Professional Documents
Culture Documents
1. NPWP diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dimiliki Wajib Pajak.
3. Alamat diisi sesuai dengan alamat yang tercantum dalam Surat Keterangan Terdaftar
(SKT).
1. NPWP diisi:
3. Nama dan Alamat diisi dengan lengkap sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
atau identitas lainnya yang sah.
II. Mata Anggaran Penerimaan (MAP) / Kode Jenis Pajak dan Kode Jenis Setoran
1. Mata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode Jenis Pajak diisi dengan angka MAP/Kode
Jenis Pajak yang tertera di atas tabel-tabel berikut untuk setiap jenis pajak yang akan
dibayar atau disetor.
2. Kode Jenis Setoran (KJS) diisi dengan angka dalam kolom “Kode Jenis Setoran” untuk
setiap jenis pajak yang akan dibayar atau disetor pada tabel berikut sesuai dengan
penjelasan dalam kolom “Keterangan”.
Catatan: Kedua kode tersebut harus diisi dengan benar dan lengkap agar kewajiban
perpajakan yang telah dibayar dapat diadministrasikan dengan tepat.
Diisi sesuai dengan uraian dalam kolom “Jenis Setoran” yang berkenaan dengan Kode
MAP dan Kode Jenis Setoran pada tabel berikut.
Khusus PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas transaksi Pengalihan Hak atas Tanah dan
Bangunan, dilengkapi dengan nama pembeli dan lokasi objek pajak.
Khusus PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan Bangunan yang disetor oleh
yang menyewakan, dilengkapi dengan nama penyewa dan lokasi objek sewa.
Diisi dengan memberi tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa pajak yang
dibayar atau disetor. Pembayaran atau setoran untuk lebih dari satu masa pajak dilakukan
dengan menggunakan satu SSP untuk setiap masa pajak.
V. Tahun Pajak
Diisi nomor ketetapan yang tercantum pada surat ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT)
atau Surat Tagihan Pajak (STP) hanya apabila SSP digunakan untuk membayar atau
menyetor pajak yang kurang dibayar/disetor berdasarkan surat ketetapan pajak atau STP.
Diisi dengan angka jumlah pajak yang dibayar atau disetor dalam rupiah penuh.
Pembayaran pajak dengan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat (bagi WP
yang diwajibkan melakukan pembayaran pajak dalam mata uang Dollar Amerika Serikat),
diisi secara lengkap sampai dengan sen.
Diisi jumlah pajak yang dibayar atau disetor dengan huruf latin dan menggunakan bahasa
Indonesia.
Diisi tanggal penerimaan pembayaran atau setoran oleh Kantor Penerima Pembayaran
(Bank Persepsi/Devisa Persepsi atau PT Pos Indonesia), tanda tangan, dan nama jelas
petugas penerima pembayaran atau setoran, serta cap/stempel Kantor Penerima
Pembayaran.
Diisi tempat dan tanggal pembayaran atau penyetoran, tanda tangan, dan nama jelas Wajib
Pajak/Penyetor serta stempel usaha.
Diisi Nomor Transaksi Pembayaran Pajak (NTPP) dan atau Nomor Transaksi Bank (NTB)
atau Nomor Transaksi Pos (NTP) hanya oleh Kantor Penerima Pembayaran yang telah
mengadakan kerja sama Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) dengan
Direktorat Jenderal Pajak.
• Faktur Pajak Standar harus diisi secara lengkap, jelas dan benar baik formal
maupun material dan ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Pengusaha
Kena Pajak.
• Setiap Faktur Pajak Standar harus menggunakan Kode Faktur Pajak yang
diberikan oleh Kepala KPP terkait.
• Dalam hal rincian BKP /JKP tidak dapat ditampung dalam satu Faktur Pajak,
maka PKP dapat membuat lebih dari satu Faktur Pajak yang masing-masing diisi
secara lengkap sesuai ketentuan atau dibuat satu faktur pajak asalkan menunjuk
nomor dan tanggal Faktur Penjualan yang bersangkutan, dan Faktur Penjualan
tersebut merupakan lampiran Faktur Pajak yang tidak terpisahkan.
-Dalam hal diterima Uang Muka atau Termin atau Cicilan, kolom Nama Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak diisi dengan keterangan, misalnya Uang Muka, atau
Termin,atau Angsuran, atas pembelian BKP dan/atau perolehan JKP.
-Dalam hal diperlukan, Pengusaha Kena Pajak dapat menambahkan keterangan jumlah
unit dan harga per unit dari BKP yang diserahkan.
Dalam hal diterima Uang Muka atau Termin, maka yang menjadi dasar penghitungan
Pajak Nilai adalah jumlah Uang Muka atau Termijn yang bersangkutan.
Dalam hal keterangan Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak yang diserahkan tidak
dapat ditampung dalam satu Faktur Pajak Standar, maka Perusahaan Kena Pajak dapat :
-Membuat lebih dari 1 (satu) formulir Faktur Pajak Standar yang masing-masing formulir
harus menggunakan Kode, Nomor Seri, dan tanggal Faktur Pajak Standar yang sama,
serta ditandatangani dan diberi keterangan nomor halaman pada setiap lembarnya, dan
khusus untuk pengisian jumlah, Potongan Harga, Uang Muka yang telah diterima, Dasar
Pengenaan Pajak, dan Pajak Pertambahan Nilai cukup diisi pada formulir terakhir Faktur
Pajak Standar; atau
6.Potongan Harga.
Diisi dengan total nilai potongan harga Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
yang diserahkan, dalam hal terdapat potongan harga yang diberikan.
7. Uang Muka yang telah diterima.
Diisi dengan nilai Uang Muka yang telah diterima dari penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak adalah Orang Pribadi yang tidak memiliki str uktur
organisasi, maka keterangan jabatan diisi dengan “Pemilik Kegiatan Usaha” atau “kuasa
Pemilik Kegiatan Usaha” yang ditunjuk oleh Pemilik Kegiatan Usaha yang telah
diberitahukan secara tertulis kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena
Pajak dikukuhkan atau tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan, sebelum
kuasa menandatangani Faktur Pajak.
Pejabat atau Kuasa yang ditunjuk untuk menandatangani Faktur tidak harus sama dengan
pejabat atau Kuasa yang berwenang untuk menandatangani Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai.
Cap tanda tangan tidak diperkenankan dibubuhkan pada Faktur Pajak Standar.
13. Dalam hal Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
menggunakan mata uang asing maka :
a.Pengusaha Kena
Pajak dapat menambah kolom Valuta Asing sebagaimana contoh pada Lampiran IB.
b.Keterangan Kurs diisi sesuai dengan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat
pembuatan Faktur Pajak Standar.
c.Dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan dengan menggunakan mata
uang asing dan rupiah, Lampiran IB dapat digunakan juga untuk transaksi yang
menggunakan mata uang rupiah.