You are on page 1of 6

B.

Proses Organisasi

Pengorganisasian merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan


pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Dalam menjalankan sebuah
organisasi, tentu diperlukan sebuah proses organisasi yang dapat membantu
keefektifan organisasi tersebut. Menurut Indriyo, 1997, proses organisasi
merupakan sebuah kegiatan yang berkenaan dengan komunikasi, pengambilan
keputusan, evaluasi prestasi kerja, sosialisasi dan pengembangan karier. Proses
organisasi membantu atasan dari sebuah organisasi dalam mencapai tujuan
bersama. Terdapat langkah-langkah dalam proses organisasi (Stoner, 1996) :

Merincikan seluruh tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk


pencapaian tujuan organisasi

Membagi beban kerja kepada seseorang atau sekelompok orang

Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan efisien

Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi


dalam satu kesatuan yang harmonis

Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian


untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Kelima langkah-langkah organisasi ini merupakan sebuah satu-kesatuan


yang harus dilakukan secara tepat dan cermat oleh seorang atasan, agar
pembagian tugas pekerjaan kepada seluruh bawahannya dapat diberikan secara
jelas dan terkoordinasi. Seorang atasan harus mampu merincikan, membagi dan
memantau tugas-tugas pekerjaan bawahannya dengan bijaksana.

C. Struktur Organisasi

Sruktur dari sebuah organisasi mencerminkan adanya susunan yang


formal dan sistematis di dalam sebuah organisasi. Susunan sistematis ini
mencakup pembagian posisi dalam sebuah organisasi, dan cara dari tiap-tiap
posisi ini dalam berhubungan dan bekerja sama demi tercapainya tujuan
organisasi tersebut. Struktur organisasi biasanya berupa kotak-kotak yang
dihubungkan oleh garis penghubung, sehingga dapat terlihat secara jelas
bagaimana struktur dari sebuah organisasi . Struktur ini mencerminkan pembagian
kerja yang jelas antara pimpinan dan bawahan. Selain itu struktur organisasi juga
membedakan jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh setiap anggota organisasi .
Manfaat utama adanya struktur organisasi adalah setiap anggota, baik pimpinan
atau bawahan dapat mengetahui secara jelas jenis tugas-tugas apa yang harus
mereka lakukan. Dalam menentukan struktur organisasi, ada beberapa unsur-
unsur yang harus diperhatikan :

Spesialisasi pegawai dalam melakukan tugas pekerjaannya

Spesialisasi ini mencakup keahlian pegawai dalam mengerjakan tugas


pekerjaan individu maupun tugas pekerjaan kelompok

Standarisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan yang telah di rencanakan

Dalam standarisasi organisasi diperlukan peraturan – peraturan yang akan


mengontrol jalannya kegiatan dan hubungan kerja antara atasan dab
bawahan dalam sebuah organisai
Koordinasi kegiatan antara atasan dan bawahan

Persamaan persepsi antara atasan dan bawahan sangat diperlukan, karena


tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan diantara keduanya saling
berkaitan dan berhubungan

Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan

Perbedaan antara sentralisasi dan desentralisasi terletak diantara pihak


yang mengambil keputusan. Pada sentralisasi, pihak yang mengambil
keputusan merupakan pihak atasan yang memimpin puncak organisasi,
sedangkan pada desentralisasi, pihak yang mengambil keputusan terletak
di pihak manajemen menengah dan pihak menengah ke bawah
Ukuran satuan kerja yang menunjukkan jumlah pegawai dalam sebuah
kelompok kerja

Semakin banyak jumlah pegawai dalam sebuah unit kelompok kerja


menunjukkan semakin efektif pula proses berjalannya sebuah organisasi.
Hal ini tentu perlu didukung oleh adanya spesialisasi dari pegawai-
pegawai tersebut

Ada dua jenis struktur organisasi, yaitu struktur organisasi formal dan
informal :

Struktur organisasi formal

Dalam struktur ini terbagi secara jelas pembagian tugas pekerjaan dari
masing-masing unit, bagaimana pekerjaan tersebut dapat dikoordinasikan
dan dikelompokkan. Struktur ini dapat dibuat dalam bentuk grafik yang
menghubungkan antar tugas pekerjaan, sehingga pembagian tugas dapat
secara jelas terlihat.
Struktur organisasi informal

Struktur ini menggambarkan tentang adanya hubungan antara pimpinan


dan bawahan, bahwa diantara pimpinan dan bawahan juga memiliki
interaksi sosial yang sangat mempengaruhi struktur organisasi formal.

