Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
“Bahasa adalah kesatuan bunyi penuh arti yang bersifat arbiter yang berfungsi sebagai
sarana komunikasi.
Berdasarkan situasinya, bahasa dapat dibagi atas dua jenis, yaitu bahasa formal dan
bahasa nonformal. Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi,
sedangkan bahasa nonformal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi.
Sedangkan berdasarkan penyampaiannya, bahasa dapat dibagi atas dua jenis, yaitu
bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang dipakai dalam
Kedua jenis bahasa tersebut mempunyai aturan-aturan tersendiri yang harus diikuti
untuk berbahasa yang baik dan benar. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah Ejaan
bunyi (kata, kalimat, dsb.) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda
baca.
pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan putusan
presiden No. 57, Tahun 1972.. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan
buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
1
Karena penuntutan itu perlu dilengkapi, panitia pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan
(Amran Halim, ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu,
Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan
September 1987.
bahasa Indonesia dijadikan sebagai mata pelajaran wajib dari jenjang pendidikan SD
di kalangan siswa. Kemahiran berbahasa pada umumnya mencakup empat aspek yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pemilikan kemahiran berbahasa itu selalu
Salah satu keterampilan berbahasa yang dituntut dalam kurikulum baik kurikulum
keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai pelajar setelah menyimak, berbicara
keterampilan menulis merupakan taraf terakhir yang dikuasai pelajar bahasa setelah
2
Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa
mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan yang
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain melainkan melalui
tulisan”. Dapat dikatakan bahwa menulis bisa dijadikan sebuah media bagi seseorang
Salah satu bentuk aktivitas pembelajaran menulis pada siswa adalah membuat
suatu karangan atau mengarang. Dimana mengarang itu adalah memaparkan atau
menuangkan segala rasa baik kenyataan maupun harapan, sehingga dapat disusun
menjadi sebuah cerita. Pada karangan siswa tersebut banyak sekali ditemui kesalahan
Di sekolah kita harus berusaha untuk dapat mengindahkan EYD, sebab bila kita
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun pada kenyataan banyak sekali siswa-
siswa di SMP belum memahami apa itu EYD, dan bagaimana penerapannya khusus
pada saat membuat karangan, dimana penempatan huruf kapital dan penggunaan
tanda bacanya. Jika seperti itu akan terjadi banyak kerancuan dalam pemakaiannya
sehingga pada akhirnya merugikan keberadaan bahasa Indonesia itu sendiri sebagai
pada karangan bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMPN 2 Unter Iwes tahun
3
maka siswa tidak akan dapat menulis karangan yang sesuai dengan ejaan dan kaidah
ketentuan bahasa yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis
pada karangan bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMPN 2 Unter Iwes tahun
pelajaran 2008/2009.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
khususnya penggunaaan huruf kapital dan tanda baca, pada karangan bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMPN 2 Unter Iwes tahun pelajaran 2008/2009”?
penggunaaan huruf kapital dan tanda baca, pada karangan bahasa Indonesia siswa
a. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia dapat memberikan masukan dalam
b. Bagi siswa khususnya kelas VIII SMPN 2 Unter Iwes hasil penelitian ini
4
c. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam
d. Supaya siswa dapat lebih paham dan mengerti tentang pemakaian bahasa
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan ejaan dan kaidah bahasa yang
berlaku.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk menguraikan suatu pokok atas bagiannya dan pemecahan bagian itu sendiri
serta berhubungan antara bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan
ini, maka analisis kesalahan penggunaan EYD pada karangan bahasa Indonesia siswa
kelas VIII SMPN 2 Unter Iwes tahun pelajaran 2008/2009. Berdasarkan pengamatan
mengerti dan paham apa itu salah/kesalahan. Berikut ini akan dijabarkan pengertian
kesalahan.
kesalahan pada dasarnya merupakan hal yang biasa terjadi. Kekeliruan ataupun
kealpaan itu dapat disengaja serta tidak adanya pengetahuan yang memadai. Akan
tetapi, kalau dicermati dalam proses pembelajaran terutama yang dilakukan oleh
siswa bahwa hal ini terjadi karena faktor kesengajaan yang bersumber dari diri siswa
6
itu sendiri. Siswa kurang hati-hati menggunakan ejaan ketika mengarang. Hal ini
biasa terjadi pada siswa. Memang sebagai kesalahan atau hal-hal yang berkaitan
dengan salah tidak selamanya disengaja, namun bila dalam proses pembelajaran yang
terjadi di kelas, siswa tidak dapat mengerjakan soal dan mendapat nilai kurang baik.
