Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1. Aditya Rengganis K.T NIM. 3.32.06.0.03
2. Peni Asmawati NIM. 3.32.06.0.21
3. Sri Lestari NIM. 3.32.06.0.23
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing Lapangan
M. Hasanudin
NIK. TFG95120016
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Penulis
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul............................................................................................... i
Halaman Pengesahan..................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................... iv
Daftar isi......................................................................................................... vi
Daftar Gambar............................................................................................... ix
Daftar Tabel................................................................................................... x
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 1
1.3 Pembatasan Masalah................................................................................ 2
1.4 Metode Penyusunan................................................................................. 2
1.5 Sistematika Penyusunan........................................................................... 2
V. Penutup
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 59
5.2 Saran.......................................................................................................... 59
Daftar Pustaka.............................................................................................. 61
Daftar Lampiran........................................................................................... 62
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass............ 7
Gambar 2 Rangkaian Alat Proses di Unit Batch Plant................................... 16
Gambar 3 Rangkaian Alat Proses di Unit Annealing...................................... 24
Gambar 4 Rangkaian Alat Proses di Unit Pengasaman Kertas...................... 27
Gambar 5 Rangkaian Alat Proses di Unit Pemotongan Kertas...................... 28
Gambar 6 Rangkaian Alat Proses di Unit Cutting.......................................... 45
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Spesifikasi dan Mekanik Kaca.................................................. 36
Tabel 2 Komposisi Kaca ................................................................................ 37
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan dan sebagai salah
satu syarat dari Tugas Akhir.
BAB I. Pendahuluan
Menguraikan tentang urutan kerja dari proses pemotongan kaca, Diagram Ladder
dari sistem PLC pada proses pemotongan kaca, Analisa dan perbaikan trouble
mesin potong, Langkah penggantian alamat pada PLC Omron, Pengecekan Photo
Electric, dan Trouble shoting mesin potong.
BAB V. Penutup
BAB II
PT. Tossa Shakti And Group didirikan pada bulan agustus pada tahun
2000. Pada awalnya PT. Tossa Shakti And Group bergerak di bidang perakitan
sepeda motor kemudian dikembangkan ke transportasi (angkutan darat dan laut)
truk dan kapal. Setelah itu berkembang ke dealer dan after sales services.
PT. Tossa Shakti And Group memiliki beberapa unit produksi, diantaranya
adalah :
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass juga merupakan salah satu unit
produksi di bawah bendera Tossa Shakti Group. PT. Tossa Shakti Unit Figured
Glass mulai rancang bangun pada tahun 2002, sedangkan pada tahun 2003 mulai
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
terealisasi. Pabrik kaca ini mulai heating up pada tanggal 27 Februari 2004.
Pemanasan dilakukan selama 1 sampai 2 minggu untuk mencapai suhu yang
diinginkan, yaitu sekitar 1520 0C. Setelah 1 sampai 2 bulan pabrik baru mulai
berproduksi.
Dari data-data tersebut maka output atau produk yang dihasilkan dari
pabrik ini akan terjaga kualitas dan kestabilannya. Untuk tujuan tersebut standar
produk yang digunakan sebagai acuan dasar adalah standar ASTMC. 1036-91
tentang produk figured glass. Produk pertama yang diproduksi oleh PT. Tossa
Shakti Unit Figured Glass adalah kaca bermotif, kemudian kaca dengan warna
biru bermotif dan kaca hijau bermotif.
Meskipun PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass belum berumur lama, tapi
Unit Figured Glass ini sudah mencapai pasar local dan pasar eksport yang tinggi.
Kapasitas produksi PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass mencapai 25.550
ton/tahun atau 70 ton/hari.
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass berlokasi di Jalan Rya Semarang
Kendal Km. 19 Desa Mangir Kaliwungu Kendal Jawa Tengah. Dipilih lokasi ini
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
karena PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass membutuhkan lahan yang luas. Dan
ini tersedia di Desa Mangir Kaliwungu. Dalam hal ini lokasi pabrik sangat penting
untuk menentukan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan
kegiatannya. Dipilih Desa Mangir Kaliwungu sebagai lokasi dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Transportasi
Bentuk struktur organisasi PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass dapat dilihat pada
Gambar 1.
