You are on page 1of 12

Contoh Visum jenazah

Posted by: fkunair99 in Artikel Forensik/ Kedokteran Kehakiman


DEPARTEMEN KESEHATAN RI

INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITO

Jln. Kesehatan Sekip- Yogyakarta Telp. 587333 psw. 351-352

Nomor:..165……./……Tahun 2005…..

VISUM ET REPERTUM

PROJUSTISIA:Berdasarkan, surat permintaan penyidik, nama: Bintang Satria...., NRP: 60030899…….,pangkat:


IPDA…..,jabatan: Kepala kepolisian Sektor Denggung……, nomor surat:
B/175/X/2005/sek.Denggung…..,tanggal surat: 11 Februari 2005…., maka Tim Kedokteran
Forensik di bawah pimpinan dokter: M. Spesialite, Sp.F....,dibantu dokter: Komuda…., dengan
dokter konsultan: M. Forens, Sp.F.(K)…,beserta staf dari Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta/ Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito pada hari: Jumat…,tanggal:11
Februari 2005……mulai pukul 07.00……sampai pukul 10.00….melakukan pemeriksaan luar
dan dalam serta identifikasi di ruang otopsi RSUP Dr. Sardjito, terhadap
almarhum/almarhumah. Nama: “X”…….Umur: 9…..bln/tahun, Jenis kelamin: Laki-laki…
Agama: Islam….Alamat: (-)….. akibat peristiwa: pembunuhan………..

Hasil pemeriksaan itu ialah sebagai berikut:

I.PEMERIKSAAN LUAR DAN IDENTIFIKASI:

1.Keadaan jenazah:Jenazah berlabel/tidak berlabel kertas manila bernomor 456/I/SekDg

Jenazah dibungkus kardus warna coklat bertuliskan mesrania 2T super, pertamina dengan ukuran
53×43x16 cm tertutup tanpa plester. Bungkus dibuka tanpa alas kardus berupa koran wawasan, terbit
30 April 2001, 4 lembar. Jenazah dibungkus plastik transparan, kedua ujungnya diikat tali rafia
warna biru, jenazah diletakkan melintang. Plastik dibuka, jenazah dibungkus kain batik warna coklat
tua dan coklat muda. Kain dibuka, jenazah dalam keadaan telanjang. Jenazah tampak kebiruan pada
bagian kepala, bahu kiri, perut bagian bawah, di perut tampak tali pusat yang keluar darahnya.

2.Sikap jenazah di atas meja otopsi:

Jenazah terlentang, muka menghadap ke kanan. Posisi tangan kanan, lengan atas 45terhadap sumbu
tubuh, lengan bawah 170dari lengan atas, sendi pergelangan tangan 90dari lengan bawah. Posisi
tangan di samping tubuh. Tangan kiri lurus menempel tubuh, sudut lengan atas 0terhadap sumbu
tubuh, lengan bawah 180terhadap lengan atas, sendi pergelangan tangan lurus terhadap lengan
bawah. Jari-jari mencengkeram. Kaki kanan: posisi tungkai atas 90terhadap sumbu tubuh. Tungkai
bawah: 30terhadap tungkai atas, jari-jari lurus. Kaki kiri: posisi tungkai atas 70terhadap sumbu
tubuh, tungkai bawah 20terhadap tungkai atas, jari-jari kaki lurus, kedua telapak kaki menghadap ke
bawah 70 terhadap sumbu tubuh, tungkai bawah 20terhadap tungkai atas, jari-jari kaki lurus, kedua
telapak kaki menghadap ke bawah.
3.Kaku jenazah: tidak ada kaku jenazah

4.Bercak jenazah:

Terdapat bercak merah keunguan di dada yang tidak hilang dengan penekanan, 9 x 3½cm, dan juga
pada seluruh tangan kanan dan kiri, paha kanan, tungkai bawah dan kaki kiri dan kanan.

5.Pembusukan jenazah:

Terdapat tanda-tanda pembusukan di bahu kiri bawah ukuran 5×5 cm, tengah dada ukuran 4×2 cm,
dada kiri ukuran 4×5 cm. Perut bawah, punggung belakang atas, ketiak kanan, pangkal paha kanan
dan kiri.