Dengan demikian, kesalahan adalah hal-hal yang secara sengaja atau tidak sengaja
atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku atau norma terpilih dari
mengikuti kaidah-kaidah yang diyakininya, atau yang diharapkannya, benar atau tepat
Menurut KBBI (2005:983) kesalahan adalah suatu perihal yang tidak betul
berbahasa adalah suatu hal yang menyimpang dari kaidah-kaidah berbahasa yang
benar.
b. Kesalahan Ejaan
tanda baca.
7
c. Kesalahan Morfologi
memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan
d. Kesalahan Sintaksis
e. Kesalahan Leksikon
Kesalahan Leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang
tepat.
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat
gambaran grafik itu. Sementara itu Tarigan mengatakan bahwa, menulis adalah suatu
dalam bentuk tulisan. Kegiatan itu juga melambangkan berbagai keinginan serta
gambaran yang disalurkan ataupun diwujudkan dalam bahasa, sehingga orang lain
dapat memahaminya. Menulis juga tidak terlepas dari kegiatan membaca, semakin
banyak membaca, akan banyak pengetahuan yang akan dicurahkan dalam tulisannya.
8
2.4 Pengertian Karangan
artikel, buah pena. Sedangkan menurut Atmowiloto (2004:5) karangan adalah hasil
imajinasi yang diolah dan diciptakan kembali oleh pengarang. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut dapat diuraikan bahwa pada dasarnya karangan itu merupakan hasil
olah pikiran, pengalaman yang bisa berupa cerita atau cerita ataupun tulisan yang
mengandung arti khusus. Karangan merupakan hasil dari mengarang yang ditulis
oleh pengarang dengan melahirkan berbagai macam ide, pengalaman, dan kreativitas
menyusun cerita, buku, sajak. Jadi, mengarang itu menuangkan segala rasa baik
kenyataan maupun khayalan. Sehingga dapat disusun menjadi sebuah cerita, buku,
maupun sajak yang baik dan dapat dinikmati pembaca maupun masyarakat. Dengan
demikian, karangan adalah hasil dari mengarang yang berupa cerita yang diperoleh
bunyi-bunyi (kata, kalimat dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
dengan huruf (Badudu, 1981:31). Sedangkan menurut Arifin (2002:170) ejaan adalah
suatu bahasa. Sementara itu menurut Kusno (1986:61) ejaan adalah aliran menuliskan
9
Chaer (2006:36) ejaan adalah konvensi grafis, perjanjian di antara anggota
pelambangan fonem dengan huruf, mengatur cara penulisan kata dan penulisan
teknis, ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca.
bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan, yang lahir mempunyai 3
aspek, yaitu aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf
satuan morfemis, dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda
menggabungkan kata-kata.
Senada dengan uraian di atas, Gani (1992:2) menyatakan bahwa “ejaan adalah
penggabungannya.
10
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah
menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca. Seperangkat aturan normatif, yang
mengatur tentang pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis sering dikenal
2.6.1 Huruf Kapiltal adalah : huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih
besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari
kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dsb, seperti A, B, H;
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
Contoh :
Contoh :
11
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
Contoh :
Allah
Yang Mahakuasa
Hamba-Mu
Islam
Alquran
Injil
Kristen
Hindu
Budha
Konghucu
Contoh:
Rasulullah
Nabi Isa
Imam Ali
Sultan Agung
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
12
Contoh :
Jenderal Sumitro
Departemen Keuangan
Kalimatan Tengah
Contoh :
Ampere
Mohammad Yamin
Dewi Sartika
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama orang yang digunakan
Contoh :
20 ampere
mesin diesel
10 volt
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa
Contoh :
bangsa Indonesia
bahasa Melayu
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama yang dipakai sebagai
Contoh :
13
pengindonesiaan kata asing
kesunda-sundaan
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah
Contoh :
Tahun Hijriyah
Bulan Agustus
Bulan Puasa
Hari Natal
Hari Jumat
Perang Dunia II
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
Contoh :
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, namun tidak
dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama
diri. Huruf kapital tidak pula dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
Contoh :
14
Gunung Kelud puncak gunung
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
Contoh :
Republik Indonesia
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
Contoh :
15
Siswa itu sedang menyusun makalah berjudul “hak-hak Anak dalam
keluarga”.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
Contoh :
Dr. (doctor)
M.Pd.(magister pendidikan)
Prof. (professor)
Tn. (tuan)
Ny. (nyonya)
Sdr. (saudara)
m. Huruf kapital dipakai sebagai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
Contoh :
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
Contoh :
16
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh :
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan
Contoh :
Namanya Alam.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu daftar
Contoh :
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar
1.2.2 Grafik
1.2.3 Tabel
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan yang
menunjukkan waktu
Contoh :
d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
17
Contoh :
e. Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru dan tempat terbit dalam daftar pustaka
Contoh :
Contoh :
Contoh :
• Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
Contoh :
• Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
18
Contoh :
1. Pengirim
E. Kosasih, M. Pd
3. Kepada
atau pembilangan.
