You are on page 1of 9

Bisnis Modal Dengkul

Logikanya, bisnis pasti memerlukan modal uang, bukan modal dengkul. Jadi, mana mungkin
memulai bisnis dengan modal dengkul? Mungkin saja. Ingin tahu rahasianya? Baca terus yang
berikut.

MODAL DASAR

Ternyata memulai suatu bisnis tidak harus selalu diawali dengan uang. Uang memang penting,
tetapi ternyata bukan yang terpenting. Ada tiga modal dasar yang harus kita miliki jika ingin
memulai suatu usaha.
Keberanian. Jika ingin memulai usaha baru, modal pertama dan terutama bukanlah uang, tetapi
keberanian: keberanian berubah, keberanian untuk bermimpi, keberanian untuk bertindak,
keberanian untuk gagal, dan keberanian untuk sukses. Segunung ide dan segudang uang tak
ada artinya tanpa keberanian. Henry Nestle, raja bisnis dalam industri makanan bayi dan
makanan kering, memulai bisnisnya dari keberanian untuk berubah. Pada masa krisis ekonomi
berkepanjangan, sulit bagi rakyat di negaranya untuk mencari makanan untuk bayi. Nestle yang
pada saat itu adalah seorang ahli kimia, menggunakan keahliannya untuk menemukan solusi
terbaik bagi makanan bayi yang mudah dibuat dan bergizi. Setelah berjuang untuk berusaha,
akhirnya Henry berhasil menemukan ramuan yang paling tepat untuk makanan bayi. Temuannya
ini kemudian dikembangkan menjadi bisnis yang berhasil dan mendunia.
Keyakinan. Selain keberanian, kita juga perlu memiliki keyakinan sukses. Keyakinan ini hanya
bisa kita dapatkan jika kita memiliki mimpi sukses yang jelas. Semakin jelas gambaran kita
mengenai mimpi kita, semakin tinggi derajat keyakinan kita untuk sukses. Dengan gambaran
yang jelas, akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan semua yang diperlukan ataupun
dipersyaratkan bagi terwujudnya mimpi tersebut. Kenichi Ohmae, ”Management Guru” dari
Jepang, melihat perlunya semua orang, terutama pelaku bisnis untuk memiliki gambaran
kesuksesan mereka di masa depan dengan jelas, karena gambaran yang jelas ini dapat
menumbuhkan keyakinan untuk mewujudkannya secara proaktif. Keyakinan juga bisa
ditumbuhkan dari persiapan yang cukup. Charles Schwab seorang investor yang merupakan
pionir dalam mendirikan perusahaan pialang, dengan menuliskan semua yang ingin diraihnya
secara rinci. Rincian mimpi sukses ini disusun kembali berdasarkan prioritas yang ingin
dicapainya, dan rencana aksi untuk mencapainya. Strategi penyusunan prioritas dan rencana
aksi ini, ternyata berhasil menumbuhkan keyakinan Schwab untuk sukses. Dengan strategi ini,
Schwab berhasil membangun kerajaan bisnisnya di bidang investasi, sehingga menjadi
perusahaan pialang terkemuka di dunia.
Ketekunan. Membangun sebuah bisnis memang tidak mudah. Upaya ini memerlukan perjuangan
yang tekun sebelum sukses dapat diwujudkan. Orang yang sukses adalah orang yang tidak
menyerah sebelum sukses itu dapat diraih. Mungkin saja ia harus mengalami banyak kegagalan,
tetapi ia bangkit kembali dan memiliki keuletan untuk mencoba lagi. Thomas Alva Edison,
penemu bola lampu, dan pendiri perusahaan barang-barang elektronik terkemuka di dunia,
General Electrics, juga berhasil berkat ketekunannya yang luar biasa. Dalam upaya menemukan
bola lampu tersebut, Edison harus mengalami banyak kegagalan. Jika orang lain berhenti
berusaha ketika terantuk pada kegagalan yang pertama, kedua, ketiga ataupun keempat, tidak
demikian dengan Edison. Ia puluhan kali harus mengalami kegagalan, sebelum akhirnya bola
lampu berhasil ditemukannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang tidak hanya bisa
dinikmati oleh Thomas Alva Edison sendiri, melainkan juga oleh seluruh dunia. Ray ”McDonald”
Kroc juga memiliki ketekunan yang luar biasa dalam membangun bisnis makanan cepat sajinya
ini. Sebelum meraih keberhasilan, berbagai profesi pernah ditekuninya, dari supir truk sampai
salesman, dari posisi terendah sampai tertinggi. Semua dijalaninya dengan tekun tanpa putus
asa, walaupun berbagai penolakan, kegagalan harus dijalaninya. Hasilnya? Luar biasa.
Ketekunan Ray Kroc telah mempersembahkan kerajaan bisnis makanan cepat saji yang telah
menggurita di seluruh dunia.
MODAL DENGKUL
”Saya tidak punya uang untuk memulai usaha. Saya belum memiliki cukup modal untuk
berbisnis.” Ini yang sering dijadikan alasan oleh banyak orang yang menunda memulai usaha
sendiri. Ternyata kita tidak perlu menunggu sampai modal besar datang. Usaha bisa dimulai
dengan modal ”dengkul”. Caranya?
Ide. Semua usaha berawal dari sebuah ide yang kemudian dijual. Jadi, asal kita sudah punya ide
bisnis yang baik, walaupun belum punya modal, kita bisa menjual ide bisnis kita tersebut untuk
kemudian dijadikan uang. Bill Gates, kaisar kerajaan Microsoft, juga memulai usahanya dengan