6.Ukuran jenazah/Jenazah orok:

Berat jenazah: 2400 gram

Panjang jenazah:49 cm

Ukuran Jenazah Orok

Lingkar kepala: 32 cm

Fronto Occipitale: 34,5 cm

Mento Occipitale: 42 cm

Lingkar dada: 32,4 cm

7.Kepala

a.Rambut: warna hitam, lurus, tidak beruban, panjang 2,9 cm. Sukar dicabut dalamkeadaan basah

b.Bagian yang tertutup rambut: tidak tampak pengelupasan, ubun-ubun besar masih terbuka (tulang
kengkorak belum menutup), tidak ada luka, tidak ada hematoma (memar). Pada perabaan teraba
agak lunak, warna kebiruan

c.Dahi: nampak kebiruan sebagai awal pembusukan, tidak terdapat luka, tidak terdapat hematoma
(memar), tidak ada derik tulang

d.Mata kanan: dalam keadaan tertutup, pada kedua sudut mata terdapat kulit warna biru, konjungtiva
putih kemerahan, sklera putih kemerahan, kornea keruh, kelopak mata sukar dibuka, bulu mata
ukuran 0,3cm keluar darah dari mata

Mata kiri: dalam keadaan tertutup, kelopak mata warna pucat aagak kebiruan. Konjungtiva putih
kemerahan, sklera putih kemerahan, kornea keruh. Kelopak mata sukar dibuka

e.Hidung: hidung warna biru, tidak ada cairan keluar dari hidung, luka tidak ada, hematoma (memar)
tidak ada, derik tulang tidak ada
f.Mulut: mulut tertutup, bibir mulut berwarna biru kehitaman, gigi belum tumbuh, hematoma(memar)
tidak ada, tidak keluar cairan

g.Dagu: tidak ada kelainan

h.Pipi: pipi kanan tampak biru kehijauan, luka tidak ada, memar tidak ada, derik tulang tidak ada

i.Telinga: pada telinga tidak ada kelainan, tidak terdapat retak tulang

8.Leher: tidak ada bekas jeratan, tidak ada retak tulang, tidak ada memar, tidak ada kaku jenazah di leher,
warna biru kehijauan

9.Dada: dinding dada lebih tinggi dari dinding perut, kuit dada berwarna putih pucat, luka dan memar
tidak ada, bercak warna hijau di bawah bahu kiri ukuran 5×5cm, dada samping kiri ukuran 4×5cm,
bercak warna merah keunguan di tengah ada ukuran 4×2 cm,di dada kanan sampai perut kanan atas
ukuran 9×3 ½ cm, tidak hilang dengan penekanan

10.Perut: dinding perut lebih rendah dari dinding dada, tampak tali pusat ukuran 8,5 cm dipotong rapi,
perkusi timpani, luka dan memar tidak ada, terdapat bercak kehijauan pada 1/3 perut bagian bawah
kanan dan kiri, retak tulang tidak ada

11.Alat kelamin: jenis kelamin laki-laki, rambut kelamin tidak ada. Rambut pada batang zakar tidak ada,
lubang kelamin ada, ada kantong pelir, buah pelir ada dua buah

12.Anggota atas kanan

Lengan atas: tidak terdapat luka, tidak terdapat memar, tidak terdapat retak tulang, terdapat lemak
bayi di lengan atas luar

Lengan bawah: tidak terdapat luka, memar dan retak tulang

Tangan: tidak ada kelainan

Anggota atas kiri

Lengan atas: tidak ada kelainan

Lengan bawah: tidak ada kelainan

Tangan: kuku warna hijau kehitaman, lainnya tak ada kelainan

13.Anggota bawah kanan

Paha: tidak ada kelainan

Tungkai bawah: tidak ada kelainan

Kaki: kuku warna hijau kehitaman, lainnya tidak ada kelainan

Anggota bawah kiri


Paha: tidak ada kelainan

Tungkai bawah: tidak ada kelainan

Kaki: kuku kotor warna biru kehitaman lainnya tidak ada kelainan

14.Punggung: terdapat pengelupasan kulit pada punggung belakang kiri

15.Pantat: tidak ada kelainan

16.Dubur: tidak ada kelainan

17.Bagian tubuh yang lain: tidak ada kelainan

II.PEMERIKSAAN DALAM:

