Professional Documents
Culture Documents
Karena dianggap berpotensi membahayakan kekuasaan maka Panitia Ad-hoc MUBES III ITS
pemerintah mulai mengatur urusan rumah tangga mahasiswa tersebut, yang
selama masa itu dikenal sangat mandiri dan independen. Kondisi ini membuat
pemerintah mengeluarkan SK no. 0156/U/1978 tentang Normalisasi
Kehidupan Kampus (NKK). Tak lama kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Koordinator :
SK no.037/U/1979 tentang Badan Koordinasi Kampus (BKK) yang pada Nafiri Furqony ( 2696 100 035 )
dasarnya mengintervensi kemandirian ormawa. Anggota :
Keberadaan NKK/BKK akhirnya membuat kehidupan organisasi
mahasiswa menjadi mati suri dengan adanya format lembaga Arief Rachman ( 3197 100 074 )
kemahasiswaan yang tidak berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari Elien ( 2398 109 034 )
institusi perguruan tinggi (PT) sehingga harus patuh pada aturan PT tersebut,
Hari Sasongko ( 2397 100 126 )
ormawa akhirnya menjadi terkekang, terpasung dan tidak lagi mandiri.
Selang beberapa tahun kemudian kondisi ini dirasa tidak Ihwan Alfianto ( 2196 100 074 )
menguntungkan terutama dalam hal kebutuhan aktifitas kemahasiswaan Ira Rachmawati ( 2497 100 042 )
sehingga muncul SK no. 0457/O/19901 yang mengatur tentang pembentukan
Joko Arisanto ( 2698 100 035 )
Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT).
Linda Saraswati ( 2398 100 008 )
II.1. SENAT MAHASISWA ITS Nugroho Fredivianus ( 2298 100 113 )
Purwito Priambodo ( 2195 100 150 )
Bagi mahasiswa ITS kenyataannya konsep Senat Mahasiswa yang
ditawarkan dalam SK 0457 dirasa tidak beda dengan SK sebelumnya yang Rahmanara M.P. ( 4196 100 004 )
diyakini memasung hak – hak politik mahasiswa dalam melakukan peran Syamsu Rizal ( 2498 100 082 )
fungsi kontrol terhadap penguasa. Di tengah kebutuhan adanya sebuah Andias Tektoniko W.A. * ( 2698 100 088 )
wadah bersama sebagai representasi mahasiswa ITS, pada saat itu yang ada
hanya forum komunikasi antar ormawa di tingkatan fakultas (Senat Aris Budiono * ( 2395 100 099 )
Mahasiswa Fakultas & BPM Fakultas), HMJ, dan UK – UK, artinya tidak ada Catur Nugroho * ( 4200 109 601 )
garis koordinasi yang jelas antara lembaga – lembaga tersebut2. Polemik dan
Edi Jatmiko * ( 4297 100 006 )
perdebatan penolakan SK 0457 berhadapan dengan kebutuhan adanya
sebuah ormawa yang mampu menaungi seluruh aktifitas kemahasiswaan di Ervan Latuhari * ( 2498 100 010 )
ITS. Ru’yat Rahmawan * ( 1296 100 018 )
Berangkat dari keinginan untuk membentuk suatu wadah ormawa
Taufan Luko Bahana * ( 1198 100 057 )
yang mandiri, independent dan mampu menaungi seluruh aktivitas
kemahasiswaan di tingkat Insitut maka dibentuklah Senat Mahasiswa ITS Vita Auliana * ( 2697 100 032 )
sebagai perwujudan konsep student government yang dicita – citakan. Wildi Suton * ( 1496 100 011 )
Dengan terbentuknya ormawa di tingkatan institut ini diharapkan mahasiswa
ITS memiliki nilai integralistik ke –ITS-an yang lebih utuh, tidak lagi
terkotakkan oleh arogansi jurusan/fakultas yang seringkali salah arah.
Dengan diawali pembentukan PPSMITS ( panitia pembentukan SM Keterangan :
ITS ) lahirlah lembaga representasi SM ITS melalui deklarasi Manifestasi
Langkah dan Gerak (MALAGA) pada september 1993. Lembaga ini pada * : mengundurkan diri
awal periodenya mengalami kendala dalam berhubungan dengan ormawa
lain ITS semisal HMJ, SMF ataupun UK. Hal ini disebabkan belum adanya
mekanisme dan pola hubungan antar lembaga di ITS serta belum adanya
2 87
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Senat Mahasiswa kesepakatan mengenai visi dan misi yang membawa arah dinamika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember kemahasiswaan di ITS4.
( SMITS ) Dengan pertimbangan inilah SM ITS memprakarsai diadakannya
periode 2000 - 2001 Musyawarah Besar Mahasiswa ITS (MUBES ITS) pertama pada September
1994 di Batu sebagai titik awal peletakan pondasi ormawa yang kokoh bagi
MUBES selanjutnya. Tujuan diselenggarakannya MUBES pertama ini adalah
untuk membuat kesepakatan pola hubungan antar lembaga di ormawa ITS
Ketua : Widigdo Dwilaksono (4296 100 029) berikut aturan main dan mekanismenya, serta merumuskan visi dan misi
organisasi kemahasiswaan ITS.
Komisi A ( Organisasi )
II.2. KEBERADAAN MUBES ITS
Koordinator : Nur Izzudin (2297 100 144)
Anggota : Rahmat Pledoi (2197 100 022) Substansi visi dan misi ormawa ITS tidak sempat terumuskan secara
F. Ayok Adarlisa (2397 100 051) eksplisit dalam MUBES pertama dikarenakan para utusan MUBES kurang
memahami keberadaan arti penting MUBES sebagai produk hukum tertinggi
Amar Vijay (1198 100 026)
dan arahan bagi ormawa ITS. Kecurigaan antar lembaga akibat
Ivan Imaduddin (2298 030 087) ketidakdewasaan melihat perbedaan yang ada mengakibatkan seringnya
Komisi B ( Pendidikan dan Kesejahteraan Mahasiswa ) terjadi kompromi kepentingan antar lembaga – lembaga yang hadir. Hal ini
tercermin dari pola hubungan antar lembaga yang bersifat koordinatif.
Koordinator : Rikzul Masy’aril Imra (2397 100 126)
Sedangkan fungsi normative representatif SMITS selaku lembaga di tingkatan
Anggota : Bilal Satryo S. (1397 100 006) institut bertumpuk dengan kewenangan eksekutifnya.
Rahman Hadi (1297 100 026) Bagaimanapun, MUBES I ITS telah membawa perubahan yang
cukup signifikan dalam dinamika kemahasiswaan di ITS. MUBES ITS
Donny Yudhia Hersanjaya (3497 100 047) merupakan forum kekuasaan tertinggi mahasiswa ITS melalui perwakilan
Arif Hidayat (6399 030 017) seluruh lembaga ormawa yang ada di ITS, menjadi dasar hukum yang kuat
Komisi C ( Pengembangan Sumber Daya Manusia ) secara de facto dan de jure bagi mahasiswa ITS untuk bersuara lantang
dengan mengatasnamakan Mahasiswa ITS5
Koordinator : Eko Setiadi (2496 100 019) Permasalahan lahan garap atau batasan wilayah kerja merupakan
Anggota : Syaiful Huda (4197 100 0xx) masalah klasik yang muncul dilapangan selama pelaksanaan MUBES.
Agus Restijono (2296 100 0xx) Sehingga muncul pemahaman bahwa penerapan MUBES hanya menjadi
kepentingan dan tanggung jawab SMITS dan BP-SMITS pada saat itu..
Kunhendarso (2196 100 085) Catatan ini sangat berharga bagi MUBES II ITS yang dilaksanakan pada
Helmy Fatkhurrohman (7198 030 013) 1998, saat kekuasaan orde baru tumbang oleh gerakan reformasi yang
Komisi D ( Hubungan Luar dan Pengabdian Masyarakat )
dimotori oleh mahasiswa.
MUBES II ITS diharapkan memecahkan persoalan – persoalan yang
Koordinator : Iwan Kurnia (2597 100 027) muncul pada saat penerapan MUBES I. Dengan segala dinamika yang
Anggota : Agustina Rahmawardhani (2498 100 070) berkembang dalam forum MUBES ke-2 tersebut akhirnya visi dan misi
ormawa yang menjadi ruh bagi perjuangan ormawa ITS terdefinisi dengan
Dian Pradipto (3396 100 029)
jelas dan gamblang pada bagian pembukaan MUBES. Idealita student
Heri Surachman (2698 100 077) government tentang pemisahan eksekutif, dan legislative terwujud dengan
Prita Dwi Wahyuni (1598 100 005) dibentuknya BEM dan SMITS selaku lembaga di tingkatan institut. Partisipasi
mahasiswa ITS terakomodasi melalui pemilihan langsung presiden BEM ITS
dan senator SMITS.Penguatan ormawa di tingkat institut lebih terasa dengan
86 3
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
pola hubungan instruktif koordinatif dari BEM ITS ke HMJ – HMJ khusus seorang ketua
untuk menangani agenda bersama agar sinergisitas ormawa lebih terbangun. Substansi Hukum : Isi, pokok, inti dari suatu hukum
Lembaga Minat & Bakat menaungi keberadaan UK di ITS sebagai Teknologi : Kemampuan teknik yang berlandaskan
penjelmaan dari forum komunikasi UK. pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses
teknis
Diakui atau tidak, dibalik perubahan pada MUBES II tersebut masih Transparan : Tembus sinar, tembus pandang, jelas, nyata
terdapat kekurangan – kekurangan yang patut diperhatikan sebagai evaluasi Verifikasi : Pemeriksaan latar belakang laporan, perhitungan
MUBES sebagai produk hukum tertinggi, yaitu : uang, dsb
) Bingkai ormawa yang terlalu formalistik dengan fokus pengelolaan pada Yudikatif : 1bersangkutan dengan fungsi dan pelaksanaan
lembaga membuat peran pemberdayaan kepada mahasiswa berkurang keadilan 2bersangkutan dengan badan yang
sehingga sense of belonging mahasiswa terhadap ormawa juga semakin bertugas mengadili perkara
surut.
) Bertumpuknya kewenangan SMITS sebagai lembaga normatif
representatif seringkali mengakibatkan kurang optimalnya peran sebagai
legislatif ketika SMITS harus menyelesaikan konflik – konflik yang
berkaitan dengan norma hukum yang ada di ormawa ITS. Kamus Singkatan
) Tidak adanya mekanisme yudikatif yang jelas ( eksplisit ) menjadikan MUBES III ITS 2001
konflik yang ada semakin berlarut –larut sehingga kredibilitas ormawa
menurun di mata mahasiswa.