Direktur
Kepala Pabrik
Quality Assurance
Ka. Dept. QC, Ka. Dept. Ka. Dept. Ka. Dept. Personalia Marketing
Lab, R&D Produksi Maintenanc Logistik Unit
e
2.4 Ketenagakerjaan
2.4.1. Karyawan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass mempunyai kurang lebih 187
orang karyawan yang masing-masing telah menyelesaikan masa
training ± 3 bulan dan telah disyahkan dengan surat keputusan
pengangkatan karyawan dari pimpinan perusahan. Karyawan PT.
Tossa Shakti Unit Figured Glass dibagi menjadi karyawan shift dan
karyawan non shift, terdiri dari 100 orang karyawan shift dan 87 orang
karyawan non shift.
Jam kerja karyawan PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass diatur
dengan metode shift. Adapun pembagian jam kerja karyawan dibagi
menjadi dua golongan, yaitu :
Mulai jam 07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB untuk hari
Senin sampai Kamis dengan waktu istirahat jam 12.00 – 13.00
WIB (1 jam)
Mulai jam 07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB untuk hari
Jumat dengan waktu istirahat jam 11.30 – 13.00 WIB (1.5 jam)
Mulai jam 07.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB untuk hari
Sabtu.
Libur (off) 1 minggu 1 hari, yaitu setiap hari Minggu.
Bagi karyawan shift tidak ada jam istirahat, untuk sholat dan
makan diberikan waktu secukupnya dan dilakukan bergantian. Sebagai
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
BAB III
DISKRIPSI PROSES
a. Bahan Utama
Terdiri dari : silica sand, dolomite, soda ash, dan cullet.
b. Bahan Tambahan
Terdiri dari : salt cake, limestone, feldspar, coal, dan sodium nitrat.
c. Pewarna
Seperti cobalt oxide, iron oxide dan potassium/sodium dichromate.
1. Silica Sand
2. Dolomite
3. Soda Ash
Soda Ash dapat diperoleh dari Tianjin, RRC. Soda Ash merupakan
sumber Na2O yang berfungsi untuk mempercepat peleburan bahan
baku. Dalam tiap harinya dibutuhkan 10.620 Kg untuk pembuatan
kaca. Fungsi dari Soda Ash adalah untuk menurunkan temperatur
devitrifikasi dan untuk mempermudah proses refining. Bentuk dari
soda ash ini adalah serbuk dan berwarna putih.
4. Cullet
Cullet merupakan pecahan kaca atau produk kaca yang tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Cullet merupakan produksi
pabrik yang sudah diketahui komposisinya. Sedangkan cullet yang
dibeli dari luar diteliti terlebih dahulu komposisinya dan disesuaikan
dengan standar. Cullet yang berasal dari produk sendiri :
5. Saltcake
6. Limestone
7. Feldspar
- Potassium feldspar
- Sodium feldspar
- Lime feldspar
8. Coal
dengan feldspar, silo 5 diisi dengan saltcake, dan silo 6 diisi dengan
limestone.
Untuk Silica sand masuk ke dalam silo 1, pada silo ini dipasang
vibrator yang berfungsi sebagai penggetar silica sand yang terdapat
pada silo 1 agar mudah turun. Di bagian bawah silo terdapat gate yang
berfungsi sebagai pengatur banyaknya pasir silika yang masuk ke
dalam feeder feeling. Jumlah bahan baku yang masuk ke dalam feeder
feeling jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan feeder
discharge. Ini dimaksudkan agar pada saat penimbangan masih ada
pasir silika yang tersisa pada feeder feeling, karena jika tidak terdapat
sisa pada feeder feeling maka komputer tidak dapat bekerja. Kemudian
pasir silika masuk ke dalam weight hopper 1 yang dilengkapi dengan
Toledo yang berfungsi untuk menimbang bahan baku sesuai dengan
jumlah yang diinginkan. Lalu dikeluarkan melalui feeder discharge. Di
sini bahan baku sudah sesuai dengan jumlah yang diinginkan untuk di
proses lebih lanjut. Setelah itu pasir silika ditampung dalam buffer
hopper sebelum di proses dalam mixer.
1 2 3 4 5 6
9 7
10 12
11
Keterangan :
Spesifikasi Alat
1. Buffer Hopper
Fungsi : sebagai tempat penampungan bahan baku sementara sebelum
masuki ke mixer.