18.Setelah kulit dada dibuka:

Tidak terdapat hematoma(memar) dan retak tulang. Tinggi diafragma kanan pada setinggi antara
ruang rusuk 7 dari kiri pada setinggi ruang antara rusuk 7. Tulang dada bagian dalam tidak ada
kelainan. Setelah tulang dada diangkat bagian jantung tidak tertutup paru-paru bagian atas 3 jari
bawah 3 jari paru-paru kanan/kiri tidak ada perlekatan dengan dinding bagian dalam,mudah
dilepas

19.Jantung:

Kantung jantung dibuka, di dalam kantung jantung tidak ada cairan, ukuran 5,3×4x1,5 cm, berat
25 gram, warna merah, konsistensi kenyal, tidak tertutup jaringan. Jantung dibuka: lubang antar
bilik kiri dan serambi kiri dan lubang antara bilik kanan dan serambi kanan selebar 0,5 cm, katup
jantung warna merah pada perabaan licin dan konsistensi kenyal. Otot papillaris tidak ada
kelainan, konsistensi kenyal. Tebal otot bilik kiri 4mm dan serambi kiri 2mm, bilik kanan 0,2mm.
Serambi kanan 0,2mm. Arteri koronaria dibuka: tidak ada sumbatan aorta, lingkaran 0,5 cm.
Warna merah kecoklatan tidak ada kelainan. Arteri pulmonalis ukuran 0,6 cm, klep tidak ada
kelainan

20.Paru-paru kanan:terdiri dari tiga bagian tiap bagian tidak ada perlekatan,warna merah kecoklatan,
konsistensi kenyal, tepi tajam, permukaan licin, ukuran 8×5x2,8 cm, berat 46
gram, pada pengirisan: warna jaringan merah kehitaman, dipijat keluar cairan
merah kehitaman

Paru-paru kiri:terdiri dari dua bagian, tiap-tiap bagian tidak adaperletakatan, warna merah
kecoklatan, konsistensi kenyal, tepi tajam, permukaan licin ukuran 8,5×5x2 cm,
berat 39 gram pada pengirisan cairan berwarna merah kehitaman

21.Tes Apung paru I: (+)

Tes Apung paru II: (+)

Tes Apung paru III: (+)

22.Hati:warna merah kehitaman, konsistensi kenyal, tepi tumpul, permukaan tidak berbenjol-benjol,
ukuran 13,5×10,5×2,5 cm, berat 147 gram. Pada pengirisan: warna jaringan merah
kehitaman, pembuluh vena centralis tidak melebar dan pada pemijatan keluar cairan
darah

23.Limpa:warna merah kecoklatan, konsistensi kenyal, permukaan halus tepi tajam, ukuran 6×3x0,9cm,
berat 5 gram, pada pengirisan warna jaringan merah kecoklatan, pada pemijatan keluar
cairan merah, pada pisau pengiris tidak melekat jaringan dan pada siraman air mudah
lepas

24.Ginjal kanan:warna merah kehitaman, konsistensi kenyal, permukaan licin, tidak terdapat jaringan
lemak, selaput sukar dilepas. Ukuran 5,5×3,6×1cm, berat 20 gram pada
pengirisan: gambaran jaringan ginjal jelas tidak terdapat adanya batu/pasir

Ginjal kiri:warna merah kehitaman, konsistensi kenyal, perubahan licin, tidak tertutup jaringan lemak,
selaput sukar dilepas. Ukuran 5×3,6×1cm, berat 25 gram. Pada
pengirisan:gambaran ginjal jelas, tidak terdapat adanya batu maupun pasir

25.Lambung, usus halus, usus besar: tidak ada kelainan, pada usus besar terdapat mekonium (+)

26.Kepala: Kulit kepala dibuka, tampak hematoma (memar) pada seluruh permukaan tempurung kepala
bagian atas kanan dengan ukuran 9×7cm, tempurung kepala bagian belakang kiri dengan
ukuran 4×2cm. Tulang atap kepala dibuka, tidak ada darah di atas selaput otak. Selaput
otak dibuka, otak membubur, putih kemerahan berbau, berat otak 350 gram, dasar tulang
kepala tidak ada kelainan