) Pemisahan LMB dan ormawa struktural ( meminjam istilah MUBES II ) Ormawa : Organisasi Kemahasiswaan
KM : Keluarga Mahasiswa
dan tidak adanya pola hubungan yang jelas antara keduanya membuat LMF : Lembaga Mahasiswa Fakultas
aktivitas keduanya tidak cukup sinergis dan harmonis. Tidak adanya DOP : Daerah Otonomi Politeknik
forum yang mempertemukan keduanya membuat kedua ormawa ini BEM : Badan Eksekutif Mahasiswa
seolah berjalan sendiri – sendiri. LM : Legislatif Mahasiswa
) Belum adanya rumusan tentang pola pengembangan sumber daya HMJ : Himpunan Mahasiswa Jurusan
mahasiswa sebagai pijakan hukum sekaligus arahan bagi pemberdayaan MKM : Mahkamah Konstitusi Mahasiswa
mahasiswa membuat pengembangan sdm berjalan stagnan dan tak tentu LSM : Lembaga Swadaya Mahasiswa
arah. LMB : Lembaga Minat dan Bakat
FHMJ : Forum Himpunan Mahasiswa Jurusan
KLB : Kongres Luar Biasa
II.3. KONDISI MENJELANG MUBES III ITS GBPK : Garis-garis Besar Program Kerja
UKM : Unit Kegiatan Mahasiswa
Organisasi Kemahasiswaan ITS telah meretas jalan cukup panjang MUBES : Musyawarah Besar
dengan dihadirkannya MUBES sebagai forum kekuasaan tertinggi sekaligus MUSMA : Musyawarah Mahasiswa
produk hukum tertinggi dlam aktivitas kemahasiswaan di ITS. Berbagai RUU : Rancangan Undang Undang
perubahan telah dilakukan sebagai upaya untuk merekontruksi ormawa KPU : Komisi Pemilihan Umum
sebagai organisasi yang mandiri dan independent sesuai konsep student PPU : Panitia Pemilihan Umum
Panwaslu : Panitia Pengawas Pemilu
goverment yang dicita – citakan. SMITS : Senat Mahasiswa ITS
Dinamika eksternal yang sarat perubahan akibat efek percaturan
global menuju liberalisasi pasar adalah fakta yang tak terbantahkan dan
harus diantisipasi. Kompetisi global yang ketat mengharuskan ormawa
bergerak secara efektif dan efisien seiring laju perkembangan iptek.
Penguasaan terhadap akses informasi adalah syarat mutlak agar tidak
tertinggal.
4 85
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
sesuai dan berterima Kondisi bangsa yang sedang berubah tidak menentu, gerakan
Normatif : Berpegang teguh pada norma, menurut norma atau reformasi yang berjalan mundur akibat konflik kepentingan antar elit ,
kaidah yang berlaku berdampak pada ketidakjelasan mahasiswa untuk mengambil sikap dan
Organ/struktur : Alat yang mempunyai fungsi tertentu yang disusun posisi yang tepat. Kerawanan sosial, kemiskinan akibat krisis ekonomi dan
dengan pola tertentu
Organisasi : 1kesatuan (susunan, dsb) yang terdiri atas bagian-
moralitas yang sangat kompleks belum banyak tersentuh oleh peran
bagian (orang dsb) di perkumpulan dsb untuk tujuan pengabdian ormawa kepada masyarakat. Demikian juga ancaman
tertentu disintegrasi bangsa yang belum terselesaikan hingga saat ini.
2kelompok kerja sama yang antara orang-orang Perkembangan iptek yang pesat diiringi pembentukan prodi/jurusan
yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama baru memunculkan dinamika baru dengan bertambahnya jumlah HMJ.
Otonomi (Politeknik) : Hak, wewenang dan kewajiban daerah politenik Masalah klasik ormawa yang seringkali muncul adalah benturan soal
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya kegiatan penerimaan mahasiswa baru dengan pihak rektorat melalui
sendiri sesuai dengan peraturan perundang- keluarnya SK Rektor tentang pelarangan kegiatan pengkaderan. Hal ini tentu
undangan yang berlaku saja sangat bertentangan dengan Independensi dan kemandirian Ormawa
Paripurna : Lengkap; penuh lengkap
Patnership : hubungan
yang diatur dalam MUBES.
Penalaran : Cara (hal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara Fenomena lain menjelang MUBES III yang berkembang di dunia
berpikir logis; jangkauan pemikiran kemahasiswaan antara lain :
Pluralis : Kategori jumlah yang menunjukkan lebih dari satu, ) Semakin menurunnya aktivitas sosialisasi dan internalisasi nilai dan
atau lebih dari dua dalam bahan yang mempunyai semangat MUBES kepada mahasiswa menjadikan sense of belonging
dualis mahasiswa terhadap ormawa juga semakin surut.
Potensi : Kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk ) Sama halnya dengan MUBES I sebelumnya, kurangnya pemahaman dan
dikembangkan; kekuatan; kemampuan; komitmen dari para pelaku organisasi dalam menjalankan organisasinya
kesanggupan; daya demi kepentingan bersama (secara holistik dan integral)8 sehingga
Presidium : Pimpinan tertinggi suatu badan yang terdiri atas
beberapa orang yang berkedudukan sama
mengakibatkan keberadaan MUBES II ITS sebagai makanisme dan
Proaktif : Selalu aktif aturan lebih banyak ditinggalkan.
Profesional : 1Bersangkutan dengan profesi, 2memerlukan ) Menurunnya kredibilitas ormawa akibat sedikitnya pimpinan lembaga
kepandaian khusus untuk menjalankannya yang hadir pada forum Kongres ataupun forum presidium. Padahal
Referendum : 1Penyerahan suatu masalah kepada orang banyak kongres adalah forum tertinggi di bawah MUBES sehingga
supaya mereka menentukannya (jadi, tidak mengakibatkan elitisme antar elit selain gap wacana dan pemahaman.
diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen); Secara umum terjadi penurunan aktivitas dalam ormawa ITS
2penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan menjelang MUBES
dengan pemungutan suara umum (semua anggota III ITS, banyak kegiatan kemahasiswaan dilakukan hanya sebagai rutinitas
suatu perkumpulan atau segenap rakyat)
Rekomendasi : 1hal minta perhatian bahwa orang yang disebut
ritual organisasi. Yang lebih ironis lagi adalah fenomena banyaknya pengurus
dapat dipercaya, baik, dsb (bisa dinyatakan dengan lembaga yang bukan saja tidak aktif tetapi juga bersikap cuek dan apatis
surat) terhadap kondisi kemahasiswaan. Hal ini terjadi di hampir semua lemabaga di
2saran yang menganjurkan (membenarkan, ITS mulai dari SMITS yang ditinggalkan para senatornya juga BEM, LMB, UK,
menguatkan) LMF dan HMJ.
Representatif : dapat (cakap, tepat) mewakili; sesuai dengan
fungsinya sebagai wakil III. TINJAUAN ORGANISASI MUBES ITS
Sistem : 1Perangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitansehingga membentuk suatu totalitas
2Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asa, Telaah kritis dan evaluasi MUBES diatas serta dengan berbagai
dsb kondisi yang ada menimbulkan alasan perlu adanya penyikapan kritis demi
3Metode menyelamatkam ormawa sebagai wadah pengembangan potensi mahasiswa
Staf (ahli) : Sekelompok orang yang bekerja sama membantu ITS.
84 5
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Mengingat bahwa kekuasaan tertinggi organisasi kemahasiswaan di kemampuan yang memancarkan kewibawaan
ITS adalah di tangan seluruh mahasiswa ITS melalui forum tertinggi MUBES Interpersonal : Antara dua personal (anggota)
ITS maka penilaian dan penyikapan kritis secara konkret harus dilaksanakan Kader : Orang yang diharapkan akan memegang pekerjaan
pada forum dengan kedudukan setingkat yaitu MUBES III ITS. Disamping itu yang penting dalam pemerintahan, partai, dsb
Ketentuan normatif : Sesuatu (ketetapan) yang telah ditentukan dengan
dari segi tinjauan organisasi, berdasarkan MUBES II ITS bahwa MUBES berpegang pada norma atau kaidah yang berlaku
diselenggarakan setiap tiga tahun yang berarti terhitung sejak MUBES II ITS Kongres : 1Pertemuan besar para wakil organisasi (politik,
Th. 1998. sosial, profesi, dsb) untuk mendiskusikan dan
Penguatan eksistensi ormawa baik secara struktur dan sistemik mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah,
dengan berpijak pada realitas kebutuhan mahasiswa terus akan dilakukan muktamar, rapat besar 2Pertemuan para wakil-wakil
seiring penyempurnaan MUBES sebagai produk hukum tertinggi. negara untuk membicarakan satu masalah
Penyelenggaraan MUBES III ITS telah menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh Konsekuensi : 1Akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dsb)
elemen mahasiswa ITS dalam mengaktualisasikan potensi yang dimiliki 2persesuaian dengan yang dahulu
melalui suatu wadah organisasi kemahasiswaan, tanpa adanya maksud Konstitusi (dasar) : Segala aturan dan ketentuan yang mengenai
ketatanegaraan (undang-undang dasar, dsb)
membatasi dengan aturan yang mengekang melainkan kesamaan visi dan Kontra produktif : Mampu menghasilkan sesuatu yang bertentangan
misi secara integral sekaligus merapatkan barisan menuju independensi Lambang : Sesuatu seperti tanda (lukisan, lencana, dsb) yang
ormawa demi memberi kontribusi kepada bangsa dan negara. menyatakan suatu hal atau suatu maksud tertentu
Legislatif : Berwenang membuat undang-undang
Lembaga Swadaya : Badan (organisasi ) mahasiswa yang tujuannya
Mahasiswa melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau
Referensi : melakukan suatu usaha dengan kekuatan sendiri
Agus M. Maksum – Ketua SMITS periode 1995/1996 dan pelaku MUBES I ITS’94 – “MUBES, (mandiri)
Visi Dan Fungsionalisasi Lembaga Kemahasiswaan di ITS”, 1996 Mahasiswa : Orang yang belajar di perguruan tinggi
Danar Surya W. – Presiden BEM ITS 2001/2002 dan pelaku MUBES III ITS’01 – “MUBES ITS, Mahkamah Konstitusi : Badan yang beranggotakan mahasiswa tempat
Sebuah Upaya Pencarian Jatidiri Ormawa ITS”, 2001.