2. Mixer
Tipe : QH 500 L
Kapasitas : 500 L
Daya : 15 KW
3. Belt Conveyor 1
Tipe : TD 75B650
Panjang : 8.2 m
4. Belt Conveyor 2
Tipe : TD 75B650
Panjang : 22.84 m
Kemiringan : 13.540
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
5. Batch Bin
Fungsi : sebagai tempat penampungan batch dan cullet sebelum masuk
ke dog house yang selanjutnya akan diumpankan ke melter.
Raw material yang pertama meleleh adalah soda ash, yang meleleh
pada suhu 8500C dan selanjutnya diikuti oleh salt cakeyang meleleh
pada suhu 8940C. Untuk cairan sodium karbonat selanjutnya bereaksi
dengan silika menghasilkan sodium silikat dan dianggap penambah
silika ke dalam cairan kaca akan membebaskan karbon dioksida,
limestone dan dolomite pecah menjadi oksidanya pada temperatur
sama dengan suhu lelehnya soda ash. Karbon ditambahkan pada bacth
untuk mereduksi saltcake menjadi sodium sulfit, reaksi ini
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Work End berfungsi mendinginkan susu dari aliran kaca, dan akan
siap masuk pada forming. Di daerah ini cairan kaca bergerak dengan
kecepatan yang cukup lambat seiring penurunan temperatur sampai
cairan kaca siap ditarik menjadi lembaran kaca dan dibentuk di
forming. Udara juga digunakan di sini untuk menurunkan temperatur
sebelum cairan masuk pada work end pada saat melewati throat. Udara
dihembuskan oleh blower throat Throat berfungsi sebagai valve antar
melter dan work end, sebagai cooling melter (pendingin) dan sebagai
skimmer (pencampur) molten.
Spesifikasi Alat
1. Blower Chimney
Daya : 37 KW Tipe : Y225 S-4
Tegangan : 380 Volt Kecepatan putaran : 1480 rpm
Arus : 70.4 Ampere Jumlah : 2 unit
Frekuensi : 50 Hz CAP : 21000 m3/jam
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
2. Blower Combustion
Daya : 11 KW Tipe : Y160 M-4
Tegangan : 380 Volt Kecepatan putaran : 1460 rpm
Arus : 22.6 Ampere Jumlah : 2 unit
Frekuensi : 50 Hz CAP : 9000 m3/jam
3. Blower Tank Fan
Daya : 30 KW Kecepatan putaran : 1470 rpm
Tegangan : 380 Volt Jumlah : 2 unit
Arus : 56.8 Ampere CAP : 39000 m3/jam
Frekuensi : 50 Hz
4. Blower Throath
Daya : 10 HP / 7.5 KW Kecepatan putaran : 1460 rpm
Tegangan : 380 Volt Berat : 80 Kg
Arus : 16.2 Ampere Tipe : TECO
Frekuensi : 50 Hz
a. RO-LB
RO-LB terletak horisontal sebelum mesin forming.
Bahan : Silimanite
Panjang : 1,1 m
Fungsi : - untuk lewatnya molten ke mesin forming
- untuk mengumpankan molten glass ke roll.
b. RO-IS
RO-IS terletak di sebelah kanan dan kiri mesin forming, di atas batu
RO-LB yang berada di sebelah kanan dan kiri.
Bahan : Silimanite
Panjang : 15 cm
Fungsi : - sebagai penahan molten glass agar tidak melebar ke
samping
- sebagai pembatas lebar kaca.
Spesifikasi Alat
1. Zona A
Suhu pada zona A sekitar 6050C. Pada zona ini terdapat 1 blower
yang dihubungkan dengan zona B, yang fungsinya untuk memberikan
udara pendingin kaca apabila suhu di zona ini sudah melebihi set point.
Dalam jenis aliran blower adalah counter current yang sifat alirannya
perlahan-lahan, mempuyai akumulasi besar dan deltanya sama. Zona A
merupakan pendinginan dengan sistem kerja tidak langsung / tertutup
atau zone permanent stress dimana colling speed dan penurunan suhu
sekecil mungkin. Pada zona ini juga terdapat heater, yang fungsinya
untuk mempertahankan suhu kaca apabila kurang dari set point.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
2. Zona B
3. Zona C
Pada zona C suhu sekitar 3200C. Bagian atas dan bawah terdpat
pendigin langsung dari blower yang berfungsi untuk memberikan
udara pendingin secara bertahap pada kaca agar suhunya tidak turun
secara drastis. Disini tidak terdapat heater karena suhu ynag
diinginkan lebih kecil.
