You are on page 1of 13

Jumat, 13 Maret 2009

JENIS - JENIS CAIRAN INFUS

Jenis-jenis Cairan Intravena

1. Cairan bisa bersifat isotonis (contohnya ; NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air, Ringer
laktat / RL, dll)

2. Cairan bisa bersifat hipotonis (contohnya ; NaCl 5 %)

3. Cairan bisa bersifat hipertonis (contohnya ; Dekstrosa 10 % dalam NaCl, Dektrosa 10


% dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)

ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:

• Na 130 mEq
• K 4 mEq
• Cl 109 mEq
• Ca 3 mEq
• Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:

• Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
• Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
• Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
• Mempunyai efek vasodilator
• Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml
RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko
memperburuk edema serebral

KA-EN 1B
Indikasi:
• Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada
kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
• <>
• Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
• Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B


Indikasi:

• Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
supan oral terbatas
• Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
• Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
• Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3
Indikasi :

• Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
• Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
• Mensuplai kalium 20 mEq/L
• Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4A
Indikasi :

• Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak


• Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
• Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

• Na 30 mEq/L
• K 0 mEq/L
• Cl 20 mEq/L
• Laktat 10 mEq/L
• Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:

• Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
• Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko
hipokalemia
• Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

• Na 30 mEq/L
• K 8 mEq/L
• Cl 28 mEq/L
• Laktat 10 mEq/L
• Glukosa 37,5 gr/L

Otsu-NS
Indikasi:

• Untuk resusitasi
• Kehilangan Na > Cl, misal diare
• Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL
Indikasi:

• Resusitasi
• Suplai ion bikarbonat
• Asidosis metabolik

MARTOS-10
Indikasi:

• Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik


• Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi
berat, stres berat dan defisiensi protein
• Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
• Mengandung 400 kcal/L

AMIPAREN
Indikasi:
• Stres metabolik berat
• Luka bakar
• Infeksi berat
• Kwasiokor
• Pasca operasi
• Total Parenteral Nutrition
• Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600
Indikasi:

• Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI


• Penderita GI yang dipuasakan
• Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca
operasi)
• Stres metabolik sedang
• Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN G
Indikasi:

• Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan


• Nitrisi dini pasca operasi
• Tifoid

PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS

Feb 07
Posted by delicious _ DeZ
Labels: Prosedur Tindakan Keperawatan

Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.

2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi.

Alat dan Bahan


1. Standar infus

2. Set infus
3. Cairan sesuai program medik

4. Jarum infus dengan ukuran sesuai

5. Pengalas

6. Torniket

7. Kapas alkohol

8. Plester

9. Gunting

10. Kasa steril

11. Betadin

12. Sarung tangan

Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Cuci tangan.

3. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukkan jarum ke bagian karet atau akses
slang botol infus.

4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan
buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara dalam slang keluar.

5. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) ysng akan dilakukan penginfusan.

6. Lakukan pembendungan dengan torniket 10-12 cm di atas tempat penusukan dan


anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular (bila sadar).

7. Gunakan sarung tangan steril.

8. Desindfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.

9. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena dan
posisi jarum mengarah ke atas.
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi
pengeluaran darah melalui jarum maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil
meneruskan tusukan.

11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan, tahan bagian atas vena dengan menekan
menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan
dengan slang infus.

12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan.

13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.

14. Tulisan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum.

15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

16. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran, dan tipe jarum infus.

Teknik Pemasangan Infus


Pemberian Cairan Intravena
Tujuan Utama Terapi Intravena:

1. Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


2. Memberikan obat-obatan dan kemoterapi
3. Transfusi darah dan produk darah
4. Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena


Keuntungan:
Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat
target berlangsung cepat.
Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat
diandalkan
Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat
dipertahankan maupun dimodifikasi
Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau
subkutan dapat dihindari
Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena
molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis

Kerugian:
Tidak bisa dilakukan “drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut
sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi
Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “speeed Shock”
Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:
Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode
tertentu
Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan

Peran Perawat Dalam Terapi Intravena


Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun
kemasannya
Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis,
cara pemberian dan waktu pemberian)
Memeriksa apakah jalur intravena tetap paten
Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan abnormalitas
Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi
Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap perubahan

Persiapan Infus dan Insersi Kateter pada Vena Perifer


Persiapan Pasien
Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit, alergi dan rencana
perawatan
Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus diberikan dan
kecepatan tetesan.
Edukasi ( pendidikan) pasien mengenai:
Arti dan tujuan terapi intravena (I.V)
Lama terapi intravena
Rasa sakit sewaktu insersi (penusukan)
Anjuran:
- Laporkan ketidaknyamanan setelah insersi (penusukan)
- Laporkan jika kecepatan tetesan berkurang atau bertambah


 Larangan:

- Mengubah/ mengatur kecepatan tetesan yang sudah diatur


dokter/perawat
- Menarik, melepaskan, menekan, menindih infus set
- Sesuai intuksi dokter, misalnya larangan berjalan