Mahasiswa memutuskan hukum atau suatu perkara atau
Kurnia K.P. Pratomo – Senator SMITS 1997/1998 dan pelaku MUBES II ITS’98 – “Menjelang
MUBES III ITS : Satu Langkah Ke Depan!!!!”, 2000. pelanggaran sesuai dengan segala ketentuan atau
Purwito Priambodo – Ketua SMITS periode 1999/2000 dan pelaku MUBES III ITS’01 – “Telaah aturan yang berlaku
Kritis MUBES II ITS : Sebuah Upaya Penguatan Ormawa ITS”, 2000 Manajerial : Berhubungan dengan manajer
Ketetapan MUBES II ITS No. 01/TAP/MUBES/VII/1998, Mandat : 1Perintah atau arahan yang diberikan oleh orang
Ketetapan MUBES II ITS No. 01/TAP/MUBES/VII/1998, banyak (rakyat, perkumpulan, dsb)
2kekuasaan untuk melakukan kewenangan
kekuasaan dari suatu badan atau organ kekuasaan
atas nama badan atau organ kekuasaan tersebut
3instruksi atau wewenang yang diberikan oleh
organisasi (perkumpulan dsb)kepada wakilnya untuk
melakukan sesuatu dalam perundingan, dewan, dsb
Mekanisme internal : Cara kerja suatu organisasi (perkumpulan dsb)
Memorandum : 1Nota atau surat peringatan tidak resmi
2surat pernyataan dalam hubungan diplomasi
3bentuk komunikasi yang berisi saran, arahan atau
penerangan
Moralitas : Sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan
dengan etiket atau adat sopan santun
Mukadimah : Pendahuluan, kata pengantar
Norma : aturan atau ketentua n yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan kendalian tingkah laku yang
6 83
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
8 81
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
REKOMENDASI VII
TENTANG MASTER PLAN PEMBANGUNAN ITS Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di ITS harus
mendapatkan penanganan, maka dipandang perlu
Ditujukan kepada : Rektor ITS diselenggarakan Musyawarah Besar III Mahasiswa ITS
Isi rekomendasi : Mensosialisasikan secara luas tentang Master Plan (MUBES III ITS)
pembangunan ITS b. Bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan MUBES
III ITS maka dipandang perlu adanya suatu Tata Tertib MUBES
REKOMENDASI VIII III ITS
TENTANG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MAHASISWA
Ditujukan kepada : Birokrasi kampus Mengingat : Ketetapan MUBES II ITS No. 01/TAP/MUBES/VII/1998 tentang
Isi rekomendasi : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Mahasiswa di
bidang keprofesian melalui kerjasama secara aktif Pedoman Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan di ITS
dengan dunia usaha
REKOMENDASI IX Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES III ITS pada hari Minggu –
TENTANG TRANSPARANSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN KAMPUS Senin, tanggal 26 – 27 Agustus 2001
Ditujukan kepada : a. Birokrasi kampus
b. Ikatan Orang Tua Mahasiswa ( IKOMA ) ITS Memutuskan :
Isi rekomendasi : Meminta pihak-pihak terkait untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai transparansi dalam administrasi dan keuangan
kepada mahasiswa Pertama : Tata Tertib Musyawarah Besar III Mahasiswa ITS ( MUBES III ITS )
REKOMENDASI X Kedua : Tata Tertib MUBES III ITS ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
TENTANG TRANSPARANSI PEMILIHAN REKTOR ITS sampai berakhirnya MUBES III ITS
Ditujukan kepada : Senat Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ketiga : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam keputusan
Isi rekomendasi : Menyelenggarakan pemilihan Rektor ITS yang ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
transparan
80 9
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
REKOMENDASI I
Pimpinan Sidang Sementara
TENTANG SINERGISITAS KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI ITS
Ketua
Ditujukan kepada : Musyawarah Mahasiswa ITS
Merangkap Anggota
Isi rekomendasi : Membahas posisi Tim Pembina Kerohanian ( TPK ),
Laboratorium dan Proyek Kerja Mahasiswa dalam
kaitannya dengan Keluarga Mahasiswa ITS untuk
menciptakan kegiatan kemahasiswaan yang sinergis
Syamsu Rizal
REKOMENDASI II
NRP. 2498 100 082
TENTANG PENGELOLAAN DANA MANDIRI OLEH MAHASISWA
REKOMENDASI V
TENTANG KESIAPAN ITS MENUJU OTONOMI KAMPUS
2. Mampu memberikan kerangka penyadaran kepada mahasiswa ITS menuju Lampiran : Keputusan MUBES III ITS
masyarakat kampus yang rasional dalan bergerak dan bertindak. Nomor : 01/KPTS/MUBES/VIII/2001
3. Mampu menjadi fasilitator aktualisasi segenap potensi mahasiswa. Tentang : Tata Tertib MUBES III ITS
4. Mampu melakukan optimalisasi ruang publik untuk penyadaran social demi Tanggal : 27 Agustus 2001
terciptanya sebuah transformasi produktif pada masyarakat, bangsa dan negara.
Pasal 1
Nama
BAB VI Musyawarah ini bernama Musyawarah Besar III Mahasiswa ITS yang
merupakan kekuasaan tertinggi dan forum musyawarah wakil-wakil mahasiswa
PENUTUP melalui organisasi kemahasiswaan di ITS dan selanjutnya disebut MUBES III ITS
Pada akhirnya implementasi Haluan Dasar Pengembangan Kemahasiswaan 1. Memutuskan Tata Tertib MUBES III ITS
akan memperkuat jati diri dan kepribadian kemahasiswaan ITS yang tercermin dalam 2. Menetapkan Pedoman Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan di ITS
kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang. 3. Menetapkan Haluan Dasar Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa di ITS
Pasal 5
Wewenang
MUBES III ITS berwenang :
1. Membuat ketetapan dan keputusan
78 11
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
2. Memilih pimpinan Sidang Pleno MUBES III ITS dari dan oleh peserta MUBES III BAB V
ITS POLA KERJA ORMAWA ITS
3. Menetapkan rekomendasi
Pasal 9
1. MUBES III ITS dinyatakan sah apabila dihadiri oleh minimal 2/3 dari peserta B. Tujuan
penuh (kuorum) Tujuan Kerja Ormawa ITS adalah :
1. Menjadi wadah yang memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada
mahasiswa ITS
12 77
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
6. Wawasan ke-ITS-an; memahami nilai-nilai Intergralistik, kejuangan dan 2. Apabila sampai pada waktunya kuorum belum tercapai, maka MUBES III ITS
kepahlawanan dengan memanfaatkan segenap fasilitas yang ada di ditunda sampai 2 x 15 menit, dan setelah itu MUBES III ITS dinyatakan sah
lingkungan kampus dengan baik. tanpa memperhatikan kuorum
BAB VII
3.Tahap pengabdian INTERUPSI
76 13
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Pasal 16 itu pola kegiatan pengembangan SDM haruslah dalam terpola dalam definisi yang
Pimpinan Sidang Pleno MUBES III ITS adalah satu kesatuan pimpinan yang jelas, terukur, dapat dicapai, dan relevan untuk dilaksanakan.
terdiri dari satu orang ketua merangkap anggota dan dua orang wakil merangkap
anggota Tahapan yang dipakai sebagai bingkai dari pola kegiatan pengembangan SDM adalah
sebagai berikut :
Pasal 17
Pimpinan Sidang Komisi MUBES III ITS adalah satu kesatuan pimpinan yang 1.Tahap pengenalan :
terdiri dari satu orang ketua merangkap anggota dan dua orang wakil merangkap
anggota a.Target potensi dasar mahasiswa
1. Pola pikir; terbentuk pola pikir dalam upaya pengenalan lingkungan barunya
Pasal 18 sehingga memunculkan kemauan dan keseimbangan dalam bersikap serta
Selama pimpinan MUBES III ITS belum terpilih, sidang untuk sementara mempunyai pola pikir prestatif.
waktu dipimpin oleh pimpinan sidang sementara yang berasal dari unsur kepanitiaan 2. Mental; mempunyai tata etika, psikologis dan moral yang baik sebagai bagian
proses adaptasi.
3. Jasad; mempunyai pemahaman pentingnya penjagaan keseimbangan dalam
Pasal 19 jasad.
Pimpinan sidang pleno tidak diperbolehkan mengikuti sidang komisi b.Target potensi kecenderungan
1. Akademis; pahamnya filosofi dasar dari basic keilmuan dari jurusannya,
Pasal 20
kuatnya pondasi keilmuan dasar.
Untuk membantu tugas notulensi dan dokumentasi persidangan maka 2. Manajerial; mengenal dasar-dasar keorganisasian
pimpinan sidang dibantu oleh satu orang atau lebih notulis sidang dari unsur panitia 3. Talenta (minat bakat); mengenal berbagai sarana yang dipakai untuk
pelaksana menyalurkan bakat dan potensi diri
4. Interpersonal; pribadi yang memiliki konsep diri, dengan mengenal diri
Pasal 21 sendiri, mempunyai motivasi serta kepercayaan diri.
Pimpinan Sidang berhak menerima atau menolak interupsi dari peserta 5. Wawasan ke-ITS-an; memahami kondisi lingkungan ITS dan nilai-nilai
sidang Intergralistik, kejuangan dan kepahlawanan.