Contoh :
Contoh :
Contoh :
19
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
Contoh :
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, auh,
Contoh:
O, begitu?
Contoh:
g. Tanda koma dipakai di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian-
bagian alamat,(3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat wilayah atau
Contoh:
20
surat ini harap di alamatkan kepada saudara Syaiful Rachman, kelas 3
Contoh:
i. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
Contoh:
Contoh:
12,5 m
105,7 mm
Rp 1.500,100
21
k. Tanda koma di pakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
Contoh:
Contoh:
Dalam mengelola kampung, kita perlu kerja sama dengan aparat dan
desa.
bagian lain yang mengiringnya dalam kalimat jika petikan langsung itu
Contoh :
Yani.
Contoh :
22
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
Contoh :
tamu.
atau pemerian.
Contoh :
lemari
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu
Contoh :
memerlukan pemerian.
Contoh :
23
Bendahara : Agung Sanggabuana
c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
Contoh :
d. Tanda titik dua dipakai (1) diantara jilid atau nomor dan halaman,
(2) diantara bab dan ayat dalam kitab suci, (3) di antara judul dan anak
judul suatu karangan, serta (4) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
Contoh :
Surah Yasin:9
pergantian baris. Namun demikian, suku kata yang berupa satu vokal
24
Contoh :
Benar Salah
1) Di samping itu, ada juga cara- 1) Mungkin beberapa minggu i-
2) Tidak lama lagi paman akan da- tu akan kita selesaikan melalui
gera pergi dari kampung kita. dan i-bu akan berkunjung ke rumah
kakek.
Contoh :
Benar Salah
1. Untuk itu, saya dan dia akan 1) Karena sudah lelah, mari kita
Contoh :
25
anak-anak
kucing-kucingan
berkejar-kejaran
bolak-balik
bagian-bagian tanggal.
Contoh :
p-a-n-i-t-i-a
26-4-1973
bagian kata atau ungkapan dan (2) penghilangan bagian kelompok kata.
Contoh :
kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan
berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) jabatan rangkap.
Contoh :
se-Indonesia
ber-Tuhan
di-PHK
ke-2
tahun 70-an
26
hari-H
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
Contoh :
di-smash
mem-back up
pen-takcle-an
Contoh :
Contoh :
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti
Contoh :
1973–2006
27
tanggal 5–10 April 1970
Jakarta–Bandung
Contoh :
Contoh :
Catatan :
dipakai empat titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan teks dan
Contoh :
Contoh :
Apakah ia adikmu?
28
b. Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
Contoh :
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
Contoh :
Lari!
Kakak, tolong!
Merdeka!
Contoh :
Contoh :
29
Ayah meminta Ranny (putri Pak Cecep) untuk menyelesaikan tugas ini.
Contoh :
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan
keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
Contoh :
Contoh :
30
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II
Contoh :
Indonesia.”
b. Tanda petik mengapit judul syair karangan atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh :
Desember 2001.
buku ini.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
Contoh :
Kancil”.
31
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh:
belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
Contoh:
petikan lain.
Contoh :
Contoh :
feed-back ’balikan’
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin.
32
Contoh :
No.212/DT/VIII/2006
Contoh :
laut’
angka tahun.
Contoh :
33
BAB III
METODE PENELITIAN
sungguh dalam upaya mendapatkan data yang sebenarnya. Adapun hal yang
huruf kapital dan tanda baca pada karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 2
2. Judul bebas
kata-kata, ucapan, isyarat, serta tingkah laku dengan kata lain metode kualitatif
34
serta kekuatan sosial lainnya yang menyebabkan atau menentukan prilaku
peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat
sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses (Bogdan dan
yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Data yang diperoleh adalah hasil karangan sendiri siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Unter Iwes, kemudian data tersebut dianalisis dengan tujuan
EYD pada karangan Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Unter Iwes
tersebut.
35
BAB IV
4.1 Pembahasan
Setelah saya melakukan penelitian terhadap hasil karangan siswa maka dapat
huruf kapital maupun pengunaan tanda baca. Mengarang apabila terikat dengan suatu
aturan atau berdasarkan EYD maka tak semudah kita membalikkan telapak tangan.
Hal itu membutuhkan ketelitian apalagi karangan siswa di sini dituntut untuk
menggunakan EYD. Jadi mau tidak mau siswa tersebut harus mengikuti aturan
berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa yang telah ditentukan.
4.2.1 Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada
awal kalimat
Kesalahan Seharusnya
2. 3. Sesampai di sana….
