Professional Documents
Culture Documents
org/wiki/Dinamika_kelo
mpok
Dinamika kelompok
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang dialami [1].
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau
interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah
kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama[2].
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Fungsi
2 Jenis kelompok sosial
o 2.1 Kelompok Primer
o 2.2 Kelompok Sekunder
o 2.3 Kelompok Formal
o 2.4 Kelompok Informal
3 Ciri Kelompok Sosial
4 Pembentukan Kelompok
5 Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok
6 Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok
7 Referensi
[sunting] Fungsi
Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain [3]:
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. [1]
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling
mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.[1] Sedangkan menurut Goerge
Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang
sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara
langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara[4]. Misalnya: keluarga, RT, kawan
sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.[1]
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.[1] Misalnya: partai
politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran
Rumah Tangga (ART) yang ada.[1] Anggotanya diangkat oleh organisasi.[1] Contoh dari
kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART. [1]
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-
kebutuhan seseorang.[1] Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi
pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan
simpati [1] Misalnya: kelompok arisan
Geng Motor Salah Satu Bentuk Kelompok Sosial
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain[1]
(Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)[1]
3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing[1]
4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.[1]
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut[7] :
Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari
pencapaian akademis.[1] Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau
yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan demikian diharapkan
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.[1]
Motivasi
Tujuan
Organisasi
Independensi
Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan
ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan
akan informasi tentang pengetahuan tersebut.[1]
1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila: a) Setiap individu terbuka untuk
memberi dan menerima informasi yang baru[1] b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk
menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut.[1] c) Setiap anggota
memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain
tanpa merasa integritasnya terganggu.[1]
2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk [1]: a) menunda kepuasan dan
melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama [1] b) membina dan memperluas
pola [1] c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan
kemampuannya.[1]
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang
terjadi dalam kelompok.[1] Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi
tiga tahap, antara lain [8] :
1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua
individu akan saling mengenal satu sama lain.[1] Kemudian hubungan berkembang menjadi
kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
[1]
2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain,
tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok.[1] Pada akhirnya akan
terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.[1]
3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa
tidak membutuhkan lagi dalam kelompok.[1] Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan
yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.[1]
1. Kelebihan Kelompok
Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi &
pendapat anggota yang lain.[2]
Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan
menekan kepentingan pribadi demi
Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati
kelompok.[2]
[sunting] Referensi
1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at (en)
Theodore M. Mills, 1967. The Sociology of Small Groups. New Jersey: Prentice Hall,
Inc. Page. 3-35
2. ^ a b c d (en) Fred R. Kerlinger, 1964. Foundations of behavioral research. New
York: Holt Rinehart and Winston.page. 20-35
3. ^ Kamanto Sunarto. 1992. Sosiologi Kelompok. Jakarta: Pusat Antar Universitas
Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia. Hlm. 56
4. ^ George C. Homans, The Human Group (New York: Harcourt, Brace and Company,
1950), hlm. 23
5. ^ Alvin A Goldberg,.1985. Komunikasi kelompok. Jakarta: UI-Press.Hlm. 19
6. ^ Hidayat, AAA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hlm.76
7. ^ Slamet. Santosa, 1992. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.Hlm. 43
8. ^ P. Robbins, Stephen. 1983. Organization Theory: Structure, Design, and
Application. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hlm 67
9. ^ Soerjono. Soekanto, 1986. Pengetahuan Sosiologi Kelompok. Bandung: Penerbit
Remadja Karya CV. Hlm. 34
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3730/1/fkm-linda3.pdf
PERANAN DINAMIKA KELOMPOK DALAM
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KERJA TIM
LINDA T. MAAS
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan.
Kebutuhan akan pentingnya mengetahui dan memahami tentang dinamika
kelompok atau proses-proses interaksi yang terjadi di dalam kelompok semakin hari
semakin meningkat. Sebagai mahluk sosial, manusia memang tidak mungkin hidup
sendiri tanpa ada orang lain bersamanya, apakah itu dalam keluarga, dalam kehidupan
bermasyarakat, di kantor dan sebagainya. Dari hari pertama dilahirkan, kita sudah
merupakan bagian dari kelompok yang dikenal sebagai keluarga; kita tidak mungkin
dapat bertahan hidup pada menit-menit pertama, minggu-minggu pertama malahan
pada tahun-tahun pertama setelah kelahiran tanpa bantuan dari kelompok (keluarga).