14 75
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
4. Fisik yang kuat 4. Apabila calon yang bersedia berjumlah 3, maka langsung ditetapkan sebagai
Kekuatan fisik akan sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan Pimpinan Sidang
amanah yang dibebankan kepada mahasiswa dengan baik, mengingat begitu 5. Apabila calon yang bersedia berjumlah lebih dari 3 orang, Pimpinan Sidang dipilih
besar tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa ini. Karena dengan musyawarah
hanya dengan fisik yang kuat maka pencapaian tugas akan lebih optimal dan 6. Apabila calon yang bersedia berjumlah kurang dari 3 orang maka dilakukan
maksimal. pemilihan ulang, dan apabila masih terdapat kekurangan maka kekurangan
pimpinan sidang dipenuhi dari unsur kepanitiaan
5. Kesungguhan dan Bertanggung jawab dalam bertindak
Kesungguhan dalam melakukan setiap aktivitas menunjukkan lebih jauh Pasal 25
adanya iktikad baik, tekad yang kuat dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan amanah yang diembankan kepada mahasiswa. Dengan dorongan Tugas Pimpinan Sidang
niat dan keinginan yang kuat maka diharapkan hasil yang dicapai dapat
memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan bangsa ini. 1. Penugasan :
Pimpinan sidang MUBES III ITS terpilih memimpin persidangan setelah dilakukan
penandatangan keputusan MUBES III ITS tentang pemilihan Pimpinan Sidang
2. Tugas dan Wewenang Pimpinan Sidang :
F. Proses Pencapaian
a. Memimpin persidangan sesuai tata tertib MUBES III ITS dan menyimpulkan
pembahasan dalam sidang
Untuk mencapai kondisi ideal yang diharapkan, dibutuhkan sebuah b. Pimpinan Sidang Pleno menyampaikan hasil-hasil putusan MUBES III ITS
pentahapan - pentahapan dengan subtansi nilai yang semakin menguatkan. Dengan dalam acara penutupan MUBES III ITS
tetap mengacu pada potensi dasar yang dimiliki oleh setiap individu mahasiswa dan c. Pimpinan Sidang Pleno mengantarkan Sidang Komisi
unsur fungsi dan kemampuan yang merupakan potensi kecenderungan minat dan d. Pimpinan Sidang Komisi menyampaikan hasil-hasil Sidang Komisi kepada
bakat mahasiswa yang juga perlu diakomodir. Sidang Pleno
Adapun tahapan itu meliputi e. Menetapkan tugas dan pembagian tugas diantara ketua, wakil-wakil ketua
1. Tahapan pengenalan dan notulis sidang
• Merupakan tahapan adaptasi terhadap lingkungan baru yang ada f. Menjaga ketertiban sidang dengan melaksanakan asas-asas demokrasi yang
• Pemberian soft skill dasar berintikan kebenaran, kebijakan dan musyawarah untuk mufakat
• Pengenalan basic keilmuan dan kondisi jurusan
74 15
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
72 17
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
KEPUTUSAN memperkuat rasa kekeluargaan dan kebersamaan dalam persatuan. Wawasan ini
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS juga menjelaskan bahwa sekalipun mahasiswa ITS itu berbeda-beda, baik dari disiplin
( MUBES III ITS ) ilmu yang dipelajari maupun dari sisi agama, suku, latar belakang, orientasi akademik
No. 03/KPTS/MUBES/VIII/2001 dan non akademik, ideologis, kelas social, hobby, minat bakat serta aliran politik
TENTANG berbeda, tetapi tetap merasa satu yaitu mahasiswa ITS pada khususnya, mahasiswa
AGENDA ACARA MUBES III ITS Indonesia pada umumnya.
Wawasan ini bertujuan menumbuhkembangkan rasa persatuan, solidaritas
dan kebanggaan terhadap almamater dan juga diarahkan pada terciptanya dan
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut terbinanya rasa persatuan dan kesatuan bengsa dan negara Indonesia yang dalam
Teknologi Sepuluh Nopember 2001 sejarahnya wawasan integralistik ini merupakan kehendak bersama untuk
mengikatkan diri sebagai satu kesatuan yang utuh.
Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di
ITS harus mendapatkan penanganan, maka
dipandang perlu diselenggarakan Musyawarah Besar BAB III
III Mahasiswa ITS ( MUBES III ITS ) POLA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAHASISWA
c. Bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan
MUBES III ITS maka dipandang perlu ditetapkan Pola pengembangan sumber daya mahasiswa merupakan sebuah pola atau
suatu agenda acara bentuk pengembangan yang berorientasi pada proses pengembangan diri dengan
prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan tidak melepaskan elemen-elemen
Mengingat : Keputusan MUBES III ITS No. yang terkait guna menbantu terciptanya kualitas mahasiswa yang utuh dalam proses
01/KPTS/MUBES/VIII/2001 tentang Tata Tertib MUBES pelaksanaannya. Pola pengembangan ini juga merupakan bagian dari sistem yang
III ITS terkait dengan cita-cita besar pendidikan untuk mampu menghasilkan generasi-
generasi yang berkualitas tidak hanya cerdas secara intelektual saja tetapi juga cerdas
Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES III ITS pada hari secara emosional dan spiritual.
Senin, tanggal 27 Agustus 2001
A. Pendahuluan
Memutuskan :
Dengan berpijak pada nilai-nilai dari visi mahasiswa ITS yang hendak
dikembangkan, dimana perlunya penguatan etos partisipatif dalam membangun
Pertama : Agenda Acara MUBES III ITS
Ormawa ITS, mahasiswa dituntut mampu menumbuhkembangkan segenap potensi
Kedua : Agenda Acara ini berlaku sejak ditetapkan sampai
yang dimilikinya sehingga dapat terlihat dengan cara mencitrakan diri dengan baik,
berakhirnya MUBES III ITS
disisi yang lain mahasiswa juga dituntut untuk mampu menjadi ruang penyadaran
Ketiga : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam
sosial yang terjadi di masyarakat umumnya dan masyarakat kampus pada khususnya.
keputusan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
yang dijiwai oleh nilai-nilai yang moralis, egaliter, professional, pluralis, inklusif dan
patnership.
Berangkat dari pemahaman tersebut diatas maka perlu dirumuskan suatu
pola pengembangan sumber daya mahasiswa yang tepat, berdaya guna dan
professional sehingga cita-cita untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin bangsa ini
Ditetapkan di : Wale Papetaupan II, Prigen
dapat diwujudkan secara bersama - sama dengan penuh tanggung jawab.
Hari : Senin
Satu tantangan besar yang harus dijawab adalah bagaimana mencapai dan
Tanggal : 27 Agustus 2001
mewujudkan cita-cita tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah mekanisme,
Pukul : 08.53 WIB
metode dan pola yang tepat dan terarah secara analisa, sasaran, proses, waktu,
biaya, serta dampak yang terjadi dalam mewujudkannya.Untuk mencapai ketepatan
yang utuh maka dibutuhkan sinergisitas dari keluarga mahasiswa ITS disertai usaha
dinamis yang berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.
18 71
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
7. Asas Hukum; bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas kemahasiswaan, seluruh PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001
mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa ITS harus menegakkan hukum yang
berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta kesepakatan bersama.
8. Asas Kejuangan; bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas kemahasiswaan ITS Ketua
harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian, ketaatan dan Merangkap Anggota
kedisiplinan berlandaskan nilai-nilai kejuangan Sepuluh Nopember, demi
kepentingan ITS serta bangsa dan negara.
9. Asas Kesadaran dan Tanggung Jawab; bahwa dalam proses beraktivitas oleh
mahasiswa ITS haruslah dilandasi rasionalitas beerpikir, kesadaran dalam Nugroho Fredivianus
bergerak untuk mewujudkan tindakan yang bertanggung jawab. NRP. 2298 100 113
10. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; bahwa agar aktivitas kemahasiswaan
dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi mahasiswa ITS dan seluruh
rakyat Indonesia, maka dalam penyelenggaraannya perlu menerapkan nilai-nilai
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebebasan akademik dalam upaya
Wakil Ketua Wakil Ketua
mendorong pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara bertanggung jawab dengan memperhatikan norma-norma Merangkap Anggota Merangkap Anggota
agama.
Modal dasar
Arief Putranto Fahmi Arifin
Modal dasar pengembangan kemahasiswaan adalah keseluruhan sumber NRP. 1197 100 016 NRP. 4399 100 028
kekuatan ITS, baik efektif maupun potensial, yang dimiliki dan didayagunakan
mahasiswa ITS dalam pengembangan lembaga kemahasiswaan, yaitu :
1. Spiritual dan mental, yaitu keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa merupakan tenaga penggerak yang tak ternilai harganya bagi pengisian dan
perjuangan aspirasi mahasiswa dalam mencapai cita-citan luhurnya.
2. Karakteristik mahasiswa ITS, yaitu sebagai generasi muda yang mempunyai
karunia lebih sebagai insan terdidik, kekuatan idealisme berupa kekuatan moral
(moral force) sebagai bagian dari agen perubah peradaban bangsa (agent of
change) dan generasi penerus kepemimpinan bangsa dan negara ini nantinya
(iron stock) dengan dilandasi semangat Sepuluh Nopember.
3. Keberagaman mahasiswa ITS dengan berbagai disiplin ilmu dan hampir mewakili
seluruh daerah di Indonesia dengan latar belakang, orientasi akademik dan non
akademik, ideologis, kelas social, hobby, minat bakat serta aliran politik yang
berbeda merupakan modal dasar aktivitas kemahasiswaan di ITS dalam
mencapai cita-cita.
4. Potensi dan kekuatan efektif di ITS, yaitu segala sesuatu yang bersifat potensial
dan produktif yang telah dicapai ITS sepanjang sejarahnya termasuk kekuatan
tradisi keilmuan dan kecendikiawanan maupun ikatan primordial ITS yang
merupakan daya dukung dan daya padu yang potensial.
5. Semangat Sepuluh Nopember, yaitu perwujudan rasa ingin
menumbuhkembangkan nilai-nilai kepahlawanan, rasa persatuan dan solidaritas
serta kebanggaan terhadap almamater sebagai pengemban nilai-nilai
kebangsaan dan kerakyatan.
