Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan
meningkatnya pendidikan guru pada jenjang yang lebih tinggi. Tetapi pada
rendah. Hal ini, dapat kita lihat dari hasil survey Trends in International
1
2
dianggap sulit dan diajarkan dengan metode yang tidak menarik karena guru
menekankan pada latihan mengerjakan soal atau drill and practice. Siswa
mereka.
belajar diantaranya yaitu kecerdasan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat
anak dan model pembelajaran”. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Mundu
Kabupaten Cirebon.
sebagai berikut:
1. Materi pelajaran yang diambil dalam penelitian ini tentang sub pokok
Tujuan Penelitian
matematika siswa.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:
mempelajari matematika.
wawasan.
5
3) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
matematika.
menurut Sudjana ( 2005: 219) adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu
hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
Matematika Siswa”.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
1.5) bahwa belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari bayi sampai masa tua melalui
2006: 17) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan
7
8
keterkaian (relations).
adalah proses perubahan kemampuan yang diperoleh oleh siswa, dan terjadi
Pembelajaran Matematika
sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Dalam UUD
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-
bukunya
interaksi antara siswa, guru dan sumber belajar dengan tujuan untuk
Pendekatan Pembelajaran
diartikan sebagai pola umum yang dilakukan dalam mengelola kelas atau
cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa
diadaptasi siswa. Hal ini juga dijelaskan oleh Sagala (2003: 68) bahwa:
dua yaitu:
akan menjelaskan suatu pelajaran dengan materi bidang studi yang sudah
terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat kedalaman yang berbeda.
11
Pendekatan Konstruktivisme
2009: 143).
menjadi milik mereka sendiri. Sehingga seorang guru yang melakukan proses
12
dengan:
kelebihan dan kelemahan dalam penerapannya, hal ini dijelaskan oleh Scaum
1. Kelemahan
Dalam sebuah situasi dimana kesesuaian adalah pemikiran dan
aksi esensial yang berbeda mungkin menyebabkan masalah.
2. Kelebihan
Karena pembelajar mampu menafsirkan realitas-realitas ganda,
pembelajar menjadi mampu dengan lebih baik menghadapi
situasi kehidupan nyata.
(2004: 6) yaitu:
1. Pemanasan Apresiasi
oleh siswa, serta pemberian motivasi dan bahan ajar yang menarik supaya
berguna bagi siswa. Disamping itu peserta didik juga didorong agar
2. Eksplorasi
3. Konsolidasi Pembelajaran
14
5. Penilaian Formatif
sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam
Pembelajaran Konvensional
hampir sama dengan metode ceramah yang kegiatannya terpusat pada guru
sebagai pemberi materi, tetapi pada metode ekspositori dominasi guru banyak
materi dan contoh soal, dan pada waktu-waktu tertentu ia memberi latihan dan
(dalam Suherman, dkk. 2001: 171) merupakan mengajar yang paling efektif
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru itu harus dijawab oleh siswa maka
mengajar dengan metode tanya jawab ini dapat menyebabkan siswa lebih aktif
16
masih ada, yang dibahas masih terbatas kepada yang diungkapkan oleh guru.
Tabel 2.1
Perbandingan antara Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran
Konstruktivisme
Hasil Belajar
menurut Nurdin Abas (dalam Kastara, 2009: 17) bahwa hasil belajar pada
hakikatnya adalah hasil individu berupa perubahan yang terdapat dalam diri
skill dan pengetahuan individu dapat dilihat dari hasil itu sendiri.
Menengah (dalam Suparti, 2008: 20) bahwa hasil belajar nampak dalam
menyeluruh.
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membginya menjadi tiga
Dalam penelitian ini hanya akan diteliti pada ranah kognitif. Menurut
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
siswa melalui hasil belajar siswa. karena disini penulis membandingkan antara
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester 2 SMPN 1 Mundu
Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri atas tujuh kelas
18
19
yaitu kelas VII-A sampai dengan kelas VII-G. Dengan jumlah siswa kelas
VII adalah 260 siswa. Pengaturan pembagian kelas tersebut dilakukan secara
Sampel
populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu
random sampling untuk mengambil dua kelas yang akan dijadikan sebagai
penelitian dengan ketentuan yakni, kelas VII-G sebagai kelas eksperimen dan
kelas VII-D sebagai kelas kontrol. Menurut Riduwan (2007: 58), “Simple
peneliti ingin mengambil dua kelas yang kemampuannya relatif sama atau
dikatakan homogen.
Desain Penelitian
Adapun pola yang digunakan adalah sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:
E : O1 X1 O2
K : O1 X2 O2
Keterangan:
20
E = kelas eksperimen
K = kelas kontrol
pendekatan konstruktivisme.
pembelajaran konvensional.