modal ide. Setelah drop out dari Harvard, Bill Gates berani bermimpi untuk memiliki bisnis yang
dapat menjadi saingan IBM. Mimpi ini ia pupuk terus sehingga membuahkan keberanian untuk
bertindak. Dengan keberanian ini, Bill Gates menjual ide briliannya yang menawarkan solusi
bisnis di bidang teknologi informasi ke berbagai investor, sampai akhirnya ia mampu menggalang
dana yang cukup untuk memulai usahanya.
Kemitraan ala Restoran Padang. Jika kita punya keterampilan tapi tidak punya uang, mengapa
kita tidak bermitra dengan orang yang punya uang, tetapi tidak mempunyai keberanian dan
keterampilan yang kita miliki. Strategi bisnis dengan prinsip kerja sama win-win ini ternyata sudah
lama diterapkan oleh para pelaku bisnis yang menekuni usaha restoran Padang. Tim manajemen
dan pemilik modal bermitra untuk menjalankan bisnis ini. Tim manajemen tidak digaji melainkan
diberikan bagian keuntungan (sesuai dengan prosentasi yang disepakati bersama) yang
diperoleh dari menjalankan bisnis restoran tersebut. Strategi kemitraan seperti ini tentunya bisa
juga diterapkan di industri yang berbeda.
Bayar di Muka. Dasar dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Jika orang lain telah menaruh
kepercayaan kepada kita, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan bisnis dengan
modal dengkul. Misalnya saja, jika kita mendapat pesanan untuk mengekspor barang ke luar
negeri, tetapi kita tidak punya cukup uang untuk memproduksi barang yang akan diekspor
tersebut, kita bisa mencoba untuk meminta pembeli untuk membayar di muka sebagian. Uang
yang kita dapatkan ini bisa kita gunakan untuk memproduksi barang yang telah dipesan. Untuk
mendapatkan uang muka tersebut, kita juga bisa mencoba mengajukan aplikasi kredit ekspor ke
bagian Trade Services di Bank, dengan menunjukkan sales contract yang sudah ditandatangani
untuk mengekspor sejumlah barang serta dokumen lain yang diperlukan. Dengan menunjukkan
kepastian pembelian barang dari mitra di luar negeri, akan lebih mudah bagi kita untuk
memperoleh fasilitas kredit dari bank. Cara ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis yang
mengekspor barang ke luar negeri ataupun yang mengimpor barang dari luar negeri.
Perantara. Tidak ada modal bukan merupakan alasan bagi kita untuk tidak memulai usaha. Ada
banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memulai bisnis dengan modal dengkul. Salah satunya
adalah dengan bertindak sebagai perantara. Di sini kita bertindak seperti perantara antara
produsen (pemilik barang) dan konsumen (pembeli barang). Kita bisa membantu orang yang
memiliki barang untuk menjualkan barangnya kepada konsumen. Lalu kita bisa menjualkan
barang tersebut di tempat usaha kita (dengan cara konsinyasi). Setelah barang terjual, kita bisa
mendapatkan komisi dari hasil yang terjual. Uang yang berhasil kita kumpulkan, bisa kita
gunakan untuk mengembangkan bisnis kita lebih lanjut. Cara ini digunakan oleh Charles Scwab
dengan bisnis pialangnya yang menjadi perantara dalam penjualan saham dan surat-surat
berharga lainnya.
Jual Keahlian. Jika kita memiliki keahlian ataupun pengalaman berharga di suatu bidang yang
jarang dimiliki orang lain, kita bisa mencoba menjual keahlian dan pengalaman kita tersebut
untuk membantu orang lain dalam melakukan bisnis mereka. Jika kita memiliki pengalaman dan
keahlian di bidang IT, kita bisa menawarkan pengalaman dan keahlian kita sebagai solusi bagi
bisnis orang lain. Jika kita memiliki keahlian dalam bidang bahasa Inggris, kita bisa menawarkan
jasa terjemahan dokumen, interpreting dalam seminar ataupun pertemuan bisnis, maupun
pelatihan bahasa Inggris bagi pelaku bisnis. Jika kita memiliki keahlian dalam musik, kita bisa
menawarkan keahlian kita untuk menghibur orang lain di berbagai acara, ataupun melatih orang
lain untuk memainkan alat musik yang bisa kita mainkan. Para konsultan bisnis, konsultan
pendidikan, artis, dan olahragawan profesional menggunakan strategi ini untuk meraih sukses.
Pada prinsipnya, jika kita sudah bertekad untuk memulai sebuah bisnis, uang bukanlah modal
utama. Yang perlu dimiliki adalah keberanian, keyakinan, dan ketekunan. Setelah itu, untuk
memulai usaha, kita tidak perlu menunggu sampai modal besar terkumpul. Kita bisa
mendapatkan modal dari berbagai sumber, antara lain dengan menjual ide, menerapkan
manajemen ala restoran padang, memenangkan kepercayaan mitra bisnis sehingga mereka
bersedia bayar di muka untuk jasa yang kita tawarkan, menjadi perantara ataupun menjual
keahlian kita sebagai solusi bagi orang lain. Jadi, siapa bilang kita tidak bisa memulai usaha
dengan ”modal dengkul”?n