Wawasan integralistik
Yang dimaksud dengan wawasan integralistik mahasiswa ITS adalah suatu
wawasan yang memandang ITS sebagai satu kesatuan yang utuh. Wawasan ini
70 19
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
20 69
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
BAB I Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut
PENDAHULUAN Teknologi Sepuluh Nopember 2001
RUANG LINGKUP
Untuk memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan Memutuskan :
serta bagaimana dapat mencapainya, maka Haluan Dasar pengembangan
kemahasiswaan ITS disusun dalam sistematika sebagai berikut : Pertama : Pembentukan Komisi dan Anggota Komisi MUBES III ITS
BAB I Pendahuluan Kedua : Pembentukan Komisi dan Anggota Komisi MUBES III ITS
BAB II Pola Dasar Pengembangan Kemahasiswaan ITS
BAB III Pola Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa ITS berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai berakhirnya
BAB IV Pola Kerja Ormawa ITS MUBES III ITS
BAB V Penutup
68 21
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Ketiga : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001
keputusan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
Ketua
Merangkap Anggota
Ditetapkan di : Wale Papetaupan II, Prigen
Hari : Senin
Tanggal : 27 Agustus 2001
Pukul : 17.12 WIB Nugroho Fredivianus
NRP. 2298 100 113
Arief Putranto
NRP. 1197 100 016
22 67
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut KOMISI A
Teknologi Sepuluh Nopember 2001
Membahas pasal 4 ayat 2 Tata Tertib MUBES III ITS
Anggota :
Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di
ITS harus mendapatkan penanganan, maka
1. KRISNANTO D. HIMASIKA 1198 100 001
dipandang perlu diselenggarakan Musyawarah Besar
2. TENO ARIEF PRIHANTO HIMATIKA 1298 100 050
III Mahasiswa ITS ( MUBES III ITS )
3. IMAM SAFAWI HIMASTA 1399 100 003
b. Bahwa untuk kelancaran dan kesinambungan
4. ZYA LABIBA HIMKA 1499 100 031
pengembangan kemahasiswaan ITS maka dipandang
5. M. ASWAD HIMAPRODI BITS 1598 100 031
perlu adanya Haluan Dasar Pengembangan
6. HERRY IRAWAN HMM 2198 100 013
Kemahasiswaan di ITS
7. JAWAHIRIL N. HMDM 2100 030 043
8. A. HADI SYAFRUDIN HIMATEKTRO 2299 100 128
Mengingat : a. Ketetapan MUBES II ITS No.
9. WIBOWO HMCC 2299 030 025
02/TAP/MUBES/VII/1998 tentang Garis-garis Besar
10. AGUS ARIFIYANTO HIMATEKK 2399 100 088
Haluan Kerja Organisasi Kemahasiswaan di ITS
11. RACHMAD ADI S. HIMADEKKIM 2399 030 008
b. Ketetapan MUBES III ITS No.
12. INDRA SETIAWAN HMTF 2499 100 013
01/TAP/MUBES/IX/2001 tentang Konstitusi Dasar
13. YUSWONO HADI HMTI 2599 100 012
Keluarga Mahasiswa ITS
14. ARIEF KURNIAWAN KAMAL HMTC 2699 100 041
15. M. DAVIQ RAHMAD HMMT 2799 100 027
Memperhatikan : a. Aspirasi mahasiswa ITS yang disalurkan melalui
16. TATAS HMS 3199 100 022
organisasi kemahasiswaan di ITS sebelum dan
17. MUHAMMAD KHUMAINI BEMJ D3 T. SIPIL 3198 039 301
selama berlangsungnya MUBES III ITS
18. BIMO HARYOSENO HIMASTHAPATI 3298 100 031
b. Hasil permusyawaratan peserta MUBES III ITS pada
19. WAFIYUDDIN HMTL 3398 100 038
tanggal 26 Agustus – 1 September 2001
20. RENI TRI M. HIMA IDE 3499 100 035
21. ARIEF RACHMAN HIMAGE 3599 100 017
Memutuskan :
22. IMAM TAZI HIMATEKPAL 4198 100 014
Menetapkan :
23. LINDA KUSUMASTUTIE HIMASISKAL 4298 100 058
Pertama : Haluan Dasar Pengembangan Kemahasiswaan di ITS
24. F. FERDIANSYAH HIMATEKLA 4399 100 043
Kedua : Ketetapan ini berlangsung sejak tanggal ditetapkan dan
25. BAKTI NUGROHO HIMATBK 6200 030 011
dalam pelaksanaannya dilakukan usaha-usaha
26. M. RIDHO H. HIMASINKA 6300 030 060
penyesuaian
27. WINDI RIES DIANSYAH HIMALISPAL 6400 030 060
Ketiga : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam
28. ENDAH PUJI ASTUTI HIMATELKOM 7299 030 019
ketetapan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
29. NURHADI HIMA LISTRIK INDUSTRI 7300 030 020
30. RAHMAT HIDAYATULLAH HIMIT 7400 030 034
Ditetapkan di : Wisma Sejahtera, Ketintang, Surabaya
31. DANAR SURYA W. BEM ITS 3396 100 062
Hari : Sabtu
32. HERI SURACHMAN SM ITS 2698 100 077
Tanggal : 1 September 2001
33. IVAN IMADUDDIN SM ITS 2298 030 087
Pukul : 14.25 WIB
34. A. RACHMAWARDANI SM ITS 2498 100 070
35. IWAN KURNIA SM ITS 2597 100 027
66 23
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
36. RIKZUL M.I. SM ITS 2397 100 126 Lampiran : Ketetapan MUBES III ITS
37. DONNY Y.H. SM ITS 3497 100 047 Nomor : 01/TAP/MUBES/VIII/2001
38. HELMI F. SM ITS 7198 030 013 Tentang : Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS
39. PRITA DWI W. SM ITS 1598 100 005 Tanggal : 1 September 2001
40. EKO SETIADI SM ITS 2496 100 019
41. SUKISNO LMB 4198 100 045
42. ROHIMATUSH SHOFIYAH LMFMIPA 1499 100 010 STRUKTUR KELUARGA MAHASISWA ITS
43. ERVAN LATUHARI LMFTI 2498 100 010
44. AMINATUZ ZUHRIAH LMFTSP 3399 100 073 MUBES
45. YUDHISTIRA YONIE DEMA PENS 7398 030 030
46. YUWITA RIANAWATI BEM ITS 1499 100 029
47. SRI WIDYA ASTUTI BEM ITS 1498 100 011
48. M. KADAFFI BEM ITS 4398 100 009 MKM ITS
49. AGUSTIN RACHMAWATI UK PSM 1598 100 021 KONGRES
50. KUSWANTO UK TK 1498 100 047
51. ERICK SAPUTRA UK TEATER TIYANG ALIT 1496 100 017
52. DEDDY ARDIANSYAH UK KARATEDO 2498 100 074
53. DWI K. SAPUTRO UK BRIDGE 1297 100 040
54. JOHAN NOVIANSYAH UK OLAH RAGA AIR 4300 100 034 LSM LMB BEM LM ITS
55. NAFIRI FURQONY PANITIA AD-HOC 2696 100 035
56. JOKO ARISANTO PANITIA AD-HOC 2698 100 061
57. IHWAN ALFIYANTO PANITIA AD-HOC 2196 100 074
58. HARI SASONGKO PANITIA AD-HOC 2397 100 126
59. M. ARIEF R. PANITIA AD-HOC 3197 100 074
FHMJ
DOP HMJ LMF
KOMISI B
Membahas pasal 4 ayat 3 Tata Tertib MUBES III ITS
Anggota :
MAHASISWA ITS
1. MASNUN LUKMAN H. HIMASIKA 1199 100 013
2. SAEFUDIN HIMATIKA 1298 100 051
3. BAYU HARMOKO HIMASTA 1399 030 038
4. INDRA HARIYADI HMM 2198 100 053 Keterangan Garis :
5. INDRA PUTRADI HMDM 2100 030 083
6. KHUSAINI HIMATEKTRO 2299 100 070 1. : Koordinatif
7. ARI SUSANTO HMCC 2299 030 049 2. : Instruktif
8. ERSTANTO ALFAN HIMATEKK 2399 100 077
9. FERI JOHAN HIMADEKKIM 2300 030 013 3. : Aspiratif
10. TIGOR PERDANA HMTF 2499 100 087 4. : Instruktif Koordinatif
11. ARY MASHARUDDIN S, HMTC 2699 100 068
12. YANUAR SAFARI HMMT 2799 100 009 5. : Kontrol
13. RULLY PRASETYO HMS 3100 100 086 6. : Rekomendasi / Rujukan
14. ERIZA MULHADI BEMJ D3 T. SIPIL 3199 032 044
15. CICIK ROHMAWATI HMTL 3398 100 060 7. : Pertanggungjawaban
16. M.A. TRI NANANG Y HIMA IDE 3499 100 078 8. : Batas Ormawa
17. SUKARYANTO HIMAGE 3599 100 031
24 65
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
64 25
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
26 63
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Telah jelas (3) Draft RUU dapat diajukan oleh PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001
internal LMITS atau BEM ITS
BAB VI (4) Telah jelas
Pasal 13 (5) Telah jelas Ketua
(6) Telah jelas
Telah jelas Merangkap Anggota
(7) Telah jelas
(8) Telah jelas
BAB VII
Pasal 21
Pasal 14
(1) Telah jelas Arief Putranto
Telah jelas (2) Yang dimaksud dengan
memorandum ialah nota peringatan NRP. 1197 100 016
(3) Telah jelas
Pasal 15
Wakil Ketua Wakil Ketua
Telah jelas Pasal 22
Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Telah jelas
Pasal 16
Telah jelas BAB IX
Fahmi Arifin Nugroho Fredivianus
Pasal 23
NRP. 4399 100 028 NRP. 2298 100 113
Pasal 17 Telah jelas
Telah jelas
Pasal 24
BAB VIII Telah jelas
Pasal 18
Telah jelas Pasal 25
Telah jelas
Pasal 19
Telah jelas Pasal 26
(1) Interpretasi ialah penafsiran makna
(2) Telah jelas
Pasal 20 (3) Telah jelas
(1) Yang dimaksud menjunjung tinggi (4) Perumusan substansi hukum positif
ialah menaati dan melaksanakan dilakukan dengan mengikutsertakan
Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan elemen di KM ITS.