27.Leher: tidak ada kelainan

28.Alat-alat dalam yang lain: tidak ada kelainan

III.PEMERIKSAAN LABORATORIUM:

1.Golongan darah: A/B/AB/O

2.Alkohol dalam darah: Positif/Negatif

3.Parasitologi:Jenis:

4.Toksikologi:

5.Mikrobiologi:

6.Patologi Anatomi:

IV.PEMERIKSAAN IDENTIFIKASI:

1.Odontologi:

2.Antropologi:

3.DNA:

V.KESIMPULAN:
1)Bayi lahir cukup bulan(I.6)

2)Golongan darah O (III.1)

3)Jenis kelamin laki-laki (I.11)

4)Bayi ada perawatan normatif (I.1)

5)Bayi lahir hidup (II.2.1)

6)Cacat bawaan: tidak ada

7)Jenazah dalam proses pembusukan (I.5)

Sebab kematian: Terdapat hematoma (memar) pada tempurung kepala bagian atas kanan, ukuran 9×7
cm, pada tempurung kepala bagian belakang kiri dengan ukuran 4×2 cm akibat kekerasan benda
tumpul (II.26).

VI.PENUTUP

Demikian Visum et Repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah pada waktu menerima jabatan dan
berdasarkan Lembaran Negara No. 350 tahun 1937 serta Undang-undang No. 8 tahun 1981.

Tanda tangan,

NIP:

KETERANGAN VISUM ET REPERTUM JENAZAH

Deskripsi Petugas

KONSULTAN: Dokter Ahli Forensik/konsultan ahli

PEMIMPIN: Dokter yang memimpin pelaksanaan otopsi forensik

OBDUKTOR: Dokter/mudayang melakukan pembedahan/otopsi jenazah

PROTOKOL: Dokter/mudayang mencatat proses dan hasil otopsi jenazah

WARTAWAN: Dokter/mudayang mencari berita (fakta) tentang kasus/kejadian

yangmenimpa jenazah

LABORAN: Dokter/mudayang memeriksa/menganalisa laboratorium dari

sampeljenazah untuk membantu identifikasi

Keterangan Uraian Pendahuluan Visum et Repertum


1)Pada pendahuluan Visum et Repertum pada prinsipnya adalah obyektif administrasi. Jadi tergantung apa yang
tertulis dalam surat permintaan Visum et Repertum, tidak perlu ditambah atau dirubah, pokoknya persis baik
kata/kalimat dan angka

2)Secara umum isi pada pendahuluan Visum et Repertum adalah:

Identitas penyidik: nama, NRP, pangkat, jabatan, kepolisian mana

Identitas surat permintaan: nomor, tanggal, dari Sektor/Resort atau Polda, cap dan kop surat

Identitas korban/barang bukti ialah nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, asal, agama, pendidikan, alamat
tempat tinggal

Identitas macam peristiwa, misalnya KLL (kecelakaan lalu lintas), KN (kriminal), KL (kecelakaan lain), GEL
(gelandangan), atau M (misteri), jika KLL antara apa dan apa, pakai helm/ tidak, kalau kriminal: pembunuhan,
penganiayaan, tembakan, tusukan, dan lain-lain

Identitas tempat/saat peristiwa: dimana, kapan, hari, tanggal, jam, lokasi peristiwa

Macam pemeriksaan: pemeriksaan luar atau luar dalam, identifikasi.

Barang bukti lain terlampir: ada atau tidak.

Identitas pemeriksa ialah oleh Tim Kedokteran Forensik di bawah pimpinan dokter siapa, dibantu siapa saja.

Selanjutnya tempat dan saat periksa di ruang otopsi (misalnya di RSUP Dr. Sardjito), pada hari, tanggal, jam
berapa. Dalam hal ini saat pemeriksaan ditulis dengan huruf untuk menghindari penggantian, perubahan atau
penambahan.

Bila ada barang bukti lain terlampir supaya disebutkan dan mungkin perlu mendapat pemeriksaan apa, barang
bukti/jenazah berlabel atau tidak, dan dengan sendirinya korban/barang bukti diantar oleh penyidik.

