You are on page 1of 1

.

    Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian pasien gangguan alergik umumnya mencakup pemeriksaan darah, sediaan apus sekresi
tubuh test kkulit dan RASt (Radioallergosorbent test)  hasil pemeriksaan darah akan memberikan data-
data yang suportif untuk pelbagai kemungkinan diagnostik, kendati demikian tes darah hasil
laboratorium bukan Kriteria utama dalam pemeriksaan gangguan alergik. Pemeriksaan awal dapat
mencakup pemeriksaan ini :
Hitung darah lengkap dan hitung jeniseosinofil dalam keadaan normal merupakan 1% sampai 4% dari
jumlah total sel darah putih. Tingkat antara 5% sampai 15% adalah nonspesifik tetapi benar-benar
menunjukkan reaksi alergik.
Eosinofilia sedang 15%hingga 40% leukosit dalam darah sebagai eosinofel ditemukan pada pasien 
gangguan alerik disamping pasien gangguan malignitas, immunodefisiensi, infeksi parasit, penyakit
jantung congenital, dan pada pasien yang mengalamidialisis peritoneal.
Kadar  total  serum Ig E, kadar total serum IgE, yang tinggi mendukung diagnosis penyakit atopik ;
kendati demikian, kadar IGE yang normal tidak menyingkirkan kemungkinan diagnosisi gangguan alergik.
Kadar IgE tidak sesensitif pemeriksaan PRIST (paper radio immunosorbent test) dan ELISA (Enzyme-
linked immunosrbent assay).
Tes kulit. Tes kulit mencakup penyuntikan intra dermal atau aplikasi superficial yang dilakukan secara
bersamaan waktunya pada tempat-tempat terpisah dengan menggunakan beberapa jenis larutan.
Larutan ini masing-masing mengandung antigen yang mewakili suatu jenis alergen, termasuk tepung
sari.
Tes provokasi, tes provokasi meliputi pemberian allergen secara langsung pada mukosa respiratorius
dengan mengamati respon target tersebut. Tipe pengujian ini sangat membantu dalam mengena
allergen yang bermakna secara klinis pada pasien-pasien dengan hasil positif, kekurangan yang utama
pada tipe pengujian ini adalah keterbatasan satu antigen persesi dan risike timbulnya gejala yang berat,
khususnya bronkhospasme pada pasien asma.
“Tes radioallergosorbent, merupakan test pemeriksaan kadar IgE. Spesifik allergen. Sample serum
pasien dikenakan dalam jumlah kompleks allergen yang dicurigai. Jika terdapat antibody, kompleks ini
akan berikatan dengan allergen yang berlabel-radio aktif” (Smeltzer, Suzanne C, halaman 1760-1763)

You might also like