Dasar Pengembangan (5) Hukum positif ialah suatu aturan
Kemahasiswaan KM ITS . yang bersifat kausalitas / sebab
(2) Telah jelas akibat , yang mencangkup jenis dan
62 27
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Telah jelas
Pasal 11
Telah jelas
Pasal 5
Telah jelas
Pasal 12
28 61
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Pasal 24 Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut
BAB IV Teknologi Sepuluh Nopember 2001
Yang dimaksud dengan kehilangan
Pasal 17 status kemahasiswaan ialah sudah tidak Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di ITS
(1) Telah Jelas menjadi mahasiswa ITS harus mendapatkan penanganan, maka dipandang perlu
(2) Telah jelas diselenggarakan Musyawarah Besar III Mahasiswa ITS (
(3) Fasilitas Ormawa dan LMB ialah MUBES III ITS )
fasilitas yang dimiliki dan atau BAB VIII b. Bahwa agenda yang belum terselesaikan harus
dikelolah oleh Ormawa dan LMB ditindaklanjuti dengan sebuah perubahan tata tertib
terkait. Pasal 25
(4) Telah jelas Tidak mengikat ialah tidak mengganggu Mengingat : Keputusan MUBES III ITS No. 01/KPTS/MUBES/VIII/2001
(5) Telah jelas. kemandirian KM ITS. tentang Tata Tertib MUBES III ITS
Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES III ITS pada hari Kamis,
BAB V tanggal 30 Agustus 2001
BAB IX
Pasal 18
Pasal 26 Memutuskan :
Telah jelas
Telah jelas
Pertama : Perubahan Tata Tertib MUBES III ITS, Bab I, pasal 2
Kedua : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam
Pasal 19 keputusan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
BAB X
Telah jelas
Pasal 27
(1) Referendum ialah mekanisme jajak Ditetapkan di : Wale Papetaupan II, Prigen
Pasal 20 pendapat pada seluruh mahasiswa Hari : Kamis
Telah jelas ITS. Tanggal : 30 Agustus 2001
(2) Telah jelas Pukul : 00.08 WIB
BAB VI Pasal 28
Pasal 21 Yang dimaksud dengan amandemen
ialah perubahan terhadap berbagai hal
Khusus untuk LMB hanya terikat oleh yang dianggap perlu dan relevan
Konstitusi Dasar KM ITS. terhadap konstitusi dasar dan Haluan
Dasar Pengembangan Kemahasiswaan
KM ITS.
BAB VII
Pasal 22
60 29
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001 Pasal 9 (2) Telah jelas
(1) Yang dimaksud Eksekutif
Ketua mahasiswa ITS ialah ormawa ITS Pasal 13
yang mempunyai kewenangan
Merangkap Anggota melakukan fungsi-fungsi sebagai (1) Telah jelas
pelaksana pemerintahan. (2) Telah jelas
(2) Yang dimaksud menjunjung tinggi (3) Telah jelas
ialah menaati dan melaksanakan (4) Telah jelas
Konstitusi Dasar KM ITS dan Haluan (5) Kelengkapan yang diperlukan
Dasar Pengembangan berbentuk Biro-biro, Pokja dan Divisi
Arief Putranto Kemahasiswaan KM ITS . (6) Telah jelas
(7) Telah jelas
NRP. 1197 100 016
Pasal 10
Pasal 14
Wakil Ketua Wakil Ketua (1) Telah jelas
(2) Masing-masing HMJ memiliki (1) Yang dimaksud representatif ialah
Merangkap Anggota Merangkap Anggota kewenangan penuh (otonomi) untuk dapat mewakili aspirasi – aspirasi
mengatur mekanisme internal mahasiswa yang merupakan
organisasi. Otonomi tersebut konstituennya
meliputi penamaan organisasi, (2) Telah jelas
syarat kanggotaaan, mekanisme (3) Yang dimaksud dengan sistem
Fahmi Arifin Nugroho Fredivianus distrik kuota ialah pemilihan umum
kepengurusan, serta hal-hal lain
NRP. 4399 100 028 NRP. 2298 100 113 yang dianggap perlu. yang melibatkan konstituen di tingkat
Jurusan dengan ketentuan kuota
sebagai berikut :
Pasal 11 a. Jika jumlah konstituen di tingkat
jurusan kurang dari tujuh ratus
(1) Telah jelas orang, maka berhak di wakili
(2) Telah jelas oleh satu orang dalam LMITS
(3) Menguatkan daya dukung terhadap b. Jika jumlah konstituen di tingkat
BEM ITS dalam hal koordinasi antar jurusan lebih dari tujuh ratus
HMJ dan pengembangan Sumber orang, maka berhak di wakili
Daya Mahasiswa sebagaimana oleh maksimal dua orang dalam
tercantum dalam Haluan Dasar LMITS
Kemahasiswaan KM ITS. (4)Telah jelas
(4) Telah jelas
(5) Mekanisme pelaporan kerja
dimaksudkan untuk memonitor dan
mengevaluasi berjalannya kinerja Pasal 15
LMF. (1) - Yang dimaksud dengan normatif
ialah menjaga dan menafsirkan
Pasal 12 setiap kaidah hukum yang
melingkupi berbagai kebijakan yang
(1) Sebagai daerah otonomi, maka DOP mengatur suatu sistem
memiliki struktur pemerintahan - Yang dimaksud dengan kekuasaan
seperti halnya di tingkat Institut kehakiman ialah melakukan tafsir
dengan status dan pola hubungan lanjut terhadap suatu pelanggaran
yang sejajar dengan HMJ. dalam sebuah sanksi
30 59
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
58 31
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
32 57
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
8. KPU melaporkan hasil Pemilu kepada 5. Panwaslu wajib melaporkan dan PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001
BEM ITS, MKM ITS dan seluruh mempertanggungjawabkan hasil
mahasiswa ITS tentang hasil kerja kerjanya kepada KPU.
yang dilakukan. Ketua
9. KPU berwenang memberikan sanksi Merangkap Anggota
kepada peserta Pemilu atas setiap Pasal 9
pelanggaran yang terjadi. Pemantau Pemilu
10. KPU berwenang mengangkat anggota
Panitia Pemilihan Umum dan Panitia 1. Pemantau Pemilu berfungsi
Pengawas Pemiihan Umum. melakukan pengawasan terhadap Nugroho Fredivianus
jalannya proses Pemilu. NRP. 2298 100 113
2. Pemantau Pemilu ialah pengawas
Pasal 7 pemilu independen.
Panitia Pemilihan Umum 3. Pemantau pemilu bersifat non
struktural dan keberadaannya Wakil Ketua Wakil Ketua
1. Panitia Pemilihan Umum yang disahkan oleh BEM ITS setelah Merangkap Anggota Merangkap Anggota
selanjutnya disebut PPU, berfungsi terlebih dahulu melalui mekanisme
sebagai fasilitator pada proses pemilu pemberitahuan dan verifikasi.
dan bertanggungjawab kepada KPU. 4. Pemantau pemilu berhak
2. Anggota PPU ialah mahasiswa ITS mengeluarkan rekomendasi yang
yang merupakan perwakilan tiap – didasarkan atas fakta kronologis Arief Putranto Fahmi Arifin
tiap HMJ dan DOP dengan jumlah yang ditemukan kepada KPU NRP. 1197 100 016 NRP. 4399 100 028
yang sama sebagai pertimbangan pengambilan
3. Anggota PPU ditetapkan oleh KPU keputusan .
dengan difasilitasii oleh BEM ITS.
BAB II
Pasal 8
MEMORANDUM
Panitia Pengawas Pemilu Umum
Pasal 10
1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum
yang selanjutnya disebut Panwaslu Memorandum merupakan hak legislatif
berfungsi melakukan pengawasan untuk meminta keterangan kepada pihak
terhadap jalannya Pemilu eksekutif.
2. Anggota Panwaslu terdiri dari dua Pasal 11
orang perwakilan tiap –tiap HMJ dan
DOP. Mekanisme jatuhnya memorandum
3. Panwaslu berhak memberikan 1. Memorandum I dijatuhkan apabila
peringatan kepada PPU dan pelaku presiden diduga menyimpang
pelanggaran secara langsung apabila Konstitusi Dasar KM ITS, Ketetapan
terjadi pelanggararan terhadap Kongres ITS, Undang-Undang dan
ketentuan Pemilu. GBPK.
4. Panwaslu berhak mengeluarkan 2. Apabila dalam jangka waktu satu
rekomendasi yang didasarkan atas bulan tidak ditanggapi atau respon
fakta kronologis yang ditemukan yang diberikan tidak memenuhi
kepada KPU sebagai pertimbangan harapan, maka LM ITS dapat
pengambilan keputusan. menjatuhkan Memorandum II.
56 33
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
34 55
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Pasal 26 KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Tugas BAB X ( MUBES III ITS )
1. Melakukan interpretasi terhadap LEMBAGA MINAT DAN BAKAT No. 08/KPTS/MUBES/VIII/2001
perundang-undangan KM ITS TENTANG
berkaitan dengan penafsirannya jika Pasal 27 PERUBAHAN TATA TERTIB MUBES III ITS
terjadi konflik pemahaman antar 1. LMB terdiri atas presidium ketua-
lembaga. ketua UKM.
2. Melakukan hak uji materi terhadap 2. LMB menjalankan fungsi eksekutif, Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut
Undang-undang, hasil pemilu dan legislatif, dan yudikatif terhadap Teknologi Sepuluh Nopember 2001
aturan pelaksana di bawahnya. UKM-UKM
3. Mengadili baik kepada personal 3. Dalam menjalankan roda Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di ITS
ataupun lembaga terhadap organisasi, LMB dipimpin oleh harus mendapatkan penanganan, maka dipandang perlu
penyimpangan perundang-undangan seorang presiden yang dipilih diselenggarakan Musyawarah Besar III Mahasiswa ITS (
KM ITS. melalui mekanisme internal LMB MUBES III ITS )
4. Melakukan perumusan substansi 4. Presiden LMB bertanggungjawab b. Bahwa agenda yang belum terselesaikan harus
hukum positif yang ditetapkan untuk kepada presidium UKM melalui ditindaklanjuti dengan sebuah perubahan tata tertib
menjaga dan menegakkan norma mekanisme internal LMB
maupun etika yang ada dalam KM 5. LMB dan BEM ITS saling Mengingat : Keputusan MUBES III ITS No. 01/KPTS/MUBES/VIII/2001
ITS berkoordinasi untuk menunjang tentang Tata Tertib MUBES III ITS
5. Melakukan perumusan hukum positif keselarasan program kerja yang
sebagai acuan dalam memberikan akan dilaksanakan. Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES III ITS pada hari Jumat,
konsekuensi bagi pelanggar tanggal 31 Agustus 2001
perundang-undangan KM ITS.
6. Menyampaikan laporan kronologis BAB XI Memutuskan :
dan hasil putusan persidangan LEMBAGA SWADAYA
kepada mahasiswa ITS dalam Pertama : Perubahan Tata Tertib MUBES III ITS, Bab I, pasal 2
MAHASISWA
rangka mewujudkan mekanisme Kedua : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam
peradilan yang adil dan transparan. Pasal 28 keputusan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
7. Memberikan fatwa atas laporan KPU
1. Pendirian LSM dilakukan atas
8. Mengesahkan LSM sesuai dengan
inisiatif internal komunitas
Undang-Undang yang berlaku.
mahasiswa ITS Ditetapkan di : Wisma Sejahtera, Ketintang, Surabaya
2. LSM tidak boleh mengeluarkan Hari : Jumat
pernyataan sikap politik keluar. Tanggal : 31 Agustus 2001
Pukul : 07.30 WIB
BAGIAN KEEMPAT
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ORMAWA DI ITS
54 35
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001 4. Mengajukan RUU kepada BEM ITS lingkup Ormawa yang terkait dan
untuk disahkan menjadi Undang- LMB.
