ghunnah yaitu wajib dibaca dengung apabila ada Nun bertasydid
dan Mim bertasydid.
( IN – NAL’I – N – SAN )
( FA'AM - MA )
KETERANGAN :
Nun dan mim yang bertasydid itu asalnya masing – masing kembar dua hurufnya. Dan
yang pertama bertanda saksi sukun / mati, kemudian diganti dengan tanda saksi tasydid.
Dan panjang bunyi suara dengungnya : 4 harkat / ketukan dalam istilah not irama lagu atau
selama 4 detik.
9. Mad – Farqu
Yaitu Mad – Badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara
kalimat Istifham / pertanyaan dan sebutan / berita. Bunyi suaranya dipanjangkan 6 harkat
10. Mad Tamkiin
Yaitu 2 huruf “YA” bertemu dalam satu kalimat, yang pertama bertanda saksi kasroh serta
bertasydid dan yang kedua / YA’ tersebut bertanda saksi sukun ,dan berikutnya huruf
bertanda saksi hidup. Cara membacanya dipanjangkan 2 sampai 6 harkat
TAMBAHAN
AS - SAKTAH
Tanda saktah adalah berhenti sepintas pada kalimat tersebut dengan tidak melepaskan nafas
Didalam Al – Qur’an terdapat 4 tanda saktah, yaitu :
1. Pada surat Al – Muthoffifin ayat 14 :
2. Pada surat Al – Qiyamah ayat 27 :
3. Pada surat Yaasin ayat 52 :
4. Pada surat Al – Kahfi ayat 1 – 2 :
WAQOF
Tanda – tanda waqof dalam Al – qur’an ada 11, yaitu :
No Tanda Waqof Keterangan
1 م Waqof Lazim : Harus berhenti
2 ط Waqof Muthlaq : Lebih baik berhenti
3 ج Waqof Jaiz : Boleh berhenti / tidak
4 ز Waqof Mujauwaz :Boleh berhenti / tidak
5 ص Waqof Murokh – khosh : Boleh berhenti
6 قف Waqob Mustakhab : Sebaiknya berhenti
7 ﻻ Washol : Larangan berhenti
8 ﺳ Waqof Sima’ie : Sebaiknya berhenti
9 ك Suatu tanda untuk menerengkan hukum wakofnya, seperti hukum
waqof sesudahnya
10 ء Ruku’ : Tanda pembagian berhenti setiap hari untuk orang yang ingin
menghafal Al – qur’an dalam jangka dua tahun
11 ۵ Seperti Waqof Muthlak