BENARKAH CARA SAYA


MEMULAI USAHA
Oleh: Mike Rini

Dikutip dari CBN CyberSHOPPING

Saya seorang wanita pekerja di sebuah perusahaan swasta di Bandung


yang telah bekerja selama 10 tahun. Baru-baru ini, perusahaan sedang
merugi dan berencana utk melaksanakan PHK. Menyiasati kondisi ini,
saya mulai pasang kuda-kuda untuk memulai usaha lain. Yang ada
dalam benak saya adalah bisnis butik khusus pakaian muslim. Langkah
awal yang saya ambil adalah ikut kursus menjahit. Kursus saya ikuti
disaat jam istirahat kantor (2jam).

Yang menjadi pertanyaan saya adalah:

1. Tepatkah langkah awal ini saya ambil sebelum menyiapkan modal


berupa uang
2. Mungkinkah saya menjalankan bisnis butik ini tanpa bekal
keterampilan menjahit?

Terima kasih

Eka Dewi-Bandung

Jawaban:

Halo Eka,

Memang tidak ada sesuatupun di dunia yang abadi, dan hal ini
termasuk pekerjaan. Anda bisa saja kehilangan pekerjaan karena
beberapa sebab, misalnya terjadi risiko kecelakaan atau sakit yang
menyebabkan kehilangan kemampuan untuk bekerja. Begitu juga
dengan keputusan perusahaan untuk mem-PHK kan karyawannya, juga
bisa membuat Anda kehilangan pekerjaan. Akibatnya biaya hidup tidak
lagi bisa dibiayai sebab penghasilan terhenti. Berbeda dengan risiko
kehilangan kemampuan untuk bekerja karena kecelakaan atau sakit
tadi, disini Anda bisa mengambil asuransi untuk mengantisipasi risiko
tersebut. Namun adanya PHK bukanlah Anda yang kehilangan
kemampuan bekerja, tetapi perusahaan kehilangan kemampuan atau
tidak lagi mempunyai kapasitas untuk memperkerjakajan anda.
Sayangnya, risiko PHK sampai saat ini belum bisa di-cover oleh
asuransi