3)Jadi isi pendahuluan ini, formulirnya sudah jelas, supaya diisi selengkapnya sesuai yang tertulis dalam surat
permintaan penyidik, sehingga pada awal membaca Visum et Repertum sudah jelas kasus, peristiwa, kapan,
dimana, dalam keadaan ditemukan masih hidup atau sudah meninggal dan apakah sudah mendapat perawatan
atau tidak sebelum meninggal.

4)Bila sudah ada perawatan/pengobatan di rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lain, maka perlu
mencari/minta informasi data medik dari unit/RS tersebut.

Keterangan Uraian Pemberitaan Visum et Repertum

1)Laporan utama yang disebut Visum et Repertum adalah bagian isi/pemberitaan, karena isinya betul-betul obyektif
medis, dari hasil pemeriksaan medis. Jadi apa yang dilihat dan diketemukan pada pemeriksaan
kasus/korban/barang bukti itu yang dilaporkan tertulis.

2)Laporan ini dapat meliputi pemeriksaan medis dari:

(a).Hasil pemeriksaan TKP

(b).Hasil pemeriksaan luar bagian tubuh jenazah


(c).Hasil pemeriksaan dalam bagian tubuh/alat-alat dalam jenazah

(d).Hasil semua pemeriksaan laboratorium/penunjang

1)Pemeriksaan mikroskopi jaringan (Patologi Anatomi)

2)Toksikologi

3)Parasitologi

4)Mikrobiologi

5)Identifikasi anthropologi

6)Identifikasi odontologi

7)Kimia darah

Laboratorium lain (DNA)

3)Kasus tidak dikenal, laporan pemberitaan ditambah:

(a).Pemeriksaan identifikasi-biologi manusia:

Odontologi

Anthropologi

Ciri khusus

Darah-ABO

DNA

(b).Identifikasi administrasi-dalam bentuk surat-surat/barang tulisan yang terbawa korban

(c).Identifikasi kebendaan-dalam bentuk benda/barang yang terbawa/terpakai korban

(d).Kombinasi identifikasi biologi, administrasi dan kebendaan dapat mengarah kepada siapa kasus/korban
tersebut

4)Kasus tinggal tulang-tulang: pemeriksaan anthropologi dan odontologi yang dapat menentukan, kecuali kematian
karena racun pemeriksaan toksikologi dapat menentukan

5)Para praktisi hukum, bila membaca laporan ini mungkin ada yang tidak jelas (istilah atau kalimat) yang kadang-
kadang dari medis tak dapat dihindarkan atau untuk istilah yang tepat. Berbagai pemeriksaan yang sifatnya
penting dan menunjukkan angka (misalnya darah) supaya ditulis dengan angka. Berbagai temuan ditulis dengan
istilah medis biasanya ada penjelasan atau digambar, disampaikan dalam bentuk tambahan sendiri atau lampiran
Visum et Repertum. Jadi jelas isi/pemberitaan bagian Visum et Repertum ini bersifat obyektif medis.

Keterangan Uraian Kesimpulan Visum et Repertum


1)Dari hasil berbagai pemeriksaan medis, dapat dilakukan inventarisasi masalah pokok sesuai dengan arah tujuan
pemeriksaan kasus/korban/ barang bukti. Tujuannya memberi informasi kepada pihak penyidik atau praktisi
hukum, sehingga mempermudah penerapannya. Informasi tersebut misalnya mengenai:

a)Identitas korban

b)Saat kematian

c)Kelainan-kelainan akibat peristiwa/penyakit sebelumnya

d)Mengapa terjadi kelainan tersebut, apakah akibat kekerasan tumpul, tajam, racun, kimia, senjata api, listrik,
dan lain-lain (akibat penyebab)

e)Berbagai gejala sebab kematian

f)Sebab kematian-satu penyebab atau lebih yang sifatnya mandiri atau terkait mendukung

g)Bila memungkinkan cara kematian, yang pada prinsipnya harus mengikuti pemeriksaan TKP/Rekonstruksi

h)Untuk kasus orok, ada hal-hal khusus yang harus dijelaskan seperti di bawah ini.

