You are on page 1of 22

TUGAS I

MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

NAMA DOSEN : HASBULLAH S.Pd., MT.

DISUSUN OLEH : IMAM ARIF RAHMAN

NIM : 1000614

PROGRAM STUDI TEKNIK TENAGA ELEKTRIK


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
SOAL

1. Apa yang anda ketahui tentang hukum kekekalan energi dan bagaimana jika dikaitkan dengan
konversi energi ? Berikan contohnya !
2. Sebutkan perbedaan sistem kerja PLTA, PLTMH, PLTPH yang meliputi prinsip kerjanya,
komponen utamanya, dan daya yang dihasilkannya !
3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang turbin reaksi dan turbin impuls, berikan contoh jenis
tersebut !
4. Sebuah PLTA memiliki debit air penggerak turbin sebesar 20 m 3 / detik dengan daya tinggi air
terjun 130 m. Apabila efisiensi turbin bersama generator 90% dan jika PLTA tersebut terbeban
penuh 24 jam. Hitung:
a. Jumlah produksi kWH nya.
b. Pemakaian airnya.
c. Besar pemakaian air yang diperlukan untuk memproduksi 1 MWH.
JAWABAN

1. Hukum kekekalan energi dan hubungannya dengan konversi energi.


Suatu energi itu dapat diubah atau dikonversi menjadi suatu kerja mekanis oleh suatu sistem
yang disebut sistem konversi energi. Hukum yang sangat terkenal dan mendasar pada proses
konversi energi ialah Hukum kekekalan energi (Law of the Conservation of Energi). Hukum ini
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, hanya dapat diubah
bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi jumlahnya pada setiap saat dalam proses
perubahan tersebut adalah tetap. Hal ini mengandung pengertian bahwa bila suatu jumlah
energi dalam suatu bentuk pemunculan tertentu dihilangkan, maka suatu jumlah energi yang
sama akan timbul dalam suatu bentuk yang lain atau bahkan lebih. Energi tersebut dapat
dirubah menjadi energi mekanik oleh suatu sistem pengkonversian energi untuk menghasilkan
suatu usaha yang berguna.
Contohnya dalam pembangkitan tenaga listrik. Pembangkitan tenaga listrik sebagian besar
dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan
tegangan bolak-balik tiga fasa. Energi mekanik yang diperlukan untuk memutar generator
sinkron didapat dari mesin penggerak generator atau biasa disebut penggerak mula (prime
mover). Mesin penggerak generator yang banyak digunakan dalam praktik, yaitu: mesin diesel,
turbin uap, turbin air, dan turbin gas. Mesin-mesin penggerak generator ini mendapat energi
dari:
1. Proses pembakaran bahan bakar (mesin-mesin termal).
2. Air terjun (turbin air).

Jadi, sesungguhnya mesin penggerak generator melakukan konversi energi primer menjadi
energi mekanik penggerak generator.
2. Sistem kerja PLTA, PLTMH, dan PLTPH yang meliputi prinsip kerjanya, komponen utamanya, dan
daya yang dihasilkannya.
a. PLTA
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan
energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang
cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di
jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya,
pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala. Berikut ini merupakan
penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air
yang masih belum digunakan.
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa
puluh abad yang lalu. Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk
pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-
peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu. Pada masa-masa antara
jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik
yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan
penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan
sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk
istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis. Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan
dengan 56 kW energi listrik.

Gambar 2.1 PLTA Itaipu, di Amerika Selatan


Gambar 2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air di Itaipu, Brazil.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling
matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang terpasang di
seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998).
Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115
TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik
pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari
sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan,
pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan
energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang
meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang
berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh
dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah digunakan.

 Prinsip kerja PLTA


Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan
kemudian menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air
atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun
turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin
menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat
digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki
kualitas listrik pada jaringan.