36
saya sangat senang …. 10. Waktu sudah beranjak malam .…
37
18. 35. Saya dan teman-teman
38
sampai di tepi pantai …. 60. Dan ada orang yang ….
37.
38.
39.
40.
39
45. saya lama sekali bangun .…
56. permainannya ….
40
70. saat perlombaan itu ….
4.2.2 Kesalahan penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-
Kesalahan Seharusnya
2. ARI, MUL, Rojor, HERI, JUNI 2. Ari, Mul, Rojor, Heri, Juni
Kesalahan Seharusnya
3. unram 3. UNRAM
huruf pertama nama hari bulan, hari raya dan peristiwa sejarah
Kesalahan Seharusnya
41
1. … senin yang lalu … 1. … Senin yang lalu ….
Kesalahan Seharusnya
1. mataram 1. Mataram
2. sumbawa 2. Sumbawa
3. SUMBAWA 3. Sumbawa
4. MATARAM 4. Mataram
5. bali 5. Bali
6. kerekeh 6. Kerekeh
7. jorok 7. Jorok
Kesalahan Seharusnya
Kesalahan Seharusnya
1. … dan jarak jauh akan lebih Indah …. 1. … dan jarak jauh akan lebih
indah ….
42
5. … sebelum penutupan Perlombaan .… 5. … sebelum penutupan
perlombaan .…
15. … di situ banyak Ikan Kakap .… 15. … di situ banyak ikan Kakap ….
17. … KAKEK, PAMAN dan teman 17. … Kakek, Paman dan teman
KAKEK …. Kakek ….
Kesalahan
43
4. Dia berbicara dengan sangat tegas
6. Hanya malam
Seharusnya
Hanya malam.
b. Kesalahan tanda titik di pakai untuk memisahkan angka jam menit dan detik yang
menunjukkan waktu
Kesalahan Seharusnya
Kesalahan Seharusnya
Sekolahku. 3. Sekolahku
44
Liburan Semester. 4. Liburan Semester
Memancing. 6. Memancing
Kesalahan
Seharusnya
45
b. Kesalahan tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
Kesalahan
Seharusnya
atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Kesalahan
Seharusnya
46
Oleh karena itu, pak Mul tidak bias hadir
memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang
Kesalahan Seharusnya
Kesalahan tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris dan suku kata yang berupa satu vocal ditempatkan pada ujung
Kesalahan
o … bunga – bung
a…
o … berol -
a raga …
o … kata – kat
a…
o … menjeng -
uk nya …
o … terbirit - b
irit …
o … teman - t
47
eman …
o … perpust
akaan …
o … mel -
ihat …
o … me -
mbawa …
o … men -
gajarkan …
o … men -
gasikan …
o … lapan -
gan …
o … di dal -
am …
o … gun -
ung …
o … pulan -
g…
Seharusnya
o … bunga – bu-
nga ….
o … berola -
raga ….
48
o … kata – ka-
ta ….
o … menjenguk -
nya ….
o … terbirit -
birit ….
o … teman -
teman ….
o … perpustaka-
an ….
o … meli -
hat ….
o … mem -
bawa ….
o … me -
ngajarkan ….
o … me -
ngasikan ….
o … lapang -
an ….
o … di da -
lam ….
o … gunu -
ng ….
o … pula -
49
ng ….
Kesalahan
• Kakek ku ke …… ke …... ke
Seharusnya
• Kakek ku ke … ke ... ke ….
50
Kesalahan tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa
Kesalahan
• Masa …. !
• Hore …. !
Seharusnya
• Masa !
• Hore !
Kesalahan tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri tanda
langsung.
Kesalahan
Seharusnya
51
Kata Ari, “Saya juga ikut lomba PMR”.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
tersebut maka kesalahan yang paling dominan atau paling banyak yaitu terdapat
pada kesalahan penggunaan huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama
pada awal kalimat, yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital tetapi diawal
kalimat tersebut ditulis menggunakan huruf kecil begitu pula setelah tanda titik.
2) Kesalahan tersebut tidak terdapat pada penggunaan huruf kapital saja tetapi
terdapat pada penggunaan tanda baca khususnya yang paling dominan adalah
5.2 Saran
Hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam menulis
sebuah karangan ataupun karya ilmiah lainnya sebaiknya kita menggunakan ejaan
yang disempurnakan atau mengikuti aturan serta kaidah-kaidah bahasa yang telah
ditentukan. Dengan demikian, maka kualitas bahasa yang disajikan akan lebih
sempurna.
53
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys.1994. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Lestari, Rika. 2006. Bahasa Indoensia SMP (Metode Belajar Cepat). Jakarta:
Puspa Swara.
Sugono, Dendi Dkk. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia (Jilid 1) Jakarta,
Pusat Bahasa.
54