2)Jadi kesimpulan ini pada prinsipnya subyektif medis, karena tergantung penalaran dokter masing-masing
pembaca/penanggung jawab. Dan apa yang disimpulkan adalah hasil analisa medis (subyektif medis)

3)Dasar membuat kesimpulan adalah:

(a).Mempergunakan ilmu kedokteran

(b).Hasil pemeriksaan medis

(c).Dapat orientasi dengan ilmu hukum sepanjang dapat dipertanggungjawabkan

(d).Dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah medis

(e).Informasi di luar pemeriksaan medis, dapat menjadikan pertimbangan

4)Pada kesimpulan, mengingat sifatnya subyektif, maka tiap person dokter atau ahli lain termasuk para praktisi
hukum dapat berbeda pendapat, sehingga disini dapat merupakan media diskusi yang baik. Biasanya media
diskusi terjadi bila dokter sebagai saksi ahli dalam forum sidang pengadilan akan mendapat pertanyaan-
pertanyaan dari para praktisi hukum ialah: hakim, jaksa, pembela atau penasihat hukum, penyidik atau bahkan
dari terdakwa.

5)Maka dalam menyusun laporan dan kesimpulan harus hati-hati, selalu dikembalikan kepada dirinya sendiri
sebagai pertanyaan dapatkah mempertanggungjawabkan?

6)Dokter yang dipanggil sebagai saksi ahli di pengadilan harus mengucapkan sumpah/janji lagi sesuai agama dan
kepercayaannya masing-masing dokter (Sanksi pasal 161 KUHAP).

Tatacara urutan kesimpulan:

1.Tiap baris kesimpulan di akhir kalimat diisi nomor penunjuk sebagai alasan, ditulis dalam kurung
2.Kelainan-kelainan yang bersifat fatal/berat disebut lebih dulu sebagai alasan penyebab kematian

3.Kelainan-kelainan yang sifatnya ringan dan tidak ada hubungan dengan penyebab kematian disebut sebelum
akhir kesimpulan

4.Untuk jenazah tidak dikenal, identitas korban disebut pada awal (no.1) kesimpulan

5.Untuk jenazah dikenal, identitas dan saat kematian disebut pada akhir kesimpulan (kalau diperlukan)

6.Untuk kasus kematian mendadak, pada awal kesimpulan, tidak ada kelainan akibat kekerasan

7.Untuk kasus jenazah orok, ada hal-hal khusus yang harus dijelaskan:

a)Umur dalam kandungan

b)Ada/ tidak ada cacat

c)Sudah/ belum ada perawatan normatif

d)Identitas orok-jenis kelamin, golongan darah dan DNA

e)Lahir hidup atau lahir mati (belum/ sudah bernafas)

f)Sebab kematian diluar kandungan

g)Cara kematian

h)Lain-lain yang perlu diinformasikan

8.Untuk kasus gelandangan tidak ada kelainan akibat kekerasan, sebab kematian akibat penyakit/kelemahan.
Selanjutnya jenazah dikirim ke Fakultas Kedokteran UGM atas ijin penyidik dan Pemda setempat (tertulis)
untuk kadaver (bila jenazah masih baik)

9.Untuk jenazah membusuk atau tinggal tulang-tulang perlu disebutkan dalam awal kesimpulan.

Keterangan Uraian Penutup Visum et Repertum

1.Semua maklum dan menyadari bahwa apa yang disampaikan dari hasil pemeriksaan medis selalu secara ilmiah
medis dan mengingat sumpahnya sebagai dokter. Maka Visum et Repertum dalam penutupnya menyatakan
dengan mengingat Sumpah Jabatan.

2.Disamping itu, pembuatan Visum et Repertum berdasarkan surat permintaan pihak Penyidik dengan landasan
operasional UU No.8 Tahun 1981.

3.Selanjutnya pengertian Visum et Repertum tersirat dalam Lembaran Negara No.350 Tahun 1937 yang sampai saat
ini Lembaran Negara masih berlaku. Maka dalam penutup Visum et Repertum ditambah dengan berdasarkan
LN No.350 Tahun 1937.