Gambar 2.1.1 Prinsip kerja PLTA

 Daya yang dihasilkan


Jumlah daya listrik yang dapat dibangkitkan pada suatu pusat pembangkit listrik tenaga air
tergantung pada ketinggian (h) dimana air jatuh dan laju aliran airnya. Ketinggian (h)
menentukan besarnya energi potensial (EP) pada pusat pembangkit (EP = m x g x h). Laju
aliran air adalah volume dari air (m 3) yang melalui penampang kanal air per detiknya (q
m3/s). Daya teoritis kasar (P kW) yang tersedia dapat ditulis sebagai:

Daya yang tersedia ini kemudian akan diubah menggunakan turbin air menjadi daya mekanik.
Karena turbin dan peralatan elektro-mekanis lainnya memiliki efisiensi yang lebih rendah dari
100% (biasanya 90% hingga 95%), daya listrik yang dibangkitkan akan lebih kecil dari energi
kasar yang tersedia.
Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang
kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya
optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat
besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian
air pada reservoir air di belakang bendungan.
Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air yang
masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat
berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan,
ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi
bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan
aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi
reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya.

b. PLTMH
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang masih banyak daerah-daerah yang masih
terpencil dan belum ada penerangan listrik dan terjangkau oleh PLN. Padahal listrik atau
penerangan sangat dibutuhkan oleh daerah tersebut agar daerah tersebut tidak ketinggalan
dalam memperoleh informasi yang bertujuan untuk memajukan daerah tersebut dan dapat
meningkatan pruduktifitas masyarakatnya. Oleh karena itu uintuk memenuhi kebutuhan akan
penerangan listrik untuk daerah terpencil perlu diciptakan alat yang dapat menjangkau tempat
terpencil yang murah dan ramah lingkungan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala kecil (kurang
dari 200 kW), yang memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber penghasil energi. PLTMH
termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean energy karena ramah lingkungan.
Dari segi teknologi, PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta
mudah dalam perawatan dan penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya operasi dan
perawatannya relatif murah, sedangkan biaya investasinya cukup bersaing dengan pembangkit
listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH mudah diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-
daerah terpencil yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan dapat
berupa aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.

Gambar 2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) khususnya didaerah terpencil


masih perlu dikembangkan melihat daerah di Indonesia yang banyak sekali gunung dan air
terjun yang belum dimafaatkan secara optimal, dan masih banyak pula daerah terpencil di
Indonesia yang belum terjangkau oleh aliran listrik (PLN) terutama untuk pos-pos TNI di daerah
terpencil dan perbatasan.Sebagai alternatif pembangkit listrik dengan menggunakan diesel
(PLTD) yang menggunakan bahan bakar minyak khususnya solar yang biaya operasionalnya lebih
besar dibanding PLTMH, disamping itu PLTMH juga ramah lingkungan.

 Prinsip kerja PLTMH.


PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang
ada padaaliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan
generator dan menghasilkan listrik. Skema prinsip kerja PLTMH terlihat pada gambar.
Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan untuk mengatur aliran
air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH. Bendungan ini dapat berupa
bendungan beton atau bendungan beronjong. Bendungan perlu dilengkapi dengan pintu air
dan saringan sampah untuk mencegah masuknya kotoran atau endapan lumpur. Bendungan
sebaiknya dibangun pada dasar sungai y ang stabil dan aman terhadap banjir.
Di dekat bendungan dibangun bangunan pengambilan (intake). Kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan saluran penghantar yang berfungsi mengalirkan air dari intake. Saluran ini
dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk mengeluarkan air y ang
berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau tertutup. Di ujung saluran pelimpah
dibangun kolam pengendap. Kolam ini berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring
kotoran sehingga air yang masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibuat dengan
memperdalam dan memperlebar saluran penghantar dan menambahnya dengan saluran
penguras. Kolam penenang (forebay) juga dibangun untuk menenangkan aliran air y ang akan
masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat (penstok). Saluran ini dibuat
dengan konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin ke rumah turbin untuk menghemat
pipa pesat.

Gambar 2.2.2 Komponen PLTMH

Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi
potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang akan memutar roda
turbin. Biasanya terbuat dari pipa baja yang dirol, lalu dilas. Untuk sambungan antar pipa
digunakan flens. Pipa ini harus didukung oleh pondasi yang mampu menahan beban statis
dan dinamisnya. Pondasi dan dudukan ini diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu
dirancang sesuai dengan kondisi tanah.
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam sebuah rumah yang
terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari pondasi rumahnya. Tujuannya
adalah untuk menghindari masalah akibat getaran. Rumah turbin harus dirancang
sedemikian agar memudahkan perawatan dan pemeriksaan.
Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian inlet. Di dalamnya
terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan turbin serta mengatur
jumlah air yang masuk ke runner/blade (komponen utama turbin). Runner terbuat dari baja
dengan kekuatan tarik tinggi yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan
memutar runner dan menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin. Energi
yang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini
harus balance. Turbin perlu dilengkapi casing yang berfungsi mengarahkan air ke runner.
Pada bagian bawah casing terdapat pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada
sebelah kiri dan kanan poros dan berfungsi untuk meny angga poros agar dapat berputar
dengan lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat diubah menjadi
energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro adalah generator sinkron dan
generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat berupa sistem transmisi langsung (daya
poros langsung dihubungkan dengan poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem
transmisi daya tidak langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk memindahkan day a
antara dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak, mudah
dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-benar lurus dan
putaran poros generator harus sama dengan kecepatan putar poros turbin.
Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling fleksibel. Gearbox
dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran. Sistem transmisi tidak langsung
memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan generator secara lebih luas karena
kecepatan putar poros generator tidak perlu sama dengan kecepatan putar poros turbin.
Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-
belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan pada
sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik y ang dihasilkan oleh generator dapat
langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah konsumen.