Dan melalui keluarga ini pula kita mulai belajar bagaimana harus bersosialisasi, yang
mana nantinya merupakan dasar dari pola tingkah laku dan pola berpikir serta mendidik
kita agar mempunyai perspektif tertentu terhadap diri sendiri dan dunia luar/lingkungan.
Selanjutnya, hari demi hari kita lalui bersama kelompok, dari satu kelompok ke
kelompok yang lain, baik formal maupun informal. Dan dalam kelompok-kelompok ini
interaksi kita dengan orang lain dalam kelompok tidak dapat terhindarkan. Dari berbagai
studi tentang perilaku dan kepribadian menunjukkan bahwa bentuk perlakuan yang
diterima seseorang dalam kelompoknya mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam
menentukan identitas kepribadian seseorang.
Dari keterangan diatas, dapat kita lihat bahwa kehidupan dalam kelompok
sangatlah dinamis. Semakin efektif suatu kelompok, semakin baik pula kualitas
kehidupan anggota-anggotanya. Yang penting diperhatikan agar kelompok tersebut
tetap efektif adalah pengetahuan yang cukup tentang dinamika atau proses-proses yang
terjadi serta kemampuan kita untuk berperilaku secara efektif dalam kelompok. Kedua
hal penting ini dapat kita pelajari melalui pemahaman tentang dinamika kelompok.
Dinamika kelompok sebenarnya adalah bagian dari ilmu pengetahuan sosial yang
lebih menekankan perhatiannya pada interaksi manusia dalam kelompok yang kecil.
Pada berbagai referensi, istilah dinamika kelompok ini disebut juga dengan proses-
proses kelompok (group processes). Jelas dari terminologi ini bahwa pengertian dari
dinamika kelompok ataupun proses kelompok ini menggambarkan semua hal atau
proses yang terjadi dalam kelompok akibat adanya interaksi individu-individu yang ada
dalam kelompok itu.
Studi mengenai interaksi antar individu dalam kelompok oleh para ahli psikologi telah
dimulai sejak awal tahun 1900-an. Kemudian oleh Kurt Lewin, seorang ahli psikologi
kelahiran Polandia mulai dikembangkan lebih dalam mengenai dinamika kelompok ini.
Beliau menekankan bahwa untuk mempelajari dan memahami tentang dinamika
kelompok adalah dengan cara menerapkannya (learning by doing).
Fritz Heider, seorang ahli psikologi lain, dalam Teori Keseimbangan-nya
(Balanced Theory) yang membahas mengenai hubungan-hubungan antar pribadi
menerangkan bahwa individu-individu sebagai bagian dari struktur sosial cenderung
untuk menjalin hubungan satu sama lain. Dan menurutnya, salah satu cara bagaimana
suatu kelompok dapat berhubungan adalah dengan menjalin komunikasi secara terbuka.
Dewasa ini, upaya peningkatan kerja tim merupakan alternatif utama dalam
meningkatkan efisiensi, efektifitas serta produktifitas suatu organisasi.
©2004 Digitized by USU digital library 1
Berbagai pelatihan dilaksanakan guna meningkatkan kemampuan pengembangan
kerja tim.
Teknik pembentukan kelompok.
Secara definitif, kelompok adalah dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama, saling berinteraksi, saling adanya ketergantungan dalam mencapai tujuan
bersama, adanya rasa kebersamaan dan memiliki, mempunyai norma-norma dan nilai-
nilai tertentu. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sejak dari awal kehidupannya,
manusia telah membentuk kelompok yang kemudian menjadi dasar bagi kehidupan
keluarga, perlindungan, pemerintahan, kerja dan lain-lain.
Secara umum ada 3 (tiga) hal yang menunjukkan efektif atau tidaknya suatu
kelompok, yaitu kemampuan kelompok tersebut dalam mencapai tujuannya seoptimal
mungkin, kemampuan kelompok dalam mempertahankan kelompoknya agar tetap
serasi, selaras dan seimbang dan yang ketiga adalah kemampuan kelompok untuk
berkembang dan berubah sehingga dapat terus meningkatkan kinerjanya. Kelompok
yang berhasil akan mempunyai kualitas dan pola interaksi antar anggota yang
terintegrasi dengan ketiga kegiatan ini. Tentu dalam hal ini, diharapkan anggota
kelompok benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan kelompok yang efektif
dan kontribusi apa yang perlu diberikan agar kelompoknya dapat menjadi kelompok
yang efektif.
Ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam upaya pembentukan
kelompok/tim, yaitu :
1. Adanya ketergantungan yang sifatnya positif (positive interdependency).
2. Keandalan individu (individual accountability).
3. lnteraksi langsung (face-to-face interaction).
4. Ketrampilan kerjasama (collaborative skills).
5. Proses kelompok (group processing).
Ketergantungan positif (positive interdependency).
Yang dimaksud dengan ketergantungan positif adalah suatu keadaan dimana
setiap orang dalam kelompok saling membutuhkan dan merasa bahwa berhasil atau
tidaknya suatu pekerjaan merupakan hasil bersama dan tanggung jawab bersama.
Ketergantungan positif dapat dilihat dari persepsi positif terhadap setiap anggota
kelompok. Selain itu semua anggota selalu berusaha agar keuntungan atau keberhasilan
yang diperoleh dapat dinikmati oleh seluruh anggota kelompok. Kelompok yang
mempunyai ketergantungan positif yang tinggi akan mempunyai keterikatan atau kohesi
antar anggota yang tinggi pula.
Beberapa kondisi yang membantu pewujudan dari ketergantungan positif ini
antara lain adalah :
Adanya tujuan yang ingin dicapai bersama dan pencapaian tujuan ini benar-benar
membutuhkan kerjasama yang tinggi.
Adanya imbalan (reward) yang sama bagi setiap anggota kelompok. Dalam hal ini
semua mendapat perlakuan yang sama tanpa ada pengecualian.
Adanya peran dan tanggung jawab yang komplimenter dan saling berhubungan.
Adanya ketergantungan tugas, dimana pekerjaan satu kelompok baru dapat
dikerjakan bila kelompok lain telah menyelesaikan bagiannya.
Adanya ketergantungan informasi, dimana setiap anggota kelompok hanya
mempunyai sebagian dari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Contohnya, tim ahli dalam suatu proyek.
Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau
interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah
kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
Maka Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang
lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah
kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
1.Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
(Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)
2.Memudahkan segala pekerjaan.
(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
3.Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
4.Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama
dalam masyarakat)
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1.Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling
mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri
dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang
mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
2.Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv.
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
3.Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran
Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
4.Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-
kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi
pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan
simpati
Misalnya: kelompok arisan, ........................................
1.Memiliki motive yang sama antara individu satu dengan yang lain.
(menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)
2.Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain
(Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)
3.Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing
4.Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
E.Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan
tujuan yang sama dalam memanuhi kebutuhannya. Seperti yang terlihat dalam bagan berikut
ini:
Gambar .1
Proses Terjadinya Kelompok
(sumber: Solita cit Hidayat, 2004)
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1.Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari
pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau
yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang
ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan
demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi
diri unuk maju.
3.Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas
kelompok atau individu.
4.Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok.
Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5.Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan
kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.
Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan
ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan
akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
F.Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah
sebagai berikut:
1.Adaptasi
Proses adaptasi berjalan dengan baik bila:
a)Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru
b)Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika
kelompok tersebut.
c)Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
2.Pencapaian tujuan
Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk:
a)menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama
b)membina dan memperluas pola
c)terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan
kemampuannya.
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang
terjadi dalam kelompok. Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi
tiga tahap, antara lain
1.Tahap pra afiliasi
Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling
mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat
akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
2.Tahap fungsional
Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas,
kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam
menjalankan fungsi kelompok.
3.Tahap disolusi
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelopok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan
lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti
dengan pembubaran kelompok.
G.Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar
proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
1.Kelebihan Kelompok
Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat
anggota yang lain.
Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan
menekan kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan kelompok
Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan norma yang telah
disepakati kelompok.
2.Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak
anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
pertemuan.
H.Pentingnya Dinamika Kelompok dalam Perawatan
Profesi Keperawatan merupakan bagian dari profesi kesehatan yang anggotanya terdiri atas
perawat dalam satu ikatan profesi yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama dalam
bidang keperawatan
Profesi keperawatan terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yang memiliki
tradisi, norma, prosedur dan aktivitas yang sama.
Setiap anggota saling tergantung satu dengan yang lain karena saling membutuhkan bantuan.
Setiap anggota profesi memiliki ciri-ciri yang berbeda dan dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yaitu:
a)Anggota Psikologis
Secara psikologis memiliki minat untuk berpartisifasi dalam kelompok norma
b)Anggota Marginal
Kelompok menerima baik keanggotaannya tetapi bersikap menjauh atau tidak ingin terlalu
terlibat dalam kelompoknya.
c)Anggota Pemberontak
Anggota kelompok yang bersikap menentang dan tidak bersedia menerima norma yang ada.