Persiapan Peralatan
Alat

 Alat untuk kateter I.V. / Venocath


 Prinsip: Pilih alat dengan panjang terpendek, diameter terkecil yang
memungkinkan administrasi cairan dengan benar

Lihat: Pedoman ukuran jarum kateter dibawah ini:

 Ukuran 16

Guna: – Dewasa
- Bedah Mayor, Trauma
- Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan
Pertimbangan Perawat: – Sakit pada insersi
- Butuh vena besar

 Ukuran 18

Guna: - Anak dan dewasa


- Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat: – Sakit pada insersi
- Butuh vena besar

 Ukuran 20
 Guna: – Anak dan dewasa

- Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah,


komponen darah, dan infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat: umum dipakai

 Ukuran 22

Guna: – Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut)


- Cocok untuk sebagian besar cairan infus
Pertimbangan Perawat:
- Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh
- Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat
- Sulit insersi melalui kulit yang keras

 Ukuran 24, 26

Guna: – Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut)


- Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi
kecepatan tetesan lebih lambat
Pertimbangan Perawat:
- Untuk vena yang sangat kecil
- Sulit insersi melalui kulit keras
Paket I.V line yang berisi: torniquet, kasa alkohol, povidone-iodine (alkohol
70 %), pisau cukur, kasa steril, plester, perban
Label
Papan untuk lengan
Alas/perlak
Alat untuk menggantung cairan infus
Sarung tangan untuk mencegah kontaminasi dari darah dan cairan tubuh
pasien

2. Cairan
Pastikan kemasan dan tipe cairan sesuai instruksi dokter
Periksa kejernihan, kadaluarsa, kebocoran
… cairan bervariasi dalam warna, tetapi tidak pernah tampak berawan,
keruh atau separated
… JIKA RAGU JANGAN DIPAKAI…..!

Dicantumkan informasi: nama perawat, nama pasien, nomor identifikasi


pasien, nomor kamar, tanggal dan jam pemasangan infus, tambahan obat, no urut
kemasan

3. Infus Set
- Sesuai untuk pasien dan kemasan cairan yang akan dipakai
- Tidak ada retak, lubang atau bagian yang hilang

1. Infusion pump atau infusion controller, jika diperlukan

Pemilihan Tempat Insersi


Petunjuk Umum:
Vena yang terlihat jelas bukan berarti vena yang terbaik
Pastikan tempat insersi dirotasi. Frekuensi rotasi tergantung bahan kateter:
- Kateter Teflon atau Vialon perlu diganti setiap 48-72 jam
- Kateter Aguavene dapat dipertahankan lebih lama
- Kateter yang terpasang lebih dari 72 jam perlu diberi alasan yang
didokumentasikan dalam catatan perawatan pasien
Tempat insersi perlu diganti jika terjadi kemerahan, edema, nyeri tekan, atau
filtrasi
Pedoman pemilihan vena”
- Gunakan vena-vena distal terlebih dahulu
- Gunakan lengan pasien yang tidak dominan
- Pilih vena-vena diatas area fleksi
- Pilih vena yang cukup besar untuk aliran darah adekuat ke dalam
kateter

- Palpasi vena untuk tentukan kondisnya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh dan
yang tidak tersumbat
- Pastikan lokasi yang dipilih tidak akan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari
- Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau prosedur-prosedur
yang akan dilaksanakan
- Vena-vena superficial yang sering digunakan untuk infus IV pada bayi, anak dan
dewasa
A. Bagian atas tangan
- Metacarpal Veins
- Dorsal Venous Arch
- Cephalic Vein
- Basilic Vein
B. Bagian bawah tangan
- Median antebrachial vein
- Accessory Cephalic Vein
- Median cuboital vein
- Cephalic Vein

A. Membersihkan Tempat Insersi

 Cuci tangan, lalu pakai sarung tangan


 Jika perlu, jepit rambut diatas insersi agar vena lebih jelas dan untuk mengurangi
rasa sakit sewaktu plester dilepas
 Jangan mencukur, karena mencukur dapat menggores kulit, menimbulkan iritasi
jika terkena povidone-iodine/ alkohol dan menimbulkan resiko infeksi.
 Bersihkan dengan larutan povidone iodine (atau alkohol 70 % jika alergi terhadap
iodine)

B Menstabilkan Vena

 Bila pasien kedinginan/ badan dingin/ pre-syok gunakan penghangat


 Untuk memperbesar vena dapat digunakan posisi yang ditusuk lebih rendah
daripada jantung. (Jika perlu gunakan manset tensimeter)
 Pukul-pukul vena dengan lembut
 Pasien diminta untuk membuka dan menutup kepalan tangan

C Berikan anastesi lokal bila perlu


Siapkan alat-alat,lalu dekatkan ke pasien
Cuci tangan lalu gunakan sarung tangan
Pilih vena yang paling baik
Jika perlu, jepit rambut yang ada, agar vena terlihat jelas dan mengurangi
sakit jika plester dilepaskan
Bersihkan area insersi dengan gerakan melingkar dari pusat keluar dengan
larutan antiseptik dan biarkan mengering
Pasang torniquet 4-6 inci diatas tempat insersi
Fiksasi vena; letakkan ibu jari anda diatas vena untuk mencegah pergerakan
dan untuk meregangkan kulit melawan arah penusukan.
Tusuk vena; pegang tebung bening kateter, bukan pusatnya:
- Metode langsung: tempatkan bevel jarum mengarah ke atas dengan sudut 30-
40 0 dari kulit pasien. Tusukan searah dengan aliran vena: rasakan ‘letupam’ dan lihat
adanya aliran darah.