5. Zona F
bagian pendinginan angin. Untuk sebelah utara terdiri dari F1, F2, F3,
dan F4. Pendinginan sisi utara lebih basar dibandingkan dengan zona F
bagian selatan yang terdiri dari F5, F6, F7, dan F8, karena disini
diharuskan kaca bisa sedingin mungkin agar proses pada cutting kaca
tidah pecah pada saat dipotong disebabkan suhu masih tinggi. Suhu
keluar annealing sekitar 880C. Zona D sampai zona F merupakan
temporary stress dimana kaca akan pecah pada keadaan panas. Setelah
keluar dari annealing maka kaca perlu didinginkan lagi dengan
menggunakan kipas agar suhu kaca bisa lebih kecil sebelum masuk ke
proses cutting.
F1 F3 F5 F7
Z Z
o o
Zone F n n Zone Zone Zone A
e e C B
E D
F2 F4 F6 F8
Spesifikasi Alat
1. Roll (Siemens)
Jumlah : 60 dari zona A – F
Daya : 7.5 KW
Arus : 18.4 Ampere
Frekuensi : 50 Hz
2. Heater
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Jumlah : 12 (zona B)
Daya : 12 KW
Fungsi : untuk memanaskan kaca apabila suhu di dalam tungku
annealing di bawah set point.
3. Blower Zona AB
Tipe : ACEC Kecepatan putaran : 1370 rpm
Daya : 3 KW Frekuensi : 60 Hz
Tegangan : 220 A / 3800
4. Blower Zona C
Tipe : ACEC Kecepatan putaran : 1370 rpm
Daya : 4 KW Tegangan : 220 A / 380 0
Frekuensi : 60 Hz
5. Blower Zona F
Tipe : ACEC Kecepatan putaran : 1755 rpm
Daya : 18.5 KW Tegangan : 220 A / 3800
Frekuensi : 60 Hz Debit : 500 m3/menit
Setelah melewati cutter LCM dan CCB kaca yang sudah dipotong
perlu disempurnakan lagi supaya potongan menjadi lebih baik. Proses
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Pengasaman Kertas
3
4
7
5
1
8
2
Keterangan :
8. Gear pengencang
9. Motor penarik
1 2 3
Keterangan :
Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat yang terdapat pada unit cutting
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
8. Selenoide Valve
Fungsi : untuk menggerakkan pneumatic roll snaping tengah
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
1. Packing Local
2. Packing Export
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
3.2 Utilitas
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Spesifikasi Alat
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Tenaga listrik yang diperoleh dari genset ini dihasilkan oleh 3 buah
generator. Genset digunakan apabila tenaga listrik dari PLN padam
pada jeda waktu pergantian PLN ke genset, UPS ( Unit Power System)
otomatis akan menyala kurang lebih 10 menit agar proses produksi
tidak terhenti. Dari ketiga generator yang ada, hanya digunakan 2 saja
dan dilakukan secara bergantian. Genset hanya digunakan sebagai
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
a. MFO
b. Residu
c. Solar
Pada sub bab ini akan dibahas lebih lanjut tentang laboratorium dan quality
control.
3.3.1 Laboratorium
1. CaO
a. Penurunan viskositas
b. Penaikan konduktivitas panas
c. Penaikan temperature annealing
d. Penaikan kekuatan mekanik
e. Penaikan thermal endusance
f. Penaikan durability kaca
g. Penurunan koefisien ekspansi
2. MgO
3. Al2O3
a. Mengurangi devitrivikasi
b. Memudahkan peleburan dan finning
c. Menaikkan viskositas
d. Menaikkan kekerasan
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
e. Menaikkan durability
f. Menaikkan elasitas
g. Menaikkan tensile strenghth
h. Ketahanan terhadap asam
i. Mereduksi ekspansi
j. Menurunkan temperature annealing
4. Na2O
Oleh karena itu perlu adanya penambahan coal pada setiap batch untuk
mereduksi sulfat menjadi sulfit.
Reaksi pada silika dengan soda ash terjadi pada temperaturew rendah.
Na2O dengan silika akan membentuk water glass dan untuk menjaga
stabilitas ditambahkan Ca atau Pb oksida.
Maksimal kandungan Na2O 18%, jika lebih besar dari kaca risikan
terhadap cuaca atau akan mudah menjadi kusam.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
1. Bagian online
lembaran kaca. Setelah itu mencatat jumlah kaca yang cacat dan
mencatatat hasil kegiatan.
