You are on page 1of 3

Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi dan diukur, relaistik, mudah dilakukan

dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan
kebidanan, maka diperlukan standar kebidanan untuk penjagaan kualitas. Pelayan
berkualitas dapat dikatakan sebagai tingkat pelayanan yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, standar penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan
penilaian kualitas pelayanan. hal ini menunjukkan bahwa standar pelayanan perlu
dimiliki oleh setiap pelaksana pelayanan.

Dalam penanganan kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal merupakan komponen


penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kebidanan di setiap
tingkat pelayanan, bila hal tersebut dapat diwujudkan, maka angka kematian ibu dapat
diturunkan. Sehubungan dengan hal tersebut standar pelayanan kebidanan itu mencakup
stabdar kegawatdaruratan dan standar untuk pelayanan kebidanan dasar.

Dengan demikian ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang
dikelompokkan dalam 1) Dua standar pelayanan umum; 2) Enam standar pelayanan
antenatal; 3) Empat standar pelayanan persalinan; 5) Tiga standar pelayanan nifas; dan 6)
Sembilan standar pelayanan kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal.

Rincian standar pelayanan kebidanan yang harus dilaksanakan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan:

1. Dua standar pelayanan umum

a. Standar 1: Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat. Bidan memberikan penyuluhan


dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segalan hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum (gizi, KB, kesiapan
dalam menghadapai kehamilan, persalinan dan nifas).

b. Standar 2: Pencatatan dan pelaporan. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan


yang dilakukannya yaitu registrasi, rincian pelayanan yang diberikan dan pencatatan
pelaporan.

2. Enam standar pelayanan antenatal

a. Standar 3: Identifikasi ibu hamil. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala agar ibu memeriksakan kehamilannya sejak dini.

b. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal. Bidan memberikan pelayanan ANC


paling sedikit 4 kali selama kehamilannya dengan aturan 1 kali pada trimester I, 1 kali
pada trimester II, 2 kali pada trimester III.

c. Standar 5: Palpasi abdominal. Bidan melakukan pemeriksaan Abdominal secara


seksama dan melakukan Palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan.

d. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan. Bidan melakukan tindakan


pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan. Bidan menemukan secara dini
setiap kenaikkan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preekalmsia,
serta mengambil tindakan yang tepat.

f. Standar 8: Persiapan persalinan. Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil
dan keluarga agar dapat bersalin pada tenaga kesehatan.

3. Empat standar pelayanan persalinan.

a. Standar 9 : Asuhan saat persalinan. Bidan menilai secara tepat bahwa persalina sudah
mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai selama proses
persalinan.

b. Standar 10: Persalinan yang aman. Bidan melakukan pertolongan persalinan yang
aman dengan sikap sopan dan asuhan persalinan ibu.

c. Standar 11: Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat. Bidan melakukan
penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban secara lengkap.

d. Standar 12: Penanganan Kala II dengan gawat janin melalui episiotomi. Bidan
mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan segera
melakukan episiotomi dengan aman untuk mempelancar persalinan.

4. Tiga standar pelayanan nifas.

a. Standar 13: Perawatan bayi baru lahir. Baidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir
untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksi sekunder, menemukan kelainan
dan melakukan tindakan atau merujuk.

b. Standar 14: Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan. Bidan melakukan
pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah
persalinan dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

c. Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas. Bidan memberikan
pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke tiga, minggu ke dua
dan minggu ke enam setelah persalinan dan memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum (kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI imunisasi dan KB).

5. Sembilan standar pelayanan kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal.

a. Standar 16: Penangan perdarahan pada kehamilan. Bidan mengenali secara tepat tanda
dan gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan
merujuknya.

b. Standar 17: Penanganan kegawatan pada eklamsia. Bidan mengenali secara tepat dan
gejala eklamsia mengancam, serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama.

c. Standar 18: Penanganan kegawatan pada Partus lama/macet. Bidan mengenali secara
tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta melakukan pengangan yang memadai dan
tepat waktu atau merujuknya.

d. Standar 19: Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor. Bidan mengenali kapan
diperlukan ekstrak vakum, dan melakukan secara benar.

e. Standar 20: Penanganan retentio plasenta. Bidan mampu mengenali retention palsenta
dan mampu memberikan pertolongan pertama, termasuk plsenta manual dan penganan
perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.

f. Standar 21: Penanganan perdarahan post partum primer. Bidan mampu mengenali
perdarahan berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan dan dapat melakukan
pengendalian perdarahan dan jika tidak berhasil segera merujuk.

g. Standar 22: Penagangan perdarahan post partum sekunder. Bidan mampu mengenali
secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum sekunder, dan melakukan
pertolongan pertam untuk melakukan juwa ibu dan atau merujuknya.

h. Standar 23: Penanganan sepsis puer peralis. Bidan mampu mengenali secara tepat
tanda gejala sepsi puer peralis, serta melakukan pertolongan pertama dan dapat merujuk.

i. Standar 24: Penanganan asfeksia. Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir
dengan asfeksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis
yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

Standar pelayanan kebidanan merupakan instrumen yang penting dalam meningkatkan


kualitas pelayanan kebidanan, khususnya bagi bidan sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan ibu dan anak, sehingga upay percepatan penurunan angka kematian ibu dapat
segera terealisasikan mengingat kejadian kasus kematian ibu banyak terjadi pada proses
persalinan.

Dalam pelaksanaan atau implementasi standar pelayanan kebidanan, kemampuan


menejemen dalam hal ini pengadaan buku pedoman, bimbingan teknis dan pelatihan-
pelatiahn teknis juga sangat penting agar standar ini digunakan oleh setiap petugas yang
memberikan pelayanan kebidanan. Khususnya tentang bimbingan dan evaluasi standar
pelayanan kebidanan telah disediakan format daftar tilik instrument yang dikenal dengan
instrumen audit SPK.

You might also like