Namun karena Anda masih mampu bekerja, maka akibat finansial yang
ditimbulkannya adalah temporer atau sementara waktu.Artinya
penghasilan Anda memang terhenti sementara waktu, namun begitu
Anda mendapatkan penghasilan baik dengan mendapatkan pekerjaan
kembali, membuka usaha atau yang lainnya maka ada pemasukan
yang bisa digunakan untuk membayar biaya hidup Anda kembali .
Karena itu untuk membayar biaya hidup selama belum mendapatkan
penghasilan kembali persiapkanlah sejumlah Dana Cadangan sebesar
6 s/d 12 kali pengeluaran keluarga perbulan. Walaupun terkena PHK
namun biaya hidup tetap berjalan, karena selama belum mendapatkan
penghasilan siapkanlah sejumlah Dana Cadangan yang cukup untuk
membiayai kebutuhan hidup. Besarnya Dana Cadangan bervariatif
namun bisa Anda tetapkan sesuai dengan optimisme anda mengenai
kapan bisa mendapatkan penghasilan kembali. Jika saat ini Anda sudah
memiliki simpanan tunai sebesar jumlah tersebut, maka pisahkan
tersendiri terpisah dari rekening investasi yang lain. Hal ini dilakukan
untuk mencegah agar uang Anda tidak cepat habis, dan juga tidak
mengganggu investasi lainnya.

Selanjutnya setelah PHK Anda tentunya harus beerusaha mendapatkan


penghasilan kembali. Bagaimana Anda bisa mendapatkan penghasilan
kembali berikut ini adalah beberapa caranya:

1. Bekerja kembal di perusahaan lain, Anda akan kembali


mendapatkan penghasilan berupa gaji
2. Membuka usaha, Anda akan mendapatkan penghasilan berupa
pendapatan usaha.
3. Berinvestasi, Anda akan mendapatkan penghasilan berupa return
hasil investasi

Dengan demikian dapat kita lihat langkah yang Anda lakukan saat ini
untuk mempersiapkan PHK tersebut, dengan mengambil kursus
menjahit sudah tepat. Harapannya dengan mempunyai bekal
keterampilan menjahit maka bisa menjadi modal keahlian untuk
membuka usaha butik muslimah nanti. Sehingga setelah PHK Anda
bisa mendapatkan penghasilan dari pendapatan usaha.

Dalam menjalankan usaha butik muslimah, Anda memang tidak harus


mengusai bidang jahit menjahit. Sebab sebuah butik tidak harus
memproduksi pakaiannya sendiri, Anda bisa saja membeli atau
memesan dari pihak lain. Kemampuan membaca selera pasar serta
pilihan target pasar yang tepat, didukung promosi serta tata tertib
administrasi usaha yang baik, merupakan langkah awal dalam
menjalankan bisnis butik. Namun dengan keahlian menjahit merupakan
modal keahlian yang bisa membangkitkan kreatifitas Anda dalam
memilih gaya, ciri khas dari busana muslimah yang Anda jual. Gaya &
ciri kas ini menjadi sangat penting agar butik Anda mempunyai nilai
lebih dibandingkan butik sejenis. Saran saya jangan hanya ambil kursus
menjahit, kalau memungkinkan tingkatkan keahlian Anda terus menerus
dengan mengambil kursus yang juga menunjang bisnis Anda nanti
misalnya kurus bordir, payet, smock, kursus manajemen
kewirausahaan, kursus pembukuan dan lain-lain. Sebagai pimpinan
usaha, Anda memang tidak harus menjalankan segala sesuatunya,
namun pengetahuan secara umum akan membuat Anda jauh lebih
percaya diri dalam menjalankan usaha.

Jangan lupa, jika Anda mendapatkan Uang Pesangon, gunakanlah


sebaik-baiknya jangan dihambur-hamburkan. Prioritaskanlah untuk
membayar kewajiban atau hutang yang berjalan kemudian membentuk
Dana Cadangan, dan modal usaha.

Salam,
Mike Rini
Perencana Keuangan

http://www.perencanakeuangan.com/files/CaraMemulaiUsaha.html

8 Langkah Memulai Usaha


Apabila anda ingin memulai suatu usaha, tidak ada salahnya
mengikuti delapan langkah berikut ini :

MENGETAHUI / MENGENALI DIRI ANDA SENDIRI


“Corak/Sifat-sifat Keberhasilan” berikut ini kelihatannya banyak ditemukan pada diri
para wirausahawan yang berhasil:
Orang yg memulai sendiri ? Pekerja keras
Berorientasi pada orang ? Berani atau tidak ragu dlm membuat keputusan
Pemimpin ? Terpercaya, kata-katanya dapat dipegang
Menikmati tanggungjawab ? Tekun/ulet
Terorganisir/ teratur ? Sehat
Disamping itu hal-hal berikut ini akan berpengaruh terhadap usaha apapun yang anda
jalankan
Pengalaman kerja pada masa lalu tentunya akan menentukan jenis usaha yang akan
dimulainya.
Menjalankan usaha adalah lebih mudah jika anda sudah kenal dengan produk atau jasa,
dan industrinya.
Memulai usaha-baru jauh lebih rumit kala anda mencoba untuk melakukan keduanya
pada saat yang bersamaan (cari pengalaman dan mencari tahu tentang produk).