4.Setelah penutup, terakhir kalimat/kata adalah tanda tangan dan nama dokter serta cap instansi dimana dokter
tersebut bekerja/bertugas. Jadi tidak perlu pakai tanggal, karena tanggal sudah tertulis dalam pendahuluan ialah
saat pemeriksaan kasus/korban/barang bukti.
PRINSIP PEMERIKSAAN JENAZAH

A.Landasan

1.Ada surat penyerahan jenazah forensik, ditandai dengan serah-terima barang bukti jenazah forensik

2.Ada surat permintaan sementara dari pihak penyidik untuk korban jenazah forensik dengan atau dilampiri surat
persetujuan keluarga untuk dilakukan:

a.pemeriksaan luar saja atau

b.pemeriksaan luar dan dalam

untuk menghindari materai 6000,00 surat pernyataandengan kode di kiri atas “PRO JUSTISIA”

3.Ada surat permintaan Visum et Repertum definitif, dilampiri surat pernyataan pihak keluarga untuk dilakukan

a.pemeriksaan luar saja atau

b.pemeriksaan luar dan dalam

4.Setiap pemeriksaan jenazah forensik hanya luar saja:

a.diambil darah untuk golongan darah, deteksi alkohol dan narkoba (untuk identifikasi)

b.ditampung cairan dari hidung dan mulut bila ada praduga keracunan

c.diambil jaringan pada tempat luka untuk pemeriksaan Patologi Anatomi, adanya tanda-tanda intravital

d.diambil odontologi bila jenazah tidak dikenal

5.Untuk pemeriksaan otopsi disamping dilakukan pemeriksaan luar tersebut di atas, dilakukan otopsi dimana irisan
median tergantung dari:

a.agama

b.jenis kelamin

c.umur (bayi dan tidak bayi/anak)

d.peristiwa

6.Pemeriksaan penunjang:

a.Odontologi bila tak dikenal, koordinasi dengan dokter gigi

b.Sidik jari (daktiloskop), kerjasama dengan dokter anthropolog

c.Patologi anatomi

d.Toksikologi bila:
Dugaan, cukup lambung dan isinya

Indikasi keracunan, yang diambil:

Lambung dan usus

Hepar, lien, ginjal

Paru, otak, lidah

Rambut, kuku, kulit( keracunan kronis)

Pemeriksaan penunjang mempergunakan formulir yang tersedia dengan pengiriman (surat ini):

a.Golongan darah deteksi alkohol dan narkoba

b.PA ke Instalasi PA RSUP Dr. Sardjito

c.Toksikologi sederhana ke BLK (Balai Laboratorium Kesehatan) DIY

d.Toksikologi luas ke Labkrim (Laboratorium Kriminal) Polda Jateng

e.Larva ke Laboratorium Parasitologi untuk kasus membusuk dengan ditemukannya lalat (menentukan umur
lalat dan penunjang saat kematian)

f.Mikrobiologi berupa sampel darah dari ruang jantung bila ada dugaan sepsis

g.Anthropologi berupa sampel tulang-tulang untuk identifikasi (umur, jenis kelamin,ras)

B.Surat-Surat

1.Surat-surat sementara dari pihak penyidik, tetapi segera ditanyakan surat definitifnya

2.Bila korban sudah dirawat di Rumah Sakit/Puskesmas/Dokter, supaya membuat surat permintaan informasi data
medik sesuai kebutuhan untuk kelengkapan data pembuatan Visum et Repertum

3.Kasus-kasus kecelakaan yang dicurigai adanya praduga kriminal, supaya minta informasi data dari pihak penyidik
yang mengirim yaitu hasil pemeriksaan TKP dan keterangan saksi atau keluarga

4.Semua kasus, tugas wartawan forensik merupakan kunci, terutama kasus-kasus kriminal

5.Semua data terkumpul di TU (Tata Usaha), tidak boleh dibawa pulang oleh siapapun supaya jangan sampai
dituduh menghilangkan barang bukti

6.Surat-surat pelayanan kedokteran forensik termasuk surat pemeriksaan penunjang/ laboratorium toksikologi dalam
status Visum et Repertum

7.Surat-surat pemeriksaan keluarga korban dan surat-surat lain dari pihak penegak hukum

You might also like