Referensi:
Hidayat, AAA. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Diposkan oleh ^IdaZweek^ di 21.36
http://akhikhwan.aimoo.com/categroy/DINAMIKA-KELOMPOK-1-1032141.html
DINAMIKA KELOMPOK
[Upaya melatih berdinamika kelompok antaranggota untuk mendukung amal jama,i
dalam halaqoh tarbiyah]
Mukaddimah
Tuntutan bahwa dakwah harus dilaksanakan oleh setiap mukmin untuk mewujudkan
rahmatan lil alamin tak dapat ditawar-tawar lagi. Proyek dakwah yang besar ini tidak dapat
dipikul oleh seorang saja, melainkan dipikirkan dan dilaksanakan secara bersama dalam satu
ikatan amal jama’i.
Melihat hal tersebut, makin dirasakan perlunya bekerja dalam tim untuk mengatasi masalah-
masalah dalam berbagai bidang. Agar kerja tim dapat berhasil dengan baik, para anggotanya
perlu memiliki kemampuan berinteraksi dan mengadakan hubungan antarpribadi yang baik.
Kemampuan ini sangat membantu dalam menghidupkan amal jama’I dalam tataran halaqoh
atau yang lebih besar dari itu.
Pengertian
Adanya kerja tim dalam ikatan halaqoh tarbiyah memungkinkan terciptanya dinamika
kelompok. Di dalam dinamika kelompok inilah setiap anggota akan mengenali perasaan-
perasaan anggota timnya, mengenali permasalahan-permasalahan yang sering timbul dalam
halaqoh tarbiyah timnya, mengatasi permasalahan-permasalahan dalam aktivitas halaqohnya,
dan pada gilirannya mampu mendinamiskan halaqoh timnya sehingga benar-benar halqoh
muntijah itu bukan sekadar utopia belaka atau konsep saja.
Di dalam buku Dinamika kelompok oleh Drs. Slamet Santosa, M.Pd., dikemukakan bahwa
dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang
mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain.
Setiap anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi
yang dialami secara bersama-sama.
Ciri-ciri nya adalah:
1. adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi
antaranggota dan tertuju dalam tujuan yang sama,
2. adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan yang lain,
3. adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, terdiri dari
peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di dalam rangka
mencapai tujuan bersama, dan
4. adanya penegasan dan peneguhan adab-adab tingkah laku antaranggota kelompok
yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan
kelompok.
1. proyek dakwah dari Allah SWT ini tidak dapat dipikul dan dilaksanakan sendiri
2. individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, di mana pun ia berada
3. individu tidak dapat bekerja sendiri di dalam kehidupannya
4. dalam suatu ikatan halaqoh tarbiayah atau suatu ikatan masyarakat yang besar perlu
adanya pembagian kerja agar dapat terlaksana sesuai dengan ketentuannya
5. mewujudkan amal jama’I yang sehat
1. kohesi/persatuan
Dalam persoalan kohesi ini akan terlihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti
proses pengelompokkan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dan sebagainya.
Dalam kasus ini misalnya seorang a’dho/anggota merasa bermasalah dengan tingkat
kehadiran anggota yang lain sehingga ikut mempengaruhi dirinya dalam menilai kelompok
halaqohnya. Kasus lain misalnya, Dia bukan berada dalam satuan pekerjaan yang sama
dengan anggota lain, usia anggota sangat berjauhan, dan sebagainya.
2. motive/dorongan
Persoalan motive atau dorongan ini berkisar kepada ketertarikan anggota terhadap kehidupan
kelompok seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok
dan sebagainya. Kasus ini misalnya adanya a’dho yang tidak memiliki quwwatul indhifa’
dalam berhalaqoh sehingga selalu mengalami kendala dalam aktivitas halaqohnya
3. struktur
Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan
antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya. Misalnya, kasus seorang murobbi yang tidak
memberikan tugas secara proporsional kepada seluruh anggotanya menyebabkan struktur
halaqoh pincang.