Undang 4. MUSMA ITS berhak mengusulkan
5. Penjaringan dan penilaian kandidat kepada Kongres ITS dan Forum
Ketua Wakil Ketua anggota MKM ITS tertinggi LMB untuk
Merangkap Anggota Merangkap Anggota 6. Menyelenggarakan Musyawarah diselenggarakannya MUBES ITS.
Mahasiswa ITS
7. Melakukan penjaringan dan
penilaian kandidat anggota Komisi BAB IX
Pemilihan Umum. MAHKAMAH KONSTITUSI
Nugroho Fredivianus Fahmi Arifin 8. Memberikan laporan keaktifan dan MAHASISWA ITS
NRP. 2298 100 113 NRP. 4399 100 028 hasil kinerja masing-masing
anggotanya secara periodik sebagai Pasal 23
wujud pertanggungjawaban kepada Struktur
mahasiswa ITS
MKM ITS terdiri dari ketua dan anggota-
anggota.
Pasal 21
Hak dan Wewenang
Pasal 24
1. Meminta penjelasan kepada
presiden BEM ITS atas kebijakan- Keanggotaan
kebijakan yang diambil oleh BEM
1. Kriteria anggota MKM ITS ialah :
ITS.
2. Menyampaikan memorandum a. Bertakwa kepada Tuhan YME
kepada Presiden BEM ITS b. Anggota KM ITS
3. Memberikan usulan-usulan kepada c. Berkelakuan baik
BEM ITS dengan memperhatikan d. Memiliki pemahaman terhadap
aspirasi mahasiswa ITS. konstitusi dasar KM ITS
e. Anggota MKM ITS tidak
diperkenankan merangkap jabatan
Pasal 22
sebagai pengurus lembaga di
Musyawarah Mahasiswa ITS lingkup KM ITS.
f. Bersedia mengikuti uji kelayakan
1. Musyawarah Mahasiswa ITS yang yang dilaksanakan oleh LM ITS.
selanjutnya disebut MUSMA ITS 2. Jumlah maksimal anggota MKM ITS
diselenggarakan oleh LM ITS ialah 11 orang
sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu tahun.
2. MUSMA ITS dihadiri oleh semua
Pasal 25
elemen Ormawa baik dalam fungsi
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif Masa Jabatan
dan semua elemen LSM dan LMB.
3. MUSMA ITS berfungsi sebagai Anggota MKM ITS memegang
wadah penjaringan dan komunikasi jabatannya dalam satu periode selama
aspirasi bagi semua potensi KM ITS satu tahun.
untuk menjadi pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan dalam
36 53
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
52 37
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
38 51
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
BEM ITS, satu orang perwakilan 1. Peserta Kongres ITS terdiri dari KEPUTUSAN
setiap HMJ, satu orang perwakilan peserta penuh dan peserta MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
LMB dan satu orang perwakilan peninjau. ( MUBES III ITS )
Eksekutif DOP. 2. Peserta penuh mempunyai hak No. 10/KPTS/MUBES/IX/2001
4. Peserta peninjau mempunyai hak bicara dan hak suara terdiri dari TENTANG
bicara terdiri dari kepala-kepala seluruh anggota LM ITS PERUBAHAN TATA TERTIB MUBES III ITS
departemen BEM ITS, satu orang 3. Peserta peninjau mempunyai hak
perwakilan setiap HMJ, dua orang bicara terdiri dari satu orang
perwakilan setiap LMF, satu orang perwakilan HMJ, Eksekutif DOP Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut
perwakilan setiap UKM, satu orang dan LMF. Teknologi Sepuluh Nopember 2001
perwakilan setiap lembaga
mahasiswa jurusan dibawah DOP Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di
dan panitia penyusun materi. Pasal 7 ITS harus mendapatkan penanganan, maka
5. Selain peserta penuh dan peninjau Kongres Luar Biasa Mahasiswa ITS dipandang perlu diselenggarakan Musyawarah Besar
terdapat undangan-undangan. III Mahasiswa ITS ( MUBES III ITS )
1. Kongres Luar Biasa mahasiswa ITS b. Bahwa agenda yang belum terselesaikan harus
yang selanjutnya disebut KLB ITS ditindaklanjuti dengan sebuah perubahan tata tertib
BAB II dapat diselenggarakan apabila
KONGRES MAHASISWA ITS presiden BEM ITS tidak mampu Mengingat : Keputusan MUBES III ITS No.
melaksanakan tugasnya. 01/KPTS/MUBES/VIII/2001 tentang Tata Tertib MUBES
Pasal 4 2. KLB ITS diselenggarakan oleh LM III ITS
ITS
Penyelenggaraan 3. Syarat-syarat pelaksanaan KLB ITS Memperhatikan : Hasil musyawarah peserta MUBES III ITS pada hari
1. Kongres ITS diselenggarakan oleh ditetapkan dalam aturan Sabtu, tanggal 1 September 2001
LM ITS selanjutnya.
2. Kongres ITS diselenggarakan Memutuskan :
sekurang-kurangnya sekali dalam BAB III
setahun. Pertama : Perubahan Tata Tertib MUBES III ITS, Bab I, pasal 2
FORUM HIMPUNAN MAHASISWA Kedua : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam
Pasal 5 JURUSAN keputusan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya
Tugas dan Wewenang Pasal 8
1. Menetapkan Tata Tertib Kongres ITS Tugas dan wewenang
2. Menetapkan Garis-garis Besar
Program Kerja yang selanjutnya 1. Menetapkan Tata tertib FHMJ Ditetapkan di : Wisma Sejahtera, Ketintang, Surabaya
disebut GBPK bagi BEM ITS. 2. Membentuk LMF Hari : Sabtu
3. Mengukuhkan Presiden BEM ITS 3. Menetapkan Garis-garis Besar Tanggal : 1 September 2001
untuk kepengurusan selanjutnya. Program Kerja yang selanjutnya Pukul : 00.02 WIB
4. Melakukan penilaian terhadap disebut GBPK bagi LMF
kinerja Presiden BEM ITS. 4. Memilih dan mengukuhkan ketua
5. Menetapkan hal-hal lain yang LMF
dianggap perlu 5. Menilai kinerja LMF
6. Menetapkan hal-hal lain yang
dianggap perlu.
Pasal 6
Kepesertaan
50 39
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001 BAB X Amandemen terhadap Konstitusi Dasar
ATURAN TAMBAHAN KM ITS dan Haluan Dasar
Pengembangan Kemahasiswaan KM
Ketua Pasal 27 ITS dilakukan pada MUBES ITS
Merangkap Anggota Pembubaran KM ITS
1. Hal pembubaran KM ITS ditetapkan BAB XI
melalui MUBES ITS setelah ATURAN PERALIHAN
didahului referendum yang
diselenggarakan oleh LM ITS. Pasal 29
Syamsu Rizal 2. Hasil referendum untuk pembubaran Seluruh Organisasi Kemahasiswaan
NRP. 2498 100 082 KM ITS dapat dianggap sah apabila dan peraturan-peraturan yang ada
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah masih berlaku hingga diadakan sistem
mahasiswa ITS menggunakan hak dan peraturan yang baru menurut hasil
Wakil Ketua Wakil Ketua pilihnya dan 2/3 dari jumlah tersebut MUBES III ITS.
Merangkap Anggota Merangkap Anggota menyatakan setuju.
Pasal 28 Pasal 30
Amandemen Konstutusi Dasar KM ITS Dalam waktu tiga bulan sesudah
danHaluan Dasar Pengembangan MUBES III ITS berakhir, SMITS periode
Nugroho Fredivianus Fahmi Arifin Kemahasiswaaan KM ITS 2000/2001 mengatur dan
NRP. 2298 100 113 NRP. 4399 100 028 menyelenggarakan segala hal yang
ditetapkan dalam MUBES III ITS.
BAGIAN KETIGA
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN KELUARGA
MAHASISWA (KM) ITS
Penyelenggaraan
Pasal 3
1. MUBES ITS diselenggarakan oleh
BEM ITS Kepesertaan
2. MUBES ITS diselenggarakan 1. Peserta MUBES ITS ialah wakil-
berdasarkan rujukan dari Kongres wakil mahasiswa dalam lingkup
ITS dan Forum tertinggi LMB. Ormawa dan LMB.
2. Peserta MUBES ITS terdiri dari
Pasal 2 peserta penuh dan peserta
peninjau.
Tugas dan Wewenang 3. Peserta penuh mempunyai hak
1. Menetapkankan tata tertib MUBES bicara dan hak suara terdiri dari
ITS anggota-anggota LM ITS, presiden
40 49
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Musyawarah Besar Mahasiswa ITS yang Pasal 23 Lampiran : Keputusan MUBES III ITS
selanjutnya disebut MUBES ITS Nomor : 10/KPTS/MUBES/IX/2001
merupakan forum musyawarah tertinggi Hak dan Kewajiban Anggota Tentang : Perubahan pasal 2 Keputusan MUBES III ITS
wakil-wakil mahasiswa dalam lingkup No. 08/KPTS/MUBES/VIII/2001
1. Anggota KM ITS berhak berserikat,
Ormawa dan LMB. Tanggal : 1 September 2001
berkumpul dan menyampaikan
pendapat baik secara lisan dan
tulisan yang diatur dalam
Pasal 19 perundang-undangan.
