Professional Documents
Culture Documents
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang
bersangkutan untuk mnyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduk.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya.
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah
PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
1
Sadono Sukirno, 1994;10
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA
dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak.
Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan
kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun
menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya
manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
3. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau
lembaga internasional lainnya.
2
Case dan Fair, 1999;326
4. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya
(tenaga kerja dan modal)3.
Ekonomi Regional
Ilmu Ekonomi Regional adalah cabang dari ilmu ekonomi yang memasukkan unsur
lokasi di dalam pembahasannya. Ilmu ini juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang
terkait dengan wilayah, sehingga lebih serasi dan tepat untuk diaplikasikan dalam
berbagai kebijakan pembangunan wilayah. Dengan demikian, ilmu ini sangat diperlukan
di dalam mengatur berbagai kebijakan ekonomi wilayah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang
Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta, sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan adalah sebesar Rp.2.768.787,17 Juta. Dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang, PDRB per kapita adalah sebesar
Rp.5,042 Juta. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun
2007, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%. Pada tahun 2003, PDRB
per kapita atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp.863.517 sedangkan pada tahun
2007 adalah sebesar Rp.1.042.682.
Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Ciputat Timur yaitu sebesar
Rp.1.678.739,29 Trilyun atau 31,93% dari total PDRB sedangkan yang terkecil adalah
Setu dengan Rp.71.045,74 Trilyun atau 1,35%
3
Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651
Struktur Ekonomi
Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan
didominasi oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%) dan
perdagangan hotel dan restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi
cukup besar adalah jasa-jasa (17,39%) dan bank, persewaan dan jasa perusahaan
(15,40%). Lima sektor lain masing-masing memberikan kontribusi di bawah 10%.
(Gambar 8.1)
Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan
didominasi oleh sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel
dan restoran; jasa-jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan
kontribusi hampir 90%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih;
dan konstruksi) memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer (pertanian;
pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dilihat
kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder
mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat
kontribusinya.
Tabel 1
Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H Berlaku Menurut Kecamatan dan Lapangan Usaha
Tahun 2007 (Juta Rupiah)
Tabel 2
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H Berlaku Menurut Kecamatan dan Lapangan Usaha
Tahun 2007 (Juta Rupiah)
Gambar 1.
Struktur ekonomi berdasarkan PDRB atas dasar harga
berlaku tahun 2007
Tabel 3
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H Konstan 2000 Menurut Kecamatan
Tahun 2004 - 2007 (Juta Rupiah)
Gambar 2.
Perkembangan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000 Tahun 2004 – 2007
Tabel 4
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H Berlaku Menurut Kecamatan
Tahun 2004 - 2007 (Juta Rupiah)
Tabel 5
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita
A.D.H Berlaku Menurut Kecamatan
Tahun 2004 - 2007 (Juta Rupiah)
Tabel 6
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2003 - 2007 (Juta Rupiah)
Tabel 7
Perkembangan Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2003 - 2007 (Juta Rupiah)
Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 diatas, struktur
ekonomi Kota Tangsel didimonasi oleh sektor lapangan usaha angkutan dan komunikasi
(30,29 persen) dan perdagangan hotel dan restoran (26,81 persen). Adapun sektor lain
yang memberikan kontribusi yang cukup besar adalah jasa-jasa (17,37 persen) dan bank,
persewaan dan jasa perusahaan (15,40 persen). Lima sektor lain masing-masing hanya
memberikan kontribusi di bawah 10 persen.
”KotaTangsel ini lebih dikenal sebagai Kota perdagangan dan Jasa. Karena hampir 90
persen lebih banyak pergerakannya menyangkut barang dan jasa”,
Laju perekonomian Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang begitu pesat, bahkan pada
2010 ini, lebih tinggi dari delapan kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten. Dan
Hal itu diungkapkan , Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah, dihadapan wartawan saat
buka puasa bersama, di pondok pesantren Alamanah Algontori, Pondok Aren, Senin
(6/9/2010) malam.
"Pertumbuhan ekonomi Kota Tangsel 8,5 persen. Tertinggi diseluruh kabupaten dan kota
yang ada di Provinsi Banten,".
Sebagai kota pemekaran baru, Kota Tangsel, memiliki potensi yang sangat besar jika
dikelola dengan baik. Seperti perdagangan dan jasa, perumahan-pemukiman, rumah sakit
berstandar internasional dan pendidikan. Jika dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota
Tangerang yang banyak dikelilingi pabrik, Kota Tangsel jauh lebih produktif
menghasilkan sumber pendapatan.
"bahkan Gubernur Banten juga menyatakan akan bekerjasama dengan Bank Indonesia
(BI) untuk mengetahui lebih jauh lagi potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
yang ada di Kota Tangsel,"
UMKM merupakan potensi lain yang juga harus dikembangkan kota Tangerang Selatan.
Karena, wadah itu sangat cocok dengan lingkungan masyarakat Kota Tangsel yang terus
mengembangkan potensi perdagangan dan jasa.
"Dalam segi kualitas pendidikan, Kota Tangsel juga lebih bagus dari kawasan Cilegon
maupaun kota dan kabupaten di Provinsi Banten,"