2. Bagian offline
3. Packing
a. Packing produksi
b. Perpack
c. Cutting
d. Ekspedisi
Wave tendon
Gelombang yang terdapat dipermukaan atas kaca dan
menimbulkan efek terhadap bayangan benda pada permukaan
kaca.
Ripple
Sama seperti wave tendon hanya saja gelombang ukurannya
lebih kecil. Penentuan kualitas terhadap cacat ini adalah
tergantung dari sudut maksimum cacat masih terlihat.
Blister
Gelembung udara yang telah terdapat di dalam kaca
berukuran lebih dari 5mm.
Bubble
Gelembung udara yang terdapat didalam kaca dan berukuran
antara 1mm-3mm.
Seeds
Gelembung udara yang terdapat didalam kaca berukuran
kurang dari 1mm.
Open buble
Menandakan letak cacat bahwa gelembung yang terjadi
letaknya dipermukaan kaca.Ketiga jenis cacat ini umumnya
dikategorikan dengan nama buble saja dan penentuan kualitas
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
B Cord
Garis yang dapat dilihat oleh mata telanjang pada sudut 45.
C Cord
Garis yang dapat dilihat oleh mata telanjang pada sudut 90.
Linning
Garis yang mempunyai C Cord, mampu terlihat dengan
mata telanjang pada sudut 90namun lebih tebal, jelas dan
menonjol, kadang cacat ini menimbulkan efek pada permukaan
kaca ( Permukaan pada garis tersebut cekung).
Comprehensive defect
Cacat kaca yang tidak diperbolehkan terkumpul dalam suatu
area dengan radius diameter 8”, baik itu cacat bubble,
inclusion, wafe, scratched , linning , dll.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
BAB IV
Setelah melalui proses annealing, maka kaca siap untuk dipotong atau
melalui proses cutting. Pada proses pemotongan ini digunakan 2 jenis cutter,
yaitu:
Setelah melewati cutter LCM dan CCB kaca yang sudah dipotong perlu
disempurnakan lagi supaya potongan menjadi lebih baik. Proses snapping adalah
proses pematahan kaca setelah cutter LCM (Longitudinal Cutting Machine).
Untuk mematahkan kaca bagian samping digunakan snap roll. Snap roll bekerja
secara otomatis pada saat pematahan kaca bagian samping dengan selang waktu
15 detik. Sebelum mengalami proses pemotongan dan pematahan kaca bagian
samping perlu diketahui panjang kaca tetap yang disebut gross kaca atau berat
kaca kotor dimana panjang kaca ini mencapai 1,320 m sedangkan kaca yang
diinginkan 1,220 m. Setelah mengalami proses pemotongan dan pematahan kaca,
kaca yang dihasilkan disebut kaca berat bersih atau netto dengan ukuran 48”x 60”,
48”x 72”, 48”x 84” dengan ketebalan 3 mm dan 5 mm siap untuk proses packing.
Pada saat kaca melewati bagian cutting perlu mendapatkan perhatian khusus,
apakah kaca tersebut cacat atau tidak. Bila cacat maka kaca perlu ditampung
dalam bak penampungan yang nantinya akan dijadikan cullet dan begitu juga
dengan pecahan kaca pada proses snapping yang juga akan dijadilan cullet
sebagai bahan baku pembuat kaca. Pergantian cutter akan diganti pada setiap kaca
dengan ketebalan berbeda. Pabila ketebalan 3 mm, maka jenis cutter yang
digunakan mempunyai sudut 1250 dan untuk ketebalan 5 mm jenis cutter yang
digunakan mempunyai sudut 1350.
