You are on page 1of 7

Biografi Umar Bin Khattab

Beliau adalah Umar bin Al-Khathab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah
bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai, Abu Hafs Al-‘Adawi. Julukan beliau adalah Al-Faruq.
Adapun ibunya bernama Hantamah bin Hisyam bin Al-Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.
Ibnu Katsir berkata, “Jumlah seluruh anak Umar adalah empat belas, yaitu: Zaid yang sulung, Zaid
yang bungsu, Ashim, Abdullah, Abdurrahman yang sulung, Abdurrahman yang pertengahan, Az-Zubai
bin Bakkar─yaitu Abu Syahmah, Abdurrahman yang bungsu, Ubaidullah, Iyadh, Hafsah, Ruqayyah,
Zainab, Fathimah. Jumlah seluruh istri Umar yang pernah dinikahi pada masa Jahiliyah dan Islam,
baik yang diceraikan ataupun yang ditinggal wafat sebanyak tujuh orang.

Umar masuk Islam berusia dua puluh tujuh tahun, beliau mengikuti perang Badar dan seluruh
peperangan yang terjadi setelahnya bersama Rasulullah. Beliau juga pernah diutus untuk berangkat
bersama sebahagian tentara untuk memata-matai dan mencari informasi tentang musuh, terkadang
menjadi pemimpin dalam tugas ini.

Beliaulah yang pertama kali digelari Amirul Mukminin. Beliaulah yang pertama kali membuat
penanggalan Hijriyah, mengumpulkan manusia untuk shalat tarawih berjama’ah. Beliaulah orang yang
pertama kali berkeliling di malam hari mengontrol rakyatnya di Madinah. Beliaulah yang pertama kali
membawa tongkat pemukul untuk mendera peminum khamr delapan puluh kali cambukan, khalifah
yang banyak melakukan penaklukan, pertama kali membentuk tentara resmi, membuat undang-undang
perpajakan, menentukan gaji tetap, menempatkan para qadhi, dll.

Fadhilah dan Keutamaannya

Umar adalah penduduk surga. Diriwayatkan dari Said Ibnu Musayyab bahwa Abu Hurairah
berkata, “Ketika berada disisi Rasulullah, tiba-tiba beliau berkata, ‘Sewaktu tidur aku bermimpi
seolah-olah aku berada di surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu disamping sebuah
istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Miliki Umar.’ Maka aku teringat
akan kecemburuan Umar, segera aku menjauhi istana itu.’” Umar menangis dan berkata, “Demi Allah,
mana mungkin aku akan cemburu padamu wahai Rasulullah?”

Diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menaiki gunung
Uhud beserta Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Maka tiba-tiba gunung itu berguncang, segeralah
Rasulullah memukulkan kakinya dan berkata, “Diamlah wahai Uhud, sesungguhnya di atasmu hanyalah
seorang nabi, shiddiq, dan dua orang syahid.”
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami menjadi kuat sejak Umar masuk Islam.” Umar Adalah
Sahabat yang Mendapat Ilham Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia
yang mendapat ilham. Apabila seorang umatku mendapatkannya, maka Umarlah orangnya.”

Zakaria bin Abi Zaidah menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah, dia
berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada
yang diberikan ilham walaupun mereka bukan nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya,
maka Umarlah orangnya."