MERENCANAKAN
Suatu rencana usaha yang baik merupakan garansi untuk keberhasilan. Menurut beberapa
survei, perencanaan yang benar merupakan faktor penentu utama bagi kelangsungan
hidup dan pertumbuhan suatu usaha.
Rencana usaha itu dibuat karena tiga alasan mendasar:

1. untuk menentukan kelayakan,


2. untuk menyediakan dokumen tertulis,
3. dan untuk membimbing penanganan usaha yang sesungguhnya.
Sebuah rencana usaha harus mendokumentasikan aspek-aspek usaha seperti pemasaran,
pengorganisasian, dan keuangan.
Anda harus merencanakan pemulaian suatu usaha untuk menentukan apakah
perusahaannya akan mendapatkan keuntungan atau kerugian — di atas kertas — sebelum
ia berhenti dari pekerjaannya (pada saat ini), mengambil kredit modal untuk kedua
kalinya dengan menjadikan rumahnya sebagai jaminan/agunan, dan membuat komitmen
dengan (meyakinkan) sanak-keluarga dan kerabat tentang kemungkinan resiko dan
keuntungannya.
Andalah yang harus menentukan berapa besar jumlah modal yang diperlukan untuk
memulai dan menjalankan usaha sampai usaha tersebut dapat membiayai dirinya
(mandiri).
Klien juga harus secara ketat menguji kebutuhan keuangan dirinya sendiri, karena
kebanyakan usaha baru pada masa-masa awalnya tidak dapat menggaji pemiliknya.
Pemberi pinjaman (bank) dan penanam modal berharap untuk dapat melihat suatu
rencana usaha. Suatu rencana resmi yang tertulis akan menunjukkan kepada mereka
bahwa klien telah melakukan “pekerjaan rumahnya” dan telah mengembangkan gagasan
usaha yang dapat dilaksanakan.

PENDANAAN
Langkah berikutnya yang harus diayunkan oleh klien adalah bagaimana mencari atau
mendapatkan dana untuk modal.
Pertama ia mungkin harus bersedia untuk mengorbankan tabungan pribadinya, dan
menggunakan harta milik pribadi sebagai jaminan untuk pinjam uang.
Para penyedia pinjaman dan penanam modal biasanya akan mensyaratkan “(dokumen-
dokumen) keabsahan” sebagai berikut:
Tekat/komitmen atas keuangan pribadi yang terbesar,
Pendapatan dari usaha cukup untuk membayar hutang/pinjaman;
Agunan dalam jumlah yang setara (bahkan seringkali lebih besar) dengan nilai pinjaman;
dan
Pengalaman klien dalam mengelola usaha dari jenis yang sama/serupa.

HAL-HAL LEGAL (UU, Peraturan, Ijin, dsb)


Anda sepatutnya memperoleh saran dari seorang ahli hukum, agen asuransi, dan akuntan
sebelum memutuskan tentang apakah usahanya akan hanya dimiliki sendiri (sole
proprietorship), menjalin kemitraan (partnership), atau dalam bentuk perseroan
(incorporation).
Penyingkapan terhadap pertanggungjawaban mungkin merupakan pertimbangan yang
paling penting dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan.

Jika klien akan punya penanam modal, bentuk perseroan sepertinya akan lebih tepat.
PENYIMPANAN CATATAN (Pemeliharaan dari Rekaman) *)
*) Sering disebut sebagai Pembukuan dalam hal-hal yang berkait dengan keuangan