Perbedaan sudut ini dimaksudkan agar potongan kaca menjadi lebih baik.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
SQ6 merupakan sensor photo electric. Prinsip kerja dari SQ6, jika kaca
menyentuh SQ6 maka SQ6 akan “on”, timer 003 akan on, motor roll akan
berhenti, snaping samping akan turun, selenoide valve selenoide valve yang
berada pada snaping samping akan “on”.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Sedangkan prinsip kerja dari selenide valve : selenoide ini bekerja pada
tegangan 220 Vac. Jika selenoide mendapatkan tegangan yang berupa inputan
sebesar 220 V, maka katub akan membuka dan angin akan menggerakkan
pneumatik hidrolik sehingga snaping samping akan turun. Setelah beberapa saat
snaping samping turun, snaping akan naik lagi apabila Y1 sudah bekerja (setelah
potong kaca berikutnya). Dan di bawah ini adalah gambaran dari rangkaian alat
proses di unit cutting.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
0.00 200.00
a001 a019 b033
000000 b051 b114
(000000) 4.3 Diagram Ladder dari Sistem PLC pada Proses Pemotongan Kaca
200.00 10.01
Di bawah ini adalah digram ladder dari sistem PLC pada proses
pemotongan
0.03 kaca yang terdapat di PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass. 201.03
000001 a007 b090
(000005)
200.05
TIM
M
000 a025
#14
201.01
201.01 TIM
000007
(000037) M
005 a039
#50
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
#10
TIM 007 200.01 10.02 11.00
000010
(000043)
11.00 a044
200.07 200.10
000013
(000057)
TIM
001 b055
#20
200.05 10.00
000014
(000060)
a041
200.02 200.01 200.07 200.06
000015
(000062)
a064
200.06 200.07 10.01 10.02 10.03
0.06 200.02
000016
(000074)
b022 b062 a078
b093
201.00 200.07 200.08 200.07
000017
(000076)
b057 b067 b070
b077 a083 b087
a089
200.02
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
200.07 1.00
200.07
000019
(000087)
TIM
006 a082
#5
200.07 10.05
000020
(000089)
a092 a096
201.02
b080
201.00 TIM 003 10.06
000023
(000098)
0.09 201.00
000024
(000101)
200.09
000026
(000107)
TIM
003 b099 a111
#100
200.09
000027
(000109)
TIM
004 b105 b112
#110
TIM 003 TIM 004
000028
(000111)
10.07
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
000030
(000119) END
Input/Output : 30
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
A. Analisa Pertama
Mesin potong tidak ada perintah potong atau tidak mau memotong itu
karena tidak ada perintah potong dari photo electric potong (Jumlah
photo electric ada 4 buah) yaitu photo electric potong ukuran rijek 60”,
72”, dan 84”.
Nb:
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
B. Analisa Kedua
Mesin potong tidak ada perintah potong disebabkan karena pada saat
terjadi perpindahan power dari genset ke PLN maka sistem kerja mesin
potong akan dimulai dari awal, yaitu dengan tersentuhnya Photo
electric SQP1 (sensor berhenti motor balik cutting head).
Pada saat terjadi perpindahan power listrik, cek kondisi sensor cermin
cutting head apakah telah berada pada posisi menyentuh SQP1
(kebayakan pada kondisi tidak terjadi perpindahan power atau kondisi
normal), letak cermin cutting head pasti tidak tepat pada sensor, pada
kondisi normal hal ini tidak mempengaruhi system kerja mesin potong,
hal ini dikarenakan adanya system pengunci (lihat rangkaian PLC).
Langkah cepat yang harus diambil adalah dengan menggeser posisi
sensor SQP1 agar tersentuh sensor cutting head.
C. Analisa Ketiga
Bila tidak terjadi pada masalah pertama dan tidak terjadi pada masalah
kedua (kondisi pertama dan kedua baik). Mesin potong tidak mau
memotong ini juga disebabkan rusaknya photo electric SQ5. SQ5
dikatakan baik atau normal jika pada saat kaca melewati sensor SQ5
maka roll akan bergerak pelan karena couplingY3 (coupling
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Nb: apabila sensor ini kerja tapi roll masih bergerak cepat berarti
masalah terjadi pada coupling Y3 (cek kondisi Y3).
Sensor SQP2 (sensor berhenti motor cutter maju) kerja, sensor SQP2
menggerakkan selenoide valve kerja menggerakkan poros engkol
snaping tengah.
Snaping tengah tedak dapat bekerja hal ini disebabkan oleh SQP2 yang
tidak mau kerja. SQP2 adalah berupa sensor photo electric yang dapat
bekerja apabila tersentuh cermin cutting head.
A. Analisa pertama
B. Analisa kedua
Geser photo electric sampai menyentuh sensor cermin pada cutting head
kemudian reset altivar motor cutting head yaitu dengan mematikan
MCB power altivar tersebut. Tunggu hingga display benar-benar padam,
kemudian onkan kembali MCB tersebut.
Bila langkah ini tidak dilakukan maka motor akan trip terus, karena
tidak ada yang menghentikan motor tersebut.