Kongres Mahasiswa ITS 2. Anggota KM ITS berhak melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan
Kongres Mahasiswa ITS yang konstitusi dasar KM ITS dan No Sebelum Menjadi
selanjutnya disebut Kongres ITS peraturan pelaksana di bawahnya.
merupakan forum musyawarah wakil- 3. Anggota KM ITS berhak dan wajib
wakil mahasiswa yang duduk dalam memahami, menghayati, serta
LMITS, perwakilan HMJ, Eksekutif DOP, melaksanakan segala sesuatu yang 1. Pasal 2 Keputusan MUBES III ITS Pasal 2 :
dan LMF telah diputuskan sebagai No. 08/KPTS/MUBES/VIII/2001 :
perundang-undangan KM ITS
Pasal 20 4. Anggota KM ITS wajib menjaga MUBES III ITS dilaksanakan pada
MUBES III ITS dilaksanakan pada hari hari Minggu, Senin, Selasa,
nama baik KM ITS. Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis
Forum Himpunan Mahasiswa Jurusan Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu
dan Jumat tanggal 26 s/d 31 Agustus tanggal 26 Agustus s/d 1
Forum HMJ yang selanjutnya disebut Pasal 24 2001 September 2001
FHMJ merupakan forum musyawarah
pimpinan–pimpinan HMJ dalam lingkup Hilangnya Status Keanggotaan
Fakultas. Anggota KM ITS gugur status
keanggotaannya apabila yang
bersangkutan kehilangan status
BAB VI kemahasiswaannya.
TATA URUTAN PERUNDANG-
UNDANGAN
BAB VIII
Pasal 21 PERBENDAHARAAN
Tata urutan perundang-undangan yang
berlaku di KM ITS ialah : Pasal 25
1. Konstitusi Dasar KM ITS Keuangan
2. Ketetapan Kongres ITS Keuangan KM ITS dapat diperoleh dari
3. Undang-Undang usaha-usaha yang dianggap sah, halal,
4. Keputusan Presiden BEM ITS dan tidak mengikat.
BAB IX
LAMBANG DAN ATRIBUT
BAB VII
KEANGGOTAAN Pasal 26
Hal Lambang dan atribut akan diatur
Pasal 22 dalam undang-undang.
Anggota
Anggota KM ITS ialah mahasiswa ITS.
48 41
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
KETETAPAN presiden BEM ITS dengan pimpinan 2. LMB wajib menjunjung tinggi
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS HMJ, dan pimpinan Eksekutif DOP Konstitusi Dasar KM ITS dalam
( MUBES III ITS ) 8. BEM ITS dan LMB saling setiap aktifitasnya.
No. 01/TAP/MUBES/IX/2001 berkoordinasi dalam menunjang 3. LMB menaungi Unit-unit Kegiatan
TENTANG keselarasan pelaksanaan program Mahasiswa yang selanjutnya
KONSTITUSI DASAR KELUARGA MAHASISWA ITS kerja. disebut UKM dalam bidang–bidang
penalaran, minat, bakat dan
Pasal 14 kegemaran secara spesifik.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Musyawarah Besar III Mahasiswa Institut Legislatif Mahasiswa ITS 4. LMB mempunyai kewenangan
Teknologi Sepuluh Nopember 2001 1. Legislatif Mahasiwa ITS yang penuh dalam mengatur rumah
selanjutnya disebut LM ITS tangga organisasinya sendiri.
Menimbang : a. Bahwa perkembangan dinamika kemahasiswaan di merupakan ormawa di tingkat Institut
ITS harus mendapatkan penanganan, maka yang bersifat representatif terhadap
dipandang perlu diselenggarakan Musyawarah Besar mahasiswa ITS. BAB IV
III Mahasiswa ITS ( MUBES III ITS ) 2. LM ITS wajib menjunjung tinggi
LEMBAGA SWADAYA MAHASISWA
b. Bahwa untuk kelancaran dan kesinambungan konstitusi dasar KM ITS.
organisasi kemahasiswaan di ITS maka dipandang 3. LM ITS terdiri dari wakil – wakil
Pasal 17
perlu adanya Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa mahasiswa yang dipilih secara
ITS langsung dengan sistem distrik kuota
4. LM ITS bertanggungjawab kepada Lembaga Swadaya Mahasiswa
Mengingat : Keputusan MUBES III ITS No. massa pemilihnya. 1. Lembaga Swadaya Mahasiswa
01/KPTS/MUBES/VIII/2001 tentang Tata Tertib MUBES yang selanjutnya disebut LSM ialah
III ITS komunitas mahasiswa di luar
ormawa dan LMB yang tumbuh dan
Pasal 15
Memperhatikan : a. Aspirasi mahasiswa ITS yang disalurkan melalui berkembang di ITS.
Yudikatif Mahasiswa ITS
organisasi kemahasiswaan di ITS sebelum dan 2. LSM wajib menjunjung tinggi
1. Yudikatif Mahasiswa ITS yang
selama berlangsungnya MUBES III ITS konstitusi dasar KM ITS dalam
kemudian dinamakan Mahkamah
b. Hasil permusyawaratan peserta MUBES III ITS pada setiap aktifitasnya
Konstitusi Mahasiswa ITS dan
tanggal 26 Agustus – 1 September 2001 3. LSM berhak menggunakan fasilitas
selanjutnya disebut MKM ITS
dalam lingkup kewenangan ormawa
menjalankan fungsi yudikatif
Memutuskan : dan LMB dalam aktifitas kerjanya
mahasiswa ITS yang bersifat
dengan koordinasi dan persetujuan
normatif dan memegang kekuasaan
Menetapkan : pihak terkait.
kehakiman.
Pertama : Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa ITS 4. LSM mempunyai kewenangan
2. MKM ITS wajib menjunjung tinggi
Kedua : Ketetapan ini berlangsung sejak tanggal ditetapkan dan untuk mengatur rumah tangganya
Konstitusi Dasar KM ITS
dalam pelaksanaannya dilakukan usaha-usaha sendiri.
penyesuaian 5. Syarat-syarat tentang pendirian
Ketiga : Apabila di kemudian waktu ditemukan kekeliruan dalam LSM diatur dalam Undang-undang
BAB III
ketetapan ini dapat dilakukan perbaikan seperlunya dan keberadaannya disahkan oleh
LEMBAGA MINAT DAN BAKAT
MKM ITS.
Pasal 16
1. Lembaga Minat dan Bakat yang
Ditetapkan di : Wisma Sejahtera, Ketintang, Surabaya BAB V
selanjutnya disebut sebagai LMB
Hari : Sabtu KEKUASAAN
ialah lembaga mahasiswa yang
Tanggal : 1 September 2001
menaungi aktifitas kemahasiswaan
Pukul : 13.45 WIB Pasal 18
dalam bidang penalaran, minat,
bakat, dan kegemaran di ITS. Musyawarah Besar Mahasiswa ITS
42 47
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Pasal 9 periode kepengurusan kepada PIMPINAN SIDANG PLENO MUBES III ITS 2001
Eksekutif Mahasiswa ITS Badan Eksekutif Mahasiswa ITS.
1. Eksekutif Mahasiswa ITS terdiri atas
Himpunan Mahasiswa Jurusan, Pasal 12 Ketua
Lembaga Mahasiswa Fakultas, Daerah Otonomi Politeknik Merangkap Anggota
Daerah Otonomi Politeknik, dan 1. Daerah Otonomi Politeknik yang
Badan Eksekutif Mahasiswa ITS selanjutnya disebut DOP
2. Eksekutif Mahasiswa ITS wajib merupakan bagian yang tidak
menjunjung tinggi Konstitusi Dasar terpisahkan dari KM ITS dan
KM ITS dan Haluan Dasar mempunyai kewenangan penuh Nugroho Fredivianus
Pengembangan Kemahasiswaan KM untuk mengatur rumah tangga NRP. 2298 100 113
ITS. organisasinya sendiri.
2. DOP terdiri dari lembaga-lembaga Wakil Ketua Wakil Ketua
Pasal 10 yang menjalankan fungsi eksekutif, Merangkap Anggota Merangkap Anggota
Himpunan Mahasiswa Jurusan legislatif , dan yudikatif di tingkat
1. Himpunan Mahasiswa Jurusan yang fakultas terhadap lembaga –
selanjutnya disebut HMJ ialah lembaga mahasiswa jurusan di
ormawa yang menaungi aktifitas politeknik.
kemahasiswaan dalam bidang Syamsu Rizal Fahmi Arifin
keprofesian di tingkat jurusan. Pasal 13 NRP. 2498 100 082 NRP. 4399 100 028
2. HMJ mempunyai kewenangan untuk Badan Eksekutif Mahasiswa ITS
mengatur rumah tangga 1. Badan Eksekutif Mahasiswa ITS
organisasinya sendiri. yang selanjutnya disebut BEM ITS
ialah ormawa yang menaungi
Pasal 11 aktifitas kemahasiswaan di tingkat
Lembaga Mahasiswa Fakultas institut.
1. Lembaga Mahasiswa Fakultas yang 2. BEM ITS terdiri dari presiden
selanjutnya disebut LMF, ialah sebagai pimpinan eksekutif,
ormawa yang menaungi aktifitas departemen dan presidium.
kemahasiswaan di tingkat fakultas. 3. Presiden BEM ITS bertanggung
2. LMF dibentuk oleh Forum HMJ jawab kepada mahasiswa ITS
berdasarkan kebutuhan bersama melalui Kongres Mahasiswa ITS.
HMJ di lingkungan fakultasnya dan 4. Presiden BEM ITS mempunyai hak
pendiriannya dikoordinasikan prerogatif untuk mengangkat dan
dengan Badan Eksekutif Mahasiswa memberhentikan Kepala
ITS. Departemen BEM ITS.
3. LMF berfungsi melakukan 5. Dalam menjalankan tugasnya,
pemberdayaan di bidang keprofesian Presiden BEM ITS dapat dibantu
dan menguatkan daya dukung kelengkapan-kelengkapan lain yang
terhadap Badan Eksekutif dianggap perlu.
Mahasiswa ITS. 6. Presidium BEM ITS terdiri atas
4. LMF wajib memberikan laporan Presiden BEM ITS sebagai
pertanggung jawaban dalam tiap koordinator presidium dengan
satu periode kepengurusan kepada pimpinan HMJ dan pimpinan
Forum HMJ. Eksekutif DOP sebagai anggota
5. LMF melakukan mekanisme presidium.
pelaporan kerja dalam tiap satu 7. Forum Presidium BEM ITS
merupakan forum koordinasi antara
46 43
MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS MUSYAWARAH BESAR III MAHASISWA ITS
Pasal 6
BAB II
Kedaulatan tertinggi KM ITS berada di
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
tangan mahasiswa ITS dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Organisasi
Pasal 8
Kemahasiswaan dan Lembaga Minat dan
Organisasi Kemahasiswaan yang
Bakat.
selanjutnya disebut Ormawa terdiri atas
Eksekutif Mahasiswa ITS, Legislatif
Pasal 7 Mahasiswa ITS dan Yudikatif
KM ITS bertujuan : Mahasiswa ITS.
44 45