 Komponen Utama pada PLTMH.


Pada umumnya PLTM mempunyai tiga komponen utama yang masing-masing fungsinya
sangat menentukan, yaitu : turbin air, generator, dan governor (ELC). Pada pembangkit,
pengendalian putaran dimaksudkan untuk mengendalikan putaran (frekuensi) generator
sehingga pengendalian putaran dalam hal ini diutamakan berfungsi sebagai pengendali
frekuensi generator. Perubahan putaran (frekuensi) generator dapat disebabkan karena
adanya perubahan daya penggerak. Jika daya air yang masuk ke turbin dibuat selalu tetap
sehingga daya penggerak turbin selalu tetap, maka frekuensi dan respon generator akan
menjadi fungsi dari beban.
Agar frekuensi yang dihasilkan oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar beban dari
generator harus selalu tetap. Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya dapat
diatur sesuai dengan pengurangan beban dari PLTM. Beban tiruan ini disebut beban
komplemen. Pada suatu kondisi beban tertentu (misalnya pada beban sebesar 75% beban
Pengontrol Beban Elektronika Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro penuh), daya air
yang masuk ke turbin diatur sehingga diperoleh putaran generator yang dikehendaki. Jika
pada beban konsumen terjadi penurunan beban sebesar ΔI, maka beban komplemen akan
dilewati arus yang rata-ratanya akan sebesar penurunan arus akibat turunnya beban
konsumen (ΔI). Dengan demikian generator akan dibebani dengan total beban yang selalu
konstan.
Diagram blok dari uraian tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2.2.3 Diagram blok pembagian daya beban komplemen

Oleh karena daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban yang dirasakan oleh
generator juga selalu tetap, maka putaran generator senantiasa juga tetap. Dengan kata
lain, jika debit air konstan maka generator harus dibebani dengan daya konstan agar
putaran generator selalu tetap. Oleh karena beban konsumen tidak selalu konstan,
maka untuk menjaga kestabilan putaran turbin generator diperlukan beban komplemen
yang besarnya diatur oleh ELC sedemikian rupa sehingga :
Beban Konsumen + Beban Komplemen = Kapasitas Nominal Generator
Formula tersebut berlaku untuk setiap kondisi beban konsumen.

 Daya yang dihasilkan


Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:
daya (P) = 9.8 x Q x Hn x h;
di mana: P = Daya (kW)
Q = debit aliran (m3/s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta gravitasi
h = ef isiensi keseluruhan.

Misalnya, diketahui data di suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 300 m3/s2, Hn = 12 m
dan h = 0.5. Maka, besarnya potensi day a (P) adalah:
P = 9.8 x Q x Hn x h
= 9.8 x 300 x 12 x 0.5
= 17 640 W
= 17.64 kW

Gambar 2.2.4 Sebuah PLTMH di daerah Bantul, Yogyakarta

c. PLTPH
Pembangkit listrik tenaga piko hidro adalah pembangkit listrik yang menghasilkan daya
maksimum listrik sebesar lima kilowatt (5 kW). Sistem PLTPH ini memiliki
ukuran yang paling kecil dibandingkan dengan PLTMH.
Gambar 2.3.1 PLTPH di sebuah pedesaan

 Daya yang dihasilkan


Secara umum, persamaan daya pada PLTPH didasarkan pada :
Pin = H.Q.g (1)
Pout = H.Q.g.η (2)

Dimana,
Pin = Input daya (Hydro power)
Pout = Output daya (Generator output)
H = Head (meter)
Q = laju aliran air (liter / detik)
g = gravitasi (9,81 m/s2)
η = Efisiensi