Sensor SQP2 tersentuh sensor cutting head, selenoide valve (YV1) on,
poros engkol menyentuh SQ2, selenoide YV2 off.
Masalah ini terjadi karena tidak tersentuhnya limit switch SQ2 oleh
poros engkol yang mengangkat roll snaping tengah tersebut.
A. Analisa pertama
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Roll tidak bekerja cepat setelah kaca snaping tengah, hal ini disebabkan
tidak bekerjanya coupling Y3.
Nb: pada saat membersihkan ataupun setting posisi karbon brush yang
harus dilakukan adalah posisikan selektor switch sensor potong kaca
pada posisi off. Jangan sekali-kali melakukan langkah setting karbon
brush pada posisi saklar sensor kaca on, karena akan mengakibatkan
relay output PLC untuk beban coupling Y3 rusak.
B. Analisa kedua
4.4.5. Kaca Melewati SQ5 (Sensor Roll Pelan) Tetapi Roll Depan Mati
Proses kerja:
Pada saat kaca lepas dari sensor SQ5 maka coupling Y3 lepas dan Y2 on
sehingga kecepatan roll mengikuti kecepatan roll annealing.
Analisa:
1. Cek kondisi karbon brush, bila kotor bersihkan atau bila habis ganti
dengan yang baru.
2. Cek tegangan pada karbon brush (24 Vdc). Bila tegangan bagus, cek
kembali posisi karbon brush (tidak kontak dengan coupling).
3. Bila tegangan coil tidak ada, cek ke tegangan kontak output PLC
(kontak 10.04). bila tegangan di output 10.04 tidak ada cek program
PLC dengan computer.
4. Bila program baik (output 10.04) kerja tetapi tegangan tidak keluar,
cek sumber 24 Vdc. Bila normal ganti alamat program untuk beban
Y2.
Proses kerja:
Analisa:
1. Lihat apakah motor cutting kerja, bila kerja berarti masalah terjadi
pada coupling y1.
2. Bila motor cutting tidak kerja berarti kesalahan terjadi pada sensor
ukuran panjang kaca, bisa juga di SQP1 yang tidak menyentuh
cermin cutting head.
3. Bila motor cutting kerja tetapi kereta tidak mau jalan, cek tegangan
pada coupling Y1 (24 Vdc), bila tegangan baik cek kondisi karbon
brush.
4. Bila tegangan pada coupling tidak ada xek tegangan output PLC
(10.00). Bila tidak ada cek program dengan computer lihat kontak
output 10.00 kerja atau tidak, bila kondisi program baik ganti alamat
program.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Proses kerja:
Analisa:
Snaping tidak mau turun disebabkan SQ6 tidak kerja bisa disebabkan
sensor kotor, posisi kurang pas, konekan yang tidak bagus, suplay 24
Vdc rusak. Dari ketiga kemungkinan di atas yang sering terjadi adalah
sensor kotor dan posisi sensor kurang pas.
Langkah perbaikan:
Analisa:
Motor snaping tidak mau on disebabkan karena KA10 tidak kerja, bisa
juga altivar rusak, relay auto manual rusak, atau juga disebabkan
motor rusak.
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
Langkah perbaikan:
1. Cek KA10 kerja atau tidak. Bila kerja cek emergency switch dan
tegangan supply 24 Vdc.
2. Bila KA10 kerja cek KM5. Bila tidak kerja cek R3 snaping
(dipanel snaping luar), cek tegangan 220 Vac, pada kabel nomer
87.
3. Bila KM5 kerja tetapi motor masih belum kerja, cek kondisi relay
auto manual start motor dan cek tegangan 24 Vdc pada kabel
nomer 20.
4. Bila relay bagus dan tegangan bagus tetapi motor tidak kerja, cek
altivar dan cek kondisi motor roll.
Proses kerja:
Analisa:
1. Cek apakah kereta potong kaca kerja. Bila tidak kerja berarti coupling
Y1 tidak kerja, cek power supply 24 Vdc (letak panel diluar yang ada
potensinya). Lihat petunjuk tegangan pada alat ukur yang ada pada
panel tersebut, putar potensio kekanan bila tegangan kurang dari 24
Vdc.
2. Bila tegangan 24 Vdc tidak ada, ganti power supply 24 Vdc tersebut.
3. Tegangan 24 VDc ada tetapi tidak kerja. Cek relay Y1 (letak dipanel
tersebut).