O1 = O2
Alur Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Pemilihan Populasi
Pemilihan Sampel
Analisis Instrumen
Tes Awal
Proses Belajar-Mengajar
Proses Belajar-Mengajar
Kelas Ekperimen
Kelas Kontrol
Tes Akhir
Analisis Data
Interpretasi Data
Kesimpulan
Gambar 3.1
Alur Penelitian
21
Insrumen Penelitian
pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti. Oleh karena itu untuk
Seperangkat soal
kriteria tes yang sama, yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal
dan tes akhir ini diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep
Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian sebanyak enam soal dari
sepuluh soal yang diujicobakan. Soal tes untuk satu pokok bahasan
atau alat pengumpul data yang digunakan. Instrumen disebut berkualitas dan
Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat
Suherman dan Sukjaya (1990: 154) Validitas butir soal essay (uraian) dihitung
N .∑ XY −∑ X ∑Y
rxy =
( N .∑X − ( ∑X ) )( N .∑Y − ( ∑Y ) )
2 2 2 2
Keterangan:
Y = skor total
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Validitas
No Nilai rxy Interpretasi
1 0,80 < xy ≤ 1,00
r Validitas Sangat
Tinggi
2 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas Tinggi
3 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas Sedang
4 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas Rendah
5 0,00 < rxy ≤0,20 Validitas Sangat
Rendah
6 rxy ≤ 0,00 Tidak Valid
Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 147)
23
digunakan statistik uji t yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007: 257) yaitu:
n −2
t = rxy
1 −rxy
Reliabilitas suatu alat ukur sebagai suatu alat yang memberikan hasil
yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama
meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu berbeda, dan tempat
yang berbeda. Menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 194) untuk menentukan
n ∑ Si 2
r11 = 1 −
n − 1 Si 2
Keterangan
r11 = koefisien reliabilitas instrumen
∑S i
2
= jumlah skor tiap butir soal
(∑x ) 2
∑x i
2
−
N
i
Si =2
N
Keterangan:
i = nomor soal
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
N Nilai r11 Interpretasi
o
1 0,90 < r11 Sangat
≤ 1,00 tinggi
2 0,70 < r11 Tinggi
≤ 0,90
3 0,40 < r11 Sedang
≤ 0,70
4 0,20 < r11 Rendah
≤ 0,40
5 r11 ≤0,20 Sangat
rendah
Sumber: Suheman dan Sukjaya (1990: 177)
dan Sukjaya (1990: 199) “seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut
dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut”. Daya pembeda
dihitung dengan menggunakan rumus DP untuk tes uraian menurut Jihad dan
SA− SB
D P= 1
2 × N × M aks
Keterangan:
DP = daya pembeda
Tabel 3.4
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
SA + SB
IK =
N × Maks
Keterangan:
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran
Adapun hasil perhitungan instrumen disajikan pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Analisis Instrumen Tes Uji Coba
α = 5% dan dk = 28
2 0,82 Tinggi 7,60 Sahih 0,55 Baik 0,73
3 0,40 Rendah 2,29 Sahih 0,11 Jelek 0,34
t0,975 = 2,05
Sangat Sangat
4 0,89 Tinggi 10,24 Sahih 0,85 0,43 Baik 0,46
Tinggi
Sangat
5 0,87 Tinggi 9,16 Sahih 0,37 Cukup 0,39
Sangat
6 0,89 Tinggi 10,35 Sahih 0,40 Cukup 0,28
7 0,63 Tinggi 4,24 Sahih 0,25 Cukup 0,43
Dari hasil analisis uji coba instrumen seluruh soal memenuhi kriteria untuk dipakai dalam penenlitian. Sehingga Penulis
mengambil soal untuk tes awal dan tes akhir penulis mengambil lima soal, yaitu 1, 2, 4, 5 dan 7.
26
28
29
Angket
Mengingat ada hal lain yang tidak dapat diukur dari hasil tes, maka
yang digunakan sesuai dengan Skala Likert yang terdiri dari dua macam
Tabel 3.6
Skor Penilaian Angket
Prosedur Penelitian
arahan dalam pelaksanaan penelitian dari awal samapai akhir, dengan harapan
penelitian ini prosedur penelitian diagi dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan,
1. Persiapan Penelitian
sebagai berikut:
f. Pelaksanaan penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian
belajar siswa.
3. Penyelesaian penelitian
d. Penyusunan skripsi.
32
yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan, yaitu tes dan
angket. Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat
Tabel 3.7
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
No Jenis data
Pengumpulan
Data kuantitatif dapat dilihat dari hasil
1 Tes
belajar siswa.
Data kualitatif dapat dilihat dari respon
2 siswa terhadap pembelajaran matematika Angket
dengan pendekatan konstruktivisme
1) Uji Normalitas
a Hipotesis
b Perhitungan
Jika nilai Signifikansi/ Sig. < 0,05 artinya H 0 ditolak dan data tidak
berdistribusi normal.
Jika nilai Signifikansi/ Sig. > 0,05 artinya H 0 diterima dan data
berdistribusi normal.
d Keputusan
2) Uji Homogenitas
34
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
sama.
a Hipotesis
b Perhitungan
c Pengambilan keputusan
Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitas (sig.) > 0,05 maka Ho diterima.
Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitas (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak.
d Keputusan
bahwa data tersebut normal dan homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis
) Perumusan Hipotesis
) Perhitungan
SPSS 15.0.
) Kriteria Pengujian
(5) Kesimpulan
Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak.
(2) Perhitungan
Pengujian hipotesis Independent Samples t Test dengan program
SPSS 15.0.
(3) Kriteria Pengujian
a) Perumusan Hipotesis
H0: µ1 = µ2 Hasil belajar kelas eksperimen sama meningkatnya
dengan kelas kontrol.
37
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS).
sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan rumus
sebagai berikut:
38
f
p= × 100%
n
Keterangan:
n = jumlah sampel
39
40
40