Wibawa Umar
Diriwayatkan dari Muhammad bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari ayahnya, ia berkata, “Umar bin
Al-Khathab memohon agar diizinkan masuk ke rumah Rasulullah. Ketika itu, ada beberapa orang
wanita dari Quraisy sedang berbincang-bincang dengan Rasulullah dan mereka berbicara dengan nada
suara yang keras melebihi suara Rasulullah. Ketika Umar masuk, mereka segera berdiri dan
menurunkan hijab. Setelah diberi izin, Umar masuk ke rumah Rasulullah sementara Rasulullah
tertawa. Umar bertanya, Apa yang membuat Anda tertawa wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,
“Aku heran terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini. Ketika mereka mendengar suaramu,
segera mereka berdiri menarik hijab.” Umar berkata, “Sebenarnya engkau yang lebih layak mereka
segani wahai Rasulullah.” Kemudian Umar berbicara kepada mereka, “Wahai para wanita yang menjadi
musuh bagi nafsunya sendiri, bagaimana kalian segan terhadap diriku dan tidak segan terhadap
Rasulullah?” Mereka menjawab, “Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar daripada Rasulullah.”
Rasulullah bersabda, “Jangan memulai pembicaraan wahai Ibnul Khathab. Demi Allah yang jiwaku
berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya tidaklah setan menemuimu sedang berjalan di
suatu jalan kecuali dia akan mencari jalan lain yang tidak engkau lalui.

Dalam riwayatkan yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Umatku yang
paling penyayang adalah Abu Bakar, dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah
Umar.”

Kekuasaan saat pemerintahan

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil
alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa
kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utaradan Armenia dari
kekaisaran Romawi (Byzantium).
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.
Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskuspada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam
mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia
Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas
pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di
dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi
Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal,
Rustam Farrukhzad

Pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya
mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius
dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat
ditempat lain agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan
ditempat ia salat.

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan
publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga
memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia
memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid
Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.Pada sekitar tahun ke 17
Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam
hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.

Keadaan Umar bin Khathab

Umar pernah berkata, “Tidak halal bagiku harta yang diberikan Allah kecuali dua pakaian.
Satu untuk dikenakan di musim dingin dan satu lagi dikenakan untuk musim panas. Adapun makanan
untuk keluargaku sama saja dengan makanan orang-orang Quraisy pada umumnya, bukan standar yang
paling kaya di antara mereka. Aku sendiri hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.”

Jika menugaskan para gubernurnya, Umar akan menulis perjanjian yang disaksikan oleh kaum
Muhajirin. Umar menyaratkan kepada mereka agar tidak berpakaian yang halus, dan tidak menutup
pintu rumahnya kepada rakyat yang membutuhkan bantuan. Jika mereka melanggar pesan ini, maka
akan mendapatkan hukuman.”
Mu’awiyah bin Abu Sufyan berkata, “Adapun Abu Bakar, ia tidak sedikit pun menginginkan
dunia dan dunia juga tidak ingin datang menghampirinya. Sedangkan Umar, dunia datang
menghampirinya namun dia tidak menginginkannya. Adapun kita bergelimang dalam kenikmatan dunia.”

Pernah Umar dicela dan dikatakan kepadanya, “Alangkah baiknya jika engkau memakan
makanan yang bergizi tentu akan membantu dirimu supaya lebih kuat membela kebenaran.” Maka
Umar berkata, “Sesungguhnya aku telah meninggalkan kedua sahabatku (Rasulullah dan Abu Bakar)
dalam keadaan tegar (tidak terpengaruh dengan dunia) maka jika aku tidak mengikuti ketegaran
mereka, aku takut tidak akan dapat mengejar kedudukan mereka.”

Anas berkata, “Antara dia bahu dari baju Umar, terdapat empat tambalan, kainnya ditambal
dengan kulit. Pernah beliau khutbah di atas mimbar mengenakan pakaian yang memiliki dua belas
tambalan. Ketika melaksanakan ibadah haji, beliau hanya menggunakan enam belas dinar, sementara
beliau berkata kepada anaknya, ‘Kita terlalu boros dan berlebihan.’”

Pada tahun paceklik dan kelaparan, beliau tidak pernah makan kecuali roti dan minyak hingga
kulit beliau berubah menjadi hitam. Beliau berkata, “Akulah sejelek-jelek penguasa apabila aku
kenyang sementara rakyatku kelaparan.” Pada wajah beliau terdapat dua garis hitam disebabkan
banyak menangis. Terkadang beliau mendengat ayat Allah dan jatuh pingsan karena perasaan takut,
hingga terpaksa diangkat kerumah dalam keadaan pingsan. Kemudian kaum muslimin menjenguk beliau
beberapa hari, padahal beliau tidak memiliki penyakit yang membuat beliau pingsan kecuali perasaan
takutnya.