4. Bila relay tidak kerja, cek tegangan pada output PLC 10.03, ganti
program jika output tersebut rusak.
contoh: output 10.01 rusak, yang harus dilakukan adalah cek apakah masih
ada kontak output yang masih ada, bila ada cek nomer output cadangan
tersebut, missal 11.03. Setelah itu hapus output 10.01 dengan mengarahkan
cusor ke output 10.01 kemudian delete, dan kemudian ambila lambing
output dan isi dengan output 11.03. Cek dang anti semua nomer alamt 10.01
dengan nomer 11.03. Setelah selesai PLC kita online, kemudian transfer
program to PLC, biarkan proses transfer berjalan, ikuti perintah yang ada,
setelah selesai maka program akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
1. Photo electric yang dipakai mempunyai tegangan output sebesar -24 Vdc
2. Common pada PLC menggunakan tegangan +24 Vdc
3. Pengecekan photo electric
beri tegangan 24 Vdc pada kabel warna brown =24 Vdc dan -24 Vdc
pada kabel blue
cek dengan multi pada posisi Vdc 50 V
jarum (+) multi pada kabel warna brown dan kabel (-) multi pada kabel
warna black
jika sensor disentuh keluar tegangan 24 Vdc berarti kondisi sensor masih
bagus. Jika sensor disentuh keluar tegangan kurang dari 24 Vdc berarti
sensor kotor. Dan apabila sensor disentuh tidak keluar tegangan sama
sekali berarti sensor rusak.
Fungsi untuk proses potong kaca, bila sensor lepas (tidak kerja) maka
proses potong kaca tidak akan bekerja. Selain itu SQP1 juga berfungsi untuk
menghentikan motor cutting mundur, bila SQP1 terkena acermin sensor motor
mundur akan berhenti, tapi bila SQP1 tidak kerja maka motor akan bekerja
terus sehingga mengakibatkan trip.
Fungsi dari sensor ini adlah menghentikan proses motor potong maju dan
meng-off-kan cutter, serta untuk melanjutkan proses bekerjanya roll snaping
tengah.
c. SQ1
d. SQ2 (limit switch letak menempel pada body meja potong yang berjalan
sebelah timur)
Fungsi limit switch ini untuk meng-off-kan selenoide snaping kaca tengah
dan untuk meng-on-kan kopling Y3 untuk percepatan.
f. TIM000
Fungsi timer ini adalah untuk setting motor potong maju (mulai
bekerjanya motor maju).
g. TIM005
h. TIM 007
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Pada proses pembuatan kaca melalui proses yang sangat panjang dimulai
dari batch plant, melting, froming, annealing, cutting, dan packing.
3. Sistem pemograman yang digunakan PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
adalah pemograman berbasis PLC, khususnya pada melting process dan
cutting process.
5. Pada PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass hanya memproduksi jenis kaca
bermotif diantaranya
5.2 Saran
Di bawah ini adalah beberapa saran yang harus dilakukan apabila terjadi
trouble pada alat mesin potong.
1. Apabila mesin potong tidak mau memotong ( tidak ada perintah potong)
24 V 220
DARI PLC 10.03 V
- 24 V
L N
R
C
POWER R
C
SUPPLY
24 Vdc + 24 V - 24 V
R KE COUPLING SELENOIDE
M Y1
MINYAK
+ 24
V
- 24 V
+ 24 V
A
RC = RELAY COUPLING
RM = RELAY MINYAK
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
P
E T
R 1
R1 1 DARI RELAY COUPLING Y1
+ 24
R
3 R
2
SW
AUTO-MAN
R R SV
3 2
T R3
R1 1
- - 24 blue
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
SQP 1
MCB SQ 1
KM `1
KM 2
KM 1 KM 2 RB RB
A1 A1
KM 1 KM 2 RB
OVER LOAD A2 A2
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal
R S T
+ 24 v
MANUAL
MCB
AUTO
DARI KM 5
24 V 20
AL-TIVAR
R1
R1
R1
24 Vdc
M - 24 V
L 1 (start stop altivar)
R S T
220 V
+ 24 DARI ALTIVAR
MCB
ON
OFF
KM
AL-TIVAR
L1 (START ALTIVAR)
KM
M
N
Laporan Praktek Kerja Lapangan
PT. Tossa Shakti Unit Figured Glass
Jl. Raya Semarang – Kendal Km. 19 Kaliwungu, Kendal