4. pimpinan
Persoalan yang satu ini tidak kalah pentingnya pada kehidupan berkelompok. Hal ini terlihat
pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pemimpin, dan sebagainya. Ada kalanya
ketidakcocokan antara murobbi dengan anggotanya lebih disebabkan gaya kepemimpinannya
dalam mengelola aktivitas halaqoh yang dianggap tak sesuai dengan harapan anggota
5. perkembangan kelompok
Persoalan perkembangan kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok selanjutnya,
dan ini terlihat pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota kelompok tetap berada
dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti anggota yang
sering dipindah-pindah, atau ditinggal murobbi tanpa pengontrolan, keringnya nuansa
ukhuwah antaranggota.
mengembangkan sikap mendengar aktif, pesan diri, dan umpan balik antar peserta dengan
murabbi
gunakanlah manajemen konflik untuk menyelesaikan persoalan secara win-win solution
mengembangkan hikmah syura dalam halaqoh tarbiyah
Amal Jama’I
Di bagian atas telah dijelaskan dinamika kelompok mulai dari pengertian, arti pentingnya,
kendala, dan solusi. Kini akan dijelaskan pula mengenai amal jama’i.
Dakwah secara berjamaah adalah dakwah yang paling efektif dan sangat bermanfaat bagi
gerakan Islam. Sebaliknya, seperti yang sudah diungkapkan pada awal modul ini – dakwah
sendirian akan kurang pengaruhnya dalam usaha menanamkan ajaran Islam pada umat
manusia. Atas dasar ini Allah SWT mengisyaratkan dalam AL Quran dengan firman-Nya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan,
menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.” (Ali Imaran : 104)
Tampak dalam ayat tersebut Allah SWT mewajibkan pelaksanaan dakwa secara bersama.
Sebab ikhtiar perseorangan dengan cara sendiri-sendiri tidak akan mampu memikul segala
tugas dan tanggungjawab dakwah dan tidak akan berdaya melaksanakan segala tuntutan
perjuangan dakwah dalam rangka memberantas segala kejahatan yang ada di muka bumi dan
menghancurkan akar-akar jahiliyah.
Amal jama’I mulai diwujudkan dalam tataran halaqoh tarbiyah. Di sanalah sang murabbi
akan menjadi fasilitator bagi terwujudnya amal jama,I bersama para anggotanya.
sehatnya orientasi (ittijah) anggota ( 6 : 75-79) yang meliputi sehat mabdanya (lillah),
sehat manhajnya (billah), dan sehat ghoyahnya (ilallah)
sehatnya loyalitas (wala’u) anggota (2: 130-132) yang merupakan penerjemahan dari
sehatnya ketaatan kepada Allah, Rasul, dan pemimpin-pemimpinnya
sehatnya amal anggota (2:124) dengan karakter anggota yang berkorban (tadhiyah),
bersungguh-sungguh (jiddiyah), dan berkelanjutan (istimroriyah) untuk menopang
jihad di jalan Allah
Mendinamiskan Halaqoh
Berikut ini disampaikan beberapa upaya untuk mendinamiskan halaqoh tarbiyah :
Penutup
Demikianlah modul dinamika kelopok ini dibuat. Dengan harapan akan terwujudlah upaya
melatih berdinamika kelompok antaranggota untuk mewujudkan amal jama’I dalam halaqoh
tarbiyah. Modul ini akan dilengkapi dengan berbagai metode penyampaian materi ke arah
pelatihan hingga sesuai dengan apa yang diharapkan.
Waallohu A’lamu bisshawab.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/sospol-dinamika-kelompok-dan-kelompok-
sosial/
Kela s: 1eb08
Npm : 22209374
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi
atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah
kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama.
Maka Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang
lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah
kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:
(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
(setiap individu bisa memberikan masukan dan berinteraksi dan memiliki peran yang sama
dalam masyarakat)
1. Jenis Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling
mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri
dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang
mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
1. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang
kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv.
1. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran
Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
1. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-
kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan
ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi
pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan
simpati
Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki motive yang sama antara individu satu dengan yang lain.
(Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)
1. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan
terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing
2. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
1. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan
tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhanny
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses
selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari
pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau
yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
1. Motivasi
1. Tujuan
1. Organisasi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan
kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.
Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
1. Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan
ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan
akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah
sebagai berikut:
1. Adaptasi
a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru
b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika
kelompok tersebut.
c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
1. Pencapaian tujuan
a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang
terjadi dalam kelompok. Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi
tiga tahap, antara lain
Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling
mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat
akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
1. 2. Tahap fungsional
Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas,
kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam
menjalankan fungsi kelompok.
1. 3. Tahap disolusi
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelopok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan
lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti
dengan pembubaran kelompok.
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar
proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
1. Kelebihan Kelompok
Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat
anggota yang lain.
Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan
menekan kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan kelompok
Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan norma yang telah
disepakati kelompok.
1. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak
anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
pertemuan.
referensi :