Suatu sistem penyimpanan catatan/data atau sistem pembukuan keuangan yang baik
adalah penting untuk menyediakan/memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
pemerintah, penanam modal, dan peminjam uang (bank). Catatan atau rekaman amat
sangat penting untuk tujuan perencanaan dan pengawasan. Klien harus tahu berapa
banyak uang yang dihasilkan, apa saja pengeluaran yang dilakukan, adakah keuntungan
atau kerugian, siapa saja yang berhutang kepada usaha ini, dan kepada siapa saja usaha
ini berhutang. Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan sistem pemeliharaan atau
penyimpanan catatan atau data (keuangan) yang baik. Catatan atau rekaman atau
pembukuan yang harus dimiliki oleh suatu usaha yang baru meliputi:
Buku Register Cheque yang menunjukkan setiap cheque yang dikeluarkan, tanggal dan
jumlah uang pada cheque, penerima check, dan uraian singkat tentang jenis pengeluaran.
Jurnal Penerimaan Kas yang memperlihatkan uang yang diterima atau masuk, tanggal
penerimaan, jumlah uang yang diterima, nama pembayar, dan uraian jenis penerimaan.
Buku Besar Rekening yang Harus Diterima (Accounts receivable ledger), atau Buku
Besar Piutang, yang mendaftarkan uang-uang yang masih belum diterima, yang
merupakan kewajiban dari pelanggan anda untuk membayarnya kepada perusahaan anda.
Buku Besar Rekening yang Harus Dibayarkan (Accounts payable ledger), atau Buku
Besar Hutang, yang mencatat tagihan-tagihan yang masih belum dibayar oleh perusahaan
anda kepada penyedia jasa atau barang (vendors).
Jurnal penggajian/pengupahan yang digunakan untuk menelusuri pembayaran atau
penggajihan kepada karyawan dan ini mencakup hal-hal seperti pendapatan kotor dan
pendapatan bersih, pajak pendapatan perorangan, dan berbagai macam potongan gaji
lainnya, dan
Buku Besar Pengendalian Inventaris (Inventory control ledger) yang mencatat inventaris
yang dibeli, inventaris yang dijual, dan inventaris yang masih ada. Buku Besar Inventaris
ini hanya cocok yang memiliki inventaris dalam jumlah besar.
ASURANSI
Anda harus memastikan diri bahwa ia mempunyai semua cakupan (coverage) asuransi
sebelum membuka suatu usaha. Anda harus berbicara dengan agen asuransi tentang
perlindungan atas harta milik/kekayaan, hutang/pertanggungjawaban, kompensasi untuk
karyawan, kendaraan, gangguan usaha, kesehatan, dan asuransi jiwa. Klien harus
memperoleh “penawaran” dari beberapa agen asuransi, baru kemudian membeli asuransi
dari satu agen saja. Hal ini akan memungkinkan klien memperoleh layanan atau jasa yang
lebih baik. Semua polis asuransi harus ditinjau setiap tahun — sejalan dengan
pertumbuhan usaha, maka kebutuhan asuransipun akan meningkat.

PERPAJAKAN
Klien harus mulai mengayunkan langkah kanan dengan mempelajari apa saja yang
disyaratkan atau dituntut. Mereka harus menghadiri berbagai seminar dan lokakarya serta
berjumpa dengan seorang akuntan. Klien mungkin perlu mendaftarkan diri dan usahanya
pada beberapa instansi pemerintah pusat atau daerah.

MENCARI PERTOLONGAN / BANTUAN


Mereka harus membuat “tim penasehat yang profesional” , terdiri dari konselor usaha
dari KKB, penasehat hukum, bankir, dan agen asuransi.
Pemilik usaha yang berhasil seringkali mendapat bimbingan dari wirausahawan yang
berhasil yang dijumpainya pada pertemuan Kamar Dagang (Indonesia) dan dengan
organisasi usaha terkait lainnya. Jika anda akan meminta nasihat dan akan
mendengarkannya, peluang keberhasilan akan semakin meningkat/luas.
Sebagai penutup, siapa yang gagal dalam merencanakan, maka rencanakanlah untuk
gagal. Siapa yang gagal bersiap diri, maka siapkanlah diri anda untuk gagal (those who
fail to plan, plan to fail). Klien harus meluangkan waktu untuk membuat rencana
usahanya dan belajar sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan besar seperti itu.
Hanya dengan begitulah maka impian untuk memiliki usaha akan menjadi kenyataan.

catatan yang penting :

Statistik jumlah pengusaha yang sukses membuktikan bahwa mereka yang memulai
usaha dengan prinsip “melakukan” dahulu lebih banyak dibanding dengan mereka yang
“merencanakan” dahulu baru “melakukan”.
dan hanya sedikit yang melakukan keduanya, “(merencanakan dan melakukan)” dan
mereka ini adalah konglomerat dan pengusaha yang “sangat sukses”.
YR
disarikan dari DepKopUKM

You might also like