Tehnik Pemasangan Infus


metode tidak langsung: tusuk kulit disamping vena, kemudia arahkan kateter untuk
menembus sisi samping vena sampai terlihat aliran balik darah.
Rendahkan jarum sampai hampir sejajar dengan kulit
Dorong kateter ke dlam vena kira-kira ¼ – ½ inci sebelum melepaskan stylet
(jarum penuntun), dan dorong kateter
Lepas torniquet dan tarik stylet
Pasang ujung selang infus atau tutup injeksi intermitten
Fiksasi kateter dan selang IV (lihat macam-macam fiksasi)
Atur kecepatan tetesan infus sesuai instruksi dokter
Pasang balutan steril
Label dressing meliputi tanggal, jam, ukuran kateter dan inisial/nama
pemasang
Lepas sarungtangan dan cuci tangan
Rapikan alat-alat

Tehnik Fiksasi
Metode Chevron
- Potong plester ukuran 1,25 cm, letakkan dibawah hub kateter dengan bagian
yang berperekat menghadap ke atas.
- Silangkan kedua ujung plester melalui hub kateter dan rekatkan
pada kulit pasien
- Rekatkan plester ukuran 2,5 cm melintang diatas sayap kateter dan
selang infus untuk memperkuat, kemudian berikan label

Metode U
- Potong plester ukuran 1,25 cm dan letakkan bagian yang berperekat
dibawah hub kateter
- Lipat setiap sisis plester melalui sayap kateter, tekan kebawah sehingga
paralel dengan hub kateter
- Rekatkan plester lain diatas kateter untuk memperkuat. Pastikan
kateter terekat sempurna dan berikan label
Metode H
- Potong plester ukuran 2,5 cm tiga buah. Rekatkan plester pada sayap kateter
Dokumentasi Terapi Intravena
Inisiasi:

1. Ukuran dan tipe peralatan


2. Nama petugas yang melakukan insersi
3. Tanggal dan jam insersi
4. Tempat insersi IV
5. Jenis cairan
6. Ada tidaknya penambahan obat
7. Kecepatan tetesan
8. Adanya pemakaian alat infus elektronik
9. Komplikasi, respon pasien, intervensi perawat
10. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya

Maintenance

1. Kondisi tempat insersi


2. Pemeliharaan tempat insersi
3. Pergantian balutan
4. Pemindahan tempat insersi
5. Pergantian cairan dalam infus set
6. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya.

Penghentian

1. Jam dan tanggal


2. Alasan dihentikan terapi IV
3. Penilaian tempat insersi sebelum dan sesudah alat dilepaskan
4. Reaksi dan komplikasi yang terjadi pada pasien, serta intervensi perawat
5. Kelengkapan alat akses vena sesudah dipasang
6. Tindaklanjut yang akan dilakukan (mis: memakai perban untuk tempat insersi,
atau melakukan inisiasi di tungkai yang baru)

Tipe vena yang harus dihindari:

1. Vena yang telah digunakan sebelumnya


2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau phlebitis
3. Vena yang keras dan sklerotik
4. Vena-vena dari ekstremitas yang lemah secara pembedahan
5. Area-area fleksi, termasuk antekubiti
6. Vena-vena kaki karena sirkulasi lambat dan komplikasi lebih sering terjadi
7. Cabang-cabang vena lengan utama yang kecil dan berdinding tipis
8. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
9. Vena yang memar, merah dan bengkak
10. Vena-vena yang dekat dengan area yang terinfeksi
11. Vena-vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium

Cara Penusukan Cairan dengan Infus Set


kemasan infus set
Putar klem pengatur tetesan sampai selang tertutup
Pertahankan sterilitas penusuk botol
Buka penutup botol dengan tehnik aseptik atau antiseptik
Perhatikan arah menarik penutup
Tusukkan ujung penusuk infus set ke botol secara tegak lurus dengan
menerapkan tehnik aseptik. Jangan diputar
Bila menggunakan botol gelas, pasang jarum udara
Tekan chamber sampai cairan terisi setengah
Naikkan ujung infus set sejajar chamber
Putar klem pengatur tetesan perlahan supaya udara mudah keluar
Jarak botol dengan IV catheter minimal setinggi 80 cm

You might also like