Dalam menyusun sebuah struktur organisasi, ada empat pedoman yang


dapat dijadikan sebagai acuan (Indriyo, 1997), yaitu :

Asas Koordinasi

Asas ini dimaksudkan pembagian tugas haruslah menunjukkan adanya


hubungan yang efektif dari masing-masing tugas dalam rangka mencapai
tujuan bersama. Masing-masing pembagian tugas yang dibentuk dalam
struktur organisasi memiliki tingkatan kepentingan yang sama dalam
pencapaian tujuan. Sehingga tidak terjadi adanya pembagian tugas yang
sangat penting atau tugas yang tidak penting.
Asas Hirarki

Dalam asas hirarki, ditentukan jenis pembagian tugas yang lebih


terperinci. Hal ini dimaksudkan agar tujuan bersama yang cukup besar
dalan sebuah organisasi dapat tercapai.

Asas Batas Pengendalian

Penerapan asas hirarki membutuhkan pengendalian yang cukup besar. Hal


ini dikarenakan adanya tugas-tugas yang lebih terperinci. Tentu hal ini
menyebabkan semakin banyaknya bawahan yang harus dikontrol oleh
atasannya. Sehingga seorang atasan tidak dapat mengontrol secara tepat
dan cermat dari tugas-tugas bawahannya. Pada umumnya seorang atasan
memegang kendali antara empat sampai enam bawahan.

Asas Kesatuan Komando

Agar tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang bawahan tidak terjadi


kesimpangsiuran, maka beberapa bawahan harus memiliki satu atasan saja.
Dengan kata lain, seorang bawahan hanya bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja, tidak lebih.

Penggambaran bagan struktur organisasi dapat disajikan kedalam beberapa


bentuk (Indriyo, 1997), antara lain :

Bentuk piramidal

Bentuk vertikal

Bentuk horisontal

Bentuk sirkular

Bentuk struktur organisasi

Di lingkungan sekitar kita banyak terdapat organisasi- organisasi, yang


membedakan dari tiap-tiap organisasi adalah dasar kewenangan organisasi
tersebut, tanggung jawab dari masing-masing pekerja dan bagaimana hubungan
yang terjalin dalam organisasi tersebut.

Atas dasar ini, terdapat lima jenis bentuk organisasi (Indriyo, 1997), yaitu :

Organisasi garis (line organization)

Organisasi ini merupakan jenis organisasi yang paling tua dan yang paling
sederhana. Jenis organisasi ini banyak digunakan di organisasi kemiliteran.
Keuntungan organisasi garis antara lain kejelasan tugas yang diterima oleh
bawahan tidak simpang siur, karena organisasi ini hanya memiliki satu
atasan. Hal ini juga dapat mempercepat pengambilan keputusan dan
tingkat kerajinan dan kecakapan dari masing-masing pegawai dapat segera
diketahui karena atasan sering berhubungan langsung dengan para
bawahannya. Tetapi metode ini juga memiliki keburukan, yaitu seluruh
bawahan atau anggota organisasi tersebut hanya terpaku pada keputusan
atasan saja dan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan
keterampilannya terbatas.

Organisasi garis dan staf (line and staf organization).

Jika sebuah organisasi berkembang dengan cukup pesat, akan terjadi


penambahan jenis tugas perkerjaan dan tanggung jawab pekerjaan yang
bertambah luas. Hal ini tentu akan meyulitkan atasan untuk mengontrol
keseluruhan jalannya organisasi. Sehingga seorang atasan membutuhkan
seorang staf untuk untuk membantu keefektifan jalannya sebuah
organisasi. Staf ini merupakan orang-orang yang ahli dalam bidang
tertentu. Staf ini bertugas untuk memberi nasihat dan saran kepada
seorang atasan dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Organisasi ini memiliki kebaikan yaitu proses pengambilan keputusan
dapat berjalan dengan cepat, walaupun banyak orang yang diajak
berkonsultasi, karena seorang atasan masih berada di dalam satu tangan.
Keburukan dalam organisasi ini adalah seorang staf cenderung dapat
memerintah bawahannya atas dasar kewenangannya sendiri.

Organisasi fungsional (functional organization)

Jenis organisasi ini merupakan jenis organisasi yang disusun atas dasar
fungsi tugas yang harus dilakukan. Jenis ini banyak digunakan di
perusahaan-perusahaan, dimana pembagian tugas pekerjaan dapat
dibedakan secara tegas. Setiap jenis tugas pekerjaan memiliki tugas yang
berbeda satu sama lain, tetapi semua jenis pekerjaan tersebut sebenarnya
saling berkaitan. Organisasi fungsional memiliki beberapa kebaikan, yaitu
pembagian jenis pekerjaan menjadi lebih jelas dan terperinci dan
spesialisasi bidang para pegawai dapat berjalan lebih efektif dan dapat
dikembangkan. Tetapi, organisasi ini juga memiliki keburukan, yaitu
solidaritas antar pegawai kurang erat dikarenakan mereka cenderung
mempertahankan nama baik dari unit keahlian mereka masing-masing.

Indriyo, Gitosudarmo & Mulyono, Agus. (1997). Prinsip Dasar Manajemen.


Yogyakarta : BPFE

Stoner, James A.F. (1996). Manajemen. Jakarta : Erlangga

You might also like