 Prinsip Kerja
Inovasi terbaru dalam teknologi PLTPH telah membuatnya menjadi salah satu sumber daya di
beberapa negara miskin dan pedesaan yang sulit dijangkau oleh listrik PLN. PLTPH juga
merupakan sumber listrik serbaguna. Contoh perangkat yang
dapat diaktifkan oleh PLTPH adalah bola lampu, radio dan
televisi.
Gambar 2.3.2 Contoh aplikasi pico-hydro power sistem di daerah pedesaan

Biasanya, sistem PLTPH ditemukan di pedesaan atau daerah berbukit. Gambar 2.2.1
menunjukkan contoh aplikasi sistem PLTPH di daerah perbukitan. Sistem ini beroperasi
menggunakan reservoir air dari atas yang tingginya beberapa meter
dari tanah. Dari reservoir, air mengalir melalui sistem perpipaan menuju turbin. Dengan
demikian, turbin akan memutar alternator untuk menghasilkan listrik. Dan listrik tersebut
didistribusikan ke pedesaan.
 Komponen Utama
Komponen utama dari pembangkit listrik Piko Hidro adalah turbin dan generator. Jenis turbin
yang digunakan adalah tipe Kaplan yang mempunyai karakteristik dengan ketinggian rendah
dan debit air besar, bisa juga tipe Pelton yang mempunyai karakteristik dengan ketinggian
tinggi dan debit kecil. Generator yang digunakan dalam pembangkit listrik Piko Hidro
merupakan generator sinkron.
3. Turbin Reaksi dan Turbin Impuls
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan
generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi
potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impuls dan turbin reaksi.

Gambar 3.1 Macam-macam turbin

a. Turbin Reaksi
Yang dimaksud dengan turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah
seluruh energi air yang tersedia menjadi energi mekanik.
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga
runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip
ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air
dan berada dalam rumah turbin.
Macam-macam turbin reaksi :
 Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air
bertekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin
Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara
tangensial. Sudu pengarah pada turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang
tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada
berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan
yang tepat.

Gambar 3.1.1 Sketsa Turbin Francis

Gambar 3.1.2 Turbin Francis

 Turbin Kaplan & Propeller


Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin reaksi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari
propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam
sudu.

Gambar 3.1.3 Sketsa Turbin Kaplan

Gambar 3.1.3 Turbin Kaplan

b. Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Air keluar dari nosel yang
mempunyai kecepatan tinggi dan membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu, arah
kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda
turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin yang aliran air yang keluar dari nosel,
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir di sekitarnya. Semua energi tinggi tempat
dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Macam-macam turbin impuls :
 Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang
diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih oleh alat yang disebut
nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton
adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.

Gambar 3.2.1 Turbin Pelton

c.

Gambar 3.2.2 Nosel


Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan
berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan
membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem
penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran air
bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil.

Gambar 3.2.3 Turbin Pelton dengan banyak nozle

Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter
tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.

 Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo
merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle membentur
sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya
dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi
total sekaligus menurunkan biaya perawatan .

Gambar 3.2.4 Sudu turbin Turgo dan nosel

 Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang
merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan
perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada
debit air sebesar 20 liter/detik hingga 10 m 3/detik dan head antara 1 s/d 200 m.

Gambar 3.2.5 Turbin Crossflow

Gambar 3.2.6 Turbin Crossflow tipe T-14 produksi CV. Cihanjuang

Turbin crossflow menggunakan nosel persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar
runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi
kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan
energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner
turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

Gambar 3.2.6 Turbin Crossflow


4. Sebuah PLTA memiliki debit air penggerak turbin sebesar 20 m 3 / detik dengan daya tinggi air
terjun 130 m. Apabila efisiensi turbin bersama generator 90% dan jika PLTA tersebut terbeban
penuh 24 jam. Hitung:
a. Jumlah produksi kWH nya.
b. Pemakaian airnya.
c. Besar pemakaian air yang diperlukan untuk memproduksi 1 MWH.

Jawaban
a. P =ή.Q.h.g
= 0,9 . 20 . 130 . 9,81
= 22.955,4 watt
= 22.955,4 . 24 . 10-3 kWh
= 550, 93 kWh
b. Pemakaian air :
= 20 m3/s x 24 jam
= 20 x 86.400s
= 1.728.000 m3 (sehari)
c. P =ή.Q.h.g
6
10 = 0,93 . Q . 130 . 9,81
Q = 1.000.000 = 1.417.000.000 m3/s
0,93 . 130 . 9,81

= 1.417.000.000 x 86400s = 1.224.288 x 10 8 m3

You might also like