Kisah Terbunuhnya Umar

Amru bin Maimun berkata, “Pada pagi hari terbunuhnya Umar, aku berdiri dekat sekali
dengan Umar. Penghalang antara aku dan beliau hanyalah Abdullah bin Abbas. Kebiasaannya, jika
beliau berjalan disela-sela shaf, beliau selalu berkata, ‘Luruskan!’ Setelah melihat barisan telah rapat
dan lurus, beliau maju dan mulai bertakbir. Pada waktu itu mungkin beliau sedang membaca surat
Yusuf atau An-Nahl ataupun surat lainnya pada rakaat pertama hingga seluruh jama’ah hadir
berkumpul. Ketika beliau bertakbir, tiba-tiba aku mendengar beliau menjerit, ‘Aku dimakan anjing
(aku ditikam).’

Ternyata beliau ditikam oleh seorang budak, kemudian budak kafir itu lari dengan membawa
pisau belati bermata dua. Setiap kali melewati orang-orang, dia menikamkan belatinya ke kanan
maupun ke kiri hingga menikam tiga belas orang kaum muslimin dan tujuh di antaranya meninggal.
Ketika salah seorang dari kaum muslimin melihat peristiwa itu, ia melemparkan burnus (baju
berpenutup kepala) untuk menangkapnya. Ketika budak kafir itu yakin bahwa dia akan tertangkap, dia
langsung bunuh diri. Umar segera menarik tangan Abdurrahman dan menyuruhnya maju menjadi
imam. Siapa saja yang berdiri dibelakang Umar pasti akan melihat apa yang aku lihat. Adapun orang-
orang yang berada disudut-sudut masjid, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi, hanya saja
mereka tidak mendengar suara Umar. Di antara mereka ada yang mengatakan, Subhanallah.’

Maka akhirnya Abdurrahman yang menjadi imam shalat mereka dan ia sengaja memendekkan
shalat. Selesai orang-orang mengerjakan shalat, Umar berkata, ‘Wahai Ibnu Abbas, lihatlah siapa
yang telah menikamku.’ Ibnu Abbas pergi, sesaat kemudian kembali sambil berkata, ‘Pembunuhmu
adalah budak milik Al-Mughirah.’ Umar bertanya, ‘Budaknya yang lihai bertukang itu?’ Ibnu Abbas
menjawab, ‘Ya.’ Umar berkata, ‘Semoga Allah membinasakannya. Padahal aku telah menyuruhnya
kepada kebaikan. Alhamdulillah yang telah menjadikan sebab kematianku di tangan orang yang tidak
beragama Islam. Engkau dan ayahmu (Abbas) menginginkan agar budak-budak kafir itu banyak tinggal
di Madinah.’”

Umar wafat tiga hari setelah peristiwa itu, beliau dikebumikan pada hari Ahad di awal bulan
Muharram tahun 24 Hijriyah dan dikebumikan di kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disamping
Abu Bakar setelah mendapat izin dari Ummul Mukminin Aisyah. Abu Ma’syar berkata, “Umar
terbunuh pada tanggal 25 Dzulhijjah tepat penghujung tahun 23 Hijriyah. Masa kekhalifahannya
adalah 10 tahun 6 bulan 4 hari. Setelah itu Utsman diba’iat menjadi khalifah.”

Umar wafat saat ia berumur 63 tahun, dan dalam riwayat yang lain beliau wafat ketika
berusia 57 tahun.

Kematian Umar Versi Lain


Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah salah
seorang warga Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon
dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas
kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari
Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin
Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:
1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu.
Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh
yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH SWT. Karena tiada seorang manusia pun
lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu
selain ALLAH SWT.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila
engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak
bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan
memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

You might also like